Kekecewaan Aldino

Rasa sakit yang menyelimuti hati, Membuat segala sesuatu yang dilakukan Aldino semuanya salah. Namun, dia tidak mau berlarut dalam kesedihan.

Drettt Drettttt

Getar ponsel Aldino membangunkan lamunannya.

Ternyata yang menghubunginya adalah Mely kekasih yang sudah menghianatinya. Menghela napas dan ahirnya mencoba tenang pura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah ia lihat.

Bertingkah biasa saja.

"Hallo sayang"

"Iya sayang."

"Sayang kamu sudah sehat?, kalau begitu aku kerumah kamu ya?, kamu mau minta aku bawakan apa?."

"Tidak usah bawa apa-apa sayang, cukup kamu saja yang datang kesini."

"Ya, Sudah sampai Jumpa sayang."

Tut tut tut Terputus.

Hari ini aku ingin meminta semua penjelasan atas semua yang aku lihat. Dengan semua kesiapan hati untuk mendengar semua yang dilakukan oleh Mely jika benar apa yang harus aku lakukan aku belum siap untuk berpisah dengan gadis itu. Namun jika kupertahankan aku tidak kuat menahan semua penghianatan ini.

Apa aku harus melakukan hal yang sama dengan kekasihku, jika dia menduakan aku kenapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama. Aku punya segalanya, akan aku beri pelajaran gadis itu agar merasakan bagaimana rasanya dihianati.

"Den,Non Mely sudah dirumah?''

"Iya bik sebentar tunggu dulu"

"Baik den."

Ketika aku hendak menuju lantai dua rumahku, tiba-tiba gadis itu berada didepan pintu kamarku.

"Sayang kamu kok lama sekali."

"Mel kita bicara dibawah saja ya"

"tidak mau, aku tidak mau bicara dibawah, aku maunya dikamar, berdua sama kamu sayang."

Uhh..

"Perempuan ini benar-benar menggoda imanku."

"Sayang buruan masuk kita bicara didalam saja ya."

"What what what."

"Apa yang terjadi disini, kenapa kamar kamu berantakan sekali. apa bibik tidak mengerjakan tugasnya untuk merapikan dan membersihkan kamar kamu, biar aku yang bilang sama bibik kalau dia tidak bisa kerja biar aku saja yang pecat dia."

"Hei Kamu itu bukan siapa siapa disini, jangan main pecat saja."

"Sayang aku itu calon istri kamu,artinya aku bakal jadi nyonya dirumah ini,aku juga akan punya hak siapa yang akan bekerja disini dan yang tidak sayang."

"Kamu itu baru calon, dan aku tidak kasih kamu hak buat mecat bibik ya."

"Ih kamu kok bentak aku sih?, Sekarang kamu sudah kasar ya sama aku."

"Kalau kamu tidak suka cara aku Mel, Lebih baik kamu keluar sekarang."

"Al kamu ngusir aku?"

"Iya aku ngusir kamu kalau kamu terus bersikap seperti ini."

"Sekarang aku tanya sama kamu Mel."

"Siapa laki-laki yang kamu bawa kemarin,Aku lihat kalian begitu mesra,kamu CLBK sama mantan kamu."

"Iya aku memang CLBK sama mantan aku, karena kamu hanya aku jadikan pelampiasan saja."

"Hei bagaimana dengan segala yang sudah kita lakukan, aku akan bertanggung jawab meskipun kamu tidak hamil."

"Aku tidak minta kamu untuk nikahin aku ya Al, Aku hanya merindukan mantanku makanya aku melakukan semuanya dengan kamu, tidak usah sok kegantengan ya Al."

Aldino mengangkat tangannya ingin menapar Mely yang sudah kelewatan. Namun dia tidak kuasa karena Biar bagaimanapun Mely adalah perempuan yang masih dicintai, hingga dia melampiaskan kemarahannya kearah dinding. Dipukulnya beberapa kali dinding hingga membuat tangannya terluka.

"Sekarang apa mau kamu Mel?"

"Aku mau kita putus,Karena aku sudah mendapatkan laki-laki yang aku inginkan."

"Pergi kamu, dan jangan kaitkan aku dengan semua masalah masa lalumu."

"Oke, Satu lagi Al Terima kasih sudah mengisi kekosongan, dan maaf sudah mengecewakanmu."

"Oiya Al aku hampir lupa,sepertinya kamu lebih cocok sama gadis penjual gorengan itu, ehm siapa namanya RUNA."

Gadis itupun meninggalkan Aldino seorang diri dikamar tampa menoleh kebelakang. Sungguh tidak disangka ternyata Mely seolah menggunakan topeng untuk menutupi kedok asli wanita itu.

Benar saja aku tertipu dengan semua janji manis gadis itu yang membuat aku mabuk kepayang. Aldino benar-benar kesal karena sudah salah menilai Mely dan ingin menjadikannya sebagai calon istrinya.

Aldino benar-benar kacau dia mengambil jaket dan kunci motor dia pergi namun tidak ada yang tahu Aldino akan pergi kemana karena semua orang yang bertanya kepadanya semuanya tidak dijawab, Aldino benar-benar membutuhkan waktu sendiri.

Aldino memiliki semuanya, Harta dia punya wajah yang tampan dia punya segalanya. Jika dia mau semua wanita yang dekat dan mengharapkan menjadi pacarnya dia terima namun dia tidak mau karena dia tahu wanita yang ada disekelilingnya hanyalah mengicar harta dari orang tuanya, Aldino hanya ingin wanita yang mampu menerima dengan apa adanya bukan karena hartanya.

Malam ini dia butuh ketenangan ahirnya, dia pergi ke club malam yang ada di seputaran tanggerang. Dia menghabiskan malamnya disana, ditemani banyak wanita dan minuman beralkohol. Biasanya dia tidak pernah datang ketempat seperti ini namun kali ini dia benar-banar prustasi.

Musik yang keras, wanita-wanita yang seksi mengelilinginya membuat masalahnya sedikit terlupakan semuanya terasa bahagia.

Ini bukan Aldino ini adalah rasa kecewa yang amat dahyat. Hari sudah semakin larut dia tidak memperdulikannya dia benar benar mabuk hingga penjaga club membawanya keluar karena sudah jam dua malam club mau tutup.

"Heiii Saya masih mau minum,bila perlu saya bayar club ini."

ha..ha..ha

Sambil berjalan sempoyongan laki-laki itu hendak menjalankan motornya.

"Dimana motorku mana dia?"

"Siapa yang mengambil motor kesayanganku"

"Mely pasti mengambilnya dia pasti mengambil motorku untuk jalan jalan bersama pacar barunya."

"Ohhhh Mely aku sangat menyayangimu Melly dimana kamu?."

Hingga terjadi hal yang tidak diinginkan, Sepasang kekasih keluar dari club namun bayangan dari Aldino yang keluar adalah Mely dan kekasihnya yang baru.

"Melly sayang."

Aldino menghampiri sepasang kekasih itu, Dengan kondisi mabuk berat berjalan sempoyongan.

"Heeiiii siapa kamu, Beraninya kamu mengambil pacarku ya"

Sepasang kekasih itu merasa kebingungan.

''Siapa dia kamu kenal?"

Kata laki-laki itu kepada pacarnya.

"Aku tidak kenal mas"

Dengan Reflek Aldino menarik gadis itu,Namun sang pacar menariknya kembali.

"Hei kamu jangan kurang ajar ya."

Bruukkk

Aldino didorong oleh lelaki itu hingga terjatuh. Aldino bangkit dan segera membalas. Ahirnya perkelahian pun tidak terelakkan.

Aldino mendapat pukulan beberapa kali diwajah dan perutnya. Dia sangat mudah dikalahkan karena mabuk jangankan memukul untuk berdiri saja sudah sempoyongan.

Ahirnya perkelahian di bubarkan oleh security club keluar, aldino pun dibawah keluar dari halaman.

"Beraninya keroyokan!"

"Awas kalian sini kalau berani."

Sepanjang jalan yang dia panggil hanya sang mantan yang dengan sengaja menghianatinya, setelah berjalan tidak jauh dari club ahirnya laki-laki itu jatuh dan tidak sadarkan diri karena sudah terlalu banyak minum.

Terpopuler

Comments

Tiwik Firdaus

Tiwik Firdaus

makanyanlihat cewek dari aajah cantiknya dan tubuh sexsinya saja lihat akhlaknya juga

2022-10-31

0

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

,

2022-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!