Sakit Hati Aldino

Hati yang kecewa merupakan kumpulan dari rasa amarah yang terpendam. Rasa itu bisa berasal dari pedihnya pengkhianatan dan perpisahan pahit.

Pengkhianatan itu pula yang membuat rasa sakit hati bisa menjadi sangat dalam dan tak bisa sembuh dengan cepat.

Itulah yang dirasakan Aldino saat ini rasa kecewa yang sangat dalam karena sebuah penghianatan yang dilakukan Melly.

Meninggalkan Aldino yang mabuk berat dan sedang tidak sadarkan diri. di keheningan malam Runa sudah bangun untuk mempersiapkan dagangannya bersama ibu tercinta.

"Run hari ini kamu tidak kulyah nak?"

"Tidak bu."

"Kamu pagi ini belanja keperluan sehari kita ya nak beli tepung dan juga minyak di minimarket ibu dengar sedang ada diskon."

"Baik bu."

"Nanti setelah Runa selesai membantu ibu Runa berangkat ya."

"Tidak usah, Bantu ibu kamu pergi saja jika sudah siang nanti keburu habis nak."

"Baik bu."

Azan subuh sudah terdengar, Mereka selalu menyempatkan diri untuk sholat karena jika sudah subuh semua data ganda sudah siap dan tinggal membawa kepangkalan gerobak.

"Bu Runa pergi dulu ya?,Runa mau sekalian joging karena sudah lama Runa tidak olahraga."

"Iya nak hati-hati sayang."

"Assalamualikum bu."

"Walaikumsalam."

Udara pagi sangat dingin Runa menggunakan jaket cukup tebal.

Saat Runa sedang joging terlihat dari kejauhan ada seseorang tergeletak dipinggir trotoar, Runa menghentikan langkahnya, dia kemudian berjalan mendekati raga itu. Dilihat disekelilingnya tak seorang pun terlihat melintas, Mungkin karena masih subuh jadi masih sepi.

Ketika berada cukup dekat dengan orang yang tergeletak itu. Runa melihat dan membalikkan badannya betapa terkejutnya ternyata yang tidak sadarkan diri adalah Aldino.

"Al al bangun al"

"Aldino."

Ditepuk tepuk pipi Aldino namun Aldino tetap tidak sadar.

"Akh..."

"Biarkan saja untuk apa aku menolongnya to dia juga orang yang tidak tahu terima kasih."

Gadis itu pun meninggalkan Aldino yang masih tergeletak dan belum sadarkan diri.

Belum cukup jauh Runa membalikkan badannya dan ahirnya memutuskan untuk membawa Aldino kerumahnya.

"Akh...."

"Berat sekali."

Gadis itu mencoba memapahnya,Tercium bau alkohol dari jaket yang digunakan Aldino.

"Uh...., Bau sekali."

"Kamu ya Al setiap ketemu aku cuma bikin aku repot saja."

"Akh...Sebenarnya kamu makan apa si Al berat banget."

Gadis itu terus menggerutu sepanjang jalan,Namun Aldino belum juga sadarkan diri.

"Assalamualikum bu."

"Walaikumsalam, Run kamu kok sudah pulang cepat sekali nak."

"Ibu bantuin Runa bu."

Mendengar anaknya meminta tolong, ibu yang sedang berada di dapur segera menghampiri anaknya.

"Ya, Allah nak."

"Siapa ini nak, kok bisa sama kamu."

"Ibu nanti Runa ceritakan, karena ceritanya panjang bu. Sekarang ibu bantu runa bawa ke kamar soalnya berat sekali bu Runa tidak kuat lagi."

"Sini nak ibu bantu."

"Tapi ini bukan karena kamu kan nak."

"Bukan bu."

"Ini bukan orang jahat kan nak?"

"Bukan bu, ini teman Runa di kampus buk, Runa kenal sama dia."

"Ayo cepat ambil handuk dan baskom sama air hangat ya nak buat lap."

"Baik bu."

Runa langsung pergi kedapur untuk mengambil baskom dan handuk kecil.

"Ini bu baskom dan airnya."

"Ya sudah kalu begitu kamu bersihkan wajahnya di lap lap biar sadar nak."

"La kok Runa bu, Ibu saja yang Lap."

"Run katanya temen kamu, Sesama temen harus saling membantu nak, lagi pula kalau niat membantu jangan tanggung."

"Tapi bu?"

"Tidak ada tapi-tapi ayo kerjakan."

"Iya bu."

"Ibu tinggal ke dapur mau buat Sup buat temen kamu kalau dia sudah sadar."

Runa pun duduk disebelah Aldino, kemudian mulai membersihkan bagian wajah Aldino.

"Kalau dilihat-lihat Aldino tampan juga ya, Ihh apa sih yang ada dipikiran ku, dia itu cowok paling nyebelin di dunia."

Tidak lama kemudian Aldino pun sadar, dan memegang kepalanya.

"Awww..."

"Kepalaku sakit sekali, Terasa pusing."

"Heh Sudah sadar buruan bangun, Terus pulang."

"Aku dimana?"

Aldino merasa bingung, Tempat itu terasa baru dan belum pernah dikunjunginya, dekorasi kamar yang serba pink stiker hello kitty dimana-mana, semua membuat laki-laki itu bingung."

Dengan cetusnya,Runa menjawab pertanyaan Aldino.

"Kamu ada dirumahku, tadi aku ketemu kamu tidak sadarkan diri di trotoar untung saja tidak masuk Got."

Aldino mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

"Terima kasih Run."

"Wah ternyata orang sombong seperti kamu bisa juga ya bilang terima kasih."

Tiba-tiba datang ibu Runa.

"Nak tidak boleh seperti itu sama tamu, apa lagi itu teman kamu sayang."

"Iya buk, Maafin Runa"

"Jangan minta maaf sama ibu minta maaf sama teman kamu."

"Tapi bu."

"Runa sayang, ibu tidak pernah mengajarkan ini kepada kamu ya nak."

"Iya, bu."

Ahirnya Runa meminta maaf kepada Aldino.

"Al minta maaf."

"Runa tolong kasih sama Aldino ini Sup sayur mumpung masih hangat berikan kepada temenmu,Supaya tenaganya cepat pulih"

"Iya buk."

"Buk terima kasih."

"Iya sama-sama nak."

"Runa bantu Aldino makan ya, Ibu lihat tangannya sakit, Setelah makan tolong obati luka temen kamu ya nanti ibu ambilkan kotak P3K."

"Iya bu"

"Sini aku suapin."

"Tidak usah Run aku bisa makan sendiri."

"Kamu mau aku di omelin sama ibuku gara-gara gak suapin kamu,lagi pula kamu lihat tangan kamu luka semua,Sudah gak usah tensin."

"Aku gak maksa ya, kamu yang mau nyuapin aku, lagi pula ini hari keberuntungan kamu bisa suapin cowok setampan aku."

"Hiss... tidak perlu terlalu Pede ya. Cowok di dunia ini masih banyak yang lebih tampan dari kamu lagi pula, jika stok cowok di dunia ini tinggal kamu aku lebih baik jadi perawan tua."

"Kamu yakin mau jadi perawan tua."

"Yakin 100%,"

"Ya sudah, lagi pula siapa juga yang mau nikah sama kamu dasar cewek aneh."

"Ayo cepat makan"

"Pelan-pelan donk kasar banget jadi cewek."

"Iya iya maaf."

"Run ini kotak obatnya, nanti habis makan kamu obati memar diwajah teman kamu ya."

"Iya bu."

"Ibu mau berangkat jualan dulu ya nak."

"Iya bu."

Ibu ahirnya meninggalkan mereka berdua. Runa mulai mengambil obat merah dan kapas Runa mulai mengobati luka pada tangan dan wajah Aldino.

"Awww...sakit."

"Sudah deh tidak usah manja."

"Aku bukan manja tapi memang benar benar sakit Run."

"Iya maaf."

Runa kembali mengobati dibagian wajah Aldino.

"Aww..."

"Aldino memegang tangan Runa yang sedang memegang kapas."

Tiba-tiba Runa dan Aldino saling bertatapan dengan tangan yang dipegang Aldino, keduanya saling menatap satu sama lain. Apakah mereka akan saling mengagumi atau sebaliknya mereka akan terus bertengkar.

"Maaf ya Al bukannya aku mau mencampuri urusan kamu, tapi aku hanya sedikit penasaran, kamu kenapa bisa tidak sadarkan diri kamu berkelahi tadi malam?"

"Tadi malam hanya salah paham saja."

Aldino tidak mau menceritakannya kepada Runa, dia menutupi ke galauan kepada gadis itu.

"Al kamu bisa istirahat dulu disini, aku mau membantu ibu, lagi pula kalau aku lihat-lihat kamu belum pulih jadi kamu bisa istirahat dulu."

"Terima kasih Run."

"Sama-sama, kalau begitu aku tinggal dulu ya."

"Iya Run."

Runa pun meninggalkan Aldino dikamarnya untuk istirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!