Godaan Sang Mantan

Ketika bertemu dengan seseorang kita akan merekam kejadian yang kamu lalui. Hal yang menyenangkan hingga menyedihkan akan mudah kita ingat. Kita juga bisa memilih untuk melupakannya.

Namun, tidak jarang kenangan tersebut muncul dengan tiba-tiba. Apalagi untuk kenangan yang meninggalkan memori kurang menyenangkan. Tentu hal ini akan terjadi, dan memberikan perasaan tidak nyaman untuk kita. Terutama kenangan yang berkaitan dengan seseorang di masa lalu.

Ya, kenangan akan seseorang yang sudah pergi dari kehidupan akan meninggalkan bekas. tidak terkecuali kenangan dari seorang mantan kekasih yang pernah hadir dalam hidupmu.

Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Aldino, Ditinggalkan ketika dia benar-benar yakin bahwa Mely adalah kekasih terakhirnya.

"Assalamualaikum."

"Walaikum salam nak."

"Sudah pulang to."

"Iya ma."

"Aldino anak mama nanti mama mau bicara mama tunggu diruang keluarga,Sekarang kamu bersihkan badanmu dan makan."

"Iya ma."

Ada masalah apa tidak biasanya mama bicara di ruang keluarga apa ada hal yang sangat penting. Lebih baik aku bergegas dan menemui mama.

"Bik mama mau bicara apa ya."

"Bibik kurang tau den, tapi tadi non Mely dan orang tuanya datang kerumah den?"

"Orang tua dan Mely, kenapa mereka kerumah bik?"

"Bibik kurang tau den."

Setelah makan malam Aldino menemui orang tuanya.

"Mama mau minum teh."

"Tidak usah, duduk mama mau bicara."

"Kenapa kamu membatalkan pertunangan dengan Mely?"

"Tidak ma, Mely yang membatalkan semuanya."

"Tidak mungkin, Mely dan orang tuanya datang kerumah dan menceritakan kalau kamu berhianat Mely dengan gadis lain."

"Ma bukan aku yang berhianat, tapi Mely ma."

"Cukup Al, mama kenal Mely mana mungkin orang selembut dan secantik Mely berhianat."

"Mama tidak kenal Mely."

"Mama tidak mau tau besok mama mau berangkat ke luar kota untuk bisnis selama dua minggu, Ketika mama pulang mama harap masalah ini sudah clear."

"Iya ma."

"Ingat ya Al keluarga kita dan keluarga Mely itu punya tujuan yang sama untuk bisnis dan kemajuan perusahaan jika kamu dan Mely menikah itu berarti dua perusahaan juga akan bersatu nak."

"Tapi ma, aku dan mely..."

"Sst..."

"Mama tidak mau dengar pokoknya selesaikan masalah ini secepatnya, oke baby."

Kemudian wanita itu meninggalkan anaknya di ruang keluarga seorang diri tampa menoleh kebelakang.

"Akh..."

"Apa sih yang Mely inginkan?"

"Aku harus bertemu dan berbicara dengannya."

Aldino pergi menemui Sang mantan kekasihnya. Sepanjang perjalanan Aldino hanya menyiapkan mental dan keberanian untuk berbicara kepada sang mantan yang mungkin belum sepenuhnya ia lupakan.

"Mel kamu dimana, aku berada didepan rumahmu, Aku mau bicara."

"Aku dirumah Al."

tut tut telepon dimatikan.

tin tin.

Tidak lama kemudian pagar rumah minimalis itu terbuka. Aldino pun masuk dan memarkirkan motornya dihalaman depan.

Aldino langsung masuk karena pintu rumahnya sudah dibuka oleh asisten rumah tangga Mely.

"Mel Mely."

Tidak butuh waktu lama aku menunggu gadis itu pun tiba berjalan menghampiriku dengan gaun berwarna coklat yang membuat gadis itu terlihat menawan.

Hati Aldino berdegup kencang kala dia melihat sang mantan menghampirinya. Sepertinya Aldino benar-benar masih menyayanginya.

"Silahkan duduk Al."

"Mau minum apa Al."

"Tidak usah banyak bicara Mel tujuan aku datang kemari untuk membicarakan maksud kamu datang kerumah dan bicara kepada orang tuaku bahwa aku yang membatalkan pertunangan kita, Apa maksudmu?"

"Sebentar ya Al."

"Bik Bawa kemari Jusnya."

"Sebelum aku jelaskan semuanya kamu minum dulu ya."

"Aldino pun menyeruput Jus yang disediakan oleh asisten dirumah itu."

"Jelaskan kepadaku apa maksudmu datang kerumah ku Mel."

"Ya itu semua aku lakukan karena sebenarnya aku jatuh cinta padamu Al, Dan aku cemburu ketika kamu dekat dengan gadis penjual gorengan itu."

"Akh... lalu apa yang kamu lakukan kepada cinta kita, kamu sudah merusak semua kepercayaan ku."

"Aku hanya khilaf Al karena Doni selalu menghampiriku membuat aku tidak bisa menolaknya."

"Sekarang kamu berani menyebutkan nama laki-laki itu dihadapan ku."

"Al sebenarnya aku mencintai kamu dan ingin benar-benar melupakan Doni."

Aldino mulai merasa pusing. dan penglihatannya mulai berkunang-kunang.

"Al kamu kenapa."

"Aku tidak apa-apa."

Mely mulai mendekati Aldino. Aldino masih memijat kepalanya karena dia tiba-tiba merasa pusing padahal dia tadi baik-baik saja.

"Al Are you oke Baby."

"Kepalaku pusing Mel."

"Kalau begitu kamu istirahat dikamar ku dulu ya, nanti kalau sudah sehat kita lanjutkan obrolan kita."

Aldino tidak menolak karena dia memang merasa ngantuk dan pusing.

Gadis itu mulai memapah Aldino yang berjalan sempoyongan.

Setelah sampai dikamar gadis itu, Aldino direbahkan diatas tempat tidur gadis itu.

Mely tersenyum semeringa melihat Aldino tergelatak tidak sadarkan diri.

"Al Al aku memang tidak mencintai kamu sepenuhnya, namun aku juga tidak mau kehilangan kamu apa lagi melihat kamu dekat dengan gadis penjual gorengan itu."

Gadis itu berjalan mendekati pintu kamarnya menutup dan mengunci pintu kamar.

Berdiri di samping Aldino dan mendekati Aldino, sebenarnya apa yang ada dipikiran Mely berhianat menghancurkan hati seseorang tapi tidak mau orang itu mendekati orang lain sungguh benar-benar egois.

Melly mulai melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakan Aldino begitupun dengan pakaian yang Mely kenakan hingga keduanya benar benar tidak ada satu benang yang menempel pada diri mereka.

Aldino mulai sadar namun Masih sedikit pusing dan melihat Mely sudah berada didepannya tampa mengenakan busana.

"Apa yang kamu lakukan Mel, Ingat kita sudah tidak ada hubungan apa pun."

"Sudahlah Al tidak usah munafik, ini yang kamu inginkan bukan berdua bersamaku."

"Mel hentikan, aku mau pulang bagiku kau adalah masa lalu yang akan aku kubur dan tidak akan pernah aku gali lagi."

Gadis itu mendorong Al hingga badan Al kembali tergeletak sehingga keduanya saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat hanya beberapa senti meter saja.

"Munafik jika laki-laki tidak akan tergoda dengan suasana yang seperti ini. begitu pun yang dirasakan oleh Aldino."

"Melly mencium Aldino mata Aldino mulai terpejam terhanyut dalam kenikmatan sesaat, namun hatinya menolak teringat saat-saat Mely berhianat."

Kemudian Aldino mulai menyadari apa yang dia lakukan di dorongnya gadis itu membuat badannya berpindah dan berjauhan dengan Aldino.

"Cukup Mel"

"Al kamu mau kemana."

Aldino mengambil pakaiannya dan mengenakannya kembali.

"Kita lanjutkan pembicaraan kita nanti dan ingat Mel aku akan berusaha untuk melupakan kamu."

"Aldino tunggu."

"Ada apa lagi Mel."

"Jika aku tidak mendapatkan mu maka tidak ada wanita lain yang berhak akan dirimu."

"Mel aku tidak ada lagi hubungan denganmu lebih baik kamu jelaskan kepada orang tua kita bahwa kita tidak bisa bersama."

Lalu aldino meninggalkan Mely yang masih dalam balutan selimut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!