Fay bergegas menuju ke ruangan yang Joko maksud dengan segera, sudah menjadi tugasnya untuk menertibkan seluruh pengunjung yang berbuat onar agar pengunjung lain tidak terganggu.
“Apa yang terjadi?” tanya Fay di tengah perjalanan.
“Tuan Muda kelurga Brahmana membuat kekacauan,” ucap Joko menjelaskan detail perkara yang terjadi bahwa Bryan—tuan muda yang mereka maksud tengah menghajar seorang pemuda karena berebut gadis polos yang dicintainya.
Langkah pajang Fay membawanya ke sebuah ruangan VIP yang bersebelahan dengan ruangan Vano berada. Itulah mengapa Joko yang melaporkan kejadian itu.
Brak!
Pintu dibanting dengan kasar, di sana Fay melihat seorang laki-laki yang sangat cantik. Bahkan ia sebagai wanita juga merasa iri akan kecantikan yang dimiliki oleh Tuan Muda Brahmana. Laki-laki itu tengah menarik seorang pria yang berlumuran darah.
Bulu kuduk Fay berdiri mellihat ceceran darah di lantai, bahkan wajah pemuda itu kini sudah tak bisa dikenali.
“Hentikan, aku mohon hentikan, Bry.” Isakan seorang gadis polos terdengar pilu. Ia memohon agar melepaskan pemuda yang tak berdaya bermandikan cairan merah pekat.
“Stop!” tegur Fay dengan suara lantang.
Namun ucapan Fay diabaikan oleh pria cantik Bernama Bryan itu.
“Tolong dia, aku mohon.” Gadis itu kembali memohon kepada para pengawal di bawah pimpinan Fay.
“Heh, lo masih bisa memohon untuknya? Lo lihat aja apa yang bisa gue lakukan sama dia.”
“Jangan! Aku mohon Bry. Jangan lakukan itu.”
Mendengar rengekan gadis itu membuat Bryan naik pitam, bukan berhenti, ia justru semakin menggila. Bryan mengambil botol bir yang ada di atas meja dan memukul pria lemah yang diseretnya.
Fay tidak bisa hanya diam dan membiarkan kejadian mengerikan itu berlanjut. Apalagi jika sampai nyawa pemuda lemah itu melayang di tempatnya bekerja. Pasti akan lebih panjang urusannya. Bisa-bisa besok bar ini hanya tinggal nama.
Fay harus memikirkan cara lain, tuan muda ini tidak bisa mengunakan ucapan semata, apalgi dengan cara kekerasan. Ia akan mencoba cara yang hallus untuk meredakan amarah si pria cantik.
“Hai, Tuan Muda Bryan,” sapa Fay dengan senyum mengembang.
Tangan Bryan sudah terangkat seketika berhenti, tatapannya beralih pada makhluk jelek yang menyapanya dengan senyuman.
“Heh, siapa lo? Beraninya menghalangiku, dasar jelek,” ejek Bryan saat pertama kali melihat tampilan jelek pengawal yang kini berdiri di sampingnya.
“Saya bukan siapa-siapa, tapi saya tidak suka ada yang membuat keributan di tempat saya bekerja.”
Bryan mencebik, ia menatap penampilan Fay sekali lagi. Setelah diperhatikan, ternyata Wanita itu adalah kepala pengawal di bar ini.
“Letakkan botol itu,” perintah Fay dengan suara tegas.
“Gak akan.”
“Kalau begitu berikan padaku.” Fay meminta botol berisi minuman alkohol dari tangan Bryan. “Jangan membuat keributan di sini kalau Anda tidak ingi di black list dari tempat ini,” ancam Fay kemudian.
“Ayolah, siapa yang ingin membuat keributan? Gue Cuma mau minum doang, kok.”
“Saya harap juga begitu.”
Fay memberi isyarat pada anak buahnya untuk mendekat dan bersiap membereskan kekacauan yang terjadi tanpa diketahui oleh pengunjung lain. Wanita itu selalu bekerja dengan bersih, tanpa mengganggu tamu yang lain.
Bryan mendaratkan tubuhnya di sofa panjang, disusul oleh Fay yang duduk di sebelahnya. Namun Fay tetap memberikan jarak yang cukup jauh diantara mereka.
“Tuan Bryan, Anda melakukan ini karena gadis itu?” Fay menunjuk dengan matanya pada gadis polos yang masih terisak ketakutan di sudut ruangan.
“yah, seperti yang lo lihat,” jawab Bryan acuh. “Lo tahu? Siapa yang memberitahumu?”
“Itu tidaklah penting dari mana saya mengetahuinya.”
“Tentu saja penting bagiku,” desak Bryan tidak sabar ingin mendengarnya langsung dari mulut Fay.
“Ada yang lebih penting, Tuan Bryan.”
“Apa itu?” Bryan mengerutkan kening dalam, hal penting apa yang ingin Fay kataka padanya?
“Menurut saya gadis itu biasa saja, tidak ada cantik-cantiknya sama sekali. Anda tidak pantas masuk penjara hanya demi gadis seperti itu.”
“Heh, lo ini wanita, tahu apa tentang gadis cantik atau tidak?” ejek Bryan. Ia mulai menenggak minuman beralkohol di tangannya.
“Tuan, jangan memandang saya dari luarnya saja. Tahukah Anda bahwa saya menyukai wanita. Jadi saya mempunyai kualifikasi yang tinggi untuk memilih seorang gadis. Tentu saja bukan seperti dia yang biasa-biasa saja.”
Fay menggambarkan gadis cantik menurut versinya, ia menggambarkan sedetail mungkin, mulali dari wajah, bentuk tubuh bahkan lekukan yang seharusnya. Ia kemudian membandingkannya dengan gadis itu dan kembali bertanya pada Bryan. Tidakkah semua yang dia katakan benar?
Bryan mengangguk-anggukan kepala, jika benar yang Fay katakana itu berarti dia yang tidak pandai melilih wanita. Mengapa ia mau saja terpancing hanya demi gadis polos seperti dia.”
“Tuan, Anda adalah anak orang kaya, cantik, bukan, maksudku tampan, Pasti ada banyak wanita di luar sana yang tertarik pada Anda. Jadi menurut saya Anda tidak harus melakukan hal yang dapat merusak reputasi Anda dan keluarga,” ucap Fay meyakinkan.
“Hmm … Benar juga yang lo katakan. Wanita mana pun pasti tidak akan menolak uang dan ketampananku ini,” sahut Bryan membanggakan diri.
“Yah, Anda benar, Tuan.”
“Baiklah. Suasana hatiku sedang baik, Kalian pergilah dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!”
Bryan akhirnya setuju untuk melepaskan mereka berdua. Bawahan Fay sudah siap membantu mereka, dan membersihkan seluruh kekacauan akibat ulah Bryan.
Masalah bisa di selesaikan, Fay berniat untuk pergi namun Bryan tak membiarkannya.
“Lo mau kemana?” tanya Bryan saat Fay beranjak dari tempatnya.
“Saya harus kembali bekerja, Tuan.”
“Lo udah bantuin gue, sebagai gantinya gue trakhir lo minum sepuasnya.”
“Terima kasih atas niat baik Anda, tapi maaf saya tidak bisa menerimanya karena saya harus kembali bekerja. Saya masih memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan,” tolak Fay dengan halus.
Fay tidak boleh minum beralkohol atau dia akan mabuk dan semua pekerjaannya akan kacau.
“Saya permisi, Tuan.” Fay melenggang ke luar dari ruangan dengan bau anyir dan alcohol yang membuat kepalanya pening.
Sikap dan penampilan Fay justru semakin menarik perhatian Bryan dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Fay.
“Hei,” panggil Bryan pada anak buah Fay yang berdiri di sebelahnya.
“Ya, Tuan. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?”
“Apa kepala pengawal kalian memang jelek seperti itu? Atau dia sengaja merubah penampilannya?” tanya Bryan dengan penuh selidik.
Ia mengingat kembali wajah bertompel millik kepala pengawal yang sudah membantunya. Pasti ada sesuatu yang salah padanya.
Anak buah Fay tidak tahu harus berkata apa, ia memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan Bryan tentang kepala pengawal mereka. Ia juga tidak ingin informasi tentang Fay diketahui oleh tamu dan akan mengusik ketenangan atasan mereka.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Al Bab
ceritanya hampir sama yg qw baca y
2022-05-16
1
ira
kasih visualnya dong thor
2022-03-22
2
Chanyeol my boyfriend<3
bagi visual si bryan donk thor, mau liat dia secantik apa
2022-01-22
11