Kesepakatan yang Tidak Dikehendaki

Wanita setengah baya itu sedang mendorong gerobaknya, Raut wajahnya tidak dapat dibohongi jika dia lelah.

Keringat yang menetes merupakan bukti jeri payahnya untuk menghidupi keluarganya.

Semangatnya untuk bertahan dan melihat anaknya sukses adalah tekad yang ia tanamkan didalam hatinya.

"Nek nek kak Runa kemana?"

Seorang anak didik Runa bertanya kepada wanita itu.

"Kak Runa sudah dari tadi pulang,

kak Runa mau ngajarin kalian belajar."

"Tapi nek kak Runa tidak ada"

"Ya sudah kalau begitu nanti nenek tanya sama kak Runa,Mungkin kak Runa ada keperluan mendadak di tepat kak Runa sekolah"

Wanita itu mencoba menjelaskan kepada anak kecil itu. Kemana Runa bukaknya dia tadi berpamitan untuk mengajar les anak-anak.

Ibu Runa kembali merapikan sisa gorengan dan bahan-bahan kedalam rumah. Tak lama kemudian Runa pun tiba dirumahnya.

"Assalamualaikum bu"

"Walaikumsalam nak."

Melihat anaknya datang dengan nafas terengah-engah. Wanita itu mengambilkan segelas air putih.

"Minum dulu."

"Hemm Makasih buk."

Runa terlihat sangat kehausan.

dia meminum hingga habis air yang diberikan kepada ibunya.

Melihat anaknya sudah sedikit lebih tenang,Wanita itu segera bertanya kepadanya.

"Kamu dari mana nak?, Tadi ada anak yang berbicara kepada ibu kalau kamu hari ini tidak masuk untuk memberikan materi kepada mereka."

"Iya,bu tadi Runa ada urusan mendadak dikampus bu,Runa lupa memberi kabar kepada ibu."

Jelas saja Runa berbohong kepada ibunya karena Runa tidak ingin menambah pikiran dan membuat sedih orang tua tunggalnya.

"Ya sudah kalau begitu, Lain kali kasih tau ibu biar ibumu yang sudah tua ini tidak khwatir sama anak perawan ya yang cantik."

"Ahhhhh ibu, Maafin Runa ya bu."

"Iya, Kamu sudah makan. Kalau belum ayo makan dulu tadi ibu beli tempe bacem untuk lauk kita malam ini."

Mereka pun makan malam dengan seadanya. Namun mereka bersyukur sudah diberi kesehatan.

"Bu malam ini sepertinya Runa gak bisa bantu ibu karena Runa mau mengerjakan tugas dirumah teman Runa."

Runa berpamitan kepada ibunya untuk pergi, namun jauh direlung hatinya Runa menangis karena sudah berbohong kepada ibunya, jika dia berkata jujur bahwa dia akan kerumah sakit karena insiden tadi siang pasti ibunya akan lebih kawatir lagi.

Runa segera bersiap-siap untuk berangkat kembali ke rumah sakit. Karena dia sudah menyetujui kesepakatan yang dia buat dengan anak pengusaha kertas.

Runa membawa tas yang berisi buku-buku, Serta menggunakan Hudi berwarna coklat.

"Runa berangkat ya bu, Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam nak, Hati-hati."

"Iya,Bu."

Diperjalanan Runa meneteskan air mata karena dia benar-benar sedih sudah membohongi orang tuanya. Namun Runa berjanji akan berkata jujur dengan apa yang akan terjadi kepada orang tuanya jika masalahnya sudah selesai.

Menelusuri ruang rumah sakit. Runa terperanjat ketika berada diruang tempat Aldino dirawat.

"Loh Aldino kemana, tadi waktu aku pulang Aldino masih disini, tidak mungkin jika Aldino sudah dirawat dirumah sedangkan tadi dokter menyuruhnya untuk bermalam dulu disini."

Gadis itu kebingungan, dia mencoba mengecek beberapa ruangan disebelah dan di toilet barang kali Aldino ke kamar kecil, tapi semua ruangan kosong.

Gadis itu berlari-lari kecil menuju resepsionis rumah sakit.

"Permisi sus, pasien atas nama Aldino yang tadi siang masuk dan dirawat karena kecelakaan di rawat dimana, soalnya diruangan sudah tidak ada lagi, apa dia sudah dibawa pulang?"

"Sebentar ya mbak saya cek dulu."

suster itu mengecek data yang ada di komputer. aku menunggunya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri barangkali melihat Aldino.

"Iya mbak, saudara Aldino sudah dipindahkan ke ruangan VIP 05."

"Iya terimakasih sus."

"Mbak silahkan lurus dan belok kekiri."

Suster itu mengarahkan kemana aku harus melangkah menemui Aldino.

Aku mengarahkan kakiku kearah yang sudah diberitahukan suster.

"Dasar ya orang aneh, apa bedanya rungan tadi dengan yang sekarang to masih dalam gedung yang sama, dokternya pun tetap sama buang-buang duit saja, gumamku."

Aku menghentikan langkahku tepat di ruangan VIP 05.

...Tok tok...

"Masuk."

"Kamu ngapain sih harus pindah keruangan ini, kenapa gak keruangan yang tadi."

"Heh cewek aneh, Terserah aku ya mau pindah kemana, yang penting kamu lakuin aja sesuai kesepakatan kita, tidak usah banyak komplen ya, Atau kamu mau aku batalin kesepakatan kita."

"Iya iya gak usah di ingatkan aku tau semua kesepakatan kita, Aku gak perlu bayar rumah sakit biaya motor aku cukup merawat kamu sampai kamu benar-benar kembali sembuh seperti sedia kala."

"Bagus."

Aldino tertawa kecil.

"Ya sudah Jagan cuma bengong,Aku haus aku pengen minum."

"Heh anak manja,Gelas kan ada disebalah kirimu kenapa harus aku yang mengambil kamukan bisa ambil sendiri."

"Eitsss Ambil sendiri ya,Terus tugas kamu disini ngapain we."

"Huh iya iya sini aku ambilin."

Aku mengambilkan air mineral yang ada disebelah kirinya, kemudian menyodorkan kearahnya. Karena kecerobohan ku membuat air itu muncrat membasahi baju Aldino.

"Ihhhh kamu apa apaan sih basah ni."

"Upzzz maaf Al aku benar-benar gak sengaja,Biar aku bersihkan."

Ketika aku sedang membersihkan bajunya, Tampa sengaja aku menyenggol lengan kanan Aldino yang dibalut perban berwarna putih. Sontak saja laki-laki itu menjerit.

"Awwwww Sakit."

"Maaf maaf aku tidak sengaja."

"Kamu sengaja ya."

"Kamu gimana sih aku sudah bilang aku tidak sengaja."

"Loh loh kamu kok nyolot sih."

"Kamu tu yang nyolot duluan."

"Terus gimana bajuku basah ni."

"Ya sudah ganti saja bajumu kalau basah."

"Ganti baju kamu bilang, Dasar ya cewek aneh kamu tidak lihat tanganku tidak bisa bergerak."

"Terus aku harus bagaimana, apa aku harus panggilkan suster untuk bantu kamu."

"Tidak usah kamu saja yang bantuin aku."

"Kamu tidak waras ya, Kamu tidak malu apa buka baju di depan cewek."

"Ngapain malu, Cepat bantuin aku."

"Iya iya sebentar aku ambil baju ganti buat kamu."

"La terus gimana gantinya."

"Bantuin aku lepas kancing dulu, Aku gak bisa lepas kancing baju dengan tangan satu."

Aku mencoba membatunya sebenarnya aku sedikit gugup. karena benar-benar berhadapan langsung dengan Aldino.

"Buruan lambat banget sih."

"Sebentar aku itu harus hati-hati nanti kesenggol sakit."

Secara tidak langsung Runa melihat setengah badan laki-laki yang ada dihadapannya.

"Jangan lirik-lirik ya."

"Siapa juga yang lirik-lirik,"

"Nanti kamu gunakan kesempatan untuk mencari keuntungan."

"Hei Aldino anak manja, Hati-hati ya kalau ngomong,Siapa juga yang cari kesempatan yang ada aku rugi harus ngurusin kamu disini."

"Heh mahluk asing, aku juga tidak akan disini kalau tidak gara-gara kamu,Yang tiba-tiba Muncul seperti alien."

"Wahhh kamu ya Al,Bilang aku seperti alien luar biasa itu lidah ya tajamnya, tidak ada aturannya ya kalau ngomong."

Aku segera duduk di sofa yang ada disudut ruangan itu. Dan membuka buku untuk meredahkan amarahku karena tingkah Aldino.

Terpopuler

Comments

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

👍

2022-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!