Nyatakan Cinta

Kami hanya berencana menginap satu malam.

Rencananya sore ini kami akan pulang, karena besok sudah mulai masuk kuliah.

Aku mencari tempat yang sejuk untuk bersantai santai menikmati udara segar.

Kulihat ada pohon besar yang rindang di sebelah kiri jalan, aku segera memarkirkan mobil ku. Mengajak melly untuk turun.

"Kita berhenti disini saja ya Mel"

"Sepertinya pemandangan di sini cukup bagus Mel."

Gadis itu tidak menjawab hanya menganggukkan kepala.

Aku melepas sabuk pengaman, Dan Mengambil ponsel ku untuk mengabadikan momen yang indah.

"Mel sini deh aku photo"

"Boleh."

Gadis itu dengan centilnya, bergaya bak model profesional dia tau dari sudut mana harus mengambil fose dengan gaya yang moderen.

"Sekarang giliran Kamu dulu yang aku photo, ya masa aku terus si Al."

"Kita berdua saja ya."

"Ya sudah, Kami mengambil photo dengan timer."

Beberapa kali mengambil selpi, pada bagian ahir selpi gadis itu mendekatkan pipinya kearahku, sehingga kami benar dekat tanpa ada jarak saat berphoto.

"Sekarang pun aku sudah mulai terbiasa dengan tingkah gadis ini."

Apakah aku harus menyatakan cinta agar kami punya kejelasan. To aku dan Meli sudah sama-sama dewasa. Aku mencoba mengumpulkan keberanian untuk menyatakan cinta pada anak konglomerat itu.

"Mel aku mau ngomong serius."

"Ya, sudah mau bicara apa Al."

"Mel aku suka sama kamu?,kamu mau tidak kalau kamu aku jadikan pacar?"

Gadis itu tidak menjawab.

"Aku tau kita sama-sama punya masa lalu, pernah juga dijodohkan namun gagal,Namun apa salahnya untuk mencoba mendapatkan kesempatan ke dua."

Gadis itu tetap diam, Aku yakin sebenarnya gadis ini hanya menjadikan aku pelariannya saja. Dia memang belum lama putus dari mantan pacarnya itu,ya mungkin saja dia belum bisa move on.

Kami sama-sama diam tak ada kata yang terucap dari bibir mungil gadis itu. Yang terdengar hanya kicauan burung dan hewan lain khas pegunungan.

Beberapa detik terdiam tidak ada kata yang keluar dari bibir gadis itu,kemudian Mely menjawab pertanyaan ku.

"Baiklah Al aku mau jadi kekasihmu, Tapi apakah kau mampu menerima kekuranganku."

"Maksud kamu apa Mel?"

"Bagiku kamu sempurna, kamu cantik baik apa lagi yang kurang dari kamu."

Aku merasa bingung kekurangan apa yang Meli bicarakan, Aku tidak melihat kekurangan yang dia maksud.

"Kelak kamu juga akan tau, dan aku harap kamu tetap bersamaku meski kau tau kekurangan itu."

Aku menarik tubuh gadis itu dan mendekapnya.

"Percayalah apa pun itu aku akan mencoba menerimanya."

"Terima kasih Al"

Hari mulai mendung, Udara mulai dingin, aku memutuskan mengajak gadis itu untuk pulang ke kota, mengingat perjalanan yang akan kami tempuh cukup jauh.

"Ya sudah kita pulang ya?"

"Meli menganggukan kepala"

Kami pun bergegas pulang, Namun kami akan mampir dulu ke vila untuk mengambil pakaian kami, yang masih ada disana.

Sekitar dua puluh menit, kami ahirnya tiba di vila kami segera mengambil beberapa pakaian dan berkemas, ku lihat Melly sedang berbincang-bincang dengan istri penjaga vila itu.

Aku tidak mendengar persis apa yang mereka katakan karena terhalang tembok dan plafon yang kedap suara.

"Al Yuk berangkat."

"Iya Mel."

Kami segera pulang, karena takut kehujanan di jalan.

"Mang pulang dulu ya."

Aku menyapa mang Udin yang bertugas sebagai penjaga vila.

"Iya den Hati-hati dijalan."

Kami pun melaju dengan kecepatan tinggi menuruni perkebunan itu. Sesekali mengerem karena jalan berlubang. Kami melewati warung tempat kami singgah membeli jagung panggang semalam, Ternyata warung itu hanya buka pada malam hari saja.

Vila gadis itu sudah tak terlihat lagi, itu bertanda bahwa perjalanan kami sudah cukup jauh.

Kami sudah tiba di perbatasan kota kulihat ada sebuah Pom bensin aku menghidupkan lampu sen untuk memberi aba-aba kepada pengendara lain.

"Mel aku mau isi bahan bakar dulu ya."

"Aku juga mau ketoilet,Al."

"Ya sudah, Nanti kita ketemu disana ya."

Gadis itu mengangguk. Dia pun segera keluar untuk pergi ke toilet. Aku ikut mengantri diantara mobil-mobil yang akan mengisi bahan bakar, aku berada di urutan nomor tiga. Karena saat aku tiba memang belum ramai yang mengantri.

Terlihat pacar baruku masih belum keluar dari toilet. Aku menunggunya di ujung bangunan Pom Bensin. Ku perhatikan langkahnya ketika dia berjalan keluar dari toilet ke arah mobilku.

Aku berdecak heran, Kekurangan apa yang dia maksud. Aku masih penasaran, Tidak nampak terlihat sesuatu yang kurang dari tubuh gadis itu. Hemmm aku benar-benar penasaran.

"Lama nunggu aku?"

"Ah, Enggak aku juga baru saja selesai."

Kami meneruskan perjalannan. Perjalannan kami sudah hampir dekat aku mengajak meli untuk membeli makan dulu karena perutku sudah mulai lapar.

Ahirnya kami pergi ke salah satu rumah makan di daerah Tanggerang.

Kami beristirahat sejenak untuk mengisi perut. Aku tak henti-hentinya menatap pacar baruku yang belum genap satu malam menjadi pacarku itu.

Ahirnya statusku berubah juga dalam hatiku bergumam.

Kini kami sudah tidak malu jika salah satu dari kami saling bertatapan atau pun saling bercanda bahkan sesekali kami menunjukan kemesraan didepan umum.

Kami melanjutkan perjalanan hanya beberapa menit lagi tiba di rumah Meli.

Tumah minimalis modern itu sudah Tampak terlihat jelas.

"Aku tidak mampir nanti ya?"

"Iya, Makasih ya untuk hari ini"

"Sama-sama sayang"

Aku memberanikan diri untuk memanggil dengan sebutan sayang.

Aku hanya berhenti di depan Pagar Rumah minimalis itu.

Ku tekan klakson mobil, namun belum ada tanda-tanda scurity membuka pintu gerbang.

"Ya sudah masuk sana,Istirahat ya sayang!"

Meli tersenyum, dan ketika Mely hendak membuka pintu mobil aku menariknya. dan secara refleks aku mencium bibir gadis itu.

Scurity belum membuka gerbang rumah. itu lagi pula kaca mobil hitam sehingga tidak nampak apa yang terjadi didalam mobil.

Aku mencium bibir gadis itu dengan lembut Meli pun membalas kelembutan itu dengan menaruh tangannya ke atas bahuku dan menarik untuk lebih dekat.

Jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ketika aku hendak melepaskan kecupanku Mely justru mendekatkan kembali aku kembali mencium bibir gadis itu.

kreeeeeeek, suara pintu gerbang terbuka ternyata scurity sudah tiba dan melihat mobil terpakir diluar.

Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya.

"Ya sudah masuk sana Istirahat,sampai jumpa besok dikampus ya."

Aku membuka kaca mobilku, dan mencoba menyapa scurity itu.

"Pulang dulu ya pak!"

"Iya, Den."

Hari ini adalah hari yang melelahkan, aku hampir saja hilang kendali jika berlama-lama berada di vila ditambah sikap Meli yang begitu agresif dalam hal bercinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!