Pertemuan Mely dan Aruna

Hari ini tak ada yang berbeda semua berjalan seperti biasa. Sebelum pergi ke kampus Runa membantu ibunya, Namun hari ini Runa tidak dapat membantu ibunya karena dia harus merawat Aldino.

"Bu Runa pergi ke kampus dulu ya?"

"Lo run kamu kok ke kampus bagaimana dengan teman kamu."

"Sudah bu tenang saja, Aldino baik-baik saja, saat aku tinggal dia sedang tidur."

"Ohh jadi namanya Aldino."

"Dia calon menantu ibu ya."

"Akh... ibu aku sama Aldino cuma teman buk. Lagi pula Aldino itu punya tunangan buk."

"Ya, Selama janur kuning belum melengkung dan ijab kabul belum disaksikan oleh saksinya semua masih bisa terjadi."

"Ibu lagi pula Aldino itu orang terpandang bu, mana mau dia dengan Runa."

"Jodoh kita tidak ada yang tau nak."

"Bu sudah ya tidak usah dibahas Runa mau berangkat kulyah dulu."

"Assalamualikum ibu."

"Walaikumsalam, Hati-hati nak."

"Dah ibu."

Runa pergi meninggalkan ibunya, Runa pun teringat kata-kata ibunya jika jodoh tak ada yang tahu.

"Ibu ada ada saja mana mungkin Aldino jodohku bisa hancur dunia persilatan, lagi pula amit amit aku jadi jodoh Aldino cowok menyebalkan di dunia"

"Hai Run!"

"Ehh kak Rifki."

"Kulyah pagi juga to hari ini."

"Iya kak, kalau kak hari ini ada mata kulyah pagi juga?"

"Tidak ada sih aku mau rapat kegiatan untuk kampus kita."

"Oh iya iya."

"Run sudah tahu gosip terbaru belum tentang Aldino?"

"Gosip terbaru Apa kak?"

Runa tidak memberi tahu Rifki kalau saat ini Aldino ada di rumahnya.

"Jadi begini Run, Rumor yang beredar Aldino sama Mely Sudah putus, Ya sekitar dua hari."

"Masa Iya sih, bukannya mereka mesrah banget."

"Yang aku dengar si seperti itu."

Apakah ini salah satu penyebab Aldino mabuk sampai tidak sadarkan diri dipinggir jalan. Pikir Runa dalam hati.

"Masa iya sih putus bukannya mereka mau bertunangan."

"Yang aku dengar si begitu ya Run, Ternyata Mely berhianat dari Aldino dan memilih CLBK dengan mantannya."

"Ha yang benar kak."

"Iya,Buktinya aku tadi pagi lihat melly pergi ke kampus diantar sama pacar barunya, mesrah sekali Run."

"Oh gitu."

"Sepertinya Aldino benar-benar hancur buktinya hari ini dia tidak masuk kampus lagi."

Runa pura-pura tidak mengetahui keberadaan Aldino.

"Ya mungkin saja Aldino butuh waktu untuk sendiri dulu kak."

"Ya kamu betul, Kalau kita pikir-pikir ya, apa sih kurangnya Aldino tampan, tajir, baik pula."

"Aldino baik."

"Ya memang benar Run aku ini kenal Aldino dari orok Run, Ayahku bekerja di pabrik kertas yang dikelola oleh ayahnya Aldino Sudah hampir 20 tahun."

"Masa iya sih kak Aldino baik setahu aku Aldino itu cowok paling menyebalkan di dunia."

"Kalau kamu tidak percaya kamu boleh tanya sama teman sekelas Aldino siapa yang belum pernah ditolong Aldino pasti sudah semua, tapi Aldino tidak pernah minta semua kebaikannya di umbar kemana-mana."

"Runa Hanya terdiam."

"Aldino selalu bilang seperti ini sama aku. Rifki kalau kamu berniat membantu kalau bisa tangan kananmu memberi namun tangan kiri mu jangan sampai tahu."

"Oh gitu."

Runa hanya memikirkan Aldino apa mungkin cowok menyebalkan itu punya sisi baik.

"Run duluan ya."

"Ya sudah kak, aku juga mau masuk kelas ada kuis hari ini."

Mereka pun berpisah didepan kelas Runa.

"Selamat pagi semua."

"Pagi bu."

"Langsung kuis ya hari ini, dan yang tidak hadir tidak ada kuis susulan."

"Permisi bu'."

Tiba-tiba ada seorang wanita paras yang cantik dengan gaya yang sangat elegan. semua mata pun tertuju padanya.

"Iya silahkan masuk."

Dosen pun memperkenalkan gadis itu.

"Baiklah Rekan-rekan namanya Mely dia salah satu mahasiswa yang mengambil mata kulyah pada kelas kita ya."

"Iya bu."

"Buk kalau kelas kita dikasih yang bening bening terus kayak begini bisa-bisa kita tidak mau pulang bu maunya belajar terus."

Salah seorang mahasiswa menggoda Melly.

"Melly silahkan duduk disebelah Runa."

Kebetulan bangku yang kosong memang hanya disebelah Runa.Gadis itu pun berjalan melewati lorong kursi diantara teman-tamannya.

"Selama 65 menit mata kulyah berlangsung, kuis pun berahir."

"Silahkan dikumpulkan melalui email ibu ya. Ibu tunggu satu jam dari sekarang."

"Iya Buk"

"Semua mahasiswa sibuk mengirim Email, kecuali Mely yang hanya duduk menata rambutnya dan merapikan bedaknya."

Dengan gayanya yang sok berkuasa, menghampiri salah satu teman dikelasnya."

"Heh cupu tolong buatkan aku tugas dan kirim ke email ibu tadi ya."

Aku melihat apa yang dilakukan mely kepada salah satu temanku. dan itu membuatku geram.

"Kalau kau tidak membuatkan tugas, aku akan mempermalukan kamu dengan kaca mata besar mu itu."

"Baik Mel aku akan kerjakan."

Runa tidak tahan melihat perlakukan gadis itu kepada temannya. Runa segera berdiri dan menarik tangan Mely yang memegang rambut gadis berkaca mata itu.

"Heh tidak usah sok berkuasa, kamu tidak malu dengan gaya mu yang sok kecantikan tapi tidak punya otak."

"Kamu siapa?, tidak usah ikut campur."

"Jelas aku ikut campur, dia teman aku dan kamu menyakitinya ini sama saja dengan kamu bully."

"Oh mau jadi sok pahlawan?, kamu pikir kamu siapa?"

"Mely mulai mendorong badan Runa membuat Runa beralih dari posisinya."

"Aku bukan sok pahlawan aku tidak suka melihat temanku disakiti."

"Halah tidak usah mencari alasan."

Mely melayangkan telapak tangannya kearah wajah Runa, Untunglah Runa dengan sigap menangkis tamparan itu dan langsung memutar tangan Mely membuat Meli menjerit kesakitan.

"Aw sakit-sakit Lepasin aku."

"Aku tidak bakal melepaskan kamu kalau kamu belum minta maaf sama temanku."

"Iya, iya aku bakal minta maaf jadi aku mohon lepaskan dulu."

Runa pun melepaskan genggaman tangannya.

Nampak terlihat tangan Mely yang putih mendadak menjadi merah seperti udang yang baru direbus.

"Aw sakit sekali, kasar banget si jadi cewek."

"Mau minta maaf atau mau aku patahkan tanganmu sekalian."

"Iya, iya aku minta maaf sabar donk."

"Heh orang seperti kamu tidak bisa dikasih hati."

Ahirnya Mely dengan sangat terpaksa meminta maaf kepada gadis berkaca mata tadi. dan pergi meninggalkan kelas, dengan wajah yang kesal sekaligus malu.

"Semua teman-teman Runa bersorak."

"Terima kasih Run."

"Iya sama-sama."

Runa pun kembali duduk dan mulai mengirimkan email sesuai yang diperintahkan dosennya tadi.

Bukannya itu tadi mantan Aldino yang diceritakan Rifki. Bisa-bisanya Aldino jatuh cinta sama penyihir.

Wajah boleh cantik duit boleh banyak tapi kelakuan benar-benar tidak ada etika. Runa benar-benar tidak habis pikir dengan Aldino mungkin ini yang dibilang sama orang-orang kalau cinta mengalahkan semuanya.

Terpopuler

Comments

Tiwik Firdaus

Tiwik Firdaus

ancen aldino yang buta akan kecantikan mely

2022-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!