Di dalam mobil yang membawanya Ditha bingung dan nekat bertanya pada mereka.
"Siapa kalian dan mau apa??"
"Diam dan jangan bertanya, apa lagi melakukan hal yang aneh-aneh!!'
"Katakan kalian mau apa? aku mau di bawa kemana?"
"Sudah aku bilang diam!!"
Karena ketakutan dan semuanya laki-laki, Ditha pun menurut, Ia mendengar suara gawainya berbunyi tapi tak bisa ia ambil karena tangannya di ikat ke belakang.
Kira-kira 1,5 jam perjalanan mobilpun berhenti di sebuah rumah yang sangat mewah, mobil langsung di persilahkan masuk oleh satpam, dan laki-laki yang membawa Ditha itu pun turun dari mobil.
Salah satu dari mereka masuk rumah, tak lama keluar lah pak Rinto dan isterinya.
Salah seorang laki-laki yang membawa Ditha membuka pintu mobil dan menyuruh Ditha keluar. Ikatan di tangan Ditha pun di lepas.
"Om... Tante...? Kalian yang melakukan ini?"
"Diam kamu!! Ayo masuk, belum apa-apa kamu sudah berani kabur, bikin malu saja!!" hardik bu Resti.
Ditha pun di tarik paksa oleh kedua mertuanya itu masuk ke dalam rumah. Dia di masukkan sebuah kamar yang lumayan besar, Ditha menebak kalau itu kamar milik Lando, terlihat dari dinding kamar ada foto Lando tergantung di sana.
"Jangan coba-coba kabur lagi, mulai sekarang ini kamarmu!!"
"Tante sudah bicarakan hal ini dengan Lando? Apa dia mau? Apa tante tidak tau akan perjanjian kami? Lando tidak memberitahu kalian??"
"Perjanjian apa?? Tak ada perjanjian-perjanjian, kami tidak perduli, yang jelas kalian sudah menikah dan harus menjalaninya, titik!!"
"Tapi Tan?!"
"Diam!! Kamu harus tetap berada di kamar ini, semua keperluan mu akan di antarkan sebentar lagi!!"
Bu Resti pun meninggalkan Ditha sendirian di kamar itu.
Ditha pun terduduk lemas, ia bingung harus bagaimana setelah ini, beruntung tasnya tidak di rampas oleh mertuanya.
Di ambilnya gawai dari dalam tasnya, ia buka dan dilihatnya begitu banyak panggilan tak terjawab, dan beberapa pesan masuk.
Pesan dari Yani dan Aryo yang isinya hampir sama menanyakan keadaannya.
[ Ditha kamu dimana??]
[Ditha cepat beri kabar!]
[ Tha kamu baik-baik saja kan?]
Ada juga pesan dari ibunya.
[ Tha kamu sudah berada di rumah mertuamu?, mereka akan mencari mu, ikuti saja mereka, jangan berontak, mereka bermaksud baik. ]
Ditha hanya membaca semua pesan dari mereka tanpa niat untuk membalasnya, dalam hatinya agak kesal kenapa harus dengan cara seperti itu dia di jemput, apa tidak ada cara lain yang tidak kasar, seolah-olah dia seorang kriminal.
Tapi setelah berpikir dia akhirnya membalas pesan dari Yani.
[ Aku baik-baik saja Yan, tolong sampaikan pada kak Aryo, aku di jemput mertuaku, maaf seandainya aku tidak bisa di hubungi, aku tak mau banyak yang terlibat dengan masalah ku, nanti aku pikirkan bagaimana langkah selanjutnya, gawai akan aku silent.]
Pesan terkirim dan langsung di baca oleh Yani.
Yani pun langsung mengirimkan teks pesan tersebut pada Aryo. Dan di balas oleh Aryo.
[ Oke Yan, terimakasih, kita do'akan Ditha dalam keadaan baik-baik saja.]
[ Aamiin, Ditha sudah menikah ya bos?]
[ Iya, sudah kamu jangan ikut campur, kecuali aku suruh, setelah ini, kamu atur pekerjaanmu di sana, nanti bersiaplah ada tugas yang harus kamu kerjakan.]
[ Baik bos.]
Aryo berpikir sebaiknya dia mengirimkan Yani ke dalam keluarga pak Rinto untuk mengawasi Ditha dari jarak dekat. Yani sempat bilang ke Aryo kalau ternyata Ditha adalah teman sekelas nya dulu, dia putus sekolah jadi Aryo mungkin tidak sempat mengenalnya saat di SMA. Ini memudahkan Aryo agar Yani bisa menemani Ditha ketika berada di rumah pak Rinto, tinggal memikirkan bagaimana caranya agar bisa memasukkan Yani ke dalam rumah itu.
***
Pak Rinto dan bu Resti tak habis pikir kenapa pak Salman sampai mempunyai ide untuk menjemput paksa Ditha, bukannya kedua anak itu tidak menolak untuk di jodohkan, anehnya lagi mereka tidak tahu kalau setelah pernikahan Lando pergi tanpa pamit dan masih belum kembali.
Mereka sudah mencarinya kemana-mana tapi tidak menemukannya, mereka pun tidak ada keinginan untuk bertanya pada Afi, padahal Afi tau persis dimana Lando berada, hubungan Afi memang sudah di ketahui oleh pak Rinto dan bu Resti, tapi karena mereka tau siapa orang tua dari Afi maka mereka tidak merestuinya.
Disebabkan pula tradisi keluarga mereka yang suka menjodohkan anak-anak mereka maka setiap ada yang punya hubungan dengan orang di luar keluarga mereka akan melarangnya.
Tiba saatnya makan malam, bu Resti mengetuk pintu kamar Lando, kemudian membukanya. Dan meletakkan beberapa tas belanjaannya.
"Ditha ini beberapa baju untukmu, kau mandi dan pakailah baju ini, segera keluar kamar, kami menunggumu di ruang makan." ucap bu Resti sambil melangkah keluar kamar tanpa menunggu jawaban dari Ditha.
Ditha pun menuruti perintah mertuanya tanpa bantahan, percuma saja membantah pikirnya karena tak ada yang membelanya saat ini.
Satu-satunya yang bisa membantu ia keluar dari sini iyalah Lando sendiri, karena perjanjian yang Lando inginkan sendiri.
Selama Lando tidak kembali maka ia akan tetap bertahan di rumah mertuanya.
Selesai mandi dan berpakaian, Ditha pun keluar kamar, dan menyusul mertuanya ke ruang makan.
Di ruang makan kedua mertuanya sudah menunggu.
"Duduklah Ditha kita makan malam dulu."
Ditha diam saja tanpa menyahut, biar lah di katakan tidak sopan, dia tak peduli, dia pun duduk dan mengambil sedikit makanan untuk ia makan, hilang selera makan nya malam ini, kemudian memaksakan mulutnya mengunyah dan menelan makanan itu, padahal rasanya sangat lezat tapi karena moodnya hilang, jadi ia tak bernafsu sama sekali.
Melihat itu pak Rinto bertanya.
"Ada apa? kau tidak lapar? atau kau tak suka menunya? kau boleh minta makanan apapun yang kamu mau."
Ditha hanya menggeleng dan mempercepat makan malam nya.
"Maaf om...tante...Ditha kembali ke kamar."
Tanpa menunggu persetujuan, Ditha pun berjalan kembali ke kamar.
"Ini yang mami gak suka pih..kita jadi ikut-ikutan keras pada Ditha, gara-gara Salman!" ujar bu Resti.
"Habis mau gimana mih, anak-anak kalau di turuti maunya gak ada yang paham tujuan orang tua, semua ini demi kebahagiaan mereka juga kelak."
"Bahagia apa hah!! lihat kita.sampai kapan kita harus berpura-pura bahagia , berpura-pura seperti masih suami istri pih? aku capek, aku juga ingin hidup bahagia dan menua dengan orang yang ku cintai!!" isak bu Resti sambil membanting sendok ke piring dan berdiri berjalan meninggalkan kan orang yang sejatinya sudah bukan suaminya.
Selama ini mereka berpura-pura masih seperti sepasang suami-istri gara-gara perjodohan juga, semua demi supaya harta keluarga tidak sampai di nikmati orang luar keluarga.
Ditha sebenarnya belum masuk ke kamar, dia sempat mencuri dengar omongan mertuanya tadi.
'Gila.... keluarga macam apa ini??" bathin Ditha...secepatnya ia masuk ke dalam kamar, agar tidak kepergok mencuri dengar.
Di dalam kamar Ditha mondar mandir, ia memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa menguasai permainan, setidaknya dia bisa bebas datang atau pergi dari rumah mertuanya.
Kuncinya ada sama Lando dan ibu mertuanya, mungkin bila dia menekan sedikit kedua orang itu dia bisa keluar walau tanpa memutuskan statusnya, karena bila hubungan itu putus dan pak Salman mengetahuinya, pak Salman akan bertindak diluar nalar lagi.
Lelah berpikir Ditha pun rebahan, ia cek gawainya, ada beberapa pesan dari ibunya, tapi ia tak semangat untuk membacanya, ia biarkan saja, sambil menatap langit-langit kamar, ia berandai-andai bisa pergi dari rumah itu, lama kelamaan ia lelah berpikir dan kemudian tertidur.
Nb
mohon krisannya yaaaa..
terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments