Luapan Cinta Aldino

Menjadi orang baik tak perlu muluk-muluk, selama kita tulus terhadap orang lain, mereka akan bisa melihat kesungguhan serta ketulusan kita.

Satu hal yang perlu diingat, menjadi orang baik bukan hanya agar tampak dan dianggap 'baik' dari luar saja, melainkan kebaikan harus bersumber dari hati. Bukan demi pujian atau nama besar.

Itulah yang selalu dikatakan ibu Runa untuk bekal Runa karena hanya nasehat-nasehat yang ibu Runa bisa berikan kepada anak gadisnya.

Setelah mata kulyah selesai Runa langsung pulang untuk melihat keadaan Aldino, Dia berniat untuk mengantarkan Aldino pulang atau memberi tahu anggota keluarganya untuk menjemputnya.

Setelah tiba di rumahnya Runa langsung menuju kekamarnya.

Terdiam di depan pintu dan melihat keadaan kamarnya begitu rapi.

"Loh Aldino kemana?"

Bukankah seharusnya dia ada disini. apakah dia sudah pergi kerumahnya. Ya sudah mungkin dia sudah pulang karena sudah merasa sehat.

"Lebih baik aku pergi membantu ibu."

Ahirnya gadis itu mengunci rumahnya dan pergi menemui ibunya. Betapa terkejutnya Runa melihat seorang laki-laki yang berdiri di samping ibunya dan sedang membatu ibu.

"What..."

"Apa yang dilakukan cowok nyebelin itu disana,ada yang tidak beres."

Runa menghampiri Aldino dan ibunya.

Belum sempat berbicara.

"Nak sudah pulang kamu?"

"Iya bu."

"Kamu ngapain disini, kalau sudah sehat pulang sana?"

"Runa Tidak boleh begitu nak."

"Aldino anak baik. dia dari tadi membantu ibu nak."

"Tapi bu."

"Sekarang lebih baik kamu ajak Aldino makan dulu karena sudah siang tadi ibu sudah menyuruhnya makan tapi nak Aldino tidak mau."

"Baik bu."

"Lapar tidak kalau lapar ayo ikut aku"

Runa mengajak Aldino pergi ke warung bakso diseberang jalan.

"Hei tunggu dulu giliran makan saja cepat."

"Aku cepat karena ku lapar AL."

"Bakso dua bang yang mercon semua."

"Run aku tidak suka pedas Run."

"Ha....ha...ha"

"Masa iya cowok gede kayak kamu tidak suka makan bakso pedas."

"Bang punya saya biasa saja ya."

"Iya Den."

Mereka pun duduk dimeja yang sama dengan posisi berhadapan.

Sesekali mereka bertatapan kemudian keduanya salah tingkah.

"Al Terima kasih iya sudah bantu ibu selama aku tidak ada."

"Iya sama-sama,aku juga makasih tadi pagi kamu bantu aku."

"Iya sama-sama."

Ketika mereka sudah mulai bercanda tampa ada yang bertingkah kepala batu.

"Prakk."

Seorang gadis datang menepuk meja dengan sengaja. Keduanya sama-sama terkejut.

"Oh jadi sekarang kamu sama cewek urakan ini. hem cocok si."

"Mely hentikan omong kosong mu."

"Kenapa Al kamu malu tidak bisa dapatkan yang lebih baik dari aku, sehingga harus turun level."

"Setidaknya dia lebih punya harga diri dibanding kamu."

"Hei Al tidak usah membahas harga diri didepan aku, kamu pikir kamu punya harga diri. ngaca ya Al?"

"Cukup Mel, Sekarang aku minta kamu pergi dari sini."

"Oke aku akan pergi lagi pula siapa juga yang betah disini bau kotor yang ada aku bakal terkena penyakit menular kalau lama-lama disini?"

Belum sempat gadis itu,membalikkan badan untuk pergi tiba-tiba runa menyiramkan air didalam gelas ke wajah Mely.

"Burr...."

"Hei apa-apaan ini, kurang ajar kamu ya!"

"Itu untuk membasuh mulutmu yang kotor itu."

Runa dan Aldino pergi meninggalkan gadis itu dengan wajah yang basah.

"Hei tunggu, Awas kalian ya."

Mely benar-benar marah saat mereka tinggal dengan keadaan seperti itu.

"Run maaf atas kejadian tadi ya"

"Iya tidak apa apa, lagi pula orang seperti Mely memang perlu dikasih pelajaran, supaya tidak ngelunjak."

"BTW Al kamu beneran putus sama Mely, Bukannya kalian seharusnya minggu depan bertunangan."

"Harusnya si iya Run, Tapi ternyata dia lebih memilih balikan sama pacarnya dan meninggalkan aku Run."

"Oh.. Pasti sakit banget ya,sampai kamu mabuk berat semalam."

"Iya sih kamu bayangkan, Mely selingkuh di depan mata dan kepalaku sendiri."

"Dia benar-benar tidak menganggap aku, selama ini dia hanya menjadikan aku pelampiasannya saja, Padahal Run aku sayang sama dia. Bahkan orang tuaku dan orang tuanya Sudah sepakat untuk menjodohkan kami."

"Yang sabar ya Al, Mungkin Allah akan memberikan jodoh yang baik untukmu, karena yang aku tau ya Al. Allah itu sudah menciptakan makhluk-nya secara berpasangan, orang baik akan berjodoh dengan yang baik begitupun sebaliknya."

"Iya buk Ustazah Runa."

"Hei, Aku srius."

"Iya aku juga serius menanggapi semua ucapan kamu."

"Ya sudah Run aku pulang dulu ya, sampai besok ketemu dikampus ya."

"Hei Aldino manusia paling PD sedunia, Siapa juga yang mengharap ketemu kamu besok, tidak usah sok kegantengan ya."

"Ya memang iya, aku ramal ya Run besok kamu akan bertemu dengan ku dikampus."

"Aku tidak percaya ramalan Al."

"Besok ramalanku akan terjadi, Lihat saja Runa."

Runa tak menggubris yang dibicarakan oleh Aldino dia lalu meninggalkan Aldino dan pergi kembali membantu ibunya.

Aldino berjalan menelusuri trotoar, tidak jauh dari tempat Runa berjualan disana ada club' malam tempat Aldino mabuk semalam.

Dilihatnya Motor yang ia gunakan semalam masih terparkir di parkiran club' malam itu.

Aldino mengambil kunci motor yang ada di saku celana dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Aku harus membuka lembaran baru, aku tidak mau berlarut-larut dengan segala kesedihan ini, Lagi pula masih banyak perempuan yang lebih baik dari Mely diluar sana."

Aldino memakirkan motor sebentar karena teleponnya bergetar.

Mama

"Assalamualaikum Ma."

"Walaikumsalam."

"Aldino dimana kamu nak."

"Aldino dijalan ma mau pulang."

"Mama tunggu dirumah."

"Iya ma."

tut tut telepon terputus.

Aldino melanjutkan perjalanannya.

***

Runa yang membantu ibunya sejak Aldino meninggalkan tempat itu ternyata pikiran gadis itu justru tidak mau lepas dari nama Aldino.

"Run Aldino itu teman kamu apa pacarmu nak."

"Bu Aldino itu temanku bukan pacar bu."

"Soalnya ibu perhatikan kalian cukup dekat."

"Itu menurut pandangan ibu saja."

"Lagi pula menurut ibu nak Aldino cukup baik dan cocok sama kamu."

"Itu juga menurut pandangan ibu juga buk."

"Kamu ini dibilangin orang tua kok yo gitu."

"Terus Runa harus gimana bu Runa sama Aldino itu gak ada hubungan apa-apa bu."

"Ayo buk kita pulang sudah hampir magrib."

Runa dan ibunya sama-sama mendorong gerobak dagangannya. dengan senyum semeringa karena dagangannya habis.

Gadis itu menatap wajah ibunya, wajah yang dihiasi keriput karena sudah tua. dalam hati Runa berkata ibu aku berjanji akan membalas semua keringat yang kau teteskan untuk membahagiakan anakmu.

Bagi Runa ibu sekaligus ayah baginya adalah sosok yang sangat berarti baginya. karena di dunia ini Runa tidak memiliki siapa-siapa lagi selain ibunya.

Terpopuler

Comments

Tiwik Firdaus

Tiwik Firdaus

anak satu perasaan belum tua2 amat oeang tua aq. aja masih muda gak. tua2 amat yo ngak jeriput padahal cucunya udah 5

2022-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!