Anak SMU baru

"Kaakk Langiiiittt ….." Suara cempreng Gita membelah lapangan.

Langit menahan nafas saat semua mata teman dan barisan guru tertuju padanya.

Ia melihat Gita berjinjit sambil melambai-lambaikan tangan dengan heboh.

Perlahan namun pasti Langit mendekati Gita, "Apaaaa, ini tuh lagi mau upacaraaa. Kamu anak baru jaga sikap kek," bisik Langit dengan penekanan.

"Kenapa sih?, ga boleh aku manggil-manggil Kak Langit di sekolah gitu?" protes Gita.

"Bukan gitu, ini lagi persiapan mau upacara dan kamu tuh anak baru, belum genap satu hari jadi anak SMU jangan cari masalah lah!" sergah Langit sambil berjalan kembali ke barisannya.

"Siapa tuh, cakep bener." Anggita menyikut Gita yang cemberut karena merasa diabaikan.

"Monyet," sahut Gita ketus.

"Ganteng juga monyet-monyet di sini." Anggita terbahak.

"Norak banget!" Seorang cewek lewat di barisan kelas Gita, dan dengan sengaja menyenggol tubuh Gita hingga hampir terjungkal.

"Heeeii!!, hati-hati ga punya mata loe!" hardik Nindy.

Cewek itu tidak peduli dan terus berlalu sambil tersenyum sinis ke arah Gita dan teman-temannya.

"Siapa sih itu, belagu banget. Kamu ga apa-apa Git?" tanya Anggita khawatir. Gita hanya menggeleng pelan.

"Ssttttt jangan ribut!" Seorang guru berkumis tebal tiba-tiba sudah berada di dekat mereka.

Hari pertama Gita di SMU, sungguh nano-nano rasanya. Pagi tadi dia sungguh bahagia bertemu dengan dua teman barunya, eh siangan dikit sepertinya ia baru saja bertemu dengan calon musuhnya.

Upacara pembukaan tahun ajaran baru, hanya di hadiri oleh anak baru di kelas sepuluh dan sebagian dari anak kelas sebelas serta kelas dua belas sebagai anggota OSIS.

Mereka akan mendampingi adik-adik kelas mereka, yang baru masuk untuk mengikuti masa pengenalan sekolah selama tiga hari.

Setelah selesai upacara, mereka dibagi berdasarkan kelas masing-masing di dampingi oleh empat kakak kelas dan satu guru pembina.

"Selamat siang kelas 10B, perkenalkan saya Bapak Agus, Guru Fisika di sekolah ini. Selama tiga hari saya akan mendampingi kalian dalam masa perkenalan lingkungan sekolah."

Rupanya guru berkumis tebal tadi menjadi guru pendamping kelasku … bagusss lengkap sudah. Batin Gita lemas.

"Selamat siang adik-adik, kenalkan saya Teddy Aliando kelas 12A. Saya di sini di bantu dengan Anita, Melinda dan Cakra akan mendampingi adik-adik di kelas 10B ini selama tiga hari. Jadi jika adik-adik semua ada kesulitan bisa sampaikan pada kami."

Gita sudah tidak peduli dengan barisan kalimat yang diucapkan Teddy, yang sempat mampir di pendengarannya hanya sampai kata Teddy Aliando, titik itu saja selanjutnya hanya seperti dengungan gerak lambat.

Sekejap mata Gita sudah terpesona dengan kesempurnaan sosok Teddy Aliando.

Wajahnya yang bersih, rambut yang cepak tapi terkesan modis. Postur tubuhnya yang atletis hhhmmm ….  memanggil untuk disentuh.

Suaranya oohhh … berat nan seksi.

"Git … Gita!" Anggita menepuk bahunya dengan keras.

"Apaan!" Gita menoleh kesal pada Anggita yang berada di belakangnya.

"Giliranmu perkenalan," bisik Anggita kesal.

Ternyata semua mata sedang tertuju padanya, termasuk Teddy yang memandangnya dengan senyum manisnya.

Perlahan Gita maju dengan fokus hanya pada Teddy, senyuman Teddy seakan memanggilnya.

"Siapa yang suruh kamu maju?!, perkenalan cukup di tempatmu aja ... Kepedean!" Bagai adegan menuju klim*ks yang diiringi lagu romantis tiba-tiba rusak terpotong dengan suara bebek mau bertelur.

Begitulah suara Melinda menginterupsi lamunan Gita, dengan dongkol dan malu Gita kembali ke tempatnya.

"Nama saya Gita Gempita, usia enam belas tahun baru bulan kemarin. Saya tinggal di daerah adem sari. Kalau ada yang mau anter kado, nanti saya kasih alamat lengkapnya," papar Gita sambil terus tersenyum memandang Teddy.

"Kamu adiknya Bima?" tanya Teddy.

"Kakak kenal?" Gita melebarkan matanya antusias.

"Siapa yang ga kenal dengan kakakmu, dia legenda di sekolah ini," sahut Teddy masih terus tersenyum.

Hidung Gita mengembang dan mengempis bangga. Ternyata idolanya ini mengenal kakaknya, satu langkah yang baik. Gita bersorak dalam hati.

"Sudah cukup!, selanjutnya," cetus Melinda sinis.

...🔹️...

"Hhhhh … capek bangettt," keluh Nindy.

Kelas mereka baru saja mendapat tugas menata taman di sisi barat gedung sekolah.

"Kita cari di mana nih tiga macam tanaman, besok sudah harus bawa kalo enggak mulut bebek itu nyerepet lagi." cetus Gita kesal.

"Tempat jual tanaman lah, ayo buruan nanti hujan. Kalian naik apa?" tanya Nindy, ia sudah berdiri mendahului.

"Angkot." ucap Gita.

"Ojek online." ucap Anggita.

"Hadalaahh, gua bawa motor ga cukuplah gonceng bertiga."

Tiba-tiba mata Gita menangkap sosok Langit yang berjalan dengan cepat.

"Kak Langiiittt," Gita berlari ke arah Langit yang sedang berjalan ke arah parkiran.

"Apa lagi, bisa ga sih kamu manggil ga usah pake jerat jerit?" Langit menoleh kanan kiri menahan malu.

"Kalo tadi aku manggilnya pelan Kak Langit pasti dah ngilang, jalannya cepet banget," sungut Gita.

"Anterin dong Kak," rayu Gita manja.

"Jangan pegang-pegang gitu ah," Langit melepaskan tangan Gita yang sudah bergelayut di lengannya.

"Emang mau kemana?" lanjut Langit.

"Beli tanaman untuk tugas besok, temen aku bawa motor, dia udah goncengan sama temen aku yang lain. Aku yang belom ada barengan." Gita memandang Langit like a puppy eyes.

"Buruan!," Langit berjalan cepat ke arah parkiran motor.

Gita mengikuti dengan gembira sambil memberi kode pada kedua temannya untuk segera berangkat.

"Aku ga bawa helm, pake ini." Langit memberikan hoddie-nya (sweater yang memiliki penutup kepala)

"Eeh, kamu duduknya gimana sih?!" seru Langit panik.

"Kenapa?" Gita yang sudah mengangkat kakinya bermaksud akan duduk seperti anak lelaki, urung karena melihat Langit yang melotot melihat tindakannya.

"Kamu tuh pake rok, duduknya nyamping aja!"

"Tarik roknya lebih kebawah, punya paha dipamer-pamerin kayak mulus aja." gerutu Langit.

"Cerewet banget sih!" sungut Gita kesal.

"Mau dianterin ga?!, ga mau turun jalan aja sendiri," tantang Langit.

"Buruaaan Kak, aku ditinggal tuh," rengek Gita sambil menunjuk kedua temannya yang sudah keluar dari area parkir.

"Makanya jangan cerewet!," sahut Langit sambil menyalakan motornya.

"Ku bilangin Kak Bima tau rasa,"

"Bilang aja sana, Bima sendiri yang minta aku awasin kamu. Kalau perlu di pecut aja katanya biar mau nurut." Langit tertawa keras.

"Aauchhhh, sakiiiitt." Gita pura-pura tidak peduli setelah mencubit pinggang Langit. Ia yakin Langit tidak akan bisa membalasnya karena sedang berada di jalan.

"Kak temen aku cantik ya," bisik Gita sambil menunjuk dua temannya di depan.

"Cantik," sahut Langit singkat.

"Kalau mau ku kenalin." Langit melirik sedikit ke arah belakang.

"Ga usah, kalau mau aku bisa kenalan sendiri," cetus Langit ketus.

"Beeuhh, sombong." Gita mencebik.

"Kak, kenal dekat ga sama yang namanya Teddy Aliando." Langit hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Kenaliiin dong," rengek Gita sambil menggoyang-goyangkan pundak Langit.

"Aaaaahh, Kaaakkk pelan-pelan!!" Gita memukul pundak Langit dengan keras.

Ia hampir saja terjatuh saat Langit menarik gas tiba-tiba, membuat tubuhnya sedikit terjengkang ke arah belakang.

"Makanya pegangan, baru sehari jadi anak SMA sudah genit ngomongin cowok mulu," gerutu Langit.

...❤❤...

Terpopuler

Comments

Emanuel adi Yoda

Emanuel adi Yoda

cepmek 😂😂😂

2023-03-16

1

Red Velvet

Red Velvet

MOS, biasa masa2 terpesona sama anggota OSIS apalagi Ketua osis nya cakep bener😆😆😆

2023-03-06

0

Santi Haryanti

Santi Haryanti

suka

2022-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Duka
2 Gita Gempita
3 Anak SMU baru
4 Mawar Putih
5 Caper
6 Rival
7 Mulai dekat
8 Ditembak
9 Punya cadangan
10 Ingkar
11 Ta*i kucing rasa coklat
12 Cup
13 Sendiri
14 Jauhi dia
15 Dua jagoan
16 Kakak yang ngeselin
17 Kakak vs gebetan
18 strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19 Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20 Mesum?
21 Keluar 'kandang'
22 Rasanya enak
23 Misteri Anggita
24 Mulut buaya
25 Perangkap
26 Jerat semakin ditebar
27 Marah
28 Jangan ganggu
29 Handphone baru
30 Menyelamatkan calon istri
31 Cemburu?
32 Dengarkan aku
33 Saran dari senior
34 Mama is the best
35 Kesal!
36 Aku Pelacur
37 Suka kaan?
38 Gadis import
39 Tembak menembak
40 Ma Cherie Empi
41 Aku rindu
42 Pertemuan keluarga
43 Aku pacar Langit
44 Jangan pukul Gita, Tante
45 Batasan jelas
46 Tolong jaga anak Om
47 Kamu Milik Ku
48 Nikah cepat
49 Pembuktian
50 jangan sebut dia pela*cur
51 Calon istriku
52 Nikah atau pergi ke Inggris?
53 Lamaran
54 Kak Bima
55 SAH
56 Kakak Ipar
57 Pijat memijat
58 SIM = Surat ijin Me ...
59 Pemanasan
60 Mandi dulu
61 Pertama bagiku dan juga bagimu
62 Pengaman jangan sampai lupa
63 Tamu tak diundang
64 Mantan?
65 Bosan
66 Marah
67 Maafkan aku
68 Datang lagi
69 Sakit
70 Test
71 Ada apa?
72 Teror
73 USG
74 Tanda tangan
75 Kehilangan
76 Pembalut
77 Informasi dari sahabat
78 Mengumpulkan bukti
79 Kepala sekolah
80 Ketua Yayasan
81 Ketua yayasan 2
82 Gaun pengantin
83 Bali
84 Happy Ending
85 Numpang lewat
86 Promo MPB
87 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Duka
2
Gita Gempita
3
Anak SMU baru
4
Mawar Putih
5
Caper
6
Rival
7
Mulai dekat
8
Ditembak
9
Punya cadangan
10
Ingkar
11
Ta*i kucing rasa coklat
12
Cup
13
Sendiri
14
Jauhi dia
15
Dua jagoan
16
Kakak yang ngeselin
17
Kakak vs gebetan
18
strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19
Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20
Mesum?
21
Keluar 'kandang'
22
Rasanya enak
23
Misteri Anggita
24
Mulut buaya
25
Perangkap
26
Jerat semakin ditebar
27
Marah
28
Jangan ganggu
29
Handphone baru
30
Menyelamatkan calon istri
31
Cemburu?
32
Dengarkan aku
33
Saran dari senior
34
Mama is the best
35
Kesal!
36
Aku Pelacur
37
Suka kaan?
38
Gadis import
39
Tembak menembak
40
Ma Cherie Empi
41
Aku rindu
42
Pertemuan keluarga
43
Aku pacar Langit
44
Jangan pukul Gita, Tante
45
Batasan jelas
46
Tolong jaga anak Om
47
Kamu Milik Ku
48
Nikah cepat
49
Pembuktian
50
jangan sebut dia pela*cur
51
Calon istriku
52
Nikah atau pergi ke Inggris?
53
Lamaran
54
Kak Bima
55
SAH
56
Kakak Ipar
57
Pijat memijat
58
SIM = Surat ijin Me ...
59
Pemanasan
60
Mandi dulu
61
Pertama bagiku dan juga bagimu
62
Pengaman jangan sampai lupa
63
Tamu tak diundang
64
Mantan?
65
Bosan
66
Marah
67
Maafkan aku
68
Datang lagi
69
Sakit
70
Test
71
Ada apa?
72
Teror
73
USG
74
Tanda tangan
75
Kehilangan
76
Pembalut
77
Informasi dari sahabat
78
Mengumpulkan bukti
79
Kepala sekolah
80
Ketua Yayasan
81
Ketua yayasan 2
82
Gaun pengantin
83
Bali
84
Happy Ending
85
Numpang lewat
86
Promo MPB
87
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!