Anak Bungsu

Vano tengah berdiri di depan pintu sebuah kamar rawat inap. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi pasokan oksigen di paru-parunya. Vano menatap Arlan setelah sampai di dalam ruangan, berbicara melalui sorot matanya, meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Ferdi. Arlan mengangguk dan segera keluar dari bangsal. Diikuti oleh perawat yang ada di sana.

"Sekarang hanya tinggal kita berdua di sini, apa yang ingin kau katakan maka katakanlah dengan leluasa," cibir Ferdi.

Vano menatap Ferdi sekilas lalu mendesahkan napas perlahan, ia sangat tidak menyukai situasi ini. Berdua dengan orang yang menganggapnya musuh. Namun ia juga tidak bisa terus mengelak, bagaimanapun juga Ferdi masih ada hubungan darah dengannya. 

Pria menyebalkan dan manja yang hanya tahu bersenang-senang, berfoya-foya, dan suka mempermainkan perasaan wanita. 

Usia mereka hanya berbeda dua tahun, Ferdi dua tahun lebih tua darinya. Bahkan lebih pantas menjadi kakaknya, bukan memanggilnya paman.

"Bukankah nyaman berbaring di sini tanpa melakukan apapun?" Vano membuka suara.

"Siapa bilang? Di sini tidak ada wanita cantik, tidak ada …."

"Kau memang pantas mendapatkannya, orang itu sudah melakukan hal yang benar pada asetmu," ejek Vano, tatapannya tertuju pada bagian bawah Ferdi.

"Hei, hari itu hanya kebetulan hari sialku," elak Ferdi.

"Benarkan hanya kebetulan? Atau dia adalah salah satu wanita yang kau tiduri?" Vano tak gencar mengeluarkan kata-kata pedas.

"Bukan urusanmu," ketus Ferdi.

"Tentu saja urusanku, kau pergi ke klub tentu saja menghabiskan uang, hasil kerja kerasku ada di dalamnya. Belum lagi biaya perawatan dan rumah sakit ini."

"Kau hitung saja semuanya, pasti akan kuganti. Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lebih baik kau pergi. Aku mau istirahat," Ferdi mengusir Vano secara halus.

"Ya, saya juga tidak ingin menghabiskan lebih banyak waktu di sini," ucap Vano datar.

Hei, dimana sopan santunmu? Aku ini lebih tua darimu, dan kau harus memanggilku paman." 

Ferdi tidak terima Vano berkata demikian, seolah dirinya adalah orang yang paling sibuk di dunia ini.

"Kita hanya berbeda dua tahun, terlebih Opa lebih percaya padaku." 

"Kau jangan besar kepala, Papa hanya tidak ingin menyulitkan ku, bukan berarti dia tidak percaya padaku."

"Terserah kau saja." 

Vano mengangkat kedua bahunya, tak menanggapi setiap ucapan Ferdi dengan serius. 

"Kau ini terlalu manja dan tidak bisa menghargai kerja keras orang lain. Yang kautahu hanya berfoya-foya,  bagaimana mungkin Opa akan menyerahkan bisnis keluarga ini padamu? Terlebih Apa Daddy juga sudah menyerahkannya padaku, saya tidak akan pernah mengecewakan kepercayaan mereka." 

"Jangan lupakan kehadiranmu hanya sebuah kecelakaan, bukan tanpa sengaja," ejek Vano. Ia sangat senang bisa memancing amarah Ferdi dengan ucapannya.

"Kau," geram Ferdi dengan tangan terkepal, hingga buku jarinya memutih. Urat rahang Ferdi mulai mengeras, bara api mulai membakar amarah sampai di puncak ubun-ubun. 

"Bagaimana kau bisa bicara seperti itu padaku? Aku ini darah daging lelaki itu, kalau bukan karena dia aku juga tidak akan ada di dunia ini!" ucap Ferdi dengan suara meninggi.

"Kau benar, saat itu Opa hanya sedang tidak sadarkan diri dan ibumu yang mur**an itu sengaja memanfaatkan keadaan." Vano tak hanya memancing amarah Ferdi tetapi juga berhasil menyudutkannya dengan mengungkit masa lalunya. Meski semua yang Vano katakan semuanya adalah kenyataan.

"Pergi! Aku malas melihat wajahmu, jangan pernah menunjukkan wajah jelekmu itu di hadapanku lagi!"

"Tanpa kau minta saya juga akan pergi. Dan ingatlah, bukan keinginanku datang ke sini. Apalagi berniat menjengukmu. Semua ini kulakukan hanya demi Opa semata, tidak lebih. Dan jangan pernah berharap."

Vano melenggang keluar dari ruangan itu, berdua dengan Ferdi membuat dadanya terasa sesak. Sepertinya pasokan oksigen di ruangan itu menurun drastis sehingga membuatnya enggan berlama-lama di sana.

"Kau hanya beruntung, tetapi lain kali keberuntungan itu bukan milikmu lagi. Aku akan merebut semua yang kau miliki," ucap Ferdi pelan, namun masih terdengar oleh Vano. Pemuda itu menghentikan langkahnya dan berbalik kembali. 

Vano masih ingat betul bagaimana kacaunya rumah saat Ferdi datang di tengah kehidupan mereka. Semua orang tidak pernah mengira bahwa Tuan Abimanyu, lelaki penyayang yang berwibawa ternyata bisa melakukan hal fatal saat usia paruh baya. Bahkan ia berhasil menutupinya dari semua keluarga besarnya dengan rapi. 

Namun Tuan Abimanyu bersikeras ingin membesarkan anak bungsunya, Ferdi. Sebagai bentuk permintaan maafnya pada wanita itu tanpa mempertimbamgkan perasaan Ferdi selalu hidup berkecukupan semenjak itu, terbiasa dimanja membuatnya tumbuh menjadi pria yang tidak bertanggung jawab, arogan, dan kekanakan. 

Mereka sempat berada di sekolah yang sama, tapi Vano segera meminta Daddy Henry untuk memindahkannya dengan sekolah yang lain. Vano tidak tahan dengan ejekan dari teman-temannya yang selalu membandingkan dirinya dengan Ferdi.

Belum lagi soal mainan, mereka selalu berebut, Ferdi selalu menginginkan apapun yang Vano miliki. Sejak itulah Vano semakin tak menyukainya, begitu pula Ferdi yang menganggapnya saingan karena Tuan Abimanyu sangat menyayangi El.

Pernah suatu ketika Vano jatuh karena berebut mainan dengan Ferdi, Vano kecil hanya meringis kesakitan tetapi Ferdi tetap dihukum. 

Bukan salahnya jika Vano yang menduduki posisi CEO, karena memang dia sudah didik dari kecil untuk meneruskan bisnis HS Group.

"Kau boleh menghinaku, tetapi dia adalah wanita yang sudah melahirkanku. Jaga mulutmu kalau tidak aku tidak akan tinggal diam." 

Kemarahan Ferdi telah sampai di puncaknya, ia boleh saja menerima penghinaan dari keluarga Abimanyu, tetapi sebagai seorang anak dia pasti tidak akan membiarkan orang lain menghinanya.

"Heh, kau tidak terima? Pernahkah kau berpikir bagaimana perasaan Oma saat itu? Pernahkan kau memikirkan perasaan Daddy dan Mami saat Opa pulang membawa wanita lain dengan seorang anak?" sentak Vano dengan wajah merah padam.

Api amarah telah menguasainya, tangannya sudah terangkat ke udara dan siap mendarat di wajah Ferdi. Beruntung pemuda itu masih sempat untuk menahannya.

Mata Ferdi yang semula terpejam mulai mengintip pada kepalan tinju yang mengambang di udara.

"Pukul, ayo pukul! Kenapa gak jadi? Kau takut?" 

"Heh, saya tidak akan pernah takut dengan siapa pun kecuali Tuhan. Saya hanya menghemat energi, karena memukulmu hanya akan menghabiskan energiku." 

Vano mengibaskan tangannya ke arah lain. Ia memang sangat marah, tetapi tidak boleh bertindak semaunya. 

Tahan, Vano. Jangan sia-siakan energimu untuk orang sepertinya!

Ferdi memang sengaja memancing amarah Vano, dia memprovokasi Vano agar bisa merebut posisi Vano sebagai kepala keluarga Syahreza.

Sebenarnya Vano tidak menginginkan posisi itu, tetapi jika sampai jatuh ditangan orang salah, ia tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga besar Syahreza selanjutnya. Untuk itulah Vano bertahan dengan keadaan ini dan mengorbankan kebahagiaannya untuk hidup dalam tekanan.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

al-khariza

al-khariza

mungkin lebih enak dibacanya kalau saya-kamu, kau-aku 🙏

2022-08-10

0

ira

ira

vano 😘😁

2022-03-23

2

Amorayzha Geanatta Tumansery

Amorayzha Geanatta Tumansery

Ceritnya sma dgn judul Terpaksa menikahi CEO Tampan

2022-01-22

4

lihat semua
Episodes
1 Berharap Hanya Mimpi Buruk (Revisi)
2 Rumah Sakit ( Revisi)
3 Ginjal Bermasalah (Revisi)
4 Siapa Orang Baik Itu? ( Revisi)
5 Terpaksa Berbohong (Revisi)
6 Hampir Putus Asa (Revisi)
7 Pembuat Onar ( Revisi)
8 Saatnya Pembalasan ( Revisi)
9 Penculikan (Revisi)
10 Laki-laki Misterius (Revisi)
11 Penawaran Vano ( Revisi)
12 Calon Menantu (Revisi)
13 Anak Bungsu
14 Dia Tidak Akan Berbohong
15 Permintaan Yuri
16 Mengunjungi Ibu Mertua
17 Siapa Vano?
18 Seandainya ....
19 Menjelma Dalam Sekejap
20 CEO
21 Lobster
22 Fay Melupakan Sesuatu
23 Aku Tidak Akan Melepaskanmu!
24 Berhalusinasi
25 Jangan Berpura-pura
26 Bertemu Farah
27 Perusahaan Adijaya
28 Kita bertemu lagi, Nyonya!
29 Berkah atau Musibah?
30 Jangan Pedulikan Dia!
31 Kewajiban Terakhir
32 Calon Istri
33 Beruang Kutub
34 Dia Bukan Dirinya
35 Membuat Perhitungan
36 Ulang Tahun Aline
37 Kamu Hanya Orang Luar
38 Sepi Dalam Keramaian
39 Ulang Tahun Aline 2
40 Ikrar
41 Hanya Untukku!
42 Tugas Pertama Sebagai Istri
43 Kau Gila!
44 Apa rencanamu?
45 Lelang
46 Pemenang Lelang
47 Makan Siang Penuh Cinta
48 Andai Saja
49 Jangan Menyerah Semudah Itu!
50 Laporan Pemeriksaan
51 Mengapa sesakit ini?
52 Merasa Bersalah
53 Akan Saya Kabulkan!
54 Apa Yang Terjadi Padaku?
55 Pergi!!!
56 Terungkap
57 Akibat dari kelalaian
58 Siasat
59 Jatuh Dalam Jebakan
60 Hukuman
61 Roti Tawar Bersayap
62 Mengantar Dokumen
63 Menikmati Peran
64 Trending Topik
65 Pembelaan
66 Mall XXX
67 Saya Menyesal Menikah Denganmu!
68 Konferensi Pers
69 Konferensi Pers 2
70 Hampir Saja
71 Fakta Baru
72 Sungguh Kejam!
73 Keputusan
74 Kamu yang pertama dan satu-satunya
75 Fay Berulah
76 Ingkar Janji
77 Rindu
78 Kejutan
79 Kritis
80 Jangan pergi!
81 Sorry
82 Pengganti Vano
83 Banyak Maunya
84 Musuh dari Musuh
85 Menikmati Hidup
86 Ada Dua?
87 Bagaimana Bisa?
88 I'm Sorry
89 Sweetheart
90 Rencana Babymoon
91 Ada aku di sini
92 Berakhir
93 Tertukar
94 Jagoan Kecil
95 Sweet Enemy
96 Tidak Mungkin Salah Orang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Berharap Hanya Mimpi Buruk (Revisi)
2
Rumah Sakit ( Revisi)
3
Ginjal Bermasalah (Revisi)
4
Siapa Orang Baik Itu? ( Revisi)
5
Terpaksa Berbohong (Revisi)
6
Hampir Putus Asa (Revisi)
7
Pembuat Onar ( Revisi)
8
Saatnya Pembalasan ( Revisi)
9
Penculikan (Revisi)
10
Laki-laki Misterius (Revisi)
11
Penawaran Vano ( Revisi)
12
Calon Menantu (Revisi)
13
Anak Bungsu
14
Dia Tidak Akan Berbohong
15
Permintaan Yuri
16
Mengunjungi Ibu Mertua
17
Siapa Vano?
18
Seandainya ....
19
Menjelma Dalam Sekejap
20
CEO
21
Lobster
22
Fay Melupakan Sesuatu
23
Aku Tidak Akan Melepaskanmu!
24
Berhalusinasi
25
Jangan Berpura-pura
26
Bertemu Farah
27
Perusahaan Adijaya
28
Kita bertemu lagi, Nyonya!
29
Berkah atau Musibah?
30
Jangan Pedulikan Dia!
31
Kewajiban Terakhir
32
Calon Istri
33
Beruang Kutub
34
Dia Bukan Dirinya
35
Membuat Perhitungan
36
Ulang Tahun Aline
37
Kamu Hanya Orang Luar
38
Sepi Dalam Keramaian
39
Ulang Tahun Aline 2
40
Ikrar
41
Hanya Untukku!
42
Tugas Pertama Sebagai Istri
43
Kau Gila!
44
Apa rencanamu?
45
Lelang
46
Pemenang Lelang
47
Makan Siang Penuh Cinta
48
Andai Saja
49
Jangan Menyerah Semudah Itu!
50
Laporan Pemeriksaan
51
Mengapa sesakit ini?
52
Merasa Bersalah
53
Akan Saya Kabulkan!
54
Apa Yang Terjadi Padaku?
55
Pergi!!!
56
Terungkap
57
Akibat dari kelalaian
58
Siasat
59
Jatuh Dalam Jebakan
60
Hukuman
61
Roti Tawar Bersayap
62
Mengantar Dokumen
63
Menikmati Peran
64
Trending Topik
65
Pembelaan
66
Mall XXX
67
Saya Menyesal Menikah Denganmu!
68
Konferensi Pers
69
Konferensi Pers 2
70
Hampir Saja
71
Fakta Baru
72
Sungguh Kejam!
73
Keputusan
74
Kamu yang pertama dan satu-satunya
75
Fay Berulah
76
Ingkar Janji
77
Rindu
78
Kejutan
79
Kritis
80
Jangan pergi!
81
Sorry
82
Pengganti Vano
83
Banyak Maunya
84
Musuh dari Musuh
85
Menikmati Hidup
86
Ada Dua?
87
Bagaimana Bisa?
88
I'm Sorry
89
Sweetheart
90
Rencana Babymoon
91
Ada aku di sini
92
Berakhir
93
Tertukar
94
Jagoan Kecil
95
Sweet Enemy
96
Tidak Mungkin Salah Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!