"Lo suka yah sama gue?"
Kata-kata Kenzie masih terngiang-ngiang dikepalanya, masa iya Gavin suka sama Kenzie. Yang notabennya istrinya sendiri.
Tapi masalahnya mereka berdua menikah gara-gara perjodohan, tanpa ada cinta, melainkan paksaan.
Sedari tadi, Gavin diam mematung menatap lurus kedepan, dengan tatapan kosong. Televisi menyala, tapi bukan dia yang menonton, tapi malah sebaliknya. TV yang menontonnya.
Kenzie entah kemana, Gavin tidak peduli. Mulutnya malas beradu argumen, mood nya berantakan.
"Masa iya gue suka Kenzie, gak mungkin."
Gavin mengelengkan kepalanya, sesekali mengaruk tengkuknya.
Diruang tengah, Kenzie duduk disofa didepan televisi. Menatap lurus kedepan, dengan mulut yang tidak hentinya mengunyah.
Masa bodoh dengan Gavin, mumpung ada kesempatan diwaktu luang. Lebih baik Kenzie memakainya sebaik mungkin. Jarang-jarang Kenzie bisa seharian dirumah, biasanya sibuk dengan urusan OSIS.
Tok tok
Ketukan pintu terdengar, mengalihkan perhatiannya. Tumben-tumbenan ada tamu ke rumah ini, karena biasanya hanya ada pembantu dan penjaga rumah yang meramaikan pekarangan rumah besar ini.
Entah kenapa, jarang ada yang berkunjung. Tapi Kenzie tidak tau dihari-hari sebelumnya. Orang dia kebanyakan menghabiskan waktu disekolah. Kalo gak, dikurung Gavin dikamar.
"Penagih hutang?"
Kenzie mengerutkan dahinya, sembari melangkah kearah pintu. Perlahan memutar knop pintu, menampakkan gadis seumurannya dibalik pintu.
"Cari siapa?" Tanya Kenzie sopan.
"Gavin nya ada kak?"
Cari suami gue ternyata. Batin Kenzie.
Berani-beraninya Gavin menyuruh selingkuhannya bertamu ke rumah, Kenzie ketinggalan. Sampai sekarang ia belum mendapatkan selingkuhan. Gak ada yang ganteng soalnya.
"Masuk, atau diluar aja?"
"Boleh masuk kak?"
"Boleh tapi dibayar, satu jam 2 ribu."
Kenzie tertawa renyah, sembari menarik lengan kecil gadis di depannya.
"Gua bercanda, gak usah dimasukin ke lambung."
Kenzie kembali duduk disofa, dengan gadis tersebut disampingnya.
"Mau dipanggilin sekarang Gavin nya?"
"Boleh kak."
Sekali tarikan napas, suara Kenzie mengema seisi ruangan. Bodoh amat, mertuanya juga tidak ada dirumah. Lagian ngapain juga gadis yang satu ini datang ke rumah, mana yang di cari suaminya.
"GAVIN, KELUAR LO! Udah, tunggu aja."
Gadis itu tercengang menatap Kenzie tanpa berkedip. Manusia langka, bisa-bisanya dia berteriak sekencang itu.
Untung telinganya tidak pecah, terutama rumah ini.
"Nama Lo siapa?" Tanya Kenzie, sembari kembali mengunyah camilannya.
"Tiara kak."
"Oh, nama gue Kenzie gak usah panggil kak. Muka gue belum tua banget, punya anak juga belum."
"Kode?"
Kenzie tersentak, menoleh kearah Gavin yang duduk disampingnya.
Dengan kesal, Gavin menangkup wajahnya dan menatapnya tajam.
"Besok-besok Lo teriak lagi, gue buat Lo gak bisa jalan."
"Apaan sih, sakit."
Gavin mengubah mimik wajahnya, menatap Kenzie dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa di suruh masuk?" ucapnya tanpa bersuara.
Kenzie mengerutkan dahinya, menatap Gavin dengan tatapan bingung. Seharusnya Gavin senang, selingkuhannya diterima masuk ke rumah. Ini malah marah-marah.
Kurang baik apalagi Kenzie, istri menerima selingkuhan suami ke rumah.
"Bang Gavin."
Sontak Kenzie mendorong tubuh kekarnya, kembali duduk tegap seperti semula.
Tiara hendak melangkah mendekat kearah Gavin, sebelum suara bariton khas nya menahan pergerakannya.
"Duduk, jangan dekat-dekat sama gue."
"Yah."
Tiara menundukkan kepalanya, dengan jemari yang saling bertautan. Kenzie tidak tega, bagaimanapun juga dia perempuan. Gak seharusnya Gavin bersikap keras seperti barusan. Karena Kenzie juga perempuan.
"Gue mau–"
"Gak usah banyak alasan, lanjut lagi nontonnya." Sela Gavin, merangkul pundak Kenzie menahan pergerakannya.
Lama-lama gadisnya ngeselin, masa suami sendiri dibiarin berduaan sama gadis lain. Perselingkuhan terbuka lebar kalo begitu ceritanya.
"Apaan sih Vin."
"Mau camilan?"
Gavin meraih camilan diatas meja, membuka bungkusnya dengan kesal.
"Buka mulut!"
Kenzie mengelengkan kepala, seraya mendorong lengan kekar Gavin menjauh dari wajahnya.
"Kenzie, buka mulut!"
Siempunya mendengus kesal, menatapnya tajam. Masa iya Kenzie disuapi, mana Tiara sedari tadi menonton interaksi mereka berdua.
Sebenarnya Gavin kenapa? seharusnya mengusir Kenzie dari sini, lah ini malah sok romantis.
Gavin menatapnya tajam, memaksanya membuka mulut menerima suapannya. Terpaksa Kenzie membuka mulutnya, memakan camilan itu dengan kesal.
"Good."
Bukannya berhenti, Gavin malah terus menyondorkan camilan tepat didepan mulutnya. Dengan menekan sedikit, agar Kenzie mau menerima suapannya.
"Bang Gavin."
"Mau apa Lo ke sini?" Tanya Gavin dingin.
Kenzie yang pertama kalinya mendengar Gavin berucap seperti itu, sedikit merinding. Selama ini Gavin tidak pernah cosplay jadi kulkas, orang tiap hari heboh minta ampun.
"Abang gak kangen Rara?"
"Dih kepedean."
"Padahal Rara kangen Abang, makanya datang kesini."
"Cuman itu?"
"Gak, Rara mau kasih kabar baik. Besok aku pindah ke sekolah Abang."
"Sangkut pautnya apaan sama gue?"
"Abang gak senang?"
"Gak."
Sontak Kenzie mencubit paha kekarnya, sembari fokus menatap layar televisi. Sebenarnya Kenzie bosan dengan drama ini, mana duduk ditengah-tengah lagi.
Ini juga, ngapain menahannya disini. Udah di kasih izin selingkuh, malah gak mau.
"Oh iya, kak Kenzie ini siapa bang?"
"Istr–"
"Sepupu, iya kita berdua sepupu. Iya kan Vin?" Sela Kenzie, sembari tertawa renyah dengan jemari mencubit paha kekar suaminya.
"Kok aku gak pernah lihat yah?"
"Emang Lo pernah ke sini?"
Kenzie mengerutkan dahinya, beralih menatap kearah Tiara.
"Dulu sering sebelum pindah, aku gak pernah lihat kakak ke sini."
"Oh, itu gue jarang kesini."
"Pantasan gak pernah lihat. Dulu aku tiap hari datang kesini, bang Gavin juga sempat jadi pacar aku."
"Pacar?"
"Iya." Tiara menganggukan kepalanya antusias, dengan manik yang tidak lepas dari Gavin.
Sontak Kenzie mengulum senyumnya, menahan tawanya yang sebentar lagi akan lepas. Ternyata mantan, pantasan Gavin gak mau berduaan.
"Berarti sekarang CLBK nih ceritanya? Cinta lama bersemi kembali." Ucap Kenzie, dan tertawa terbahak-bahak.
Tiara menundukkan kepalanya, dengan rona merah muncul di kedua pipinya. Beda dengan Gavin, yang sedari tadi menahan kekesalannya.
Memang ratu iblis selalu berbeda, bukannya cemburu malah tertawa. Pusing juga lama-lama melihat tingkah gadis yang satu ini, untung istri sendiri.
"Pantasan Gavin malu."
Kenzie tersenyum jahat kearah Gavin, sembari mencubit wajah tampan suaminya.
"Besok-besok datang lagi yah RARA," Ucap Kenzie dengan menekan kata Rara.
"Iya kak."
"Good."
Kenzie melepas cubitannya, mendorong kecil wajah Gavin.
"Mau ngobrol berdua sama BANG GAVIN? Pasti mau kan RARA. Gue titipin manusia mesum ini, mau di bawa pulang juga gak papa. Gue mau cari selingkuhan dulu."
Kenzie bangkit dari tempatnya, melongos begitu saja meninggalkan mereka berdua.
Lama-lama kupingnya panas, mood nya berantakan. Gak jadi nonton TV seharian, mata nya mengantuk.
Gavin menatap tajam kearah Tiara, dengan tangan yang terkepal. Gadis kecil ini licik nya gak ketulungan. Sok ngaku jadi mantan, mantan dari Hongkong? Kepedean.
"Pulang!"
Gavin bangkit dari tempatnya, berlari kecil kearah kamar. Hukuman menunggu gadisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
A.0122
siapa si tiara sebenarnya hingga ngaku² jd mantan padahal hanya pajangan tak dianggap
2022-03-31
0
Suky Anjalina
😂😂
2022-03-25
0
F
gw malah kesel sama Kenzi
2022-02-28
2