Jam kerja sudah selesai, Fay baru saja selesai bekerja shift malam dan masih harus melaporkan kekacauan yang terjadi secara mendetail, tetapi ia tidak mengatakan kejadian di toilet. Fay adalah kepala keamanan, jadi harus menginformasikan pada lawan shift-nya.
“Huh, nasib jadi karyawan kecil, setiap hari pulang malam tapi gaji tetap sama,” gerutu gadis itu, ia berjalan menuju ke tempat sepeda motornya terparkir.
Di basement khusus karyawan sudah sepi, karyawan yang lain sudah lebih dulu meninggalkan tempat itu sejak satu jam yang lalu. Jalanan terlihat mengkilap sisa air hujan yang tersorot lampu kendaraan.
Fay melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang, hawa dingin begitu menusuk, terlebih ia hanya mengenakan kaos dan celana jeans tanpa mantel.
“Mama apa kabar, ya? Semoga udah baikan,” gumam Fay seraya mendorong kendaraan roda dua yang selalu menemaninya. Mbak Jum sudah pulang ke rumah, di sana hanya ada suster yang menjaga.
Di tengah perjalanan ia dikejutkan oleh kemunculan tiga orang berpakaian sama yang menghadangnya. Beruntung rem sepeda motornya masih berfungsi dengan baik.
“Menyingkir! Kalian mau membuat orang celaka, hah?” makinya pada orang tersebut.
"Sebaiknya nona ikut kami," ucap salah seorang diantara mereka.
"Tidak akan, aku tidak mengenal kalian. Cepat pergi!" ketus Fay, ia tidak mengenal satu orang pun di antara mereka.
Gadis itu mulai berpikiran buruk, apakah mereka penjahat yang ingin merampok? Tapi saat ini penampilannya tidak mengundang penjahat. Aksesoris tidak mencolok, harta benda juga tidak begitu berharga. Hanya motor butut yang dikendarainya.
"Saya sarankan nona menurut saja, jika tidak ingin kami melakukan kekerasan." Pria berkumis yang diduga ketua mereka angkat bicara.
"Kalian pasti orang jahat. Sengaja merampok wanita yang terlihat lemah. Baiklah, kalau kalian tidak mau pergi, aku akan membuat kalian pergi!"
Fay mematikan kendaraan roda dua itu dan turun. Dia sudah bersiap, pasang kuda-kuda untuk melawan laki-laki bertubuh tegap yang berjumlah tiga orang. Sebenarnya Fay sedikit ngeri melihat penampilan mereka yang lebih mirip algojo. Meski begitu, Fay tidak ingin merelakan kuda besinya diambil paksa oleh penjahat.
"Aduh, Non. Tolong jangan membuat saya susah. Saya tidak ingin menyakiti perempuan," ucap laki-laki berkumis itu lagi.
"Ah, kalian tidak perlu sungkan." Fay mulai menyerang, ia sudah tidak tahan lagi. Ketiganya hanya menghindar secara bergantian dan Fay tidak menyukai hal itu. IA Harus memikirkan cara agar mereka melawannya.
Mereka bertiga tidak melawan dan hanya menghindari serangan Fay. Mengingat tugas yang diberikan pimpinan, mereka harus membawa Fay dengan utuh, aman, dan selamat. Tanpa luka atau lecet sedikit pun. Jika tidak, mereka akan menerima akibatnya.
"Hah, kalian ini. Badan doang gede, tapi hatinya mirip hello kitty," ejek Fay.
"Kalian berdua, maju. Ingat, jangan sampai ia terluka, sedikit pun!"
Mendengar ejekan Fay, keduanya mulai tersulut emosi. Setidaknya mereka harus melawan untuk melindungi diri. Pertarungan sengit antara seorang gadis muda dan tiga pengawal itu terjadi. Beruntung jalanan lengang karena sudah lewat tengah malam. Pada akhirnya, ketiga pengawal itu harus dikalahkan oleh Fay seorang diri. Bagaimanapun, Fay membekali dirinya dengan mengikuti ekstrakurikuler di sekolah Selain itu, ia juga berlatih beladiri untuk melindungi dirinya. Itulah sebabnya ia bisa bekerja sebagai kepala keamanan di club malam.
"Ck, hanya itu kemampuan kalian? Masih mau lagi?"
Kedua orang tersebut memang tidak menggunakan semua kekuatan dan sengaja mengetes kemampuan Fay yang menantang mereka. Tidak disangka bahwa gadis itu memiliki ilmu beladiri yang cukup bagus. Jika saja tidak mengingat amanat bosnya, pasti mereka akan membuat Fay memohon untuk dilepaskan.
"Kris, kita nyerah," ucap dua orang pengawal yang sudah berhasil Fay kalahkan dengan napas terengah.
"Cukup, Nona. Kami bertiga hanya ditugaskan untuk menjemput Anda." Si Kumis akhirnya mengatakan tujuannya.
"Siapa?"
"Tuan Arlan."
"Arlan?" Kening Fay berkerut mendengar nama itu, sepertinya ia belum pernah mendengarnya. "Aku tidak mengenalnya. Ada urusan apa dia mencariku?"
"Saya tidak tahu mengenai hal itu, saya hanya bertugas menjemput Anda," ucap si kumis terpaksa mengatakan tujuan mereka.
"Inikah yang kalian bilang menjemput? Mengagetkanku di tengah jalan?" cibir Fay dengan wajah kesal.
Siapa orang yang mereka maksud? Apa mungkin laki-laki malam itu?
Fay terpaksa menyetujui untuk ikut bersama mereka. "Tapi aku bawa motor," ucapnya beralasan. Dan saat mereka lengah, Fay memukulnya dari belakang.
"Kami yang akan membawanya, Anda silakan ikut ke mobil." Namun mereka kalah cepat, Fay sudah lebih dulu menyerangnya.
Seseorang yang mengawasi dari dalam mobil merasa geram. "Kalian menangani satu wanita saja tidak becus," gerutu orang itu. Dia harus turun tangan sendiri untuk membawa wanita itu.
Fay tidak bisa menurunkan rasa waspada, sebagai seorang wanita dihadang oleh sekelompok penjahat di tengah jalan. Haruskah ia menyerah begitu saja?
"Maaf, Nona. Saya harus melakukannya demi kebaikan Anda."
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Begitulah yang Fay rasakan hari ini, ia terbangun di sebuah kamar mewah yang tidak dikenalnya.
"Ugh…, dimana ini?" Gadis itu memijat pangkal hidung, kepalanya masih terasa pening. Ia coba mengingat kembali apa yang terjadi padanya. Saat bernegosiasi dengan ketiga pengawal yang menghadangnya, ia diserang dari belakang dan setelah itu tidak mengingat apa-apa lagi. "Ini namanya penculikan, membawa orang paksa tanpa persetujuan," omel Fay.
"Nona sudah bangun?" tanya seorang pelayan memasuki ruangan dengan nampan berisi minuman dan makanan. Fay beringsut mundur melihat kedatangan dua orang pelayan memasuki ruangan itu.
"Ini dimana?" tanya Fay pada kedua orang tersebut, tetapi mereka tidak menjawabnya. "Lalu, siapa kalian?"
"Tuan meminta kami mengantarkan makanan dan minuman ini, silakan Nona menikmati." Setelah berkata demikian, dua orang wanita yang berpakaian sama itu meninggalkan Fay seorang diri dengan wajah suram.
"Tunggu, kalian belum menjawab pertanyaanku." Namun kedua orang itu mengabaikan teguran Fay.
"Ish, sok misterius. Sebenarnya apa mau orang itu?" Fay terus menggerutu, tatapannya menyapu seisi ruangan. Ruangan ini tidak jauh berbeda dari kamar hotel yang ditempatinya malam itu. Pasti orang yang membawanya bukanlah orang biasa.
Hikk, nasibnya benar-benar buruk. Hal mengejutkan terus terjadi padanya akhir-akhir ini. Jalan hidup yang dilaluinya melebihi rollercoaster, tidak dapat ditebak kapan akan menanjak dan dihempaskan dengan turunan tajam seperti yang dialaminya sekarang.
Untuk apa memikirkan hal yang membuatnya semakin sakit. Fay merasa cacing di perutnya berdemo meminta makan, tetapi ia tidak ingin sembarangan menyentuh makanan yang belum jelas asal usulnya.
Di tengah rasa khawatir yang melanda, tatapannya tertuju pada benda pipih yang sedang dicarinya. Yah, ponsel itu tergeletak di atas nakas samping tempat tidur.
"Akhirnya aku menemukanmu!" Melupakan rasa laparnya, Fay memilih menyibukkan diri dengan ponsel di tangan. Tidak ada yang berubah, semua data masih lengkap seperti sebelumnya.
Terlalu senang, Fay tidak menyadari kehadiran seseorang yang mengawasinya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
🎼retha🎶🎵🎶🎵
si tulang rusuk otw si tulang punggungnya ....memang jodoh lelaki berkuasa dgn wanita yg mandiri.
ahaiii balada tulang belulang ...asyekkkk !
2022-03-15
1
Helen Arneta
novel copas
2022-03-01
1
park thina
semagaddd thor 😄😄
2022-01-19
3