Bab 9 Pergi Dari Desa

Tiga hari kemudian, Yayan sudah mengambil keputusan, beberapa hari ini, ia harus menyelesaikan semua pekerjaan di kantor agar ia bisa pergi ke dengan tenang.

Kebetulan ia punya kenalan di luar provinsi yang tidak di ketahui oleh siapa pun, ia meminta bantuan temannya itu untuk mencarikan pekerjaan untuk nya dan kebetulan teman nya itu mempunyai usaha jadi langsung saja ia terima Yayan untuk bekerja di tempat nya.

Hari ini di kerjakan pekerjaan nya dengan cepat kemudian pergi ke rumah neneknya untuk membicarakan niat nya.

"Assalamualaikum"

"wa alaikumsalam, kak."

"Nenek mana Ditha?

" Di belakang kak, memetik cabe rawit."

"Tha, sini sebentar."

"Iya kak."

"Aku sudah mengambil keputusan, aku ingin menyelamatkan pernikahan ku, maafkan kakak Tha, terpaksa aku ambil keputusan ini."

"Iya kak, aku tahu dan ini yang terbaik, tak apa biar kan aku terima keputusan ibu nanti." Ditha mencoba menebak keputusan kakak nya.

"Sebaiknya kau ikut kakak Tha."

"Tidak kak, kasihan nenek."

"Tapi kalau pun kau menikah, nanti kau juga akan meninggalkan nenek Tha."

"Iya juga sih kak, tapi entah kenapa aku takut ada apa-apa sama ibu kak."

"Hhmm.... kau benar, sejahat-jahatnya hanya ibu satu-satunya orang tua kita."

"Sudah lah kak, fokus pada hidup mu, semoga kelak kita bertemu lagi, kakak tak usah menceritakan detail rencana kakak lebih baik sedikit orang yang tahu."

"Iya Tha, kalau begitu nenek pun tak perlu tahu, kasihan nanti malah kepikiran, yang jelas aku sudah dapat tempat yang baik di sana, kau sampaikan saja hal ini pada nenek biar tidak berpikir yang tidak-tidak."

"Baik kak, selamat jalan kak, semoga kakak menjadi orang sukses dan jemput aku." kata Ditha sambil menangis memeluk kakaknya.

"Semoga kamu dapat jodoh yang baik Tha."rangkul Yayan pada adiknya, tak tega sebenarnya tapi apa boleh buat.

"Aamiin kak."

"Aku pulang, mungkin aku pergi tanpa pamit lagi, kamu bisa gunakan rumah ku untuk kau jadikan tempat usaha, Tha."

"Iya kak, lihat nanti biar kan kosong dulu saja biar tidak kentara."

"Iya kau atur lah, assalamualaikum."

"wa alaikumsalam."

Ditha menutup pintu rumah neneknya dan menyusul nenek ke belakang rumah, ia lihat nenek nya masih sibuk mencabuti rumput-rumput kecil di bawah tanaman cabe mereka. Untung nenek tidak masuk rumah dan mendengar perbincangan mereka pikir Ditha, lebih baik tak banyak yang tahu rencana Yayan, walaupun nenek nya memang yang menyuruh mereka untuk pergi dari desa.

Setibanya di rumah Yayan mengumpulkan berkas-berkas yang ia butuhkan nanti, diambil nya tas ransel di atas lemari dan ia masuk kan berkas-berkas itu. Tak lupa dia turun kan koper lama milik ayahnya yang sengaja ia bawa dari rumah nenek saat menempati rumah baru nya, koper itu tidak pernah ia buka, begitu ia membuka koper yang ia kira kosong, kaget dia di dalam nya ada map berisi surat-surat milik ayahnya, tanpa membuka map itu ia satukan di dalam ransel, kemudian ia bersihkan koper yang telah kosong namun penuh debu dan sarang laba-laba.

Setelah bersih ia masuk kan beberapa lembar baju yang paling bagus. Tak lama Fitri pun masuk kamar, dan melihat apa yang dilakukan Yayan.

"Fit, pilih baju-bajumu yang sekiranya masih bagus aja, masuk kan ke dalam koper, tak usah terlalu banyak secukupnya saja, jangan lupa berkas-berkas mu, jadikan satu di dalam ransel itu ya."

"Ap....apa kita jadi pergi Yaan?"

"Iya... sudah cepat, besok dini hari kita sudah harus pergi, takut nya hari Minggu ibu mencari aku."

"I iya.. bagaimana Ditha dan nenek kasihan mereka."

"Aku sudah bicara dengan Ditha tadi, semakin sedikit yang tahu semakin baik."

"Ya sudah kalau begitu, aku ikut saja, Bismillah semoga Ditha dan nenek baik-baik saja, tapi perjodohan Ditha bagaimana?" ujar Fitri mulai terisak.

"Jika sudah jodoh nya kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita do'akan saja semoga dia dapat jodoh yang terbaik.

"Aamiin."ucap Fitri sambil mengusap wajah nya.

"Ingat bawa yang penting-penting saja."

"Kita mau kemana? dan tinggal dimana nantinya?"

"Ssst... itu akan jadi urusan ku, kau ikut saja, tenang, semua sudah aku siapkan."

"Baiklah." ujar Fitri sambil menghela nafas, Yayan memang lelaki yang sangat bertanggung jawab walau usianya sangat muda.

Selesai memasukkan semua yang akan di bawa ke dalam koper dan ransel, merekapun makan malam, lanjut beristirahat agar tidak terlambat bangun sewaktu dini hari nanti.

Seperti tidak terjadi apa-apa, pagi harinya Ditha menyibukkan diri seperti biasa.

Sekitar jam 10 pagi datang lah bu Silma kerumah ibu nya.

"Assalamualaikum."

"Wa alaikumsalam, ibu?"

"Kamu sibuk hari ini Tha?"

"Ini bu, Ditha mau pergi ke rumah bu Laila, stok kain perca sudah habis, Ditha sekalian beli kain juga."

"Apa kamu tidak punya relasi lain Tha?"kata bu Silma, seingatnya bu Laila punya anak laki-laki, ia khawatir apabila Ditha sering kesana akan terikat hati dengan anak bu Laila.

"Ada bu, tapi tidak selengkap di bu Laila, hanya dapat kain perca saja di bu Yana."

"Sudahlah Ditha, tak usah kau lanjutkan hobi mu ini, sebentar lagi kau akan menikah dengan anak sepupu ayahmu yang tajir melintir."

"Pernikahan seperti apa yang dilandasi tanpa cinta bu? Ibu yakin harta akan membuat orang bahagia?"

"Ya jelaslah, buktinya ibu bahagia dengan harta melimpah."

"Itukan bagi ibu, aku disini dengan ekonomi pas-pasan sudah cukup bahagia bu."

"Jangan melawan orang tua Ditha!!" sentak bu Silma.

"Ibu sendiri melawan nenek kan?"

"Ck kau ini, mana kakakmu?"

"Terakhir kesini kemarin bu, mengantar buah pisang, hari ini belum bertemu lagi."

"Coba kau hubungi, ibu mau sampaikan langsung pesan dari ayah kalian."

"Iya bu, Ditha telpon dulu."

Sengaja ia telpon kakaknya di hadapan ibunya, untuk membuktikan bahwa ia tidak tahu menahu rencana kakaknya, padahal kakaknya sudah bilang kalau nomornya tidak di aktifkan, nanti sesampainya ditempat tujuan ia akan mengganti nomor baru.

Tuuut... tuuut.... the number your call...........

"Tidak aktif bu."

"Kemana kakakmu.?"

"Tidak tau bu, kemarin tidak bicara apapun, cuma naruh pisang di meja pas Ditha mencuci piring, hanya sebentar lalu pergi, mungkin masih sibuk bu."

"Coba kau hubungi Fitri."

"Iya bu."

Kembali ia hubungi kakak iparnya dan sama tak aktif juga.

"Kak Fitri juga tidak aktif gawainya."

"Coba kita kerumahnya Tha, ayo!"

Bu Silma mengajak Ditha mencari Yayan ke rumahnya dengan menaiki mobil ibunya.

Setibanya di rumah Yayan.

"Assalamualaikum kak."panggil Ditha sambil mengetuk pintu,dia panggil sampai 3 kali tidak ada sahutan dari dalam rumah, lampu depan rumah pun masih menyala.

"Sepi bu, lampu rumah juga masih menyala."

"Kemana mereka Tha, bukannya jam segini mereka dirumah."

"Entah bu, coba Ditha tanya tetangga sebelah."

Ditha berjalan ke sebelah rumah kakaknya yang kebetulan juga bekerja di kantor desa.

"Assalamualaikum kak Hadi."

"Wa alaikumsalam Tha, kebetulan ada kamu, si Yayan kenapa kok dia resign?"

"Hah..! apa kak? aku malah mau tanya ke kakak, kak Yayan kemana kok rumahnya sepi?" tanya Ditha pura-pura terkejut.

"Yayan mengajukan resign kemarin Tha, kalau hari ini aku memang belum lihat dia, bertemu terakhir kemarin, pas aku bagi dia buah pisang."

"Sama kak, aku juga bertemu terakhir kemarin, pisangnya di antar ke rumah nenek, tadi aku hubungi nomornya tidak aktif kak."

"Ah kemana dia?"

"Entahlah kak."

Karena tidak mendapat jawaban Ditha pun kembali pada ibunya.

"Tidak ada informasi bu, cuma kak Hadi bilang, kak Yayan mengundurkan diri dari kantor desa kemarin bu."

"Haahh!! apa dia pergi tanpa pamit? Ah itu anak bikin masalah saja, bagaimana ini?? ayah kalian pasti marah!" ujar bu Silma kesal.

"Coba kita tunggu beberapa hari bu, siapa tau pergi karena ada yang diurus saja."

"Kau benar, ya sudah, beritahu ibu bila ada kabar dari kakakmu."

"Iya bu."

"Ayo ibu antarkan pulang."

"Tidak usah bu, aku mau kerumah bu Yana saja, mencari kain perca, rumah bu Yana kan berlawanan arah dan dekat dari sini."

"Ya sudah kalau begitu, selesaikan orderan mu, tidak usah menerima orderan baru lagi, fokus pada pernikahan mu saja, paham kamu Tha!!"

"I iya bu" sahut Ditha lirih.

"Ibu pulang Tha!"

"Iya bu."

Mobil bu Silma pun beranjak pergi meninggalkan Ditha.

Sepeninggal ibunya Ditha menutup mulutnya sambil tersenyum, walaupun sedih harus berpisah dengan kakaknya setidaknya kakaknya selamat dari perjodohan yang tidak masuk akal itu.

Nb

mohon krisan yaaaa

terimakasih...

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

ko Oneng ye mau aje

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjalanan Hidup
2 Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3 Bab 3 Bu Silma
4 Bab 4 Sikap dingin Yayan
5 Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6 Bab 6 Pertemuan Keluarga
7 Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8 Bab 8 Fitri Dimadu?
9 Bab 9 Pergi Dari Desa
10 Bab 10 Patah Hati
11 Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12 Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13 Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14 Bab 14 Janji Masa Lalu
15 Bab 15 Buaya di Kadalin
16 Bab 16 Pangeran Berkuda
17 Bab 17 Hidup Sendiri?
18 Bab 18 Di Jemput Paksa
19 Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20 Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21 Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22 Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23 Bab 23 Kejadian yang Aneh
24 Bab 24 Bekerja
25 Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26 Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27 Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28 Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29 Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30 Bab 30 Tidak Terima!!
31 Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32 Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33 Bab 33 Pernikahan.
34 Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35 Bab 35 Jadi Horang Kayah
36 Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37 Bab 37 Rencana Busuk
38 Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39 Bab 39 Malam Gila.
40 Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41 Bab 41 Resepsi
42 Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43 Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44 Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45 Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46 Bab 46 Aku Titip Do'a
47 Bab 47 Pintu Maaf
48 Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49 Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50 Bab 50 Berbahagialah..(Ending)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Perjalanan Hidup
2
Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3
Bab 3 Bu Silma
4
Bab 4 Sikap dingin Yayan
5
Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6
Bab 6 Pertemuan Keluarga
7
Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8
Bab 8 Fitri Dimadu?
9
Bab 9 Pergi Dari Desa
10
Bab 10 Patah Hati
11
Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12
Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13
Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14
Bab 14 Janji Masa Lalu
15
Bab 15 Buaya di Kadalin
16
Bab 16 Pangeran Berkuda
17
Bab 17 Hidup Sendiri?
18
Bab 18 Di Jemput Paksa
19
Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20
Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21
Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22
Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23
Bab 23 Kejadian yang Aneh
24
Bab 24 Bekerja
25
Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26
Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27
Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28
Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29
Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30
Bab 30 Tidak Terima!!
31
Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32
Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33
Bab 33 Pernikahan.
34
Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35
Bab 35 Jadi Horang Kayah
36
Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37
Bab 37 Rencana Busuk
38
Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39
Bab 39 Malam Gila.
40
Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41
Bab 41 Resepsi
42
Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43
Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44
Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45
Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46
Bab 46 Aku Titip Do'a
47
Bab 47 Pintu Maaf
48
Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49
Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50
Bab 50 Berbahagialah..(Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!