Caper

"Galak banget!," sembur Gita.

"Buruan mandi!, sudah besar masih aja ngompol," goda Langit.

"Iiihhh, sapa juga yang ngompol!, Maaaa ...." Gita masih ingin melanjutkan protesnya, tapi sudah terlanjur digiring Mama masuk ke dalam kamar mandi.

"Ayoo Lang, sarapan dulu sambil nungguin Gita mandi." Tante Silvi mengambilkan Langit piring beserta lauknya.

"Gimana si Gita di sekolah, tante tuh sebenarnya khawatir maunya tante sih dia sekolah yang khusus putri aja gitu."

"Kenapa tan?" tanya Langit heran.

"Gita kan labil anaknya, kalau ketemu sama teman yang baik ya syukurlah, tapi kalau sama teman yang bawa pengaruh buruk pasti bisa ngikut aja tu anak," keluh Mama Gita sambil memandang pintu kamar mandi.

"Untung masih ada kamu di sekolah Lang, jadi bisa bantu awasin."

"Yaa tan, Bima juga sudah pesan yang sama. Sejauh ini aman-aman aja kok."

Saat Langit akan menyendokan nasi goreng ke dalam mulutnya, pintu kamar mandi terbuka dan Gita dengan santainya keluar hanya dengan berbalut handuk di badan.

"Bujubuneeenngg, Gitaaaaa!! ...." Suara Tante Silvi memekik membelah pagi hari.

...🔹️...

Setelah insiden di pagi hari, sepanjang perjalanan Langit hanya diam tidak berkata apapun hingga sampai di sekolah.

Pagi-pagi di sodori pemandangan menyejukan mata siapa yang menolak, tapi waktunya aja yang kurang tepat.

Seperti pagi ini mau masuk sekolah, pikiran Langit sudah teracuni dan sudah pasti tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.

"Makasih ya Kak," kata Gita saat turun dari sepeda motor.

"Hmmm," sahut Langit tak acuh.

"Daaaa," Gita melambaikan tangan lalu berlari kecil ke arah kelasnya.

Saat Langit berjalan menuju kelasnya, ia melihat Gita berbicara berdua dengan Teddy di bawah tangga.

Gita tampak malu-malu sambil memilin rambut panjangnya, ia tampak senang sekali.

Langit berjalan melewati mereka berdua, tapi sepertinya kehadiran dia tidak mempengaruhi apapun. Gita dan Teddy tetap berbicara saling menatap penuh kekaguman.

Brruukk ....

Langit melempar tas ke atas mejanya. Pagi ini tiba-tiba moodnya anjlok melihat adik sahabatnya itu berdua dengan Teddy.

Masih sama situasinya saat kegiatan di siang hari, kelas Gita bertugas merawat kebun yang berada di belakang sekolah. Mereka masing-masing menanam tanaman yang sudah mereka bawa dari rumah.

Sedangkan Langit membantu mengawasi adik kelas yang lain, bertugas memperindah deretan kelas di lantai dasar.

Dari jauh ia melihat Teddy dan Gita semakin dekat dan akrab. Lebih tepatnya Gita yang selalu berusaha dekat dengan Teddy.

Anak itu terlalu berani sekali, batin Langit dongkol.

Langit mengambil ponselnya lalu mengetik pesan pada Gita.

"Jangan genit-genit sama cowok, aku bilangin Mamamu loh," Gita tampak mencari-cari sang pengirim pesan. Saat Gita melihat Langit berdiri di lorong kelas, ia menjulurkan lidahnya pada Langit.

"Pacar?" tanya Teddy.

"Dia? bukanlah. Kak Langit itu teman Kakak aku, kita sudah kayak saudara aja," sahut Gita.

"Yaa, aku tahu kok. Mereka berdua itu terkenal banget, yang satu ramah juga aktif kegiatan, yang satu lagi cool." Gita tampak tidak peduli dengan topik pembicaraan tentang Bima dan Langit.

"Mmm Kak Teddy kapten team basket ya, kapan ada pertandingan lagi? aku pingin lihat pasti keren sekali." Gita terus berusaha memgikuti kemana Teddy melangkah.

"Hei kamu!, area kamu itu di sini bukan di sana!. Kecentilan!" Melinda berseru dari ujung lapangan, membuat hampir semua yang ada di sekitar mereka ikut menoleh.

"Git, ayo ngapain sih kamu di situ." Nindy menarik Gita menjauh dari Teddy.

"Dia itu yang sirik, orang cuman ngobrol aja," sahut Gita kesal. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menusuk-nusuk tanah dengan sekop kecil.

"Kamu yang salah, jelas-jelas bagian kita di sini, kamunya main nempel aja," celetuk Anggita, teman Gita yang selalu memperhatikan penampilan. Topi yang lebar, sarung tangan dan masker melengkapi kegiatannya berkebun siang ini.

Gita hanya terdiam menahan jengkel pada Melinda, terlebih teman-temannya tidak ada yang mendukungnya.

Sekarang yang ia lihat malah Melinda yang berusaha mencari perhatian gebetannya.

...🔹️...

"Empi, mau kemana ayo pulang bareng," panggil Langit saat melihat Gita berjalan lurus melewatinya.

"Duluan aja, aku mau pulang bareng Kak Teddy."

"Empi!, aku itu diminta Mamamu buat ngawasin kamu."

"Awasin apa sih, aku juga ga ngapa-ngapin kok. Siniin helmnya," Gita menyambar helm yang terkait di spion motor, dan terus berlalu menghampiri Teddy.

"Kak aku pulang bareng boleh?" pinta Gita pada Teddy penuh harap.

"Boleh ... eh, tapi nanti dia marah loh." Teddy mengarahkan kepalanya ke Langit yang masih berdiri menatap mereka dari kejauhan.

"Ga apa-apa, emang dia agak lebay gitu. Boleh kan Kak?" Teddy tersenyum mengangguk.

"Nanti ada yang marah ga kalo aku digonceng sama Kak Teddy," pancing Gita.

"Siapa yang mau marah?, apa kamu mau jadi yang marah-marah kalo aku gonceng cewek lain." Gita tertawa tersipu mendengar godaan dari Teddy.

Langit hanya bisa pasrah melihat Gita naik ke atas motor dan melewatinya begitu saja.

Baru saja tadi pagi Tante Silvi berpesan, untuk mengawasi anak gadisnya dan ia juga menyanggupinya.

Sekarang di depan matanya sendiri, Gita pulang bersama dengan seorang pria.

Ia merasa sangat gagal dan bersalah di mata Tante Silvi dan Bima.

...🔹️...

Datang ke kantor menjadi jadwal rutin Langit setiap pulang sekolah.

Seperti siang ini, walaupun tidak ada berkas yang harus ia tandatangani atau rapat yang harus ia hadiri Langit tampak duduk di kursi direktur menatap ke luar jendela masih dengan seragam sekolahnya.

Ia memandangi padatnya lalu lintas dari ketinggian gedung berlantai sepuluh.

Langit merasa harinya kosong dan monoton sejak Bima kuliah di luar kota.

Ia tidak terlalu punya banyak teman, di sekolah juga tidak banyak yang mengetahui jika ia anak tunggal dari perusahaan besar.

Hanya beberapa guru, kepala sekolah dan di kalangan murid hanya Gita saja yang tahu. Itupun sepertinya Gita juga tidak ambil peduli.

Sudah dipastikan jika teman sekolahnya tahu mereka akan seperti lalat yang mendekat.

Langit tipe anak yang tidak terlalu suka bersosialisasi dengan orang baru. Jika orang itu yang mendekat akan ia sambut dengan baik, tapi jangan harap ia yang akan datang menyodorkan tangannya untuk bersalaman duluan.

Langit kembali mengirim pesan pada Gita, hanya untuk sekedar mengecek apa gadis itu sudah sampai di rumah dengan selamat.

"Di mana?"

"Nongkrong," balas Gita singkat setelah lebih dari lima belas menit pesan singkatnya terkirim.

"Kenapa ga langsung pulang?, kamu di mana?" Pesan yang terkirim hanya centang satu.

"Gita."

"Gita pulang sekarang!"

"Kamu di mana? aku jemput."

Semua pesan Langit tidak terbaca. Langit mencoba menghubungi namun tidak ada respon.

Langit mendatangi satu persatu tempat nongkrong anak-anak SMU yang terkenal, tapi tetap tidak melihat Gita ada di sana.

Setengah putus asa, Langit menghubungi Tante Silvi berharap Gita sudah sampai di rumah.

"Siang Tan, maaf apa Gita sudah sampai di rumah?" tanya Langit was-was.

"Belum Lang, tante pikir sama kamu jadi tante tenang aja. Dia sama siapa Lang?, dah jam tiga loh ini. Duh anak itu kemana toh, baru masuk SMU aja sudah banyak tingkah." Tante Silvi terus mengomel panik menambah rasa bersalah Langit.

"Tante tenang aja ya, Langit cari ke teman-temannya Gita dulu." Langit menyesal tidak menyimpan nomer ponsel Anggita dan Nindy.

Ia memilih menghubungi Teddy, tidak susah mendapat nomer ponsel idola sekolah karena hampir semua murid menyimpannya.

"Ted, Gita sama kamu?" cecar Langit langsung tanpa berbasa-basi.

"Iya, kenapa? eeh, maaf ini siapa?" sahut Teddy ramah.

"Antar pulang sekarang juga." Tanpa menjawab Langit langsung mengakhiri panggilannya.

...❤❤...

Seperti biasa pesannya jangan lupa like dan komen wajib pokoknya. yang mau tambahin vote, bunga, kopi saya berterima kasiiiihh banget semoga diberikan rejeki yang banyak. Amin 🙏😁

Mampir juga ke karya aku yang pertama ya

Terpopuler

Comments

Tamirah

Tamirah

jadi cewek gak usah ganjen bersikaplah anggun walau menyukai seseorang gk perlu lebay bertingkah murahan.

2024-10-21

0

kalea rizuky

kalea rizuky

langit masih sekolah kah

2024-10-06

1

Red Velvet

Red Velvet

Gita hati2 kau itu baru keluar kandang belum tau pergaulan dunia luar.🤨

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Duka
2 Gita Gempita
3 Anak SMU baru
4 Mawar Putih
5 Caper
6 Rival
7 Mulai dekat
8 Ditembak
9 Punya cadangan
10 Ingkar
11 Ta*i kucing rasa coklat
12 Cup
13 Sendiri
14 Jauhi dia
15 Dua jagoan
16 Kakak yang ngeselin
17 Kakak vs gebetan
18 strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19 Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20 Mesum?
21 Keluar 'kandang'
22 Rasanya enak
23 Misteri Anggita
24 Mulut buaya
25 Perangkap
26 Jerat semakin ditebar
27 Marah
28 Jangan ganggu
29 Handphone baru
30 Menyelamatkan calon istri
31 Cemburu?
32 Dengarkan aku
33 Saran dari senior
34 Mama is the best
35 Kesal!
36 Aku Pelacur
37 Suka kaan?
38 Gadis import
39 Tembak menembak
40 Ma Cherie Empi
41 Aku rindu
42 Pertemuan keluarga
43 Aku pacar Langit
44 Jangan pukul Gita, Tante
45 Batasan jelas
46 Tolong jaga anak Om
47 Kamu Milik Ku
48 Nikah cepat
49 Pembuktian
50 jangan sebut dia pela*cur
51 Calon istriku
52 Nikah atau pergi ke Inggris?
53 Lamaran
54 Kak Bima
55 SAH
56 Kakak Ipar
57 Pijat memijat
58 SIM = Surat ijin Me ...
59 Pemanasan
60 Mandi dulu
61 Pertama bagiku dan juga bagimu
62 Pengaman jangan sampai lupa
63 Tamu tak diundang
64 Mantan?
65 Bosan
66 Marah
67 Maafkan aku
68 Datang lagi
69 Sakit
70 Test
71 Ada apa?
72 Teror
73 USG
74 Tanda tangan
75 Kehilangan
76 Pembalut
77 Informasi dari sahabat
78 Mengumpulkan bukti
79 Kepala sekolah
80 Ketua Yayasan
81 Ketua yayasan 2
82 Gaun pengantin
83 Bali
84 Happy Ending
85 Numpang lewat
86 Promo MPB
87 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Duka
2
Gita Gempita
3
Anak SMU baru
4
Mawar Putih
5
Caper
6
Rival
7
Mulai dekat
8
Ditembak
9
Punya cadangan
10
Ingkar
11
Ta*i kucing rasa coklat
12
Cup
13
Sendiri
14
Jauhi dia
15
Dua jagoan
16
Kakak yang ngeselin
17
Kakak vs gebetan
18
strawberry cheesecake smoothie pereda sakit hati
19
Gita : Aku suka dia titik ga pake koma
20
Mesum?
21
Keluar 'kandang'
22
Rasanya enak
23
Misteri Anggita
24
Mulut buaya
25
Perangkap
26
Jerat semakin ditebar
27
Marah
28
Jangan ganggu
29
Handphone baru
30
Menyelamatkan calon istri
31
Cemburu?
32
Dengarkan aku
33
Saran dari senior
34
Mama is the best
35
Kesal!
36
Aku Pelacur
37
Suka kaan?
38
Gadis import
39
Tembak menembak
40
Ma Cherie Empi
41
Aku rindu
42
Pertemuan keluarga
43
Aku pacar Langit
44
Jangan pukul Gita, Tante
45
Batasan jelas
46
Tolong jaga anak Om
47
Kamu Milik Ku
48
Nikah cepat
49
Pembuktian
50
jangan sebut dia pela*cur
51
Calon istriku
52
Nikah atau pergi ke Inggris?
53
Lamaran
54
Kak Bima
55
SAH
56
Kakak Ipar
57
Pijat memijat
58
SIM = Surat ijin Me ...
59
Pemanasan
60
Mandi dulu
61
Pertama bagiku dan juga bagimu
62
Pengaman jangan sampai lupa
63
Tamu tak diundang
64
Mantan?
65
Bosan
66
Marah
67
Maafkan aku
68
Datang lagi
69
Sakit
70
Test
71
Ada apa?
72
Teror
73
USG
74
Tanda tangan
75
Kehilangan
76
Pembalut
77
Informasi dari sahabat
78
Mengumpulkan bukti
79
Kepala sekolah
80
Ketua Yayasan
81
Ketua yayasan 2
82
Gaun pengantin
83
Bali
84
Happy Ending
85
Numpang lewat
86
Promo MPB
87
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!