GAVIN (PERJODOHAN)
13 tahun yang lalu
Pertemanan antara lawan jenis itu biasa, bahkan untuk anak-anak pun sering terjadi. Begitu juga dengan Gavin dan Kenzie. Berawal dari persahabatan orangtua, turun ke anak. Tetangga sekaligus sahabat itulah gambaran kehidupan mereka.
"Ma, Abang kerumah Kenzie," teriak Gavin diambang pintu, tanpa memperdulikan teriakan mama nya dari dapur, bocah kecil itu langsung berlari keluar dari pekarangan rumah.
Tujuannya hanya satu, rumah tentangga tepat disebelah rumah mereka. Rumah sahabatnya. Dengan senyuman lebar tercetak jelas dibibirnya, Gavin melangkah masuk kedalam tanpa mengetuk pintu.
"Eh, bang Gavin. Cepat banget bangun nya, padahal Kenzie baru bangun tau," ungkap Agatha bunda Kenzie.
Terdengar tawa kecil, bocah kecil itu naik keatas kursi meja makan dengan bantuan Agatha, tepat di samping Kenzie.
"Abang Gavin udah sarapan?" tanya Agatha, seraya meletakkan roti bakar diatas piring.
"Belum Tante,"
Agatha hanya tertawa kecil, menuangkan susu hangat ke dua gelas kosong dan meletakkannya dihadapan putrinya dan Gavin. Agatha yakin, sebentar lagi akan terdengar suara dari depan pintu. Dan dugaannya benar.
"GAVIN! MASIH PAGI UDAH BERTAMU KE RUMAH ORANG, MANA NUMPANG MAKAN LAGI. ASTAGA, PAPA KAMU BISA MARAH SAMA MAMA," teriak Lara.
Siempunya hanya diam, maniknya hanya fokus menatap kearah sahabatnya sesekali meneguk susu dari gelas nya.
"Kamu sakit?" tanyanya kearah Kenzie, mengelus lembut rambut panjang sahabatnya seraya tersenyum manis.
Kenzie hanya mengeleng, nyawanya belum terkumpul dan jiwa cerewetnya belum muncul di permukaan.
"Anak nakal, udah berapa kali mama bilangin sarapan itu di rumah, bukan di rumah calon mertua," omel Lara, seraya duduk disamping putranya.
Kebetulan Lara selalu mendukung penuh putranya bersahabat dengan Kenzie, gadis kecil anak sahabatnya yang pastinya memiliki sifat persis seperti kedua orangtuanya di masa depan.
"Di masa depan Abang harus nikah sama Kenzie," ucap Lara.
"Nikah itu apa ma?" tanya Gavin dengan polosnya.
"Kayak mama sama papa, biar Abang bisa jagain Kenzie kemana-mana, pukul orang yang ganggu Kenzie, baru bisa main sepuas-puasnya tanpa mama larang."
Mendengar tawaran menggiurkan itu, spontan Gavin menganggukan kepala tanpa tau arti dari pernikahan itu.
"Abang nikahin Kenzie mau kan? biar nanti aku yang jagain kamu kemana-mana, baru bisa main sepuas-puasnya," ucap Gavin girang kearah Kenzie.
Terlihat dahi kecil itu mengerut, detik berikutnya menganggukan kepalanya antusias seraya tersenyum lebar kearah sahabatnya.
"Kenzie mau," jawab Kenzie girang.
Sontak Lara bertepuk tangan, mencium wajah putranya bertubi-tubi bangga dengan putra kecilnya. Agatha yang melihat itu hanya mengelengkan kepala, tidak heran lagi dengan kelakuan sahabatnya.
Kebetulan setelah Kenzie lahir, manusia yang paling heboh mengetahui hal itu hanya Lara. Kebetulan Gavin dan Kenzie berbeda satu tahun, Lara lebih dulu hamil dan memiliki anak. Tepat hari melahirkan Kenzie hari itu juga Lara langsung menjodohkan putranya dengan putrinya, entah apa maksud dan tujuannya.
"Mama sama calon mertua kamu jadi saksi, jadi Abang harus bertanggung jawab di masa depan. Umur 17 tahun, Abang harus nikahin Kenzie," ucap Lara serius.
Tapi sayangnya semua tak seindah yang dibayangkan, seminggu perjanjian itu keluarga Megantara harus pindah ke kota, kebetulan selama ini mereka tinggal di sebuah desa yang lumayan jauh dari kota.
Tangis pilu terdengar, bahkan Gavin mogok makan hampir sehari setelah mengetahui hal itu. Tapi demi perusahaan Megantara, kedua orangtuanya tidak tau harus mengatakan apa, karena perpisahan itu tetap harus terjadi.
"Gih peluk Kenzie dulu baru kita berangkat," bisik Lara, menenangkan putranya.
Kepala kecil itu menganguk, berlari kecil kearah sahabatnya dan memeluknya erat seakan tidak ingin melepaskannya.
"Kita tetap teman selama-lamanya," bisik Gavin terakhir kalinya.
______________
Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya, mengatakan pada dunia. Bahwasanya Gavin sudah resmi menjadi seorang suami, dari gadis cantik, tapi sayangnya galak. Dia Kenzie Alison, yang kini menjadi Kenzie Megantara. Sesuai marga suaminya, Gavin Megantara.
Ibu ketua OSIS terhormat, yang selama ini menghukumnya disekolah. Kini menyandang status sebagai istri, dari manusia berandal disampingnya.
Rasanya masih tidak percaya, apalagi usia mereka masih muda. Tapi karena perjodohan yang sudah dijanjikan dari kecil, para orangtua mereka benar-benar melaksanakannya, sesuai perjanjian keduanya umur 17 tahun.
Selama berjalan nya pernikahan, gadis disampingnya tiada henti-hentinya meneteskan air mata. Padahal apa salahnya menikah dengannya, wajahnya juga tidak burik-burik amat.
"Gak usah nangis, belah duren nya belum mulai."
Kenzie hanya diam, tanpa berniat membalas ucapannya bahkan melirik sedikit pun kearahnya.
"Nangis pada waktunya, orang acaranya bahagia malah ditangisi. Nangis tuh ke kuburan."
"Diam Lo, ini semua gara-gara Lo." Teriak Kenzie, sontak semua mata tertuju kearah mereka.
Gavin tersenyum tipis kesemua orang, dengan menutup mulut ember Istrinya. Baru juga beberapa jam resmi menjadi suami istri, tapi mereka berdua sudah adu mulut diatas pelaminan. Hancur sudah image Gavin didepan mata semua orang.
"Jangan teriak-teriak, ini bukan hutan. Besok-besok gue aja kehutan. Sesuka hati Lo ngapain, cosplay jadi monyet juga gak papa."
Dengan kesal Kenzie mengigit telapak tangan yang menutup mulutnya, menatap tajam kearah Gavin.
"Dasar set*n."
"Ganteng gini malah dibilang set*n. Sakit tau Ken tangan gue."
"Rasain."
"Tunggu aja nanti malam, habis Lo gue buat."
"Gak takut tuh."
Gavin memilih diam, sembari meniup tangannya bekas gigitan Kenzie. Mana sakit, untuk tulang nya tidak retak. Kalo tidak Gavin tidak bisa ceb*k beberapa hari kedepan.
"Gue baru ber*k Ken."
Gavin tertawa terbahak-bahak, menyadari perubahan wajah gadis cantik disampingnya. Boleh dipastikan, gedung tinggi ini akan hancur sebentar lagi gara-gara teriakan Kenzie.
"GAVIN SET*N, M*TI AJA LO."
_____________
Setelah kejadian tadi, Gavin dan Kenzie kini di sidang para orangtua mereka. Terlihat semua wajah tidak bersahabat, seakan siapa memarahi pasutri muda itu.
Bagaimana tidak, pernikahan mereka berdua hancur berantakan gara-gara ulah kedua mempelai. Teriakan Kenzie menarik perhatian semua orang, dan Gavin tidak tau malu nya malah tertawa terbahak-bahak.
"Minta maaf Gavin!"
Siempunya masih tetap dengan pendiriannya, hanya mengelengkan kepala sebagai jawabannya. Habis sudah kesabaran papa Gavin, dengan kesal berteriak sama seperti teriakan Kenzie.
"Gavin!" Teriak Viktor papa Gavin memenuhi seisi ruangan, bahkan hampir memecahkan gendang telinga.
Demi keselamatan jiwa dan raga, dengan cepat Gavin memeluk tubuh kecil Kenzie yang duduk disampingnya.
"Gue minta maaf Ken, gua gak bermaksud apa-apa."
Sontak Kenzie melototkan matanya, berusaha melepaskan pelukannya.
"Diam, biar cepat kelar masalahnya." bisik Gavin tepat ditelinganya.
"Gue minta maaf Ken, maafin gue yah." ucap Gavin dengan suara tinggi, agar orangtuanya mendengar suaranya.
Seakan percaya dengan drama yang ditunjukkan Gavin, para orangtua mereka menghela napas lega dan tersenyum mengoda kearah mereka berdua.
"Dimarahi dulu baru maju, dasar anak muda." ucap Viktor, sembari menepuk pundak putranya.
Merasa suasana mencenkam sudah berubah, dengan cepat Kenzie mendorong tubuh kekar itu. Spontan terdorong kebelakang, jatuh dengan mulusnya keatas lantai.
Sontak Kenzie tertawa terbahak-bahak, tanpa berniat menolongnya sama sekali.
"Hahaha, enak gak?"
Siempunya meringgis kesakitan, perlahan bangkit dari tempatnya kembali duduk disamping Kenzie.
"Gak boleh gitu, kasihan suami kamu." nasehat Agatha ibunda Kenzie.
"Iya bund, maaf."
Kenzie menundukkan kepalanya, dengan mengulum senyum berharap tawanya tidak pecah. Apalagi wajah Gavin barusan terlihat lucu, dan Kenzie tidak tahan menahan tawanya.
Sontak tawanya kelepasan, menarik perhatian para orangtuanya terutama Gavin.
"Ck, mana masih muda."
Gavin mengelengkan kepalanya, menatap Kenzie yang tiada hentinya tertawa terbahak-bahak.
"Kayaknya senang banget lihat orang menderita."
"Iya, apalagi orangnya Lo."
"Dasar ratu iblis."
Kenzie hanya menjulurkan lidah kearahnya, kembali tertawa terbahak-bahak.
Interaksi mereka berdua tidak hilang dari pandangan orangtuanya. Mereka hanya bisa mengelus dada, dan mengelengkan kepala.
Padahal waktu kecil keduanya sangat akur, tapi sekarang terlihat bagaikan tom and Jerry.
"Vin, bawa mobil papa."
"Kemana pa?"
"Ikut aja, kalian berdua satu mobil ikuti mobil ayah dari belakang."
"Siap pa."
Gavin bangkit dari tempatnya, sembari menarik lengan Kenzie dan melangkah mengikuti langkah orangtuanya.
"Ck, gue bisa jalan sendiri."
"Gak, nanti ada yang culik. Lo gak takut, ini hotel. Katanya banyak om-om mesum."
"Gak usah nakut-nakutin, jauh-jauh Lo dari gue."
"Terserah."
Gavin melepaskan genggamannya, melangkah lebar menyamakan langkah para orangtua.
Kenzie yang melihat itu, sontak berlari kecil takut dengan ucapan Gavin. Walau sebenarnya Gavin saja sudah terlihat om mesum, tapi itu rahasia. Takutnya Kenzie malah jadi mangsanya.
Tepat diparkiran hotel, kebetulan acara pernikahan mereka tertutup dan diadakan dihotel berbintang. Karena bagaimanapun juga, pernikahan satu kali seumur hidup. Orangtua mereka menyediakan yang terbaik untuk mereka berdua.
"Silahkan masuk ratu."
Gavin membuka pintu mobil untuk Kenzie, dibalas dengan tatapan tajam. Istrinya memang benar-benar. Apa salahnya tersenyum manis, atau mengucapkan terimakasih. Emang ratu iblis selalu berbeda.
Dengan wajah berbinar, Gavin duduk dikursi kemudi. Tersenyum lebar, akhirnya impiannya membawa mobil terwujud. Karena selama ini, papa nya melarang keras Gavin membawa mobil. Takutnya malah melakukan hal yang aneh.
"Kampungan." Cibir Kenzie, yang sedari tadi melihat drama Gavin.
Sontak siempunya duduk tegap, menatap lurus kedepan. Bisa-bisanya sifat noraknya terlihat Kenzie, memalukan.
"Vin." Kaca mobil diketuk, dengan cepat Gavin menurunkan kaca mobil.
"Kenapa pa?"
"Ikuti kita dari belakang, jangan ngebut!"
"Iya pa."
Selama perjalanan hening. Tidak ada yang berniat membuka suara. Kenzie memilih menatap jalan dari kaca mobil, dan Gavin fokus menyetir.
"Ternyata kerumah."
Kenzie menatap pekarangan rumahnya yang terlihat didepan, bergegas turun dari mobil.
"Kita tidur disini bund?" Kenzie mendekat kearah bundanya, dan berbisik sepelan mungkin.
"Gak, cuman jemput koper kamu."
"Yah kok gitu sih bund."
"Udah jadi istri orang, jadi harus ikut suami."
"Kenzie gak mau bund."
"Gak boleh ngomong gitu, mulai sekarang harus nurut sama suami."
Kenzie memeluk erat tubuh bundanya, dan terisak kecil.
"Jangan nangis, gak malu sama suami."
"Dia juga malu-maluin."
Gavin yang sedari tadi mendengar pembicaraan anak sama ibu tersebut, tersentak kaget mendengar ucapan Kenzie.
"Dasar bocil."
"Vin." Lara mama Gavin mencubit pinggang putranya.
"Maaf ma."
"Masukin koper istri kamu kemobil."
Gavin menganggukan kepalanya, mengambil alih koper dari pembantu rumah tangga Kenzie, dan memasukkannya kedalam mobil.
"Mulai sekarang Kenzie harus nurut sama suami."
"Iya bund."
Agatha bunda Kenzie hanya bisa menahan tangis. Rasanya tidak rela, tapi bagaimanapun juga putri kecilnya sudah menikah.
"Ayah titip Kenzie yah nak." Ayah Kenzie membuka suara, sembari menepuk pundak Gavin.
"Siap yah."
Sontak semua orang tertawa, melihat tingkah konyol Gavin. Mana menghormat, memalukan.
Kenzie hanya bisa pasrah, perlahan melepaskan pelukan bundanya dan berganti memeluk ayahnya.
"Kenzie pergi yah."
Ayahnya hanya mampu mengangukan kepala, sembari mencium pucuk rambut gadisnya.
"Kita pamit om, Tante." Pamit Gavin dan hendak menyalim mertuanya. Sebelum suara cempreng mama nya menghentikan pergerakannya.
"Hei, ngapain panggil om tante. Kamu pikir mereka siapa kamu? Ikuti panggilan Kenzie."
"Iya-iya nyonya besar, marah-marah mulu."
Orangtuanya hanya bisa mengelengkan kepala, melihat tingkah konyol putranya.
Selesai acara pamit, Gavin langsung menarik lengan Kenzie dan menyuruhnya berdiri disampingnya.
"Selamat datang kedunia Gavin, Kenzie sayang." Bisik Gavin tepat ditelinga Kenzie, dan mengedipkan sebelah matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waah udah beneran Nikah nih mereka? Gimana dong ceritanya mereka bisa ketemu kembali? 😃
2024-10-13
0
Qaisaa Nazarudin
Ajaran sesat dari Lara..🤣🤣🤣
Kenzie aku pikir cowok, Ternyata cewek ya 😃
2024-10-13
0
baby_moon♡
baru mulai sudah disuguhi oleh pemeran laki laki yang absurd ini/Hey/aww suka deh/Hey//Hey/
2024-07-10
0