Sebulan berlalu baju yang di pesan pun sudah di ambil bu Silma, baju milik Yayan dan Ditha pun sudah di kirimkan lewat sopir pak Salman. Tak lupa bu Silma mengingatkan Ditha akan acara pertemuan keluarga yang di adakan pada hari minggu, sengaja memilih haru libur agar Yayan bisa datang karena Yayan pasti libur bekerja.
Karena dedikasi Yayan yang bagus di kantor desa ia di naikkan jabatan menjadi staf d sana, di karenakan pula ia pandai mengoperasikan komputer, hal yang awam untuk staf kantor di desanya.
Yayan sudah tidak menjadi handip dan cleaning servis lagi. Sepulang kerja pada hari jum'at itu dia bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Fitri bahwa ibunya melarang mengajak isterinya ikut pada acara pertemuan nanti.
Sambil duduk diam di teras rumah ia termenung memikirkan caranya. Ya berkat prestasinya, Yayan mendapat bantuan rumah yang tak jauh dari kantor desa, rumah yang sangat sederhana, lumayan untuk keluarga kecilnya.
Fitri belum merencanakan kehamilannya, sengaja ia tunda karena ingin menata rumah tangga nya dulu, mempersiapkan segalanya agar bisa fokus pas kehamilannya nanti.
Fitri sedang di belakang rumah, mengambil jemuran yang sudah kering, kemudian masuk rumah, karena di dalam rumah ia tidak melihat Yayan lalu ia membuka pintu depan untuk mencari dimana Yayan. Ternyata Yayan duduk di teras sambil termenung tanpa sadar kalau Fitri ada di depannya.
"Yan, melamun?"
"Hah!! Apa?"
"Aku di depanmu dari tadi, apa kamu gak lihat? padahal matamu mengarah ke kakiku ."
"Ya salaaaaam, Astagfirullaaah." ucap Yayan sambil mengusap wajahnya.
"Fit, duduk lah, aku mau ngomong."
"Ada apa kok sepertinya sangat serius?"
"Tentang acara pertemuan keluarga om Salman."
"Oh itu, aku paham kok, tak apa aku tidak akan ikut kok, lagian acaranya berbarengan dengan acara libur bersama anak-anak TK kan, tidak mungkin aku meninggalkan anak-anak, karena ini libur terakhir mereka di TK sekaligus acara perpisahan." jawab Fitri seolah paham apa yang di bicarakan suaminya.
"Oh ya sudah kalau begitu."
"Kau ingin minum kopi atau teh ?"
"Kopi plus susu aja, aku ada lemburan bikin laporan bulanan." ucap Yayan sambil mengedipkan sebelah matanya, kalimat itu menandakan sebuah kode bahwa Fitri harus ikut membantunya.
"Hhhmmmm, muu..laaa..ii.." sahut Fitri sambil masuk ke dalam rumah.
***
Hari minggu pagi dimana semua orang bermalas-malasan, meliburkan diri, bersantai di rumah atau jalan-jalan dengan keluarga, sebaliknya Yayan dan Fitri sibuk menyiapkan diri, Fitri menyiapkan keperluan Yayan terlebih dahulu, setelah selesai barulah dia menyiapkan diri untuk pergi berlibur dengan anak-anak asuh nya di TK.
Yayan berangkat ke rumah nenek karena nanti akan pergi bersama-sama dengan Ditha.
Ditha pun sudah siap dengan baju yang di jahit oleh bu Laila seragam dengan kakaknya.
Tak lama kemudian datang mobil menjemput Yayan dan Ditha. Setelah berpamitan pada neneknya kedua kakak beradik itupun masuk mobil dan mobilpun melaju menuju villa mewah milik pak Salman.
Sengaja acara di adakan di villa seperti biasa tradisi pamer harta selalu ada di dalam keluarga besar pak Salman.
Selama ini pak Salman hampir jarang ikut serta dalam pertemuan keluarga karena sebelumnya pak Salma termasuk anak yang tidak sukses jadi dia pun tersingkir.
Putus hubungan lama dengan keluarganya, setelah bertahun-tahun baru tahun ini ia ikut serta, setelah memikirkan bahwa isterinya sekarang punya anak. Ia dulu tak mau ikut karena alasan tidak ada anak, dan tidak bisa membawa Yayan dan Ditha karena ada kisah buruk di masa lalunya.
Lama kelamaan karena desakan dari keluarganya dia terpaksa ikut acara dan menyatakan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara acara, sekaligus bisa jadi ajang pamer harta yang ia miliki.
Setelah semua keluarga berkumpul di villa mereka pun saling memperkenalkan anggota keluarganya yang mungkin ada keluarga yang baru bergabung ikut acara.
Yayan dan Ditha duduk bersama bu Silma dan pak Salman di satu meja bundar, sambil menikmati hiburan di atas panggung.
Tak lama MC pun memanggil pak Salman sebagai penyelenggara acara tersebut untuk naik ke atas panggung.
Naiklah pak Salman ke atas panggung.
"Assalamu alaikum semua."
"Wa alaikum salam." jawab semua yang hadir secara serempak.
"Terimakasih atas kehadiran kalian hari ini, pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan isteri dan anak-anak kami, di meja depan itu isteri saya Silmayanti, anak pertama kami Yayan Budiman, dan anak kedua kami Praditha Putri, anak-anak memang bukan anak kandung saya, mereka anak dari almarhum sahabat saya, dan saya sudah mengenal mereka sejak kecil jadi saya menganggap mereka sebagai anak saya sendiri, jadi kepada merekalah kelak saya mewariskan harta saya."
Terdengar bisik-bisik dari beberapa orang yang hadir.
Sedangkan Yayan hanya nyengir sinis.
'Menganggap anak? kemana aja selama ini?' bathin Yayan.
Ditja hanya menunduk, terbayang di kepalanya sikap dingin suami ibunya itu dulu kali setiap bertemu.
Sedangkan bu Silma hanya menelan ludahnya, bolak balik ia minum air mineral untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman di antara suami dan anak-anaknya serta tanggapan keluarga besar suaminya.
Di meja lain ada sepasang suami isteri yang berbisik-bisik dan memberi kode pada pak Salman sambil mengangguk.
Melihat itu pak Salman juga membalas mengangguk, sambil melihat ke meja lain lagi pak Salman pun mendapat kode yang sama, sambil tersenyum bangga pak Salman melanjutkan pidatonya.
"Ya demikian perkenalan keluarga saya, baik silahkan menikmati acara ini dan di persilahkan jika ada yang ingin mengenal isteri dan anak-anak kamu lebih dekat lagi bisa langsung berbincang-bincang.
Pak Salman pun turun dari ada panggung.
Acara berlanjut terus dengan jeda pada saat waktunya sholat saja. Sekitar jam 20.00 saudara dari pak Salman mendekati meja di mana Yayan dan Ditha duduk.
"Eehhmm, Yayan.... Ditha... perkenalkan saya kakak dari Salman, tadi Salman lupa menyebutkan usia kalian, kalau boleh tahu berapa usia kalian?" tanya pak Sabri kakak dari pak Salman.
"Saya 23 tahun om, Ditha 19 tahun, beberapa hari lagi saya 24 tahun dan Ditha 20 tahun, kami lahir di bulan yang sama.
"Hhmm, sudah dewasa yaa...baik lah." kata pak Sabri sambil manggut-manggut dan kemudian ia berdiri meninggalkan meja Yayan dan Ditha.
Sambil mendekati meja sepupunya yang lain ia memberi kode jempol pada sepupunya itu.
Ada apa gerangan??
Berdiri lah sepupunya yang bernama Rinto dan isterinya yang bernama Resti.
Pak Sabri pun menarik tangan isterinya, mereka berjalan mendekati pak Salman yang sedang berbincang-bincang dengan orang tua mereka.
Lalu pak Salman mengajak mereka ke ruangan lain meninggalkan tempat acara berlangsung.
Bu Silma tidak terlihat karena sejak sebelum magrib ia pamit untuk beristirahat di kamar yang ada di villa.
Di ruangan lain pak Salman duduk bersama saudaranya pada sofa yang membentuk lingkaran.
"Mana isterimu Salman?"
"Dia istirahat di kamar, sudah biarlah tak usah kita ajak bicara, keputusan tetap ada di tangan ku kak." sahut pak Salman sambil memberi perintah pada pembantunya untuk menyediakan minuman.
"Kamu masih saja minum minuman setan itu Salman?"
"Ah tidak banyak hanya buat menghangatkan perut saja To."
"Ah pantas kau tak mau ajak isterimu ikut perbincangan ini, kau mau colong-colong minum, hahaha..." ejek pak Rinto di iringi tawa cekikikan isteri-isteri saudaranya.
Pak Salman hanya tersenyum nyengir sambil menikmati minumannya.
"Hhmmm aku cocok dengan Yayan Man." kata pak Sabri.
"Iya aku juga cocok dengan Ditha." kata pak Rinto di iringi anggukkan kepala isteri-isteri mereka.
"Hhhmm jadi Yayan dengan Asti, Ditha dengan Lando? oke deal, ingat perjanjiannya!!"
"Ah tenang ituuu, kau fikir kami pelanggar janji??"
"Hahahaha, siapa tau dengan ku kakak samakan dengan teman bisnismu!!"
"Hahaha, ya bedalah Man, kau adikku."
"Hhmm... sluuuurp." sambil minum pak Salman berfikir. Bagaimana hubungan Yayan dan Fitri ?
'Ah laki-laki boleh laaah beristeri lagi, apalagi ada alasab membantu orang tua, merekatkan hubungan orang tua dan saudaranya, apa kata nanti lah' bathin pak Salman.
"Ya sudah Man, kami kembali ke acara, jangan banyak minum Man!!" kata pak Sabri mengingatkan.
"Tenang kak, kembalilah ke acara, aku akan segera menyusul, mengajak Silma sekalian."
"Oke" kata pak Rinto.
Acara berlanjut sampai jam 10 malam. Yayan dan Ditha terlihat gelisah, sudah tak betah berada dalam acara tersebut, melihat itu bu Silma mendekati mereka.
"Ada apa ? Kalian tidak menikmati acara ini?"
"Ibu sudah tahu, kenapa ibu masih bertanya ?" jawab Yayan kesal.
"Maaf bu, lebih baik kami pulang, sudah larut malam, kasian nenek dan kak Fitri." sahut Ditha juga.
"Baiklah, ibu bilang pada ayah kalian."
Tak lama pak Salman pun mendekat.
"Ada apa?"
"Mereka ingin pulang pah, sudah larut malam."
"Ya sudah, suruh Karim mengantar mereka pulang." kata pak Salman kurang senang, tapi ia paksakan berbaik hati agar tujuannya kelak tercapai.
Yayan dan Ditha pun akhirnya di antarkan mang Karim.
Nb
mohon krisannya yaaaa...
Tinggalin jejak jempolnya....supaya mak ndut semangat..triiiims.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ruk Mini
bener bsi siluman licik bjg
2024-11-07
0