Mau Dekat Sama Kamu

Tania menautkan kedua alisnya menatap heran pada siswi yang baru saja menyenggolnya, sang siswi tak sedikitpun meminta maaf pada Tania atas perbuatannya.

"Hei!" teriak Nurul kesal melihat anak didiknya yang tidak memiliki sopan santun.

Tania memegang lengan Nurul, dia merasa ada sesuatu yang membuat siswi tadi sengaja melakukan hal itu padanya.

"Udahlah, cuekin aja!" Tania menarik tangan Nurul melangkah menuju tempat berkumpulnya para mahasiswa PPL lainnya.

Saat Tania dan Nurul telah berkumpul dengan teman-temannya, acara tournament futsal pun di mulai.

Tim yang akan bertanding adalah kelas XI IPA 1 dengan kelas XI IPS 1.

Tania melihat Sandy berdiri sebagai kapten untuk timnya. Aku menyaksikan pertandingan itu dengan baik sama seperti teman-teman yang lain.

Namun, aku melihat sesuatu yang lain dari Sandy, sejak awal pertandingan, matanya selalu mencuri pandang ke arahku membuat beberapa siswi ikut melirikku.

Sebagai seorang guru, aku harus bisa bersikap profesional. Aku mengacuhkan pandangan Sandy deng fokus pada pergerakan bola yang digiring oleh setiap pemain.

"Tan, loe ngerasa ada yang aneh nggak, sih?" bisik Nurul di telinga Tania.

"Apanya yang aneh?" tanya Tania balik sambil berbisik.

"Lihat deh, kayaknya banyak siswi yang melirik ke arah loe," ujar Nurul menyampaikan apa yang diperhatikannya.

"Cuekkin aja, Rul. Anggap aja nggak terjadi apa-apa!" pinta Tania berbisik pada Nurul.

Nurul menoleh ke arah Tania.

"Bersikaplah sewajarnya!" ucap Tania dengan nada tegas pada sahabatnya.

Nurul mengerti dengan ucapan Tania, dia pun bersikap seperti tak melihat hal yang aneh di hadapannya.

Setelah sesi pertama selesai, perut Tania terasa sakit.

"Rul, gue ke toilet dulu, ya."

Tania langsung melangkah menuju toilet, dia melewati koridor sekolah yang sepi karena semua orang berkumpul di lapangan.

Sandy yang baru keluar dari toilet tersenyum saat melihat Tania yang berjalan ke arahnya. Dia memiliki ide gila untuk dapat menarik perhatian sang guru.

Tania masuk ke dalam toilet untuk menyelesaikan hajatnya, tak berapa lama dia keluar dari toilet.

"Eh!" pekik Tania yang tertahan karena Sandy membekap mulut Tania.

Sandy melangkah mendekati Tania, membuat Tania mundur hingga punggungnya menyentuh dinding.

Tania tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Ka-kamu mau apa?" tanya Tania gugup, dia takut Sandy melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya.

"Aku cuma mau dekat sama, Kamu." Sandy berbisik di telinga Tania.

"Tapi gak seperti ini caranya," bantah Tania.

Tania mendorong tubuh kekar Sandy, dia hanya berpindah satu langkah dari Tania. Hal it membuat Tania tak bisa lepas dari Sandy.

"Lalu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lebih dekat denganmu?" tanya Sandy memojokkan Tania.

"Hahaha," tawa beberapa orang siswi melangkah menuju posisi mereka berada.

Sandy menoleh, memperkuat indera pendengarannya. Di saat Sandy lengah, Tania berlari melepaskan diri dari pria yang satu hari ini membuat jantungnya berdetak tak beraturan.

Tania melangkah meninggalkan koridor sekolah, sebelum dia sampai di lapangan, Gita beserta genknya menghadang Tania.

"Kebetulan nih, kita ketemu dia di sini." Gita meruncingkan telunjuknya ke wajah Tania.

Tania bingung dengan apa yang dilakukan oleh Gita. Seketika dia teringat siswi yang berani menghadangnya saat ini adalah siswi yang tadi menabraknya saat baru sampai di sekolah.

"Maaf, maksud kalian apa? Bisakah kamu bicara dengan sopan? Saat ini saya adalah guru kalian," ujar Tania tegas.

"Alah, kita itu hanya beda umur beberapa tahun saja, Buat apa gue hormati loe?" bentak Gita sinis.

Tania berusaha tak menghiraukan perkataan mereka, dia pun hendak melangkah, tapi dua teman Tania menarik tangan Tania hingga Tania terjatuh.

"Gita!" teriak Sandy menghampiri mereka.

"Apa yang loe lakukan sama buk Tania?" bentak Sandy tak suka.

"Ini gara-gara dia sudah merebut perhatian kamu dari aku," jawab Gita jujur mengungkap alasan dia membenci Tania.

"Bodoh!" bentak Sandy, lalu dia mengajak Tania meninggalkan tempat itu.

Gita adalah salah satu siswi yang pernah di pacari Sandy.

Baru pacaran satu Minggu, Sandy sudah memutuskan Gita, sifat Sandy yang suka bergonta ganti kekasih sudah menjadi rahasia umum, tapi Gita tidak memperdulikan hal itu hingga dia pun menjadi korban si buaya darat yang bernama Sandy.

Gita terus berusaha kembali mendapatkan Sandy dengan berbagai hal, dia akan menyingkirkan siapa saja yang akan menjadi mangsa Sandy selanjutnya termasuk guru PPL yang sedang diincar oleh Sandy.

"Lain kali, jangan berjalan sendirian di sekolah ini di saat sepi!" pesan Sandy pada Tania kemudian dia berlalu bergabung dengan teman-temannya.

Tania pun melangkah gontai menuju posisi Nurul dan teman-teman mahasiswa PPL yang masih asyik menonton tournament yang sedang berlangsung.

"Kamu ke mana aja, Tan? Lama banget!" keluh Nurul yang hampir saja dia hendak menyusul Tania ke toilet.

"Tadi kan gue udah bilang ke toilet," jawab Tania menutupi apa yang baru saja di alaminya.

"Lama banget, tau!" gerutu Nurul.

Pada pukul 17.30 semua acara usai, para siswa pun bersiap-siap untuk pulang begitu juga dengan para mahasiswa PPL lainnya.

*****

Satu Minggu acara OSIS berlalu, selama acara di sekolah Tania mulai berhati-hati, dia selalu pergi bersama Nurul atau teman yang lainnya. Dia tak berani berjalan sendirian selama berada di sekolah.

Hal itu membuat Gita dan Sandy tak bisa mendekati Tania.

Puncak acara penutupan ajang yang diadakan oleh OSIS akan diselenggarakan di sebuah pantai.

Seluruh mahasiswa PPL mendapat tawaran untuk ikut bersama mereka.

Eko sebagai ketua mahasiswa PPL meminta seluruh teman sejawatnya untuk ikut dan tak seorang pun yang bisa menolak.

"Rul, gue males ikut dengan rombongan anak-anak OSIS," keluh Tania sebelum tidur pada sahabatnya.

"Kenapa?" Tanya Nurul heran.

"Ya malas aja," jawab Tania tak beralasan.

"Tumben kamu males yang beginian, biasanya kamu lho yang paling heboh kalau berhubungan dengan jalan-jalan ke pantai," ledek Nurul yang hafal dengan kesukaan sahabatnya.

"Kali ini suasananya beda, Rul. Kalau sama teman-teman kita sih seru, tapi ini sama siswa gitu lho. Kita nggak akan bisa bebas, harus jaga wibawa di depan mereka." Tania memberi alasan yang masuk akal.

Sebenarnya dia tak ingin ikut karena dia yakin, Sandy akan berusaha mendekatnya. Dia masih trauma dengan beberapa kejadian yang telah mengusik pikirannya beberapa hari ini.

"Tapi, loe kan tahu, Eko minta kita untuk ikut semua. Nggak ada alasan untuk menolak tawaran tersebut." Nurul mengingat pesan Eko kemarin di saat rapat.

"Huufft," Tania menghela napas panjang.

Dia mulai menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan berbagai hal yang terjadi sejak dia berjumpa dengan Sandy.

Drrrttt ... drrrttt ... drrrttt ....

Ponsel Tania berdering, dia melihat panggilan di layarnya dari nomor tak dikenal.

Tania mengernyitkan dahinya, dengan pelan dia mencoba menekan tombol hijau, lalu menaruh ponselnya di telinganya.

"Ha-halo" lirih Tania pelan.

Bersambung...

Readers yang baik hati mohon dukungan nya dengan meninggalkan jejak...

Rate...

Like...

Komentar...

Hadiah...

dan

Vote...

Terima kasih🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HRSNYA OTHOR BUAT SANDY UDH KLAD XII, BKN KLS XII, BIAR GK JAUH JARAKNYA DGN TANIA..

2023-06-18

0

Nastio Iman

Nastio Iman

cakeep

2022-01-12

0

Azfa Humaira

Azfa Humaira

oh no

2022-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!