VIP 1

Runa tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada. Dia menggunakan waktu luangnya untuk belajar.

"Aldino memperhatikan Gadis yang sedang duduk disudut ruang."

"Uhuk uhuk"

Runa melihat kearah Aldino

"Kamu kenapa Al, mau minum?"

Runa segera mengambilkan segelas air minum dari dispenser yang ada disebelah meja.

"Makasih ya run, Maaf ya sudah ganggu kamu belajar."

"Iya,tidak apa apa lagi pula sudah tugasku menjaga kamu, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalah ku."

"Obatnya diminum ya Al,Terus istirahat."

"Hemmm,sudah tidak usah ngomel terus cepat bawa sini."

"Kamu itu ya dibilangin baik-baik malah nyolot,"

"Makanya buruan kasih obatnya."

"Wah benar-benar kamu ya, bisa sabar tidak sih ini lagi dibuka."

Runa benar-benar bingung dengan sikap Aldino yang sangat ketus berbeda sekali ketika mereka berada di UKS.

Apa mungkin benturan dikepala akibat kecelakaan tadi siang, membuat tingkah Aldino menjadi berubah.

10:00 Wib, Runa mulai mengantuk, sesekali dia menguap, Sementara itu Aldino pura-pura tidur.

Sesekali Aldino menatap Runa begitupun sebaliknya Setelah Beberapa kali mentap Aldino tidur,Runa beranjak dari tempat tidurnya kemudian merapikan selimut yang digunakan Aldino.

Setelah itu diambilnya bantal yang ada dilemari kecil yang menempel di dinding disana terdapat selimut dan bantal yang disediakan dirumah sakit untuk orang yang menunggu pasien. Memang ya kalau diruangan VIP semua lengkap sudah seperti dirumah sendiri saja, semua fasilitas ada dan dilengkapi.

Runa merebahkan tubuhnya diatas sofa.

Tak butuh waktu lama untuk memejamkan mata dalam tidurnya,Mungkin karena hari ini cukup melelahkan.

Sementara itu berbeda dengan Aldino. yang sejak tadi hanya berpura-pura tidur supaya Runa dapat beristirahat. Kegelisahan menyelimuti laki-laki itu Rasa gundah gulana pun menghampirinya,Aldino memikirkan kekasihnya.

"Meli pasti menghubungi ku."

Ahhhh sial kenapa ponselku bisa tidak ada, Aku juga tidak hapal nomor telepon Mely.

Mely pasti menghawatirkan aku. karena belum memberi kabar sama sekali dengannya.

Andai saja aku dapat memberitahu keadaanku kepada Melly pasti dia yang ada disini bukan cewek cerewet ini.

Aldino merasa kesal. Semoga saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan lengan kananku supaya aku tidak berlama-lama bersama si cerewet.

"Aldino menghela nafas panjang."

Karena efek obat yang diberikan Aldino pun merasakan kantuk sehingga membuatnya mulai memejamkan mata dan tertidur pulas.

Hingga dia tidak menyadari bahwa hari sudah pagi.

Runa sudah bangun lebih awal.

"Al bangun, Sebentar lagi dokter datang buat periksa keadaan kamu Al."

Mulai membuka mata

"Hemm iya."

Aldino mencoba membuka matanya,. Aku mau ke kamar mandi.

"Aku bantu."

Runa mencoba memapah Aldino, dan membawa infusnya.

"Eittzzz tidak usah masuk ya,cari kesempatan saja."

"Aku tidak ikut masuk aku cuma mau bantuin tutup pintu,"

"Oh, Bilang dong dari tadi,"

"Makanya jadi orang tidak usah ngegas duluan, Belum dikasih tau sudah main gas saja."

"Siapa yang ngegas, kamu kira naik motor ngegas."

"Sudah sudah buruan keburu dokternya datang."

"Awas ya kalau ngintip"

Aldino memperingatkan aku kembali.

"Buruan masuk."

Aku segera menutup pintu kamar mandi."

Sudah hampir 10 Menit Aldino didalam kamar mandi.

"Al Aldino sudah belum."

Namun tidak ada jawaban.

Mencoba memanggil kembali

"Aldino Al,tidak terjadi sesuatu didalam."

Tetap tidak ada jawaban.

"Masuk tidak,Masuk tidak,Tidak masuk,Tidak masuk,Kalau aku masuk nanti Aldino marah dan berfikir yang tidak tidak tentang aku, Tapi kalau aku tidak masuk jika terjadi apa apa didalam aku juga yang disalahkan, Ah lebih baik aku masuk lagi pula dari tadi aku panggil Aldino tidak membalas panggilanku.''

Runa semakin yakin untuk masuk karena tidak terdengar gemericik air dari kamar mandi.

Braakkkk.....

Ahhhhhhhhhhhhh

Mereka sama-sama berteriak, Runa ikut berteriak Tidak sengaja melihat Aldino menaikkan celananya untung saja Aldino sudah memakai celana pendeknya kalau belum bisa gawat.

Darrrrrrrrrrrrrrr...

Runa cepat cepat menutup pintu dengan keras.

"Kamu sengaja ya buka pintu, supaya bisa ngintip aku, dasar kamu ya cari kesempatan."

"Maaf Al aku benar-benar tidak sengaja."

"Tunggu saja ya,Kalau aku sudah sembuh habis kamu sama aku."

Sepertinya Aldino benar-benar kesal dengan tingkah Runa.

Setelah keluar dari kamar mandi, Mereka kembali berseteru seperti Tom dan Jerry saja. Tidak bisa akur walau satu atap.

"Maksud kamu apa main buka pintu seenaknya saja." Mau cari kesempatan."

''Aku cuma mau memastikan kalau kamu baik-baik saja."

''Sudah tidak usah ngegas. Sekarang buruan balik tempat tidurmu, dokter nanti datang.''

"Awas kamu ya''

"Iya bawel''

Tak berapa lama kemudian dokter pun tiba dengan dua asistennya.

"Selamat pagi pak Al dan ibu, Bagai mana masih ada yang dirasakan sakit kecuali tangan pak''

"Tidak dok, Cuma kepala saya agak sedikit pusing, mungkin karena dia dok bikin repot saja."

"Eh siapa yang bikin repot kamu tu yang bisanya nyusahin orang."

"sudah dok tidak usah di dengarkan Aldino dia memang suka ngarang."

Gadis itu mencoba membela dirinya.

''Ya sudah kalau begitu nanti jam 10 kita akan melakukan rongsen mohon dibuka dulu perbannya, nanti bisa dibantu temennya, kami akan menyiapkan alatnya."

''Ya dokter kok malah nyuruh dia, Yang lain aja dok yang ada tangan saya malah dipatahkan dok sama cewek aneh ini."

"sudah anak manja tidak usah lebay siapa juga yang mau matahin tangan kamu yang ada aku pengen bantu kamu supaya kamu bisa cepat-cepat keluar dari sini dan aku terbebas.''

''Wah lihat dok, Saya tidak yakin dok cewek aneh ini bisa buka perban saya, Suruh yang lain saja ya dok."

"Ya sudah kalau begitu saya dan suster mau memeriksa pasien yang lain dulu, Sus tolong berikan obatnya untuk hari ini."

"Dok dok dokter, tunggu dok saya tidak mau dok, Dokter."

Dokter pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sudah sini aku yang buka."

"lagian kenapa sih gak mau aku yang buka, Tenang saja aku tidak mau buat kamu celaka, aku kasih tau ya aku itu rugi banyak kalau harus merawat anak manja seperti kamu, Waktu ku terbuang sia-sia.''

"Cepat buka awas ya kalau sampai aku gagal dan tanganku semakin parah."

Runa mengambil gunting dan tempat sampah dibukanya perban dengan sedikit demi sedikit sambil sesekali melihat wajah Aldino yang sejak tadi memang wajah cemberut.

Sambil membuka perban. Runa bertanya dengan Aldino.

"Kalau kamu nanti sudah diperiksa aku kekampus dulu ya, tidak masalah kalau aku tinggal sebentar.''

Aldino tidak mau menghalangi Runa untuk menuntut ilmu dengan alasan apapun pendidikan itu penting apalagi dengan keadaan Aldino yang tidak cukup parah.

"Iya, santai saja,kamu kalau mau pergi ya pergi saja."

Tapi kamu harus kembali lagi kesini kalau mata kulyah sudah selesai, kalau tidak kamu tau sendiri akibatnya.

"'Iya,tidak usah diingatkan aku tau konsekuensinya.''

''Bagus deh kalau kamu tau.''

Runa mengambil tasnya kemudian pergi meninggalkan Aldino dikamar VIP seorang diri.

Terpopuler

Comments

Eka Susanti Rmp

Eka Susanti Rmp

thor

2021-12-23

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!