VIP 2

Menghela nafas panjang seolah selesai lari maraton, wajahnya terlihat pucat bajunya terlihat lusuh. Menelusuri Lorong rumah sakit menuju pintu utama.

Sudah dua hari gadis itu berada bolak balik disana, sekarang aku menjadi penghuni VIP Nomor lima.

Gadis itu berdiri di depan pintu utama rumah sakit melihat kearah kiri dan kanan, bukan Tampa alasan gadis itu menunggu ojek yang lewat agar mengantarnya ke kampus.

Seandainya saja ini semua tidak terjadi mungkin aku tidak pernah ada ruangan VIP 05.

Ibu pasti sangat lelah karena harus menyiapkan semua dagangannya. Aku benar-benar merasa bersalah dengan ibu karena tidak berkata jujur.

Sepanjang jalan aku hanya berfikir bagaimana caranya memberi tau ibu.

Sebenarnya aku juga berpikir apakah aku harus memberi tahu Mely kekasih laki-laki itu supaya aku terbebas sementara waktu dengan cengkraman laki-laki aneh itu. karena aku tidak mau melupakan ibu hanya karena kesepakatan yang dibuat oleh Aldino.

Lebih baik aku mencari gadis itu, Setelah seluruh mata kulyah selesai, Runa segera mencari Mely untuk memberi tahu keadaan Aldino.

Runa sudah berkeliling kampus namun tidak seorangpun melihat anak konglomerat itu.

"Dimana aku bisa menemukan gadis itu?"

Runa benar-benar bingung.

Gadis itu berjalan menuju area parkir, tiba-tiba dia melihat presiden kampus.

"Kak Rifki"

Seorang laki-laki melihat kearahnya.Runa pun tidak membuang waktu dia segera menghampiri Rifki.

"Kenapa Run?"

"Kakak tau sama Aldino?"

"Iya, Sudah Dua hari dia tidak masuk kampus."

"Iya,Kak, Sebenarnya Aldino sedang dirawat dirumah sakit."

Runa menceritakan semuanya.

"Orang tua Aldino sudah tau."

"Aldino tidak mau aku memberi tau siapapun, Termasuk orang tuanya. Namun aku juga tidak bisa jika harus terus berada disana. Karena, aku harus membantu ibu berjualan."

"Rifki hanya mengangguk,Kalau begitu malam ini biarkan aku yang ada disana kamu bisa pulang nanti biar aku yang menjelasnya."

"Runa merasa lega."

"Terima kasih kak,"

"Iya sama-sama, Mau aku sekalian antar pulang kerumah."

"Oh, tidak usah kak terima kasih."

Mereka pun memutuskan untuk berpisah diparkiran.

Runa merasa lega karena dapat membantu ibunya kembali Tampa harus memikirkan Aldino yang masih menjadi tanggung jawabnya selama dia berada di rumah sakit.

Sementara itu nampak beristirahat seorang diri diruangan VIP.

Tok tok tok

"Permisi"

Suara seorang lelaki mengetuk pintu kamar Aldino. Aldino mencoba untuk membuka mata dalam kantuknya.

"Masuk"

Masih belum terjaga sepenuhnya.

"Hai Al"

Ternyata yang datang Rifki, Aldino merasa bingung dari mana dia tau kalau dia ada disini.

Sedangkan yang tau hanya Runa. Al memang sengaja tidak memberi tahu teman atau keluarganya karena dia tau bahwa sebenarnya dia tidak terlalu parah hanya ingin memberi pelajaran gadis itu saja bahwa supaya dia mau tanggung jawab.

"Kamu tau dari mana Ki,kalau aku disini?"

"Tadi Runa yang kasih tau aku kalau kamu kecelakaan."

"Kalau aku lihat ya Al kamu itu sehat sehat saja lantas kenapa kamu betah banget disini."

"Iya,aku cuma mau kasih pelajaran buat Runa. Gara-gara dia aku bisa disini."

"Wah kamu kebangetan Al. kamu gak kasian sama Runa. Rifki mencoba menjelaskan kepada Aldino siapa Runa dan bagaimana orangnya serta dia juga hidup hanya dengan ibunya saja."

"Aldino benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia baru saja dengar, Dia benar benar merasa bersalah dengan Runa dan ibunya,Hasil scan tangannya pun sudah keluar namun Aldino tidak memberi tahu Runa bahwa tangannya sebenarnya tidak ada cidera yang serius hanya sekedar terkilir biasa."

"Apa yang sudah aku lakukan, Aku menelantarkan seorang ibu hanya karena egoku. Aldino benar benar menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan dengannya dan ibunya, Aldino membayangkan jika ini terjadi dengan ibunya."

Jika Aldino mengatakan yang sebenarnya apakah Runa akan memaafkannya. Sekarang Aldino benar-benar merasa bersalah.

''Kamu kenapa Al?"

"Eh sorry sorry,Sampai dimana tadi?''

"Kamu masih memberi pelajaran kepada Runa."

"Kenapa baru bilang sekarang,Kalau sampai Runa tahu aku cuma mau kasih pelajaran sama dia, Wah bisa bisa aku digoreng sama dia."

"Aku saja tidak tahu kalau kamu dirawat"

"Bagaimana dengan Meli dia tau tidak kalau aku disini?"

"Meli sudah tahu setelah Runa menceritakan semuanya, aku langsung kasih tau kekasihmu Al."

"Bisa panjang urusannya kalau Mely sampai tahu aku disini dirawat sama Runa."

"Tenang saja aku tadi tidak bilang kalau kamu sama Runa, Mely mencari kamu terus, ya kali aku tidak memberi tahu kamu dimana."

Tok tok

"Masuk"

Baru saja di bicarakan dan ternyata yang datang Mely.

"Sayang kamu tidak apa apa,

Apa yang sakit tangan kaki atau kepala sayang."

"Tidak apa apa sayang aku baik-baik saja."

Mely memegang tangan kekasihnya.

"Ya elah Mel Gak usah lebay deh, Masih jauh sama nyawanya Al,"

"Heh Rifki mending kamu diam saja deh tidak usah sok tau, terserah aku donk mau ngapain mau nanya apa ke pacar aku."

"sudah Mel aku tidak apa apa, Mending kamu duduk dulu sana, Aku masih mau bicara sama Rifki."

"Tapi Al."

"Sudah tidak apa apa duduk saja disana ya sayang,"

"Ya,Sayang "

Kemudian aku memanggil Rifki dan berbisik kepadanya agar dia jangan sampai keceplosan kalau Runa yang mengurus Aldino.

"Oke, Siap komandan."

Kalau begitu aku pamit dulu ya Mel tolong jaga Aldino,

"Iya iya pulang saja sana mengganggu saja."

"Pulang dulu ya Al, cepat sembuh brother."

"Oke, Thanks."

Rifki meninggalkan mereka berdua disana.

"Sayang kamu Kok tidak ngabarin aku sih."

"Kamu kan tahu sendiri aku tidak apa apa jadi tidak usah khwatir sayang."

"Kata Rifki kamu sudah dua hari tidak kulyah,Kamu kemana?"

"Aku tidak kemana-mana sayang,"

Kemudian Mely mengalihkan pembicaraan seraya memang ada yang disembunyikan.

"Mau makan buah, Aku bukain ya buat kamu."

"Boleh aku mau jeruk"

Gadis itu mengambil jeruk yang ada di atas meja disebelah tempat tidur.

Sambil makan jeruk, Aldino pun berpikir aku tidak mau jika Mely dan Runa sampai bertemu, biar bagaimana pun dia tidak mau membuat pacarnya cemburu.

Sayang kita pulang saja ya setelah ini, kamu tolong bilang sama dokter bahwa aku mau pulang saja. Kita rawat dirumah saja lagi pula aku juga sudah baik baik saja.

"Iya, Kamu makan dulu setelah itu kita paking barang-barang kamu ya."

Aldino menganggukan kepala.

Mely kemudian mengurus segala keperluan Aldino, Aldino mendadak ingin pulang hanya karena dia tidak mau jika melihat Mely harus cemburu dengan Runa.

Ahirnya sepasang kekasih itu meninggalkan rumah sakit tempat Aldino dirawat.

Terpopuler

Comments

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

semagat

2022-02-03

1

Leni Leni

Leni Leni

lumayan

2022-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!