Penyesalan

Bahkan, Tak sedikit orang yang merasa sakit hati hingga bersedih karena tingakah laku orang lain. Akibat rasa kecewa dan sakit yang mendalam, terkadang membuat seseorang sulit mengutarakan perbuatan jahat yang dilakukan orang lain.

Mungkin itu juga yang akan dilakukan oleh Runa kalau dia tahu kalau sebenarnya aku hanya berbohong kalau tangan ku sakit.

"Sayang sepertinya aku tidak bisa, mengantar kamu sampai rumah karena ada urusan mendadak ya."

"Ya sudah tidak apa-apa, mau aku antar ke tujuan kamu, nanti aku suruh supir aku yang mengantar kamu."

"Tidak usah aku sudah pesan taksi online."

"Pak tolong minggir di sana ya!"

"Iya non."

Supir pribadi Aldino berhenti tepat kearah yang ditunjuk oleh Mely."

"Dah... sayang."

"Ya sudah hati hati ya, Selamat jalan."

Aldino meninggalkan Mely, Mobil yang dikendarai Aldino. melaju dengan kecepatan Sedang, Dalam perjalanan pun Aldino berpikir mau kemana Meli.

Mobil berhenti di lampu merah benar benar diluar dugaan ternyata dia melihat Mely bersama laki laki lain di seberang jalan, Mely terlihat akrab tidak mungkin jika itu supir pribadinya. Ah mungkin ini cuma perasaanku saja. Aku mencoba menghubunginya. Namun dirijek. Apa tadi benar banar Mely apa yang dia lakukan.

"Perasaan menjadi tidak karuan, aku benar benar marah dengan gadis itu. Namun aku mencoba tenang, Apa yang harus aku lakukan.

Apa mungkin Gadis itu berpaling dariku. Semudah itu dia mempermainkan perasaanku.

aku benar benar kacau."

Sudah biar nanti aku akan mencoba meminta penjelasan apa benar itu Mely atau bukan.

"Pak kita belok kanan berhenti di perempatan jalan ada yang menjual gorengan kita berhenti disana ya, saya mau ketemu sama teman saya sebentar."

"Iya den."

Semoga saja Runa ada disana.

Benar saja gadis itu ada disana, sedang membantu ibunya, supir itu pun memarkirkan mobil disebelah kiri jalan, ketika Aldino hendak keluar tiba-tiba hujan turun memang Ahir Ahir ini cuaca susah ditebak. Aldino tidak membawa payung ahirnya mereka pun terjebak didalam mobil dan hanya dapat melihat sekeliling satu sama lain.

Berbeda hal dengan Aldino yang sejak turun hujan matanya tidak beralih ke arah gerobak gorengan itu memandang dan memperhatikan Runa dan ibunya.

Apa yang sudah aku lakukan kepada Runa. Ahh sial aku benar benar merasa bersalah kepada Runa.

Sudah Satu jam Aldino hanya duduk dan memperhatikan Runa. Ahirnya hujan pun reda Aldino hendak turun namun banyak sekali pembeli yang datang kepada Runa untuk membeli gorengan. Tidak mungkin dia mengajak Runa mengobrol disaat dia sedang sibuk.

"Pak, ini uang tiga ratus ribu bapak beli semua gorengan gadis itu ya."

"Wah den banyak sekali."

"Sudah beli saja pak."

Supir ahirnya turun dan berjalan menuju penjual gorengan. Aldino hanya bisa menatap

dari kejauhan. Aldino benar benar menyesal setelah melihat keadaan Runa. bukan karena Runa orang tak punya hanya saja dia merasa sedih jika Runa tidak dapat membantu ibunya hanya karena merawat dia dirumah sakit dengan luka yang tidak begitu parah.

"Permisi buk beli gorengan."

Supir pun memberikan sejumlah uang kepada ibu Runa.

"Semuanya pak."

Ibu Runa pun kaget, biasanya orang membeli gorengan hanya Sepuluh ribu atau Dua puluh ribu rupiah atau paling besar lima puluh ribu rupiah, namun kali ini Tiga ratus ribu rupiah.

"Iya bu semuanya."

"Sebentar pak saya siapkan, Runa bantu ibu nak."

"Iya bu."

Gadis itupun bergegas membantu ibunya.

"Terima kasih ya pak."

"Iya sama-sama"

Supir itu kembali kedalam mobil dengan membawa gorengan yang dimasukan kedalam sebuah kantong berwarna putih bening.

"Den ini gorengan mau dibawak kemana?"

"Pak gorengannya nanti kita bagikan sama teman teman yang ada diseberang jalan."

"Ya, sudah pak kita jalan ya."

"Assalamualaikum bik,"

"Walaikumsalam."

"Aden, alhamdulilah Aden pulang, Aden kenapa kok bisa, Aden kok tidak pulang?"

"Tidak apa apa bik."

"Tidak apa apa bagaimana tangan Aden kok diperban begini den."

"Tidak apa apa bik."

"Mama sudah pulang bik?"

"Mama tidak ada den, kata ibu pulang Minggu depan."

"Bik aku istirahat dulu ya."

"Tidak makan dulu den, Nanti saja bik."

***

Hujan mulai mengguyuri kawasan Tanggerang.

Runa dan ibunya sedang duduk di bangku sembari menunggu hujan reda.

"Untung saja tadi gorengan diborong ya nak,Kalau hujan seperti ini penjualan pun sepi."

"Iya, bu alhamdulilah ya bu."

Runa tidak tau jika yang membeli gorengnya adalah Aldino.

"Emmmm"

Bagai mana keadaan Aldino apa Rifki masih disana aku sudah satu hari tidak melihat keadaannya, akh biarkan saja mungkin saat ini kekasihnya sudah merawatnya. Runa pun kembali membantu ibunya.

Sementara itu dikeheningan malam Aldino merenung memikirkan kekasihnya yang hingga kini belum memberi kabar kepadanya. Rasa curiga pun timbul diikuti rasa kesal yang mendalam.

Cinta yang dia banggakan ternyata mendua jika memang benar itu terjadi betapa hancurnya hatiku. Ahhhhh Sial kemana perginya Meli gadis itu benar benar membuat aku kesal padahal aku benar benar membutuhkannya saat ini.

"Aldino terus menghubungi kekasihnya namun tak ada jawaban."

Lebih baik aku ke bengkel melihat motorku dulu barangkali sudah bisa aku bawa pulang.

Aldino mengambil jaket yang tergantung dibelakang pintu kemudian bergegas pergi.

"Bik saya pergi dulu ya, mau ambil motor tolong katakan sama pak supir saya tunggu di depan ya bik."

"Iya den"

"Mau kemana den?"

"Antar saya ke bengkel ya pak."

"Baik den."

Ahirnya mereka pun berangkat menuju bengkel yang dituju.

Hari sudah mulai sore namun, kekasihnya belum juga memberi kabar kepada Aldino.

Ahirnya mereka pun tiba dibengkel, terlihat sikuning berada di sudut ruang itu. Padahal baru dua hari ia meninggalkannya sikuning.

Debu yang menempel sudah tebal bagaikan tak diurus beberapa tahun dan terbengkalai oleh pemiliknya. Kini terdapat goresan di sebelah kanan sikuning. Goresan yang membuat kesalahan dan penyesalan karena sudah menyusahkan gadis penjual gorengan.

Aldino mengambil kain pel yang terdapat di bagasi motornya, Diambilnya kemudian dilapnya body sikuning hingga ke sela-sela yang paling dalam.

"Mas, kuncinya mana ya?"

Aldino menayakan kunci motor kepada salah satu karyawan bengkel tersebut.

"Oh ada mas sebentar saya ambilkan"

karyawan itu menuju loker tempat penyimpanan semua kunci yang sedang diperbaiki.

"Ini mas"

"Terima kasih"

Aldino sudah tidak sabar untuk kembali menggunakan sikuning pemberian ibunya.

Ketika motor dinyalakan hati Aldino sangat senang karena motor pembelian ibunya dapat digunakan kembali walau kini dengan beberapa goresan yang mungkin akan menjadi kenangan. Jika dia mau bisa saja dia memesan tebeng yang baru namun dia tidak mau mengganti setiap detil motornya.

"Bang jadi berapa biaya semua perbaikan motor saya?"

"Silahkan menuju kasir mas, nanti akan dijelaskan oleh kasir kami."

Pegawai itu mengarahkan agar Aldino menuju kasir untuk melihat nota pembayaran.

"Pak bapak pulang duluan saja, Saya pulang naik motor.

Aldino menyuruh supirnya untuk pulang.

"Iya,Den"

Aldino segera mengendarai motornya dan pergi kesuatu tempat untuk menemui seseorang.

Terpopuler

Comments

Wiwin Pgaa

Wiwin Pgaa

suka

2022-02-03

1

Rendi Taufik

Rendi Taufik

menarik

2022-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!