HALALKAN Atau TINGGALKAN
Siapa yang tidak kenal putra pemilik pabrik kertas yang tersohor di kawasan Tanggerang.
Mirip seperti artis Korea Lee min ho,dengan Gaga berani berjalan semua mata akan tertuju kepadanya. Namun Aldino tidak menghiraukannya dia tau banyak wanita yang mengincar dirinya dan kekayaan yang akan diwarisi dari ayahnya. Namun, dia tidak memanfaatkan apa yang dia miliki untuk menggoda atau mempermainkan hati wanita. Justru dia ingin menjadi laki-laki biasa saja, punya banyak teman dari kalangan manapun. Tidak harus dari kalangan berada sepertinya. bahkan wanita-wanita yang mendekatinya semua hanya mementingkan penampilan.
Aldino adalah seorang mahasiswa disalah satu Universitas ternama di Tanggerang.
hari itu cuaca mendung. Aldino akan berangkat ke kampus dengan menggunakan skuter metik. Walaupun dia punya mobil namun, dia lebih suka mengendarai si kuning.
Kuning adalah skuter yang dibelikan ibunya sebagai hadiah dia masuk perguruan tinggi negeri. selain tampan,kaya,Aldino juga mahir dalam bidang Akademik.
Gerbang kampus sudah terlihat,
cat hitam dengan logo kampus yang berwarna kuning ke emasan sudah terlihat jelas,namun belum cukup dekat. Aku memainkan rem motorku,terlihat dari kejauhan seseorang terjatuh pingsan aku melihat wanita itu jatuh. Tak berapa lama mahasiswa yang lain mengerumuninya sehingga tak tau apa yang terjadi. Aku memakirkan motorku kemudian ikut melihat.
Ketika aku mulai mendekat,beberapa temanku yang berada disana terlihat mengangkat gadis itu. Al tolong bawa tasnya. Suara Rifki memerintah ku, aku melihat tas gadis itu masih tergeletak di jalan ditempat dia tidak sadar diri.
Tanpa berfikir aku mengambilnya dan membawa tas kemudian menyusul teman-teman keruang kesehatan.
"Ki ini tasnya"
"Ya,nanti kita kembalikan gadis itu sedang diperiksa oleh perawat."
beberapa menit kemudian Rifki bangun dari tempat duduknya.
"Al sorry ya aku ada kelas,kamu aku tinggal ya, nanti kamu aja yang ngembaliin tasnya."
"tapi ki aku gak kenal sama dia."
"Ya sudah nanti kenalan saja."
Rifki sambil tersenyum.
Aku duduk diruang tunggu sambil bermain ponsel, 10 menit kemudian terlihat perawat yang bertugas dikampusku keluar.
"Maaf dek adek temannya Runa?"
perawat itu bertanya kepadaku
karna hanya aku yang menunggu di ruang tunggu.
"Iya, saya temannya."
"Bagaimana keadaan teman saya,sus?"
"Dia, Sudah sadar,silahkan masuk dan temani selama saya mengambil resep obatnya."
"Baik sus"
Perawat itu pergi meninggalkan aku dan menuju ruang apotek.
Sementara itu, aku merasa bimbang untuk masuk keruang rawat sedangkan tas gadis itu ada padaku.
Tok tok tok.
Pintu mulai ku ketuk
Permisi?
"Boleh aku masuk?"
"Ya,Silahkan."
Suara gadis itu terdengar samar-samar.
Mungkin dia belum sepenuhnya pulih.
Dengan memberanikan diri aku mendekatinya.
Aku melihat gadis yang terbaring dengan wajah pucat namun tetap terlihat cantik, tersenyum tipis ke arahku.
"Terima kasih kak sudah mengantarku kesini."
"iya, sama-sama, tadi Rifki juga ikut membantu membawamu kesini."
Oh iya, ini tas mu tadi terjatuh, ketika kamu tidak sadar. Aku menaruh tasnya di meja disebelah tempat tidur di ruangan itu.
"iya kak terima kasih"
"iya sama-sama"
Suasana menjadi hening, hanya suara detak jam di dinding yang terdengar.
Didalam keheningan aku menatap wajah gadis itu, dia terlihat cantik bibirnya yang mungil dengan lispstik merah jambu, diam-diam menarik perhatianku.
Aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Siapa nama kamu?"
Dengan perasaan malu aku memberanikan diri untuk bertanya. dan menyodorkan tanganku.
Gadis itu menyambut tanganku dan berkata.
"Aku Aruna, teman-teman memanggilku dengan panggilan Runa."
Aldino
Aku menyebutkan namaku.
Tuk tuk tuk
Suara sepatu dan langkah kaki terdengar semakin dekat menghampiri kami.
Permisi,suara suster yang bertugas.
"Ini resep obat yang harus ditebus di apotek."
"Iya,sus"
Aku dan Runa, secara tidak sengaja serentak menjawab, kemudian saling menatap.
Wah benar-benar tidak karuan.
Baiklah Runa Istirahat'lah
Kami sudah Menghubungi keluargamu,mungkin sebentar lagi akan menjemputmu.
"iya,Sus terimakasih."
"Runa kamu istirahat
Aku akan tunggu di luar."
"baiklah terimakasih Al"
Aku tersenyum.
Kemudian berjalan keluar meninggalkan runa.
Kulihat di sela-sela jendela kaca, Runa mulai tertidur. Aku bergegas meninggalkan ruangan yang berada di dekat aula kampus, aku memang sengaja meninggalkan Runa sendiri. Karna diluar ruangan ada suster yang bertugas.
Aku kembali ke ruang kelasku. untuk melanjutkan mata kulyah yang sempat aku tinggalkna.
Perkenalan ku dengan Runa memang tidak disengaja, namun melalui ketidak sengajaan inilah ada rasa penasaran yang ada di hati.
Mungkin,dilain hari aku akan bertemu dengannya sambil minum kopi dikantin.
Sehingga bisa mengenalnya lebih jauh.
"Al kamu dari mana?"
Tanya teman di sebalahku.
"Oh, Tadi aku nganterin Adek tingkat kita yang jatuh pingsan. Astagfirullah !!
Aku baru inget,motorku masih di pinggir gerbang aku lupa parkir karna panik."
"Sudah gak usah dipikirin, paling juga Uda di pinggirin sama pak Yanto petugas keaman."
"Ya sudalah kalau begitu."
Kebetulan hari ini cuma satu mata kulyah.
Jadi bisa pulang lebih awal.
"Guys kita ketempat biasa ya."
Aku mengajak teman-teman nongkrong di kafe pelangi langganan Boba yang jauara segeranya.
Hari-hari berjalan seperti biasa bersama teman -teman yang menemaniku sejauh ini belum ada yang mengisi relung hatiku,setelah perpisahan ku dengan Meli.
Anak konglomerat hasil perjodohan perusahaan yang dikaitkan dengan pertunangan kami. Namun, sayangnya aku dan meli tidak saling menyukai hanya saja kami berdua sama-sama tidak mau mengecewakan orang tua. Sehingga hubungan sandiwara kami harus berakhir sia-sia.
Sebulan setelah pertunangan dibatalkan Meli lebih perhatian denganku. Sebelumnya juga perhatian namun hanya pura-pura. Saat ini tetap perhatian hanya aku yang terlalu dingin dengan wanita.
Sebenarnya aku ingin punya banyak teman perempuan seperti teman-temanku hanya saja aku belum berani untuk mengungkapkan jati diriku. Jiwa laki-lakiku yang meronta kalau lihat wanita yang seksi. Walaupun pendiam dan tidak agresif aku laki-laki normal.
Kalau di pikir-pikir Meli wanita yang cantik,smart,anak konglomerat. Laki-laki mana yang tidak tertarik dengannya. bonusnya punya badan yang bisa dibilang idaman laki-laki.
Lampu-lampu dirumah mulai dinyalakan. jam dinding berdenting selama 8 ketukan tanda bahwa sekarang menunjukan pukul 20:00. Malam ini aku memang tidak ada acara jadi aku lebih memilih untuk merebahkan badanku dikamar. Lagi pula mama dan papa belum pulang dari luar kota untuk bisnisnya.
Dret dret dret
ponselku bergetar.
Notifikasi WhatsApp terlihat muncul nama Meli. Ku buka ternya dia menanyakan aku sudah makan atau belum,aku mulai memainkan jemariku untuk menjawab pesan gadis itu.
Disela-sela pesan aku mencoba mengirim voice mencoba mengajaknya untuk nonton bioskop, Karna memang saat itu benar-benar lagi Bete banget. Meli membalas Voice ku.
"Oke, Al jemput aku setengah jam lagi."
Tanpa basah-basih aku bersiap-siap mengambil hudi berwarna hitam kemudian menyemprotkan parfum mengambil topi dan kunci mobil. Aku sengaja bawa mobil karena udara dingin dimalam hari.
Dari kejauhan lampu kuning menyala disusul dengan lampu merah, aku menginjak rem mobil dengan berlahan.
Tiba-Tiba tanpa sengaja aku melihat Runa keluar dari pusat perbelanjaan di pinggir jalan. Dia tampak sudah sehat wajahnya tidak sepucat tadi siang. Dia terlihat lebih cantik dengan rambut diurai panjang dengan balutan baju tidur warna Salem.
Aku hanya memperhatikan langkahnya dia tidak melihatku karna kaca mobilku hitam. Aku akui Runa memang lebih cantik dari Meli tapi mereka sama-sama punya aura yang memikat laki-laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Wiwin Pgaa
good
2022-01-12
1
Wiwin Pgaa
oke
2022-01-12
1
Miri Hartini
good thor
2022-01-04
1