CEO

Kantor CEO berada di lantai paling atas perusahaan. Setelah diantar oleh resepsionis ke lantai atas, Fay berjalan keluar dari lift dan melihat sekretaris yang sudah menunggu di sana.

"Silakan, Nona. Sekretaris Tuan Melviano akan mengantar Anda ke ruangannya."

Fay mengangguk seraya mengucapkan terima kasih, ia menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi pasokan oksigen di paru-parunya. Perempuan itu meyakinkan dirinya sendiri untuk tenang.

"Gak papa, Fay. Semuanya pasti akan baik-baik saja."

Sekretaris itu sesekali mencuri pandang pada perempuan yang berdiri di depannya. Dia menatap tampilan wanita yang baru ditemuinya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Jika tebakanku benar, wanita ini adalah calon Nyonya CEO di masa mendatang. Dia sangat cantik, pantas saja presdir tertarik dengannya.

"Mari ikut saya, Nona. Tuan Melviano sudah menunggu ada di ruangannya," ucapnya dengan sopan. Fay hanya menjawabnya dengan anggukan. 

Sekretaris itu membimbing Fay sampai di ruangan CEO.  "Ini ruangan Tuan Melviano, Nona."

"Baik, terima kasih," ucap Fay mengulas senyum pada laki-laki berkacamata itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Fay langsung mendorong pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Biasanya, jika ada orang yang langsung masuk, tanpa mengetuk pintu, Vano akan menyuruh orang itu keluar dan kembali masuk setelah mengetuk. Namun, ketika Vano mendengar ketukan sepatu yang dikenakan Fay, dia mengalihkan perhatiannya pada wanita yang berdiri di ambang pintu tanpa berkedip.

Ini adalah kedua kalinya dia bertemu  Fay,  pertama kali dia tidak sadarkan diri karena pengaruh obat, tetapi sekarang menjadi jelas bagaimana wujud Fay yang sesungguhnya, Vano dibuat takjub dengan pahatan maha karya Tuhan yang tengah berdiri menghadapnya. Rambut hitam panjang, bulu mata lentik dan mata bulat kecoklatan yang menghipnotisnya, hidung lancip seperti perosotan di taman bermain, juga bibir ramun yang membentuk love. Tubuhnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengannya, tetapi sangat indah dan padat di bagian yang tepat. 

Dia, orang yang menolongku dua kali malam itu? Dia cukup menarik.

Wajah Fay benar-benar mencuri perhatian Vano, sehingga ia melupakan kebiasaannya untuk menyuruh Fay keluar dari ruangan dan kembali setelah mengetuk pintu. Hanya satu kata untuk mendeskripsikan semuanya. Cantik.

"Ehm, kau sudah datang," ucap Vano mengusir kecanggungan. 

Bukan hanya Vano, Fay merasakan hal yang sama saat dirinya memasuki ruangan itu. Fay tak kalah tertegun, pria tampan dengan rambut tertata rapi yang sedang duduk menatapnya. Kaca mata baca yang tersangkut di hidung lancipnya menambah kesan pria tampan pekerja keras. Alis tebal dan rahang kokoh yang menyejukkan mata, ini adalah pertama kali dalam hidup Fay melihat CEO arogan yang sempurna yang biasanya hanya ada di dalam novel, tetapi saat ini dia berhadapan langsung dengan CEO impiannya di novel yang sering ia baca. ( Bukankah kamu sekarang juga tokoh di novelnya othor? Tepuk jidat)

Dia Vano? CEO menyebalkan malam itu? Apa aku tidak salah lihat?  Bukankah dia seharusnya orang yang sudah tua dan jelek?

Fay mengerjap untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Belum cukup sampai di sana, Fay mencubit tangannya untuk memastikan kembali ini bukan mimpi. Sempurna, kata yang tepat untuk menggambarkan Vano. Air liurnya hampir menetes menghadapi pria tampan yang tidak beranjak dari kursi kebesarannya.

Sshhh …, sakit. Jadi ini bukan mimpi? Pantas saja dia menjadi incaran banyak wanita di luar sana. Selain wajah tampan, juga kekayaan yang tidak akan habis sepuluh turunan.

Namun Fay segera menepisnya, dia teringat kembali malam itu, pria ini adalah orang yang sudah memaksanya. Membuatnya harus kehilangan mahkota paling berharga yang selama ini dia jaga untuk suaminya kelak. Namun malam itu Vano tidak mau mengampuninya.

Terlebih kejadian di toilet club malam, sudah memaksanya berhubungan tetapi masih berani selingkuh dengan wanita lain. Fay sudah terlanjur membencinya, kesan buruk sudah tertanam untuk Vano dan sulit untuk Fay mengubahnya.

Sadarlah, Fay. Dia itu hanya laki-laki branksahake yang memanfaatkanmu untuk melampiaskan keinginannya. Untuk apa wajah tampan dan anak sultan kalau tingkah lakunya tidak berbeda dengan bintang.

"Kau mendengarku?" Vano mengibaskan tangannya. Pria tampan itu sudah berdiri menjulang di hadapannya, entah kapan dia berjalan ke arahnya. Fay tidak menyadarinya.

"Ah, iya." Fay tersadar, ia sedikit gugup dan mencari topik untuk mencairkan suasana. "Apa kau sudah tahu aku akan datang?" tanyanya.

"Ya, ibumu yang memberitahuku."

"Mama?" 

Dasar Mama, ternyata ini semua sudah direncanakan sebelumnya?

"Maafkan Mama, ya." Fay menundukkan wajahnya, tidak berani menatap Vano. Ingin memaki ibunya tetapi itu tidak sopan, Fay masih takut dosa jika berani melakukannya, tetapi jika tidak ia yang merasa malu karena sikap ibunya.

"Its, Oke." Vano kembali ke mejanya, tatapannya tertuju pada lembaran kertas yang berserak di atas meja, tetapi sudut matanya tidak pernah beralih dari gadis cantik yang sudah berhasil mencuri perhatiannya. Bahkan bisa membuatnya melupakan kebiasaan yang sudah tertanam dalam kehidupannya. (Acungkan jempol untuk Fay sebanyak-banyaknya, ya)

Suasana kembali canggung, Fay tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Vano, kamu jahat sekali membiarkan wanita cantik kakinya pegal.

A moment later ….

"Dimana makan siangku?" tanya Vano tanpa mengalihkan perhatiannya.

Fay hampir saja lupa tujuannya datang kemari untuk mengantarkan makan siang. Makanan yang dibuat dengan penuh cinta, tetapi malah harus ia berikan pada orang yang  membuatnya kesal.

"Ini," Fay mengangkat termos makanan yang dibawanya.

"Silakan duduk." Vano beranjak dari tempatnya, menuju sofa yang ada di sisi lain ruangan. Fay mengekor di belakangnya dengan mulut komat-kamit.

"Dari tadi, kek. Gak tahu apa kaki sudah pegal," ucap Fay melalui gerakan bibirnya. Sepatu berhak yang dipilihkan sang ibu membuatnya tidak nyaman, meski tidak terlalu tinggi  tetap saja hal itu membuatnya tidak leluasa karena ia biasa menggunakan sandal atau sepatu datar.

Karena berjalan menunduk, Fay tidak tahu jika Vano sudah berhenti dan menghadapnya, ia membentur dada bidang Vano dan membuatnya mengaduh. Jarak mereka sangat dekat, Fay hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Aduh, kalau jalan hati-hati, dong! Jadi nabrak, kan?" ketus Fay, ia mendorong Vano, memberi jarak diantara mereka. Fay mengusap hidungnya namun aroma maskulin itu masih tertinggal di sana. 

"Kamu yang nggak hati-hati, kenapa bisa nabrak saya? Sudah salah masih nyalahin orang," gerutu pria itu.

"Ish, kamu yang berhenti nggak bilang-bilang." Fay tidak mau disalahkan.

"Lihat! Bagaimana kalau makan siangku tidak selamat, kau harus menggantinya dengan yang baru."

Ternyata Vano berhasil mengamankan termos makanan itu.

Fay apa yang sudah kamu pikirkan?

Vano menganggap Fay orang yang menarik, dalam hatinya sedikit berharap bagaimana Fay akan menggodanya nanti. 

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

nyyy

nyyy

bintang y thor

2022-11-03

1

ira

ira

saling tertarik nih 🤭🤭

2022-03-25

1

Wayan Damayanti

Wayan Damayanti

bingung ma alur ceritanya. ynk kty bru 2x ketemu sma ynk skrg. trs udh nyelmtin dia 2x

2022-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Berharap Hanya Mimpi Buruk (Revisi)
2 Rumah Sakit ( Revisi)
3 Ginjal Bermasalah (Revisi)
4 Siapa Orang Baik Itu? ( Revisi)
5 Terpaksa Berbohong (Revisi)
6 Hampir Putus Asa (Revisi)
7 Pembuat Onar ( Revisi)
8 Saatnya Pembalasan ( Revisi)
9 Penculikan (Revisi)
10 Laki-laki Misterius (Revisi)
11 Penawaran Vano ( Revisi)
12 Calon Menantu (Revisi)
13 Anak Bungsu
14 Dia Tidak Akan Berbohong
15 Permintaan Yuri
16 Mengunjungi Ibu Mertua
17 Siapa Vano?
18 Seandainya ....
19 Menjelma Dalam Sekejap
20 CEO
21 Lobster
22 Fay Melupakan Sesuatu
23 Aku Tidak Akan Melepaskanmu!
24 Berhalusinasi
25 Jangan Berpura-pura
26 Bertemu Farah
27 Perusahaan Adijaya
28 Kita bertemu lagi, Nyonya!
29 Berkah atau Musibah?
30 Jangan Pedulikan Dia!
31 Kewajiban Terakhir
32 Calon Istri
33 Beruang Kutub
34 Dia Bukan Dirinya
35 Membuat Perhitungan
36 Ulang Tahun Aline
37 Kamu Hanya Orang Luar
38 Sepi Dalam Keramaian
39 Ulang Tahun Aline 2
40 Ikrar
41 Hanya Untukku!
42 Tugas Pertama Sebagai Istri
43 Kau Gila!
44 Apa rencanamu?
45 Lelang
46 Pemenang Lelang
47 Makan Siang Penuh Cinta
48 Andai Saja
49 Jangan Menyerah Semudah Itu!
50 Laporan Pemeriksaan
51 Mengapa sesakit ini?
52 Merasa Bersalah
53 Akan Saya Kabulkan!
54 Apa Yang Terjadi Padaku?
55 Pergi!!!
56 Terungkap
57 Akibat dari kelalaian
58 Siasat
59 Jatuh Dalam Jebakan
60 Hukuman
61 Roti Tawar Bersayap
62 Mengantar Dokumen
63 Menikmati Peran
64 Trending Topik
65 Pembelaan
66 Mall XXX
67 Saya Menyesal Menikah Denganmu!
68 Konferensi Pers
69 Konferensi Pers 2
70 Hampir Saja
71 Fakta Baru
72 Sungguh Kejam!
73 Keputusan
74 Kamu yang pertama dan satu-satunya
75 Fay Berulah
76 Ingkar Janji
77 Rindu
78 Kejutan
79 Kritis
80 Jangan pergi!
81 Sorry
82 Pengganti Vano
83 Banyak Maunya
84 Musuh dari Musuh
85 Menikmati Hidup
86 Ada Dua?
87 Bagaimana Bisa?
88 I'm Sorry
89 Sweetheart
90 Rencana Babymoon
91 Ada aku di sini
92 Berakhir
93 Tertukar
94 Jagoan Kecil
95 Sweet Enemy
96 Tidak Mungkin Salah Orang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Berharap Hanya Mimpi Buruk (Revisi)
2
Rumah Sakit ( Revisi)
3
Ginjal Bermasalah (Revisi)
4
Siapa Orang Baik Itu? ( Revisi)
5
Terpaksa Berbohong (Revisi)
6
Hampir Putus Asa (Revisi)
7
Pembuat Onar ( Revisi)
8
Saatnya Pembalasan ( Revisi)
9
Penculikan (Revisi)
10
Laki-laki Misterius (Revisi)
11
Penawaran Vano ( Revisi)
12
Calon Menantu (Revisi)
13
Anak Bungsu
14
Dia Tidak Akan Berbohong
15
Permintaan Yuri
16
Mengunjungi Ibu Mertua
17
Siapa Vano?
18
Seandainya ....
19
Menjelma Dalam Sekejap
20
CEO
21
Lobster
22
Fay Melupakan Sesuatu
23
Aku Tidak Akan Melepaskanmu!
24
Berhalusinasi
25
Jangan Berpura-pura
26
Bertemu Farah
27
Perusahaan Adijaya
28
Kita bertemu lagi, Nyonya!
29
Berkah atau Musibah?
30
Jangan Pedulikan Dia!
31
Kewajiban Terakhir
32
Calon Istri
33
Beruang Kutub
34
Dia Bukan Dirinya
35
Membuat Perhitungan
36
Ulang Tahun Aline
37
Kamu Hanya Orang Luar
38
Sepi Dalam Keramaian
39
Ulang Tahun Aline 2
40
Ikrar
41
Hanya Untukku!
42
Tugas Pertama Sebagai Istri
43
Kau Gila!
44
Apa rencanamu?
45
Lelang
46
Pemenang Lelang
47
Makan Siang Penuh Cinta
48
Andai Saja
49
Jangan Menyerah Semudah Itu!
50
Laporan Pemeriksaan
51
Mengapa sesakit ini?
52
Merasa Bersalah
53
Akan Saya Kabulkan!
54
Apa Yang Terjadi Padaku?
55
Pergi!!!
56
Terungkap
57
Akibat dari kelalaian
58
Siasat
59
Jatuh Dalam Jebakan
60
Hukuman
61
Roti Tawar Bersayap
62
Mengantar Dokumen
63
Menikmati Peran
64
Trending Topik
65
Pembelaan
66
Mall XXX
67
Saya Menyesal Menikah Denganmu!
68
Konferensi Pers
69
Konferensi Pers 2
70
Hampir Saja
71
Fakta Baru
72
Sungguh Kejam!
73
Keputusan
74
Kamu yang pertama dan satu-satunya
75
Fay Berulah
76
Ingkar Janji
77
Rindu
78
Kejutan
79
Kritis
80
Jangan pergi!
81
Sorry
82
Pengganti Vano
83
Banyak Maunya
84
Musuh dari Musuh
85
Menikmati Hidup
86
Ada Dua?
87
Bagaimana Bisa?
88
I'm Sorry
89
Sweetheart
90
Rencana Babymoon
91
Ada aku di sini
92
Berakhir
93
Tertukar
94
Jagoan Kecil
95
Sweet Enemy
96
Tidak Mungkin Salah Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!