Merasa kamar mandi sudah bersih, Gavin berlalu pergi begitu saja meninggalkan kedua sahabatnya. Edo dan Angga yang melihat itu, hanya mengangkat bahunya acuh.
Kalo Gavin pergi tanpa mengajak mereka, berarti dia butuh waktu sendiri.
Tepat didepan ruangan OSIS, Gavin melirik kesana kemari, dan mengintip ruangan OSIS. Terlihat gadisnya didalam, dan beberapa anggota OSIS lainnya.
"Ck, gak jadi."
Gavin berdecak kesal, meninggalkan ruangan OSIS. Padahal rencananya bolos keruangan OSIS, tapi sayangnya didalam bukan hanya gadisnya saja.
Jadi rencananya ditunda dulu, atau dirumah saja biar lebih bebas.
Edo dan Angga yang melihat Gavin melangkah kearah mereka, langsung berlari terbirit-birit menjauhi Gavin. Mereka tidak mau bolos hari ini, sudah cukup hukuman hari ini.
"Woi, mau kemana Lo berdua?" Teriak Gavin, mengema lorong sekolah yang sepi.
"Belajar." Sahut Edo, sembari menarik celananya yang melorot.
Gavin hanya mengangguk kan kepalanya, mengikuti langkah kedua sahabatnya. Gavin pikir mereka berdua mau bolos, ternyata masuk kedalam kelas.
Karena rencananya juga, Gavin ingin menarik kedua sahabatnya kedalam kelas. Hari ini Gavin gak ada niat untuk bolos, lebih baik tidur didalam kelas saja.
•••••
Bel pulang berbunyi, dengan cepat Gavin keluar dari kelas melangkah lebar kearah ruangan OSIS. Melongos masuk begitu saja kedalam, dan duduk disamping gadisnya.
"Pulang!"
Sontak Kenzie tersentak kaget, dengan kesal memukul lengan kekarnya.
"Gue kaget."
"Gitu aja kaget."
Gavin melipat kedua tangannya, seraya bersandar pada sandaran kursi. Semua mata tertuju kearah mereka berdua, dan Gavin tidak peduli. Lagian Kenzie Istrinya, apa salahnya menemui istri sendiri.
"Ngapain Lo kesini?"
"Belanja. Udah tau masih aja nanya."
Kenzie melototkan matanya, mengintruksi Gavin keluar dari ruangan OSIS. Takutnya orang-orang malah mikir yang aneh-aneh tentang mereka berdua, walau kenyataan Gavin suaminya.
Pria yang memakai cincin yang sama dengannya, dipasangkan di jari telunjuk agar tidak ketahuan.
Eh, Kenzie baru menyadari itu, ternyata Gavin memakai cincin pernikahan mereka kesekolah, dan dipasangkan dijari telunjuknya sama persis sepertinya.
Kenzie memang sengaja, takut ketahuan kedua sahabatnya, dan lingkungan sekolah.
"Ken, kita duluan."
Kenzie mengalihkan tatapannya kearah anggota OSIS lainnya, dan tersenyum manis sembari menundukkan kepalanya.
Senyuman itu, tidak hilang dari pandangan Gavin. Ada desiran aneh mengalir dalam aliran darahnya, jantungnya berdetak kencang melihat senyuman manis itu.
Apalagi Gavin baru menyadari, ternyata gadisnya memiliki senyuman seindah itu, dan tidak pernah di tunjukkan ke arahnya.
"Kenapa Lo? pulang sana, malah melamun."
Gavin tersadar dari lamunannya, dengan cepat mengelengkan kepalanya.
"Pulang bareng gue ayok."
"Duluan sana, tugas gue masih banyak."
"Apa salahnya dikerjain dirumah,"
Kenzie hanya mengangkat bahunya acuh, fokus dengan kertas putih didepannya. Jadwal penjagaan anggota OSIS diulang, banyak anggota baru yang mengusulkan diri sendiri. Jadi Kenzie terima saja, takutnya sakit hati.
"Atau jangan-jangan Lo–"
"Terserah gue,"
"Ulangi!"
"Terserah gue."
"Gue suami Lo, kalo Lo lupa."
"Apa? Suami?"
Sontak Kenzie dan Gavin tersentak, mengarahkan tatapannya kearah pintu. Ada Fani, Edo, dan Angga yang mendengar ucapan Gavin barusan.
Diam mematung didepan pintu, menatap mereka berdua secara bergantian.
Dengan santainya Gavin bersandar kembali, dengan melipat kedua tangannya.
"Dia istri gue, mau apa Lo bertiga?"
Sekejap Fani, Edo dan Angga tercengang. Melangkah masuk kedalam dengan ragu.
"Ken, dia bohong kan?"
"Iya, gak usah didengarin. Yakali anak SMA nikah, otak dia udah gesrek. Ayo pulang."
Kenzie meraih ranselnya, dengan cepat menarik lengan Fani keluar dari ruangan. Sontak Gavin bangkit dari tempatnya, menahan pergerakannya.
"Lo bertiga ikuti gue."
Gavin menarik lengan Kenzie, keluar dari ruangan OSIS. Fani, Edo, dan Angga yang merasa terpanggil. Mengikuti langkah kaki Gavin. Mereka bertiga merasa penasaran, terutama Angga dan Edo.
Semalam mereka mendengar suara cewek dari tempat Gavin, yang terdengar mirip suara Kenzie. Mereka tidak salah, suara itu mirip suara Kenzie. Mereka baru sadar akan hal itu.
"Jangan ngada-ngada Lo Vin!"
"Gak."
Gavin meronggoh saku celananya, mengeluarkan kunci mobil.
"Eh, mobil siapa?"
"Mobil papa gue bawa kabur."
Kenzie berdecak kecil, menatap tajam kearah Gavin. Biasa-biasanya pria yang satu ini membawa kabur mobil dari rumah. Bisa dipastikan papa mertuanya marah-marah dirumah. Mana galak lagi.
"Masuk!"
Kenzie menurut, masuk kedalam mobil disamping kemudi. Dengan cepat Gavin ikut masuk kedalam, duduk dibalik kemudi
Tak menunggu lama, Fani, Edo dan Angga masuk kedalam mobil. Duduk tenang, menatap mereka berdua secara bergantian.
"Bentar. Lo berdua ngapain duduk disamping gue, jauh-jauh sana."
Fani baru menyadari hal itu, bisa-bisanya dia duduk ditengah-tengah. Mana sempit lagi. Saking seriusnya tadi, Fani tidak sadar akan hal itu.
"Diam!"
Angga menatapnya tajam, dengan cepat mengeser tubuhnya.
"Mau ngomong apa Vin?" Edo mencondongkan tubuhnya ke kursi kemudi. Sedikit penasaran dengan ucapan Gavin mulai dari semalam.
Gavin menghela napas panjang, meraih jemari gadisnya. Dan memutar tubuhnya kearah belakang.
"Lo bertiga tutup mulut! Kalo sampai ada yang tau, berarti Lo bertiga dalangnya."
Mereka bertiga serempak menganggukan kepala, menatap Gavin dengan tatapan serius.
"Kita berdua nikah muda minggu lalu. Karena perjodohan. Cuman itu, gak ada pertanyaan. Keluar!"
Sontak Fani, Edo, dan Angga tertawa terbahak-bahak, menatap satu sama lain. Mereka harus percaya ucapan Gavin, mereka berdua nikah muda minggu lalu.
"Kok lucu yah." Fani tertawa renyah, sembari mengerutkan dahinya.
"Lo sama gak kayak gue?" Tanya Fani spontan ke arah Angga.
Siempunya hanya mengangguk kan kepalanya, sembari mengaruk tengkuknya. Mereka tidak percaya dengan ucapan Gavin, mana ada pernikahan muda yang masih duduk dibangku sekolah. Kan aneh.
Kenzie dan Gavin saling melemparkan tatapan, dan mengangkat bahunya acuh.
"Bentar deh Vin, emang real Lo gak gila kan? mana masih muda lagi."
Ucap Edo, keluar dari mobil di ikuti Angga dan Fani.
Mereka bertiga mengaruk tengkuk diluar, sesekali tertawa renyah. Sontak Kenzie dan Gavin tertawa terbahak-bahak, merasa lucu dan aneh dengan tingkah teman nya.
Kenzie pikir teman-teman nya bakalan sama seperti yang ada novel, tentang pernikahan muda bertema perjodohan. Teman-temannya syok, dan langsung percaya.
Lah ini, malah binggung sendiri.
"Bukan suami gue." Tunjuk Kenzie kearah Gavin, dan tertawa terbahak-bahak.
"Diam Lo!"
"Makanya jangan heboh, lagian ngapain juga dikasih tau sama yang lain. Bukanya malu."
"Orang udah sah kok."
"Iya gue tau sah, tapi Lo pengen banget orang tau pernikahan ini."
"Lah iya yah."
Gavin mengaruk tengkuknya, merasa aneh dengan dirinya sendiri. Seharusnya Gavin rahasia kan Pernikahan ini dari yang lain, ini malah ngotot sendiri. Kan aneh.
"Lo suka yah sama gue?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
A.0122
bnr² pasangan konyol teman²nya jg ga kalah kony
2022-03-31
0
Suky Anjalina
semangat
2022-03-25
0
Santi Haryanti
semangat berkarya kak
2022-01-12
3