Bab 5 Kekecewaan kakak beradik

Setibanya di rumah nenek, Ditha Langsung turun dari mobil dengan wajah dingin kecewa dengan ibunya.

"Ditha...ibu langsung pulang, sudah di tunggu ayah kalian ." ujar bu Silma tanpa keluar dari mobil.

"Di tunggu di kuburan bu?" sahut Ditha. Karena jelas ayahnya sudah meninggal, sedang ayah sambungnya tidak mengharapkan mereka.

"Apaa ??" sahut bu Silma kaget. Sama seperti bu Silma, mang Karim juga kaget tapi dia ketawa dalam hati.

"Ah gak pa-pa bu, hati-hati bu." lanjut Ditha sambil meninggalkan ibunya dan masuk ke rumah nenek.

Di dalam rumah nenek Eti, Ditha menghela nafas panjang. '

Apa yang harus hamba lakukan ya Allah? kenapa sesakit ini hati hamba.' bathin Ditha.

Perasaan tidak nyaman dan rasa terbuang tidak bisa di pungkiri saat berada dekat dengan ibunya.

Dengan suasana hati yang sedih Ditha le dapur dan membantu neneknya memasak untuk makan siang mereka.

Melihat sikap cucunya, nenek Eti jadi bingung.

"Kamu sudah kembali Tha ? Mana ibumu ? Nenek masak agak banyak supaya ibumu ikut makan juga."

"Ibu langsung pulang nek, terburu-buru karena di tunggu suaminya."

Agak kaget mendengar kata-kata cucunya.

'Suaminya ??' bathin neneknya.

Inilah akibat kelakuan menantu baru dan anaknya yang tak menginginkan kedua cucunya dari pernikahan terdahulu, entah apa maksud anak dan menantunya itu.

"Ya sudah, cepat selesaikan masakannya dan tata di meja sebentar lagi kakak mu datang biar langsung makan mereka pasti lelah."

"Iya nek."

Tak lama datang lah kakak dan kakak iparnya berbarengan.

"Assalamu alaikuuuum.." sapa mereka berdua.

"Wa alaikum salam " sahut nenk dan Ditha berbarengan pula.

"Yan, sudah pulang? ayo kita makan siang, nenek masak banyak, dapat rejeki bahan makanan dari Amih."

"Iya nek, Yayan ganti baju dulu, kotor habis bersih-bersih kantor nek."

"Fitri ganti baju sebentar ya nek, nanti Fitri bantu. "ujar Fitri.

"Iya Fit.."

'Tak ada ibu, apa langsung pulang?' bathin Yayan, maksud hati ingin mendekatkan Fitri dengan ibunya supaya lebih mengenal lagi.

Melihat raut wajah sedih adiknya, Yayan ragu untuk bertanya, lebih baik dia ke sebelah rumah untuk berganti baju, di ikuti oleh Fitri.

Setelah berganti baju Fitri kembali ke rumah nenek dan membantu menyiapkan makan siang. sambil melirik ke arah Ditha, ada yang aneh dengan wajah adik iparnya.

'Apa pagi tadi kepergiannya dengan ibu tidak menyenangkan?' bathin Fitri.

Tak lama Yayan pun datang dan duduk di kursi, sambil menatap adiknya.

'Suasana hatinya lagi tidak bagus.' bathin Yayan .Pasti terjadi sesuatu walau hanya sepele tapi kalau itu berhubungan dengan ibu mereka tetap bisa merusak suasana hati Ditha.

Makanan sudah siap dan mereka menyantap masakan tanpa bicara walau hanya satu kata, hanya terdengar suara denting sendok saja yang beradu dengan piring.

Selesai makan Fitri menyuruh nenek Eti untuk beristirahat, sedang dia membantu Ditha membersihkan meja dan peralatan makan mereka.

Selesai membersihkan meja dan mencuci piring, Ditha masuk kamar tidurnya, hilang semua mood menjahitnya hari ini, untungnya semua orderan kerajinan kain percanya sudah ia selesaikan jadi hari ini tidak ada yang ia kerjakan.

Melihat kelakuan dingin adiknya Yayan penasaran, ia ingin bertanya pada adiknya.

"Tha, bisa kakak bicara sebentar? " tanya Yayan sambil mengetuk pintu kamar adiknya.

Pelan pintu kamar di buka oleh Ditha sambil menjawab pertanyaan kakaknya." Iya kak."

"Bagaimana tadi perjalanan dengan ibu?" tanya Yayan setelah duduk di kursi meja rias milik adiknya.

"Yah begitulah kak..namanya lama tak jumpa ibu, bawaannya canggung banget, terus mengecewakan." jawab Ditha sambil menghela nafas.

Sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil bercerita pada kakaknya tentang hal apapun, kecuali masalah wanita, karena gak mungkin kakaknya punya solusi untuk hal itu.

"Ibu pesan baju untuk kita? Aku kamu dan Fitri?"

"Hanya kita kak, kak Fitri tidak. " jawab Ditha sambil menggeleng.

"Sudah ku duga, yah mau bagaimana, hak kita seolah di cabut dari hidup ibu, relakan saja, ikuti apa mau ibu." sahut Yayan lagi pasrah dan kecewa.

Hening sebentar dan akhirnya Yayan pun keluar kamar Ditha tanpa sengaja dia memergoki Fitri yang berdiri di luar kamar Ditha, Fitri pun kaget dan menunduk sambil menahan air matanya.

Yayan mendekati isterinya sambil mengelus kepala sang isteri.

"Kamu bersabar yah." ucap Yayan.

Fitripun mengangguk dan mengajak Yayan beristirahat karena malam sebelumnya Yayan habis begadang.

***

Di tempat lain, setibanya di rumah, bu Silma langsung masuk kamar tidur dan mengganti baju dengan baju rumah, kemudian pergi ke ruang makan, masakan sudah tersaji seperti biasa di siapkan oleh pembantu rumah tangga.

Masakan mewah yang menggugah selera, makanan yang sudah pasti tidak pernah di cicipi oleh anak-anaknya, sekilas terbayang olehnya penderitaan anaknya, dia diam mematung berdiri sambil memegang sandaran kursi.

Demi bisa menikmati semua ini ia harus meninggikan ego dan meninggalkan anak-anak dalam keadaan hidup seperti itu.

"Ada apa mah !"

"Ada apa...eh...ada apa ."ulang bu Silma latah.

"Kamu melamun? mikir apa ?"

"Eng.....enggak pah, lagi nungguin papah aja ." bohong bu Silma.

"Ya sudah, ayo makan, aku sudah lapar."

"Iya pah, mau makan lauk apa?"

"Rendang daging dan jengkol itu mah."

"Sayur juga ya pah?"

"Gak mau, males aku makan sayur!!"

"Kolesterol di jaga paaah."

"Bawel kamu ah, buat apa masakan kalau gak di makan hah!!"

Menanggapi suaminya yang tidak pernah mau mengalah bu Silma hanya menghela nafas panjang.

Setelah menyelesaikan suapan terakhir pak Salman memperhatikan gerakan bu Silma yang seperti uring-uringan.

'Kenapa seperti tidak nafsu makan' bathin pak Salman.

"Kamu tidak lapar?"

"Lapar....lapar." kata bu Silma latah lagi, ia kaget ternyata tak sadar makan sambil melamun.

"Jangan banyak melamun kamu, mau kesambet?"

"Ah tidak pah, aku lagi gak nafsu makan aja."

"Ya sudah, asal jangan sampai sakit aja kamu, apalagi sampai merepotkan aku!"

"I iya pah."

"Oh ya mah, hari minggu nanti kamu undang anak-anak mu untuk datang kesini ya, kita makan siang bersama."

"Hah...kenapa pah?"

"Kenapa?? Sebelum acara pertemuan keluarga bulan depan, aku harus bicara dulu dengan anak-anakmu dulu, mereka harus tahu bagaimana bersikap di tengah-tengah keluarga ku nanti!"

"Hhmmmmh..kenapa harus repot-repot mengajak anak-anak ke acara keluarga mu pah ?"

"Aku tidak bisa bicara sekarang, kamu tidak bakalan paham kalau aku jelaskan!"

'Ada apa sebenarnya?' bathin bu Silma.

Pusing kepala bu Silma memikirkan teka teki suaminya, hingga ia memutuskan menghentikan makan siangnya, kemudian minum air putih dan berdiri, berjalan meninggalkan meja makan menuju kamar tidurnya, masuk kamar tidur, menutup pintu dan langsung membaringkan badannya.

Entah kenapa ia tiba-tiba merasakan firasat buruk akan terjadi esok-esok. Pusing memikirkannya lama kelamaan ia pun tertidur.

***

Setengah jam berlalu bu Silma terbangun, di lihat di sampingnya ternyata pak Salman pun ikut tertidur di sebelahnya.

'Tumben tidur di kamar ini,' bathin bu Silma.

Rupanya ia dan suaminya sudah lama tidak tidur sekamar. Suaminya sendiri yang meminta untuk memiliki kamar masing-masing, agar bisa punya privasi sendiri-sendiri.

Hal itu di karenakan pak Salman suka tidur mengigau karena bermimpi buruk dan setiap pagi pasti bu Silma bertanya mimpi apa , karena malas menjawab lebih baik mereka tidur terpisah.

Aneh ??? Ya benar entah apa tujuannya.

Sambil keluar kamar dia meraih gawai di atas nakas, ia ingin menghubungi Ditha, tadi pagi saat mengantar Ditha pulang ia sempat meminta nomor kontak Ditha.

Tuut......tuut....tuut....

Tak lama di angkat oleh Ditha.

[Assalamu alaikum bu.]

[Wa alaikum salam Ditha, ibu mau bicara.]

[Ya bu , ada apa ?]

[Hari minggu nanti kamu dan kakakmu datang kerumah ibu ya, ayah kalian ingin mengajak kalian makan siang bersama.]

[Insya Allah bu.]

[Beritahu kakakmu ya Tha.]

[Iya bu.]

Tut..., panggilan di tutup bu Silma tanpa mengucapkan salam

"Salam....." lirih Ditha.

Setelah menerima panggilan telpon dari ibunya, Ditha pun ke sebelah rumah dan menyampaikan pada kakaknya pesan dari ibunya.

"Kak, ibu mengundang kita kerumahnya hari minggu nanti."

Yayan hanya menghela nafas tanpa menjawab kata-kata adiknya, ia pun melanjutkan pekerjaannya memperbaiki rantai sepedanya.

Karena di respon dingin oleh kakaknya Ditha pun kembali ke dalam rumah nenek.

Ada firasat buruk di benak Yayan mendapat undangan dari ibunya, entah apa, rasa berat hati ia untuk datang ke rumah ibunya.

***

Hari minggu tiba dan tepat jam 8 pagi bu Silma menelpon Ditha mengabari kalau ia mengirimkan mobil untuk menjemput Ditha dan kakaknya.

Ditha sudah bersiap memakai baju yang agak bagus namun sederhana kesukaannya.

Tak terkecuali Yayan, ia dan Fitri pun sudah siap, Yayan tidak tahu apakah Fitri ikut di undang atau tidak, tapi yang pasti bila Fitri tidak ikut maka ia pun tidak akan pergi.

Tak lama datanglah mobil yang di kirimkan ibunya di rumah nenek. Nenek Eti sebenarnya di ajak oleh Ditha tapi karena nenek sangat membenci menantunya jadi nenek tidak mau ikut dan memilih di rumah saja.

Ditha, Yayan dan Fitri pun masuk ke dalam mobil dan mobil berputar balik kembali ke desa sebelah.

Dari seberang rumah nenek Eti terlihat Santi sedang memperhatikan Yayan, dalam hatinya sangat jengkel, derajat Yayan mulai naik karena kekayaan ayah sambungnya. Ditambah lagi di sisi Yayan ada Fitri.

'Semakin sombong kalian.' bathin Santi.

Tak membutuhkan waktu yang lama, mobilpun tiba di rumah pak Salman dan bu Silma.

Bu Silma menyambut kedatangan kedua anaknya, tapi dua terkejut saat melihat Fitri turut serta.

"Assalamu alaikum bu." sapa Ditha dan kakak-kakaknya, san satu persatu menyalami ibunya.

"Wa alaikum salam." sahut bu Silma dingin kelihatan dia tak suka Fitri juga ikut.

Fitri yang melihat itu hanya menunduk, sedang Ditha dan Yayan saling pandang.

"Ayo masuk, kalian sudah di tunggu." ajak bu Silma sambil melirik sinis pada Fitri.

Di ruang tamu pak Salman sedang duduk di sofa mewahnya.

"Kalian sudah datang, baguslah!"

Ditha, Yayan dan Fitri hanya berdiri di depan pak Salman.

"Duduklah! Dia siapa ?" kata pak Salman sambil menunjuk Fitri.

"Dia Fitri, isteri saya om." kata Yayan, pak Salman di panggil nya om karena pak Salman dulunya memang sahabat almarhum ayahnya.

"Om?? Heehh Yayan, beliau sudah menjadi ayah kalian, seharusnya tidak memanggil dengan sebutan om lagi." bisik bu Silma agak menekan.

"Tidak akan ada yang berubah bu." balas Yayan. "Toh om juga tidak mengakui kami sebagai anak-anak ibu, apa yang kami lakukan sesuai yang seharusnya."

Raut muka pak Salman jadu merah, tapi ia harus menahan amarah demi tujuan nya bisa tercapai.

Pak Salman tidak senang ternyata Yayan sudah menikah,

'Ah biar aku urus nanti.' bathinnya.

"Maaf om, apa tujuan om dengan mengundang kami?"

"Kalian duduk dulu, sambil menunggu waktunya makan siang."

Yayan, Fitri dan Ditha pun duduk karena sedari tadi mereka berdiri saja enggan untuk duduk, begitu pula dengan bu Silma.

"Begini Bulan depan ada acara pertemuan keluarga, kamu dan Ditha harus datang."

"Kami?? Kenapa ?? Keluarga siapa ?? Dan kami siapanya om ?" tanya Yayan beruntun.

"Hhhhh.., bisa kah kamu dengar dulu?" jawab bu Silma.

"Apa yang mau di dengar bu? Kami manusia bukan layangan se enaknya mau tarik ulur!" balas Yayan, sebenarnya bukan sifat Yayan suka berdebat tapi karena isteri dan adiknya ketakutan terpaksa dia yang jadi pembicaranya.

Pak Salman sangat geram sebenarnya melihat tanda-tanda perlawanan Yayan.

"Ya kalian harus datang, aku tidak bisa jelaskan sekarang, hanya saja semua anggota keluarga harus hadir." kata pak Salman dengan sedikit menahan amarahnya.

"Nah pada acara itu nanti kalian harus jaga sikap, jangan membuat malu saya, apa lagi mengajak orang yang belum di akui sebagai anggota keluarga." lanjut pak Salman sambil memandang sini pada Fitri.

Tersentak Yayan mendengarnya.

"Maksud om?? Itu berarti percuma menyuruh kami datang, toh aku dan Ditha tidak om akui selama ini kan?"

Deg!! Bathin bu Silma terpukul mendengar ucapan Yayan yang memang benar adanya. Serupa pula dengan pak Salman, maksud hati tak ingin Fitri ikut serta malah berbalik kena jebakan kata-kata sendiri.

Tak ingin lama-lama debat pak Salman mengakhiri perbincangan.

"Ya sudah, intinya begitu, kalian tunggu lah sebentar di sini, kita makan siang bersama." ucap pak Salman sambil berdiri dan berjalan menuju ruang kerjanya.

Di dalam ruang kerjanya dia menggerutu sendiri.

'Yandi, rupanya anakmu sama sifatnya seperti kamu, awas saja mereka kalau berani dengan ku, nasibnya akan sama seperti kamu !!' bathin pak Salman.

'Aaaaarrghh!! Kenapa aku tidak bisa punya keturunan!! Jangan sampai rahasia dulu terbongkar, hhhhhh jangan sampai mereka tau' bathin pak Salman sambil mondar-mandir.

Sampai tibanya waktu makan siang tak ada pembicaraan lagi di antara mereka, suasana kakupun terjadi begitu saja, dan setelah selesai makan siang, Ditha dan kakak-kakaknya langsung pamit pulang dan kembali di antar oleh sopir pribadi bu Silma.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1 Perjalanan Hidup
2 Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3 Bab 3 Bu Silma
4 Bab 4 Sikap dingin Yayan
5 Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6 Bab 6 Pertemuan Keluarga
7 Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8 Bab 8 Fitri Dimadu?
9 Bab 9 Pergi Dari Desa
10 Bab 10 Patah Hati
11 Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12 Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13 Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14 Bab 14 Janji Masa Lalu
15 Bab 15 Buaya di Kadalin
16 Bab 16 Pangeran Berkuda
17 Bab 17 Hidup Sendiri?
18 Bab 18 Di Jemput Paksa
19 Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20 Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21 Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22 Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23 Bab 23 Kejadian yang Aneh
24 Bab 24 Bekerja
25 Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26 Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27 Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28 Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29 Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30 Bab 30 Tidak Terima!!
31 Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32 Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33 Bab 33 Pernikahan.
34 Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35 Bab 35 Jadi Horang Kayah
36 Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37 Bab 37 Rencana Busuk
38 Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39 Bab 39 Malam Gila.
40 Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41 Bab 41 Resepsi
42 Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43 Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44 Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45 Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46 Bab 46 Aku Titip Do'a
47 Bab 47 Pintu Maaf
48 Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49 Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50 Bab 50 Berbahagialah..(Ending)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Perjalanan Hidup
2
Bab 2 Di antar pulang babang tamvan
3
Bab 3 Bu Silma
4
Bab 4 Sikap dingin Yayan
5
Bab 5 Kekecewaan kakak beradik
6
Bab 6 Pertemuan Keluarga
7
Bab 7 Perjodohan Dalam Keluarga
8
Bab 8 Fitri Dimadu?
9
Bab 9 Pergi Dari Desa
10
Bab 10 Patah Hati
11
Bab 11 Terpaksa Menerima Perjodohan
12
Bab 12 Pernikahan dan Intrik
13
Bab 13 Buaya Darat dan Lubang Buaya
14
Bab 14 Janji Masa Lalu
15
Bab 15 Buaya di Kadalin
16
Bab 16 Pangeran Berkuda
17
Bab 17 Hidup Sendiri?
18
Bab 18 Di Jemput Paksa
19
Bab 19 Di antar Kerumah Mertua
20
Bab 20 Dia Datang!!...Kabar Yayan
21
Bab 21 Tamu yang Mencurigakan part 1
22
Bab 22 Tamu yang Mencurigakan 2
23
Bab 23 Kejadian yang Aneh
24
Bab 24 Bekerja
25
Bab 25 Tanda-Tanda Kembalinya Yayan??
26
Bab 26 Kaki Hilang dan Rugi Besar.
27
Bab 27 Kembali Pada Yang Berhak
28
Bab 28 Rahasia si Kembar Terbongkar.
29
Bab 29 Dikembalikan pada Keluarga
30
Bab 30 Tidak Terima!!
31
Bab 31 Kembalinya yang Telah Pergi.
32
Bab 32 Si Kembar Panen Karma
33
Bab 33 Pernikahan.
34
Bab 34 Miss Nyinyir Beraksi
35
Bab 35 Jadi Horang Kayah
36
Bab 36 Sah !! Wanita Kontrakan
37
Bab 37 Rencana Busuk
38
Bab 38 Pernikahan di Mekkah
39
Bab 39 Malam Gila.
40
Bab 40 Tak Jadi Pergi..Kecanduan
41
Bab 41 Resepsi
42
Bab 42 Persahabatan yang Rusak
43
Bab 43 Pergi Tanpa Pesan
44
Bab 44 Dua Kabar Bahagia.
45
Bab 45 Untukmu Ibu Kami Persembahkan
46
Bab 46 Aku Titip Do'a
47
Bab 47 Pintu Maaf
48
Bab 48 Kepulangan Orang Hilang
49
Bab 49 Anggota Keluarga Baru
50
Bab 50 Berbahagialah..(Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!