Benih Cinta 2

Aku terlelap dalam tidur siangku. Runa hadir dalam mimpiku, Didalam mimpiku aku mengajak Runa kesuatu tempat dimana hanya ada kami berdua.

Bercanda gurau aku menatap Runa dengan Penuh hasyrat yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Runa menggunakan mini dress yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Terasa begitu nyata ketika aku memegang tangannya, dan mulai mengarah wajahku dan mengangkat sedikit dagunya kearahku.

Ketika Runa memejamkan mata, bibirnya yang mungil hanya berjarak beberapa sentimeter dengan ku.

"Trililing dung Trililing dung."

Alarm ponselku berdering sangat keras membuat aku terperanjat dan terjaga dari mimpiku.

Mendadak pusing kepalaku karena terbangun.

Aku mematikan alarm ponselku. Aku sengaja memasang alarm ponselku karena hari ini ada janji dengan Meli.

Tunggu tunggu kenapa Runa hadir dimimpuku. Mungkin karena aku tadi bertemu dengannya. Jadi secara tidak sengaja Runa hadir dimimpiku. Lagi pula Mimpi hanya bunga tidur.

Aku mengambil handuk dan mandi bersiap-siap karena mau jalan dengan meli. Gadis yang sedang aku incar untuk menjadi pacar.

"Bik,Mama sudah berangkat belum?"

"sudah den, tapi ibu ke kamar aden, tapi Aden tidur,ibu tidak tega mau bangunin Aden."

"Emm, Ya sudah bik, aku pergi dulu ya."

"Iya,den."

Aku pergi mengendarai mobil ku. Menjemput pujaan hatiku. Apakah inilah yang dirasakan seseorang ketika dia jatuh cinta.

Tapi aku juga belum tau apakah cintaku akan bertepuk sebelah kanan atau tidak.

Karena aku belum tau apakah Meli menyukaiku atau tidak, atau mungkin aku hanya sekedar singgah dijadikan pelampiasan Meli karena dia baru saja putus dengan mantannya.

Ya sudahlah pantang menyerah sebelum berperang.

Tin tin

Security membukakan pintu gerbang rumah minimalis modern itu.

Aku memakirkan mobil dihalaman rumah Meli.

Aku sengaja tidak menelepon Meli karena kemarin malam dia sudah tau kalau aku akan kesana.

Aku menekan bel rumah mewah itu.

Pintu rumah itu dibuka oleh asisten rumah tangganya.

"Meli ada bik?"

"Ada den, Silahkan masuk dulu, saya panggilkan."

Aku duduk di sofa, tak selang beberapa menit asisten rumah tangganya datang kembali dengan membawa secangkir kopi.

"Silahkan diminum,Den"

"Iya,Bik."

Suara langkah kaki terdengar sedang menuruni anak tangga. Terlihat Meli turun dengan menggunakan sepatu berwarna putih menggunakan rok diatas lutut dengan menggunakan kaos rajut berwarna abu-abu.

Benar-benar mempesona.

Gadis ini benar-benar membuat jantungku berdebar.

"Hei Al Aldino."

Aku melongo tidak menyadari Meli sudah ada di depanku.

"Eh iya, Sorry sampai tidak tau kalau kamu manggil, Gimana sudah siap kita berangkat."

Gadis itu tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Seraya memberi isyarat bahwa ia setuju.

"Kami pun berangkat"

Aku membukakan pintu mobil untuk Meli,Dan mempersilahkan masuk.

Namun aku belum tau kemana harus kubawa gadis ini, Aku benar-benar belum ada rencana.

"Al kita ke vila ya?"

"Vila orang tuaku, kebetulan aku ingin mencari ketenangan disana,"

"Iya, Terserah tuan putri."

Aku menggodanya Meli terlihat malu namun aku suka ketika dia tersenyum lesung pipinya mulai nampak memperindah pemandangan diwajahnya.

Ditengah perjalanan aku menghentikan mobil dipinggir jalan dan mengajak Meli membeli beberapa minuman serta cemilan untuk kami di vila. Meli pun segera turun dan keluar dari mobil.

Betapa terkejutnya aku ketika Meli menggandeng tanganku, seraya memberi sinyal berwarna pink sebagai tanda cinta.

selayaknya pasangan yang sudah lama berhubungan.

"Tidak apa-apakan Al kalau aku menggandeng tangan mu."

"Ya, santai Saja Mel."

Aku mengambil Troli belanjaan, Meli berjalan disebelah ku. diambilnya beberapa Snack, biskuit,susu,dan beberapa minuman bersoda dia pun mengambil permen mint.

Troli yang kubawa memang tidak terlalu besar namun terlalu kecil untuk belanjaan yang kami bawa. Kami menuju kasir dan membayarnya kemudian kami berangkat kembali menuju vila orang tua Meli.

Perjalanan cukup jauh, ditengah perjalanan sudah memasuki kawasan pegunungan kami melihat pedagang pinggir jalan yang menjual jagung panggang dan kacang rebus. Meli memintaku berhenti sejenak untuk menjajal jajanan disana.

"Al kita berhenti disana dulu ya, Sepertinya jagung bakarnya enak."

"Kamu mau?"

"Iya."

Aku memperlambat laju mobilku dan mulai memakirkan mobilku di sebelah kiri, karena pedagang itu berada disebelah kanan jalan.

"Kami segera turun, menoleh kanan kiri dan menyebrangi jalan."

Warung itu tampak sederhana, hanya tersedia beberapa minuman penghangat badan dan jagung serta kacang rebus yang sudah dimasukan kedalam baskom.

Belum ada pelanggan yang terlihat disana, hanya ada kami berdua.

"Mau pesan apa neng?"

Pedagang itu menawarkan dagangannya kepada kami.

"Jagung bakarnya 2, Pedas manis ya bang"

"Makan disini atau bawa pulang neng?"

"Makan sini bang, sama wedang jahenya 2 bang."

Udara memang sudah mulai dingin, Apalagi ku lihat Melly menggunakan mini dress.

Beberapa saat kemudian pesanan kami pun datang. Bersamaan dengan dua pasangan lain yang datang untuk membeli jajanan ala pegunungan. Udara dingin,Angin semilir, dan juga nyamuk membawa mengikuti khasnya daerah pegunungan.

Kami bercanda,membahas hal yang konyol dan lucu bercerita seadanya membuat suasana seakan-akan menyatu dengan kami. Beberapa waktu pelanggan sudah mulai berdatangan warung itu sesaat menjadi ramai oleh para remaja yang tinggal disekitar sini.

Meli pun berbisik kepadaku.

"Ayo kita pergi Al."

terlihat dari raut wajah gadis itu bahwa dia sudah tidak nyaman lagi.

Aku tidak menjawab,hanya mengangguk,

dan segera membayar kepada pedagang itu.

Kemudian aku dan Meli kembali melanjutkan perjalanan kami menuju vila orang tuanya.

Udara memang begitu dingin,hanya cahaya bulan yang mengiringi kendaraan kami, hanya beberapa kendaraan yang melintasi jalan beberapa jalan sudah terlihat rusak dan berlubang.

"Mel di vila ada orang?"

Aku mencoba menanyakan keadaan vila dengan Meli.

"Ada mang Udin dan bik warni yang jaga vila,Kalau pagi hari ramai di vila soalnya lokasi vila berdekatan dengan pabrik teh milik keluargaku Al."

Melly mencoba menjelaskan keadaan vila.

Aku cukup lega kalau bukan hanya kami yang ada disana, karena biar bagaimanapun aku membawa anak gadis orang, aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Itu dia AL."

Tangan Meli menunjuk kearah kanan, dari kejauhan tampak sebuah vila yang indah di hiasi dengan lampu terang. Vilanya cukup besar dan mewah.

Aku melihat jam yang ada disudut kaca mobilku. Kulihat arah jarum pendek menunjukkan pukul 21:00 Wib.

Kami berhenti didepan pagar berwarna putih.

Kulihat Meli mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hallo, Mang kita sudah didepan, tolong bukain gerbang ya mang"

Terdengar samar-samar suara seorang laki-Laki menjawab telpon dari gadis itu.

"Iya, Non."

kemudian Meli meletakkan ponselnya kedalam tas kulitnya.

Gerbang pun terbuka, terlihat seorang lelaki kira-kira berumur 50 tahun membukakan gerbangnya. Aku segera memasukan mobil kedalam halaman vila mewah itu.

"Makasih mang."

Kami berhenti tepat didepan vila. Kemudian turun aku segera mengambil belanjaan kami dibagasi. Kulihat Meli menghampiri mang Udin dan berbincang-bincang, aku tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan hanya saja nampak dari kejauhan laki-laki itu mengangguk-angguk.

Meli berjalan menghampirikun. Lalu menarik tanganku mengajak untuk masuk kedalam vilanya.

Terpopuler

Comments

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

👍

2022-02-03

1

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

semangat

2022-02-03

1

Rico Cucung Pak Surek

Rico Cucung Pak Surek

assik thor

2022-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!