'Wah Aryo kayak ada sesuatu nih sama Ditha.'fikir bu Laila.
"Itu barang bawaan Ditha banyak dan berat, dia cuma pakai sepeda kesini, bisa gak kamu antarkan dia pulang membawa barang-barangnya?"
"Ooh begituuuuu ashiaaap..." kata Aryo sambil menutup laptopnya dan mengambil kunci mobilnya.
Mobil ia keluarkan dan berhenti di depan tempat jahit ibunya yang letaknya hanya bersebelahan dengan rumahnya.
Aryo keluar dari mobil, masuk ke tempat jahit ibunya dan menemui Ditha. Ia lihat Ditha sedang merapikan kantong plastik yang berisi kain perca, dengan posisi membelakangi Aryo.
"Hai junioooor"sapa Aryo.
Sontak Ditha menoleh ke belakang.
"Eh kaka Senior." kata Ditha agak kaku, Sekilas ia mengingat perploncoan yang di lakukan kaka kelas 2 tahun di atasnya itu. Agak jengkel tapi karena orangnya suka melucu jadi Ditha sedikit gemes juga tiap bertemu.
"Yang mana aja yang mau di bawa niiih?"
"Apanya kak?" tanya Ditha bingung.
"Lhooo yaaaa...kok malah balik nanya..??" balas Aryo sambil mengerucutkan bibir dengan ibu jari dan telunjuknya.
"Kakak ini gak ada angin, gak ada hujan, gak ada petir, langsung tanya apa yang mau di bawa, memang nya ada apa siiih?"
"Lhoo....yaaaa.... tambah paraaaah!!" kata Aryo pura- pura syok.
"Bundaaaa....bundaaa... yuhuuuuu..bundoooooo." panggil Aryo pada bu Laila.
"Sejak kapan kamu jadi tarzan Yoo...?? perasaan bunda melahirkan kamu di rumah sakit di kota deeeeh...." balas bu Laila pake nada 1 octaf lebih tinggi dari Aryo.
'Memang keluarga dagelan.' bathin Ditha.
"Lah ini si junior kelas Aryo, ditanya yang mana mau di angkut kok malah bingung dia nya."
"Udah itu yang di dekat dia angkut semua tuh, Budin mana biar ngangkat barang-barang itu ke mobilmu."
"Budiiin bang brooo... cus merapat, angkatin ke mobil barang-barang ini." kata Aryo ke Budin yang kebetulan lagi ngopi di depan tempat kursus jahit bu Laila.
Sementara Ditha hanya melongo sambil merapatkan badannya ke dinding.
"Dah Ditha biar di bantu Aryo membawa pulang barang-barang mu."
" Oh iya bu. "
Sudah kadung masuk mobil barang-barangnya Ditha tidak bisa menolak lagi, tapi begitu sepedanya mau di naikkan ke atas mobil juga, Ditha berteriak.
"Lho ka..sepeda ku ."
"Udah biar di angkut sekalian".
" Tapi....tapi.." kata Ditha terputus-putus.
"Apa ?? Memangnya kamu mau kemana setelah ini?? Ayo aku antar sekalian ". ujar Aryo agak memaksa.
"I iya ka, tapiii....." Ditha masih ragu.
Dia tiba-tiba ingat ancaman dari Santi, kakak kelasnya juga dan teman sekelas Aryo, Santi bertetangga dengan Ditha dan sepertinya suka dengan Aryo tapi gelagat Aryo malah lebih suka menjahili Ditha makanya Santi mengancam Ditha untuk tidak mencari muka di depan Aryo.
"Ka boleh gak mang Budin saja yang mengantar saya ?"
"Apaaa....?? Hei kamu juniorku, bukan junior Budin, enak saja... kalo Budin macam-macam gimana ? Bunda suruh aku bukan Budin." Panjang kali lebar Aryo nyerocos.
"Hayo masuk mobil, apa mau aku gendong ??" lanjut Aryo.
"Ii..iya kaa." sahut Ditha agak kesal, soal ka Santi urusan nanti deh bathinnya daripada bingung bagamana cara membawa pulang barang-barang.
'Lagian siapa juga yang mau bersaing, kan aku juga bukan levelnya ka Aryo, ya tahu diri lah aku bukan siapa-siapa' fikir Ditha.
Ditha dan Aryo masuk mobil, mobil melaju menuju rumah neneknya Ditha.
Sepanjang jalan Aryo dan Ditha hanya diam saja, rupanya Aryo agak sedikit grogi kalau hanya berdua saja dengan Ditha, beda kalau ada orang di sekitar mereka candaan mengalir begitu saja.
Karena naik mobil maka perjalanan jadi sangat cepat sampai di rumah nenek...
***
Setibanya di rumah nenek, begitu mobil terparkir di halaman, Ditha langsung membuka pintu dan keluar, membuka pintu belakang mobil dan mengeluarkan barang-barangnya.
Aryo pun melakukan hal yang sama, ia membantu mengangkat mesin-mesin jahit milik Ditha, hingga semua barang sudah di angkat ke dalam rumah.
Dari seberang rumah nenek, ada sepasang mata yang memperhatikan kegiatan Ditha dan Aryo, siapa lagi kalau bukan Santi, dengan muka merah padam dia menggerutu sendiri. Santi sangat kesal karena ancamannya tidak di perdulikan oleh Ditha.
Setelah selesai semua barang masuk ke dalam rumah, Aryo masuk dan duduk di kursi ruang tamu.
"Sudah selesai ka, terimakasih" kata Ditha agak sedikit bernada mengusir.
"Lhoo yaaaa....aku kan masih capek nyetir dan angkat-angkat, masih haus ini.." kata Aryo beralasan, padahal dia baru saja minum jus jeruk buatan bundanya, perjalanan juga kurang dari 10 menit karena memakai mobil.
"Duh kakak ini gak paham maksud ku " kata Ditha sambil celingukkan ke depan rumah neneknya.
'Duh di depan rumah lagi ka Santinya, gimana jelasinnya ini ' bathin Ditha.
"Apa yang kamu lihat ?" kata Aryo ikut celingukkan.
Begitu melihat Santi malah ia sapa.
"Hai Santi, apa kabar ?" tanyanya kepada Santi sambil melambai-lambaikan tangan.
Bergegas Santi menyeberang jalan, dan masuk ke rumah neneknya Ditha sambil merengut.
"Eh Yo...kabarku baik, kamu ngapain kesini ?"
"Ya ini ngantar Ditha, barang bawaannya banyak dan berat jadi aku bantuin ." jawab Aryo polos.
"Ah kayak gak ada orang lain aja, emang bos tekstil gak ada kerjaan apa mau aja di suruh-suruh !! "
"Yee..suka-suka aku, badan-badan aku, kok kamu yang sewot??"
Aryo tahu Santi and the genknya gak suka kalau dia mendekati adik kelasnya itu.
"Apaan sih!!" kata Santi sambil menggaruk-garuk kepalanya, mungkin banyak ternak bersarang di rambutnya...
Tidak mau banyak debat Aryo memilih pamit pulang padan Ditha.
" Sudah selesai Tha, aku lanjut balik pulang aja ya, salam sama nenek Eti dan ka Yayan " kata Aryo pada Ditha, ia memanggil Yayan kakak karena Yayan juga kakak kelas Aryo.
Sebenarnya Santi tidak begitu menyukai Aryo, yang suka sama Aryo temannya yang bernama Rini, sedangkan Santi suka sama Yayan, tapi karena Yayan menyukai Fitri si anak yatim piatu teman sekelas Yayan jadinya Santi sakit hati dan ingin mematahkan perasaan Aryo ke Ditha agar sama-sama patah hati.
Setelah kepergian Aryo mulailah tatapan sinis dan hobi nyinyir Santi ke Ditha.
"Masih cari muka ya kamu !! Gatel banget sih jadi perempuan !!"
"Ka.. kakak kan dengar apa kata ka Aryo, apa pendengaran kakak buruk ?"
"Ah sudahlah, ingat ya jangan coba-coba kegatelan !!" ucap Santi masih nyinyir.
"Kakak sendiri bagaimana kan kita sama-sama perempuan ya?"
"Hiiiiiih..!!' kata Santi sambil melempar mukanya dan pergi pulang ke rumahnya.
"Awas ka, jangan lempar-lempar muka, nanti lepas mukanya" kata Ditha sambil senyum-senyum sendiri.
'huuufff....mimpi apa selalu ketemu masalah dengan miss nyinyir itu' bathin Ditha tapi anehnya hanya saat ada Aryo saja untuk hal lain Santi biasa aja.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ruk Mini
semangat dit..ga ush d urusan in org 2 yg buat mumet
2024-11-07
0