Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan

Sudah lewat 1 minggu tak ada kabar dari Ditha tentang Yayan kakaknya, bu Silmapun menelpon Ditha.

[Assalamualaikum bu]

[Wa alaikumsalam Ditha, ada kabar dari kakakmu?]

[Tak ada bu, Ditha sudah cari-cari informasi keteman-teman kakak hasilnya nihil bu]

[Bagaimana ini, ibu harus beralasan apa pada saudara ayahmu?]

[Entahlah bu, mungkin kakak tidak terima keputusan perjodohan itu, kan kakak sudah beristri]

[Ibu tidak mengakuinya Ditha!!] Bentak bu Silma.

[Memangnya selama ini ibu dan om Salman mengakui kami?, kenapa baru sekarang bertindak sebagai orang tua kami?]

[Kamu jangan membantah Ditha, ingat jangan bikin malu ibu, atau kau.....] jawab bu Silma terputus.

[Atau apa bu? sudahlah bu, apa hidupku belum hancur sehingga ibu mau tambah penderitaan lagi.]

[Ibu tau yang terbaik untukmu Ditha, kehidupan mu akan cerah dengan menikahi anak om Rinto nanti]

[Terserah ibu saja.]

Tut...panggilan di putuskan oleh bu Silma.

Hhhhh....Ditha hanya menghela nafas.'Ya Allah perlihatkan mukjizat Mu' bathinnya.

Di kediaman pak Salman, pak Salman memperhatikan istrinya yang baru saja menghubungi seseorang.

"Siapa yang kau telpon mah?"

"Telpon....siapa...!!" ucap bu Silma latah.

"Melamun lagi kau!"

"Ti..tidak pah, ini lagi bingung saja pah."

"Bingung kenapa?"

"Pah...Yayan pergi bersama istri nya."

"Apaa?!! Pergi kemana?? Sejak kapan?"

"Tidak tahu pah, sudah satu Minggu."

"Kenapa kamu tidak bilang hah!! Bagaimana aku menjelaskan pada kak Sabri??"

"Entahlah pah, terserah papah, lagian kenapa Yayan juga dijodohkan,dia kan sudah beristri."

"Iya tapi itu tidak masalah, bisa di atur,ini masalahnya tentang warisan yang tidak boleh di kuasai orang luar keluarga."

"Ini juga salah papah, kenapa anak-anak tidak bersama kita dari awal, jadi kita tidak tahu kalau Yayan menikah dengan anak yang gak jelas asal-usulnya."

"Ah kau ini, bisa tidak gak menambah pusing kepala ku!!"

"Sama pah, aku lebih pusing lagi, anak pergi tak tahu kemana, berapa lama aku harus berkorban hidup tak bersama anak-anak ku!" isak bu Silma.

"Giliran kau butuh, kau cari mereka, kau buat mereka menanggung beban berat perjodohan itu!!" teriak bu Silma sambil melangkah pergi ke kamar.

"Heh mah, aku belum selesai bicara! baik kita lupakan urusan Yayan, toh Asti juga masih ingin kuliah, belum ingin menikah, nanti kita cari Yayan, sekarang bagaimana Ditha dulu kita nikahkan."

"Terserah papah, Ditha juga keliatan nya tidak bisa menolak, anak itu penurut meskipun kelak bakal menikah dengan orang yang tidak di cintai nya!"sentak bu Silma.

"Atur pertemuan minggu depan!!"

"Iya!!" ucap bu Silma sambil melangkah pergi.

'Aaargh, kurang ajar kau Yayan, awas kalau kau tidak kembali dan mengikuti perintah ku, maka nasibmu.....' umpat pak Salman dalam hati.

Pak Salman masuk ke ruang kerjanya, mengambil gawainya yang di atas meja dan menghubungi seseorang.

Tuuut.... tuuut.... tuuut

[ Halo, Bos, tumben menelpon, ada tugas? ] sahut seseorang di seberang sana.

[ Halo Bram, aku beri tugas ke kamu, cari anak dari istriku si Yayan, ingat wajahnya saat di acar keluarga ku kemarinkan? ]

Kepada bodyguard pak Salman memang di perintahkan untuk memperhatikan Yayan dan Ditha saat pesta, untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya bila Yayan pergi seperti sekarang ini. Hanya saja mereka tidak memprediksi kapan Yayan pergi.

[ Beres bos, kemarin saya sempat ambil foto Yayan dan Ditha, apa hanya Yayan? Ditha bagaimana?]

[ Hanya Yayan, kalau Ditha kalian awasi dari jauh saja, mencegah bila di juga ikut kabur, pastikan kalian dapatkan informasi, kalau perlu kalian tangkap dan tahan dulu, ingat Yayan jangan sampai cedera, kalau Fitri istrinya aku tak peduli, mau kalian makan juga terserah, aku cuma butuh Yayan kembali tanpa kurang satu apapun, paham!! ]

[ Oke bos, beres itu, jadi kami boleh berbuat apa saja pada isterinya Yayan kan? ]

[ Ya terserah kamu, aku tutup ]

Tut..

Lalu pak Salman lanjut menelpon saudara sepupunya.

[ Assalamualaikum Man ]

[ Wa alaikumsalam To, aku ingin mengabarkan Ditha sudah siap ]

[ Oke bagus, kita bertemu minggu depan, aku atur Lando dulu ]

[ Oke aku tutup ] klik

Lanjut pak Salman menelpon kakaknya.

Tuut....tuut....tuut....tuut....klik

[ Assalamualaikum Man, bagaimana Yayan deal? ]

[Belum deal kak, Asti bagaimana? ]

[ Jawab salam dulu Man, ah kau ini, Asti juga belum deal, ah anak itu susah di atur ]

[ Hehe wa alaikumsalam kak, ya sudah kita menunggu mereka saja kak, Yayan juga lagi ada tugas keluar kota, tak apa kita menunggu, kita dahulukan Ditha dan Lando dulu saja ]

[ Oke, sip aturlah ]

[ Baik kak, aku tutup ] klik.

****

Seminggu kemudian bu Silma mempersiapkan pertemuan keluarga, Ditha sudah di jemput 1 hari sebelumnya, agar dia terbiasa dan bu Silma pun harus memberitahunya bagaimana bersikap nanti saat pertemuan itu.

Tak ada jalan keluar lain bagi Ditha kecuali harus menerima keputusan orang tuanya, ia takut terjadi apa-apa bila ia menolak.

Wanti-wanti dari neneknya juga bahwa jangan berprasangka buruk karena bila jodoh di jalani saja, bila tidak nanti juga akan terbukti sendiri.

Sekitar jam 10 datanglah rombongan keluarga pak Rinto.

"Assalamualaikum ."

" Wa alaikumsalam, kalian sudah tiba, mari masuk."

Rombonganpun memasuki rumah pak Salman dan langsung duduk di sofa ruang tamu.

"Wah rumahmu besar juga Man, kau benar-benar sukses." ujar pak Rinto.

"Ah masih besar milikmu To, secara kau lebih dulu sukses dari aku."

"Mana Ditha?"

"Itu dia turun."

Dari anak tangga Ditha turun bersama ibunya, dengan polesan make up yang sederhana menambah kecantikannya.

"Lihat calon istrimu Lando, bagaimana menurutmu?"

Lando melihat ke arah Ditha, 'Ah sekali kampungan tetap kampungan meski di rias ' bathin Lando, memang tipe wanita Ditha bukan tipe kesukaannya. Dia suka wanita modern cenderung ke barat-baratan.

"Papah, aku sudah bilang, jangan main jodoh-jodohkan, aku susah punya calon istri pilihanku sendiri pah!" bisik Lando.

" Tidak ada ijin kamu memilih sendiri dalam keluarga kita Lan, kamu tahu itu kan?! Kau harus terima tradisi lama keluarga kita."

"Pah..?!"

" Diam !!"

Bu Silma menggandeng tangan Ditha, Ditha menyalami pak Rinto dan bu Resti, setelah mengulurkan tangan nya menjabat tangan Lando, Ditha merasakan tanggapan dingin dari Lando, Lando pun merasakan ekspresi ketakutan dari Ditha.

"Sesuai rencana, kalian akan kami nikahkan, sebulan dari sekarang, maka kalian bersiap-siap lah." ujar pak Rinto sambil memandang Lando dan Ditha bergantian.

"Pah!"

"Sssst, papah dan om Salman tidak mau mendengar bantahan apapun."

" Baik pah, terserah papah saja, tapi sebelumya Lando ingin bicara dengan Ditha empat mata, ini pernikahan kami, maka kami ingin menyusun rencana hidup kami, papah dan om harus terima, yang penting kami sudah bersedia dijodohkan."

"Hmmm, kau atur saja yang penting jangan coba-coba menggagalkan perjodohan ini, paham!! Bila kalian mencoba menggagalkannya jangan salahkan papah kalau papah coret kamu dari daftar hak waris mengerti kamu!!"

"Iya pah, Ditha ayo ikut aku." ajak Lando pada Ditha.

Mereka berdua berjalan menaiki tangga kiri rumah. Rumah pak Salman terdapat tangga kiri dan kanan, bila ke kanan ke arah kamar tidur, yang ke kiri menuju ruangan luas yang biasa di pakai untuk acara-acara khusus, di dalamnya ada pintu yang menuju ke balkon.

Lando membuka pintu dan berjalan ke arah balkon, lalu duduk di kursi balkon sambil menunjuk kursi di depannya menyuruh Ditha duduk.

Ditha pun duduk, sambil menghela nafas.

"Boleh aku tau kenapa kau terima perjodohan ini?" tanya Lando begitu Ditha sudah duduk.

"Aku bisa apa kalau ibuku yang menyuruh?"

"Perjodohan ini tradisi keluarga, bukankah kau bukan darah daging om Salman?"

"Aku balik bertanya padamu, ada alasan untuk menolak?"

"Hhhhf....tidak ada, kalau sudah orang tua memberi perintah tak bisa di tolak, tapi dengar aku tidak suka kamu, kau bukan tipe ku, kau ketinggalan jaman, bisa kita lanjutkan perjodohan ini tapi dengan perjanjian!"

"Perjanjian apa?"

"Kita menikah, tapi jangan menuntutku untuk memberikan hak mu sebagai istri, kita serumah tapi tetap punya jalan hidup masing-masing, dan akupun tidak akan menuntutmu, dan jika sewaktu-waktu aku punya hubungan dengan wanita lain, kau tak usah ikut campur, akupun akan bebaskan kau untuk memiliki hubungan dengan pria lain, intinya di antara kita di larang saling tuntut hak dan kewajiban, di larang saling jatuh cinta satu sama lain, status hanya hitam di atas putih saja, tak usah pedulikan apapun yang aku lakukan, hiduplah suka-suka kamu, dan akupun bebas melakukan yang aku mau, paham?"

"Oke deal"

'Hhmmmm rupanya tidak sesusah yang aku kira, baguslah!' pikir Lando.

"Oke sudah sementara itu dulu, apa kau tak mengajukan syarat apapun ?"

"Sepertinya sudah kau katakan tadi, sama halnya akupun ingin bebas melakukan apapun, termasuk menjalin hubungan dengan laki-laki lain." tekan Ditha walaupun itu tak mungkin ia lakukan, karena ia tipe wanita yang menjaga kehormatan dirinya.

Setelah selesai mendapatkan kesepakatan Lando pun meninggalkan Ditha sendirian, karena saat Lando mengajaknya kembali ke bawah Ditha berkata ingin duduk di sana sebentar lagi.

Setibanya di ruang tamu, melihat Lando turun sendiri pak Salman bertanya.

"Mana Ditha, lando?"

"Masih di atas om."

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Biasa om, biar lebih di dekat aja, maklum baru kenal langsung nikah."

"Bagus lah, pokoknya sebulan lagi kalian menikah."

"Iya om."

"Panggil Ditha mah, kita makan siang bersama." kata pak Salman pada bu Silma.

"Iya pah ."

Dan pertemuan keluarga itupun di akhiri dengan makan siang, setelah itu keluarga pak Rinto berpamitan.

Nb

Mohon krisannya yaaaah

boleh di jempolin..

terimakasiiih

Terpopuler

Comments

coffee

coffee

mampir Thor

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjalanan Hidup
2 Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3 Bab 3 Bu Silma
4 Bab 4 Sikap dingin Yayan
5 Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6 Bab 6 Pertemuan Keluarga
7 Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8 Bab 8 Fitri Dimadu?
9 Bab 9 Pergi Dari Desa
10 Bab 10 Patah Hati
11 Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12 Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13 Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14 Bab 14 Janji Masa Lalu
15 Bab 15 Buaya di Kadalin
16 Bab 16 Pangeran Berkuda
17 Bab 17 Hidup Sendiri?
18 Bab 18 Di Jemput Paksa
19 Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20 Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21 Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22 Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23 Bab 23 Kejadian yang Aneh
24 Bab 24 Bekerja
25 Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26 Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27 Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28 Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29 Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30 Bab 30 Tidak Terima!!
31 Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32 Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33 Bab 33 Pernikahan.
34 Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35 Bab 35 Jadi Horang Kayah
36 Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37 Bab 37 Rencana Busuk
38 Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39 Bab 39 Malam Gila.
40 Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41 Bab 41 Resepsi
42 Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43 Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44 Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45 Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46 Bab 46 Aku Titip Do'a
47 Bab 47 Pintu Maaf
48 Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49 Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50 Bab 50 Berbahagialah..(Ending)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Perjalanan Hidup
2
Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3
Bab 3 Bu Silma
4
Bab 4 Sikap dingin Yayan
5
Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6
Bab 6 Pertemuan Keluarga
7
Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8
Bab 8 Fitri Dimadu?
9
Bab 9 Pergi Dari Desa
10
Bab 10 Patah Hati
11
Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12
Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13
Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14
Bab 14 Janji Masa Lalu
15
Bab 15 Buaya di Kadalin
16
Bab 16 Pangeran Berkuda
17
Bab 17 Hidup Sendiri?
18
Bab 18 Di Jemput Paksa
19
Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20
Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21
Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22
Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23
Bab 23 Kejadian yang Aneh
24
Bab 24 Bekerja
25
Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26
Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27
Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28
Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29
Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30
Bab 30 Tidak Terima!!
31
Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32
Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33
Bab 33 Pernikahan.
34
Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35
Bab 35 Jadi Horang Kayah
36
Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37
Bab 37 Rencana Busuk
38
Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39
Bab 39 Malam Gila.
40
Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41
Bab 41 Resepsi
42
Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43
Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44
Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45
Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46
Bab 46 Aku Titip Do'a
47
Bab 47 Pintu Maaf
48
Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49
Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50
Bab 50 Berbahagialah..(Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!