Saat mereka sedang asyik menikmati makanan mereka ponsel Tania berdering, dia merogoh saku celana jeans-nya lalu mengeluarkan ponselnya.
Tania tersenyum saat melihat nama sang kekasih tertera di layar ponselnya. Dia menekan tombol hijau.
"Halo," ujar Tania bahagia.
Sandy melirik wajah sumringah Tania, ada rasa curiga di hatinya.
"Ini aku lagi makan, kamu udah makan, Sayang?" tanya Tania manja.
"Ternyata dia sudah punya kekasih," gumam Sandy di dalam hati.
"Iya habis makan aku langsung pulang, lagian aku perginya sama Nurul." Tania menyodorkan ponselnya ke arah Nurul.
"Iya, Bang. Bentar lagi kami pulang kok. Jangan khawatir aku bakalan jagain kekasih kamu," sahut Nurul sambil melirik ke arah Sandy yang kini tampak kesal mendengar percakapan Tania dan kekasihnya.
"Ya udah, nanti telpon lagi ya kalau udah sampai kostan." Tania memutuskan panggilan teleponnya.
"Maaf, ya!" lirih Tania pada Sandy yang terlihat tak suka.
"Gak apa apa, Buk." Sandy berusaha menutupi rasa kesalnya.
Mereka kembali melanjutkan kegiatan makan mereka hingga semua makanan yang ada di piring mereka habis tak bersisa.
Setelah makan sate, merekapun kembali pulang ke kostan masing-masing.
*****
Di kamar kostnya, Sandy duduk sambil melempar bola basketnya ke dinding.
"*****! Ternyata dia sudah punya kekasih," gumam Sandy menggerutu di dalam hati.
Rio baru saja masuk ke dalam kamar, dia melihat gelagat aneh dari sahabatnya. Entah apa saat ini yang ada di pikirannya sehingga Sandy tak menyadari bahwa dirinya baru saja masuk kamar.
Rio langsung naik ke atas tempat tidurnya yang ada di pojok kamar. Rio masih memperhatikan sikap aneh sang sahabat.
"Woi, loe kenapa?" tanya Rio sambil melemparkan bantal ke arah sahabatnya.
Sandy menoleh ke arah Rio. "Loe kapan datangnya? Udah kayak hantu aja loe, tiba-tiba udah duduk aja di sana."
"Loe itu kenapa sih? Kesambet apa sampe uring-uringan gitu?" tanya Rio yang penasaran dengan perubahan sikap sang sahabat.
"Target gue udah punya kekasih, gimana gue mau beraksi?" Akhirnya Sandy mengeluarkan uneg-unegnya.
"Ya elah, gue kira kenapa?" Rio menepuk jidatnya.
"Wajarlah, San. Dia itu mahasiswi, udah dewasa. Lagian loe kenapa sih ngincar guru PPL itu? Di sekolah kita masih banyak cewek-cewek yang belum loe taklukkan." Rio menasehati sang sahabat yang memiliki niat aneh tersebut.
"Loe tau gak, Yo? Tadi gue udah ngejalanin misi PeDeKaTe sama dia. Kayaknya dia juga suka sama gue," ujar Sandy memberitahukan apa yang dilakukannya sore tadi.
"Gila loe, San." Rio malas menggubris sikap sang sahabat, dia menarik selimut lalu beranjak tidur.
Rio tak lagi memperdulikan sang sahabat yang masih galau gegara guru PPL yang baru saja dikenalnya.
Melihat sikap sang sahabat yang cuek dengan ocehannya, Sandy pun melangkah menuju tempat tidur miliknya yang berada di bagian pojok lainnya.
Sandy mencoba membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Dia menatap langit-langit kamarnya, dia masih saja memikirkan sang guru PPL yang telah masuk ke dalam hatinya.
Sandy mulai berpikir, dia akan melakukan berbagai hal untuk mendapatkan hati sang guru PPL tersebut.
"Adanya rintangan membuat gue semakin penasaran dengan guru cantik itu," gumam Sandy menyeringai licik.
*****
"Tan, loe piket apa hari ini?" tanya Nurul saat berada di ruang khusus untuk guru PPL.
"Gue piket perpus," jawab Tania santai.
"Ya udah, gue bantuin loe di perpus aja. Hari ini gue free piket dan kebetulan Buk Sinta lagi kosong ngajar. Gue gak ada kerjaan hari ini." Nurul masih duduk santai di atas sofa yang tersedia di ruangan itu.
"Ya udah, Yuk! Kebetulan hari ini katanya perpus mau bongkar buku baru. Lumayan banyak lho kerjaan di perpus," ujar Tania teringat pesan dari petugas perpustakaan kemarin sebelum pulang sekolah.
"Gak apa-apa, dari gue bengong di sini," balas Nurul.
"Yuk ke perpus, jam ke dua nanti gue ngajar, pak Lingga gak bisa masuk!" ajak Tania menarik tangan Nurul.
"Eh iya, sabar dikit Napa?" dengus Nurul kaget karena Tania tiba-tiba menarik tangannya.
Tania tidak memperdulikan omelan Nurul yang kesal ulah dirinya.
Mereka terus melangkah menuju perpustakaan, saat melintasi kelas XI IPA 1, Tania tak sengaja melihat sosok Sandy sedang duduk di pojok kelas dengan seorang siswi.
Tania hanya tersenyum melihat hal itu sambil geleng-geleng kepala.
"Loe kenapa, Tan?" tanya Nurul yang menangkap ekspresi Tania.
"Gak apa-apa, kepo ih," ledek Tania.
Tania dan Nurul sampai di perpustakaan.
"Pagi, Buk!" sapa Tania dan Nurul serentak saat mereka berdua masuk ke dalam perpustakaan.
"Pagi, Tania, Nurul!" balas petugas perpustakaan.
"Buk, Nurul lagi free hari ini. Dia akan membantu aku piket di sini." Tania memberitahukan alasan keberadaan Nurul di perpustakaan bersama dirinya.
"Bagus kalau gitu, kebetulan kerjaan di sini sedang menumpuk," ujar buk Rani sang petugas perpustakaan.
"Ya udah, aku nyapu kamu ngepel lantai ya, Rul." Tania membagi tugas.
"Oke! Siap, Bos!" seru Nurul.
Mereka pun mulai bekerja membersihkan perpustakaan, setelah selesai menyapu lantai, Tania izin pamit untuk mengajar.
"Buk, Tani ngajar dulu, ya. Habis ngajar Tania ke sini lagi," ujar Tania sebelum meninggalkan perpustakaan.
Tania melangkah keluar perpustakaan menuju kelas, jam ke dua ini Tania mengajar di kelas XI IPA 1 tepatnya di kelas Sandy.
Senyum Sandy mengembang saat melihat gadis incarannya masuk ke dalam kelas.
"Assalamualaikum," ucap Tania saat masuk ke dalam kelas.
"Waalaikumsalam," sahut para siswa dan siswi menyambut kedatangan sang guru PPL.
Para siswa lebih suka dengan guru PPL dari pada guru bidang studi mereka, bagi mereka belajar dengan guru PPL merupakan ajang curhat dan bercerita bukan belajar.
"Baiklah, sebelum kita mulai pelajaran hari ini ibu mau membacakan absen terlebih dahulu." Tania membuka absensi siswa setelah dia duduk di kursi khusu guru.
"Baik, Buk!" sorak siswa menanggapi ucapan Tania.
Tania pun mulai membaca absensi siswa, setelah membaca absen, Tania mulai menjelaskan pelajaran.
Saat Tania sedang asyik mengajar, Sandy yang duduk di bangku urutan kedua dari belakang bagian tengah berdiri sambil tersenyum memandang kagum pada Tania.
"Ada apa?" tanya Tania pada Sandy canggung akibat tatapan aneh dari siswanya.
Semua mata di dalam kelas pun menoleh ke arah Sandy.
Sandy melangkah ke depan menghampiri Tania tanpa mengalihkan tatapannya dari Tania, membuat Tania bingung harus berbuat apa.
Teman-teman Sandy mulai berbisik-bisik membicarakan kelakuan Sandy yang aneh.
"Sandy mau ngapain sich?"
"Liat deh buk Tania jadi gugup gitu,"
"Kayaknya Sandy naksir deh sama buk Tania,"
Berbagai ocehan mulai menggema di ruang kelas itu.
Tania mulai tak bisa menguasai kelas, tatapan aneh dari Sandy membuatnya terpaku.
Sandy kini telah berada tepat di hadapan Tania, dia mendekatkan wajahnya ke pipi Tania.
"Sandy!" pekik Rio.
Bersambung...
Readers yang baik hati mohon dukungan nya dengan meninggalkan jejak...
Rate...
Like...
Komentar...
Hadiah...
dan
Vote...
Terima kasih🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Azfa Humaira
pacqr orang
2022-01-02
0
CICI AJACH
brondong
2022-01-02
0
Muhammad Marlis
inceran sandy milik orang ternyata...
2022-01-02
0