"Hubungannyaaaa ... yaaaa ... dihubung-hubungin ajaahh," goda Bima sambil memajukan bibirnya.
"Apaan sih gaje banget!." Gita mengernyit dan berusaha menarik bibir kakaknya.
"Buruan, sudah belon makannya? Makan nasi goreng sama telor ceplok aja pake table maner, biasa juga bar-bar."
"Siapa tau jodoh aku Pangeran Dubai jadi harus siap-siap dari sekarang. Lagian masih jam enam juga, mo ngapain sih?"
"Mau ketemu sama Teddy," ucap Bima santai.
"Eeehhh kakak mau ngapain ketemu sama Teddy?" tanya Gita panik.
"Mo potong tytydnya, ya mo ngobrol lah takut banget, siapa mu sih dia?!" sergah Bima kesal melihat Gita yang terkesan melindungi Teddy.
"Ngobrol apaan?" desak Gita mengikuti Bima berjalan ke ruang tamu.
"Nyalon Presiden!, buruan makannya kenapa? malah ngikut sampe sini," Bima menggerutu saat membalikkan badan ternyata adiknya itu ikut jalan mengkutinya dari belakang.
"Aku takut Kak Bima ngomong aneh-aneh sama Teddy," ucap Gita dengan mulut yang masih penuh dengan nasi goreng.
"Jorok!" seru Bima, karena beberapa bulir nasi ikut keluar dari mulut Gita saat ia berbicara.
...❤...
Bima menghentikan motornya di depan gerbang sekolah, ia ikut masuk ke dalam pekarangan bekas SMU nya dulu. Beberapa guru masih mengenalnya, Bima memberi salam dan berbincang sejenak dengan mereka.
Adik kelasnya pun masih banyak yang mengingatnya terutama yang wanita, mereka terkejut saat Bima sang idola tahun lalu ada di tengah-tengah lapangan.
Sontak pagi itu sekolah Gita ramai layaknya jumpa fans, ada yang minta foto atau sekedar salaman.
Gita menatap kakaknya dari depan kelas dengan sebal. Ia merasa Bima sedang menikmati moment di mana sedang dipuja-puja lawan jenis.
"Kakakmu libur semester, Git?" Anggita menatap kagum ke arah tengah lapangan.
"Hmmm, kamu ga ikut sekalian minta poto bareng?" tanya Gita sinis.
"Ngapain berjubel kalo aku bisa dapet yang ekslusif dari kamu." Anggita menyenggol lengan Gita, dan memberi kedipan mata serta senyuman penuh arti.
"Diiihh, kamu ga tau aja dia di rumah bagaimana. Suka kentut sembarangan, ngupil main tempel sana sini, beol sengaja lupa siram, urusan mandi males banget, kalo aroma keteknya belum nyebar sampe depan pager ga bakalan masuk kamar mandi. Ga banget lah pokoknya." Gita menampilkan wajah seolah jijik.
"Saudara kok dijelekan-jelekan seperti itu!, ga baik tau Git." Nindy yang dari tadi hanya diam mengamati kehebohan di tengah lapangan, tiba-tiba menyela dan langsung meninggalkan Anggi dan Gita yang melongo keheranan.
"Lah kok ngamok dia, aku salah ngomong ya?" tanya Gita pada Anggi.
"Lagi PMS kali," sahut Anggita cuek.
Teddy mendekati Bima, dengan gaya berjalan khasnya sedikit mengayun bak model yang kata para wanita itu keren.
Bima tahu Teddy menghampiri dia, tapi berpura-pura tidak melihat.
Teddy berdiri dan tersenyum di antara para siswi yang masih berusaha merebut perhatian mantan idola SMU itu.
Merasa diabaikan Teddy berdehem, tapi karena begitu riuhnya para cewek suara Teddy tenggelam begitu saja. Setelah percobaan batuk ketiga yang hampir membuatnya bengek, akhirnya Bima mengangkat kepalanya lantaran kasihan.
"Heeii, broo baru lihat. Gimana kabarnya." Bima memberi tos, lalu menepuk bahu Teddy dengan keras yang memang di sengaja.
"Baik ... baik." Teddy meringis menahan sakit tapi gengsi, karena mata para cewek masih menatap mereka berdua penuh kekaguman.
"Bel masuk masih lama kan, ngobrol sebentar yuk." Bima memang bahasanya mengajak, tapi tangannya mendorong punggung Teddy sedikit memaksa.
"Girls, sorry banget aku ngobrol sama ketua OSIS kalian dulu yaaa," Bima melambaikan tangan, mengedipkan sebelah mata, dan tak lupa memberikan senyuman teramat manis pada barisan cewek di belakangnya.
"Deket sama adek aku huh?" tanya Bima langsung saat mereka berdua berada di pojokan gedung.
"Hehehee, ya Kak." Teddy tertawa pelan penuh kesopanan. Niat hati Teddy ingin mendekati Bima tadi, adalah untuk pansos (panjat sosial) agar semakin mempesona di mata para wanita.
"Sudah kamu apain?" Walaupun senyum masih ada di bibir Bima karena beberapa gadis masih melambaikan tangan padanya, namun sorot matanya tajam menatap Teddy.
"Hah? di apain maksudnya, Kak?!" ucap Teddy sok blo'on.
"Jangan pura-pura bodoh, atau aku harus teriak di tengah lapangan nanyain satu sekolah. Apa yang sudah kamu perbuat sama adek aku di atas panggung?"
"Ci-cium. Cuman kecup doang."
"Emang sudah jadi pacar?, emang sudah main ke rumah? main cium sembarangan di depan orang banyak lagi. Seenaknya aja bilang kecup doang, mau kamu di kecup Bik Yul penjaga kantin? kupanggilin sekarang!" Bima menahan kekesalannya.
"Ehh, jangan gitu lah Kak. Maaf lancang, tapi aku serius sama Gita. Beneran!"
"Masalahnya aku tuh sudah ga suka sama kamu. Serius ato ga serius jangan dekat-dekat lagi sama adekku." Bima menepuk bahu Teddy dengan keras berulang kali, dari jauh mungkin mereka berdua terlihat sangat akrab jika seperti itu.
Bima berjalan ke arah Gita yang berdiri di depan kelas mendekapkan kedua langannya di dada dan menatapnya marah.
"Pulang jam berapa?, nanti kakak jemput." Bima mengusap rambut Gita, bak kakak yang baik.
"Ngobrol apa tadi sama Teddy?" selidik Gita.
"Ga ada, cuman bagi tips supaya tetap jadi tampan selama di sekolah." Gita belagak mual dan ingin muntah mendengar penjelasan Bima.
"Haaii, aku Anggita." dengan semangat, Anggita menjulurkan tangannya ke arah Bima.
"Hai juga." Bima tersenyum lebar.
"Nggiit, ingat yang aku cerita tadi nanti illfeel loh."
"Kalo itu siapa namanya?" Bima menunjuk gadis yang duduk di belakang Anggita.
"Nindy namanya, Nin! ... itu salaman." Anggita menendang kaki Nindy agar bangkit berdiri menerima uluran salam dari Bima.
"Kayak ga asing?, kita pernah ketemu?" tanya Bima mengerutkan kening berusaha mengingat-ingat.
"Gak pernah," sahut Nindy dan langsung masuk ke dalam kelas.
"Modus iih, Kak Bima." Bima hanya tertawa pelan dan mengacak rambut Gita gemas.
"Inget, pulangnya tunggu Kakak ga usah nunggu si beruang itu."
"Beruang siapa?"
"Teddy beer ... ak." Bima segera berlari kecil menghindari teriakan Gita karena mengolok pujaan hatinya.
...❤...
"Kok Kak Langit?, Kak Bima bilangnya nungguin dia jemput kok." Gita bertahan saat Langit mengajaknya pulang.
Tanpa berkata apapun, Langit memperlihatkan pesan dari Bima di ponselnya.
Lang, tolong anterin pulang Gita ya. Aku ada perlu mendadak. Thanks be4
"Ga pulang sama Kak Bima, aku bebas dong mau pulang sama siapa aja." Gita baru saja berjalan dua langkah di tahan oleh Langit sehingga tubuhnya tertarik mundur.
"Aku parkir di sebelah sana, bukan di situ." Langit menarik paksa Gita yang terus berontak.
Sampai di tempat parkir sepeda motor, Gita melihat Teddy baru saja keluar dari tempat parkir dengan seorang cewek yang entah siapa namanya, dengan dada menempel erat pada punggung gebetannya itu.
Gita hanya diam saat Langit memakaikan helm dan mengaitkan talinya. Matanya sudah berkaca-kaca antara merasa malu dengan Langit dan juga kesal dengan Teddy.
...❤❤...
Pansos / panjat sosial : usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi.
Hanya info novel ini sedang diikutkan ikut kontes, jadi jangan lupa tiap babnya, like, komen, bunga dan kopi juga vote yaa ❤🥰🤗
Mampir ke karya teman aku yuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Red Velvet
Nindy kayanya ada hubungan sama Bima deh dimasa lalu. 🤔
2023-03-23
0
Santi Haryanti
cinta pertamanya Nindy
2022-04-05
0
Ayytaehyung💜
ᵏᵃʸᵃ ⁿʸᵃ ᶜ ⁿⁱⁿᵈʸ ⁱᵗᵘ ᵘᵈʰ ᵏⁿˡ ˢᵐᵃ ᵇⁱᵐᵃ ..ᵖʳⁿʰ ᵏⁿ ᵗᵘʰ ᵈⁱᵃ ᶜʳᵗᵃ ᵏ ᵃⁿᵍᵍⁱ ᵏᵗⁿʸᵃ ʲᵗᵘʰ ᶜⁱⁿᵗᵃ ʷᵏᵗᵘ ˢᵐᵖ ᵃᵖᵃ ᵏ ᵇⁱᵐᵃ ʸᵃ
2022-01-27
3