BSJ 17 : Sigap, Siap, Sedia membantu

...'Allah menyiapkan segala bentuk rasa, tentu dengan segala konsekuensinya pula.'...

...-Keevan'ar Radityan Az-zzioi-...

...BSJ 17 : Sigap, Siap, Sedia membantu...

...****...

Tidak ada yang lebih baik dari keadaanya kini. Rasa hampanya setidaknya tlah terobati, rasa canggungnya setidaknya tlah terkurangi. Seperti burung terbang bebas di langit, berkicauan riang di selingi. Kesenangan dan kelegaan hati yang menyelimuti, tak luput dari pandangan rekan rekan sejawatnya. Setidaknya ia bersyukur, tidak ada kecanggungan diantara mereka yang menggelayuti kembali.

Misi yang mereka jalankan pun sudah hampir usai. 7 target penangkapan telah berhasil di temukan, kini mereka tinggal membantu meng-kondusifkan kembali keadaan.

"Senang sekali kapten, ada apa atuh?"

Tanya pria yang tengah mengisi senjata laras panjang tersebut dengan amunisi.

"Iya, Beta lihat lihat dari tadi Kapten senyum senyum terus!" Lanjut pria berkulit gelap itu ikut mengomentari.

"Hm, pasti ada sangkut pautnya sama dokter Aurra itu?" Lanjut yang lainya.

Sedangkan yang di tanya, hanya menggeleng acuh di tengah tengah keriuhan mereka. Kini para TNI dan POLRI yang ada di sana tengah mengaman lokasi. Jika hari ini keadaan sudah jauh lebih baik, besok rencananya tim kesehatan relawan akan kembali ke Jakarta. Terlihat beberapa relawan juga tengah sibuk menangani pasien yang tengah terluka atau sekedar mengechak kesehatanya.

Tak jauh dari pandangan manik tajam milik Van'ar, pria tampan itu melihat gadis berhijab syar'i yang tengah mengobati beberapa anak anak. Dengan lembut dan cekatan, gadis itu mengobati mereka satu persatu. Hingga datangnya seorang bocah yang tengah menangis tersedu sedu menghampirinya, semua itu tak luput dari manik hitamnya.

"Hiks hiks, kakak dokter tolong...." Rintih bocah lelaki yang tiba tiba datang berderai air mata tersebut.

"Ada apa dek, kenapa menangis?"

Tanya Aurra, sambil menyeka sudut mata bocah kisaran 7 tahun tersebut.

"Mak, mak beta kesakitan.... hiks."

"Mak? Sekarang mak kamu ada dimanà?"

Tanya Aurra lembut.

"Mak ada dirumah... hiks... hiks"

Rintih bocah yang menarik narik ujung lengan gamis Aurra tersebut.

"Mak... mak kesakitan, kakak dokter tolonglah mak beta." Lanjutnya lagi.

Aurra tersenyum kecil, melihat kekhawatiran bocah kecil dihadapanya tersebut.

"Tunggu sebentar ya, kakak mau ambil peralatan kakak dulu. Setelah itu kita periksa mak kamu." Ujarnya, setelah itu ia bergegas.

Mengambil tas ransel miliknya, mengisinya dengan beberapa obat pereda nyeri, antiseptic, dan beberapa suntikan baru juga cairan infus dan botol botol kecil berisi obat cair. Dengan tergesa gesa ia izin pergi keluar, mengajak bocah lelaki yang kini menuntunya dengan tergesa gesa tersebut.

"Jadi rumah Aldatto dimana?"

Tanya Aurra, pasalnya bocah kecil itu sedari tadi terus menerus menariknya kedalam hutan, sambil menangis.

"Rumah Atto, ada di belakang bukit ini."

Ujarnya, Aurra yakin mereka sudah berjalan jauh dari posko tadi. Dan yang ia sesalkan, kenapa ia tidak meminta di antarkan oleh seseorang tadi.

'Astagfirullah haladzim. Aurra lupa!' Batinya sambil terus menyusuri jalan setapak di dalam hutan rimbun tersebut.

Setelah hampir dari 25 menit menyusuri hutan dan anak sungai, keduanya sampai di balik bukit yang tadi bocah lelaki itu tunjuk. Nampaklah sebuah rumah khas milik orang suku papua. Di sekilingnya di tanami tanaman palawija (sayur mayur) juga di pagari hampir menglilingi seluruh rumah. Belum lagi halaman asri yang masih di tumbuhi tanaman semar belukar, menjadikan rumah itu begitu mencolok diantara keasrian di sekitarnya.

"Mak kesakitan kakak, hiks... mak lagi hamil."

Ujar Atto kecil, sambil menarik lengan Aurra.

"Atto, kalau kakak tahu ayah Atto dimana?"

Tanya Aurra hati hati.

"Ayah, hiks... ke kota besar. Ayah pergi cari uang. Kata Ayah hiks, kalau dedek dalam perut mak lahir, perlu banyak uang." Aurra mengangguk mengerti, ia terharu mendengar penuturan bocah pintar ini.

"Kalau begitu, sekarang dimana mak Atto?"

Tanyanya.

"Ayo kakak, mak Atto ada di dalam."

Satu hal yang langsung tercetus di otak cantiknya saat melihat wanita yang tengah hamil besar tersebut. Ibu Atto ini akan segera melahirkan.

"Kakak, ayo bantu makk... hiks."

Pinta Atto, saat melihat Aurra mematung di ambang pintu.

Gadis itu tercengang, dengan segera masuk kedalam. Mendekati wanita yang berusia kisaran 30-tahuanan tersebut.

"Air ketubanya sudah pecah ibu?"

Tanyanya, saat melihat cairan bening itu merembes membasahi daster yang di pakai si ibu.

"I-itu, egghh... s-sudah dokter."

Cicit wanita yang kini tergambar jelas tengah menahan nyeri akibat kontraksi tersebut.

Aurra beristigfar kecil, kali ini ia akan menangani wanita yang akan melahirkan. Jauh 380° dari tugasnya sebagai seorang dokter bedah umum, yang biasanya menangani pasien dengan luka robek, patah, atau pasien bedah operasi. Ini, sungguh Aurra di hadapakan dengan sebuah ujian. Mempertaruhkan dua nyawa sekaligus. Jika pun ia kembali ke posko untuk meminta bantuan, percuma saja. Takutnya waktunya tak cukup, mengingat jarak dari posko dari sini cukup jauh. Belum lagi, memang tidak ada dokter kandungan yang datang bersama mereka. Adapun perawat, mereka di antaranya perawat farmasi yang biasanyanya menangani bagian peracikan obat dan perawat asisten dokter syaraf.

"Kakak" Aurra tersentag.

'Astagfirullah haladzim.' Aurra beristigfar kecil.

"Kakak, kenapa diam saja? Mak beta sudah berdarah." Penuturan Atto itu langsung menyadarkan Aurra.

Dengan sigap ia langsung meraih ransel yang di bawanya. Dengan bantuan Allah subhanahu wata'ala. Semuanya pasti akan bisa terlaksanakan tanpa terkecuali. Sebelum ini ia juga pernah mengikuti seminar tentang kehamilan dan persalinan bersama temanyanya yang juga berprofesi sebagai dokter kandungan. Setidaknya, Aurra hapal beberapa tahap dan fase juga pertolongan pertama bagi ibu hamil yang akan melakukan persalinan secara normal.

"Atto, bisa bantu kakak."

"Iya kak."

"Tolong ambilkan air hangat, masukan kedalam baskom. Kakak juga butuh handuk kecil." Ujar Aurra sambil mengenakan sarung tangan steril yang biasanya digunakan saebagai salah satu APD (Alat Perlindungan Diri) ketika melakukan operasi.

"Dirumah beta tidak ada handuk kakak."

Aurra memutar otaknya cepat.

"Tidak apa apa. Kalau ada kain apa saja, yang penting bersih dan tidak kasar bahanya."

"Iya kakak, Atto mengerti."

Untuk ukuran bocah sekecil itu, Atto sangatlah pintar dan mudah mengerti.

Sepeninggalamya Atto, Aurra beralih menatap wanita hamil yang kini berbaring pasrah sambil mengerang kesakitan diatas ranjang lusuhnya. Gadis itu langsung mengeluarkan Tensimeter-alat untuk mengukur tekanan darah. Karena, pendarahan hebat bisa mengakibatkan si ibu kekurangan darah dan bisa berakibat fatal bagi si ibu dan calon bayinya. Setelah mengetahui tensi darah si ibu normal, Aurra langsung meminta si ibu mengatur deru napasnya. Yang terpenting adalah jangan panik, baik itu dirinya atau si ibu.Karena panik bisa mengakibatkan hal buruk yang tidak di inginkan terjadi.

Ketika sudah membetulkan posisi si ibu agar mempermudah proses persalinan, Aurra langsung mengechak pembukaan berapa si ibu saat ini. Sebelum itu ia sempat meminta maaf terlibih dahulu, karena pengecekan itu dilakukan menggunakan jari agar dapat mengetahui pembukaan berapa saat ini.

Aurra beristigfar kecil, ternyata si ibu sudah pembukaan 10 yang artinya pembukaan yang sudah lengkap.

Si ibu juga saat ini sedang mengalami kontraksi yang teratur. Aurra ingat, ada beberapa fase dan tahap tahapan yang akan di lalui saat seorang ibu akan melahirkan secara normal. Aurra kembali menormalkan detak jantungnya, ia selalu beristigraf juga melantunkan doa doa demi keselamatan si ibu dan bayinya. Yang ia selalu ingat jangan cemas. Pasalnya, tubuh memiliki kemampuan alami untuk memberikan jalan keluar bagi bayi menjelang waktu melahirkan normal. Otot-otot di sekitar jalan keluarnya bayi biasanya akan meregang dan melebar, sehingga bisa dilalui bayi dengan mudah saat proses melahirkan normal. Pesan yang selalu dokter Adnia-dokter kandungan yang juga sahabatnya semasa kuliah dahulu.

Fase pertama biasanya di awali dengan kontraksi hebat dan pembukaan dinding rahim. Kemudian Fase laten (awal).

Pada fase laten atau awal persalinan atau melahirkan normal, kontraksi muncul bervariasi dan dapat berkisar dari ringan hingga kuat. Bahkan, kontraksi juga bisa muncul secara tidak teratur.

Di tahap awal ini, kontraksi tersebut akan memicu penipisan dan pelebaran leher rahim (serv*ks) kira-kira 3-4 cm. Kondisi ini bisa dimulai dari beberapa hari atau jam sebelum melahirkan normal.

Lama waktu berlangsungnya fase awal ini tidak bisa di prediksi, bisa terjadi sekitar 8-12 jam lamanya. Namun, rentang waktu tersebut tidaklah mutlak. Kadang dapat berlangsung sangat cepat, bahkan terkadang juga bisa cukup lama untuk beralih ke fase selanjutnya.

Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengetahui sudah seberapa lebar serv*ks terbuka. Dengan begitu, waktu melahirkan atau persalinan normal bisa segera di prediksi.

Fase transisi

Setelah berhasil melewati fase awal dan aktif menjelang melahirkan normal, kini Anda tiba di fase transisi. Selama fase transisi, kini serv*ks telah mengalami pembukaan sepenuhnya hingga 10 cm, yang kira-kira bisa dimasuki 10 jari tangan. Berbeda dengan kedua fase sebelumnya, di fase transisi ini kekuatan kontraksi akan meningkat pesat sehingga terasa sangat hebat, kuat, dan menyakitkan.

Untuk saat ini mama Atto sudah memasuki tahap ini. Aurra mencoba tenang, sebelum sebuah suara mengintrupsinya.

"Kakak, abang tentara ini mau datang membantu!" Itu suara Atto, tetapi tentara-tunggu dulu.

Ia menoleh, menatap pria berbadan tinggi menjulang dengan seragam TNI tengah berdiri di samping Atto.

"Van'ar?"

Pria tampan itu mengangguk, Aurra hampir saja menitihkan air matanya. Setidaknya ia punya sumber kekuatan lain untuk mendukungnya melewati semua ini.

"Aku datang untuk membantu. Setidaknya, untuk membuatmu sedikit lebih tenang."

Ujarnya, sambil menghapus air mata yang tak sengaja jatuh dipipi Aurra tersebut.

Iya, Van'ar memang sengaja mengikuti mereka tadi. Dan hasilnya benar, ada seseorang yang tengah berjuang disini. Ia tahu jika ini jauh dari job seorang dokter bedah umum, tapi ia percaya jika Aurra mampu menyelamatkan keduanya-baik ibu dan bayinya.

"Terimakasih, sudah datang." Lanjut Aurra sebelum kembali fokus kearah sang ibu.

Sedangkan Van'ar dan Atto datang membawa baskom berisi air hangat dan juga kain yang Aurra yakini bukan handuk tetapi bahanya ia yakini itu cukup baik. Dan saat ini mama Atto sudah emasuki tahap Tahap kedua.

Ketika telah menyatakan pembukaan serv*ks ke-10, tandanya mama Atto sudah siap untuk menjalani proses melahirkan normal. Beberapa wanita kerap mengalami adanya dorongan untuk mengejan, karena seperti ada sesuatu di dalam tubuh yang hendak keluar.

Sebelum benar-benar timbul keinginan untuk mengejan, efek kontraksi yang kuat seharusnya sudah mendorong posisi bayi. Kepala bayi biasanya telah berada di posisi cukup rendah alias sudah sangat siap untuk keluar melalui v*gina.

Ketika serv*ks sudah terbuka sepenuhnya, Aurra menganjurkan mama Atto untuk mengejan. Supaya tubuh bayi akan bergerak menuju vag*na yang merupakan jalan lahir bayi.

"Mama, coba tarik napas, buang."

"Tarik napas, buang." Intruksi Aurra sambil memfokuskan dirinya.

"Huhh... huh... Eghh"

Proses mengejan selama melahirkan normal ini bertujuan untuk mendorong bayi keluar.

Selama proses ini berlangsung, si ibu akan merasa seperti ada tekanan dari kepala bayi yang mendorong tubuhnya. Inilah memicu munculnya kontraksi cukup kuat, sehingga membuat si ibu berusaha mengejan.

Setahu Aurra Jika ini merupakan kali pertama Anda melahirkan, proses persalinan normal melalui vag*na ini bisa berlangsung sekitar 3 jam. Namun karena ini proses melahirkan anak ke-2 proses ini biasanya bisa berlangsung lebih singkat sekitar 2 jam lamanya. Akan tetapi, kembali lagi, waktu ini tergantung dari kondisi tubuh masing-masing ibu.

"Kepala bayinya sudah terlihat mama. Ayo tarik napasnya lagi mama." Intrupsi Aurra.

Van'ar pun tak luput membantu, ia relakan tangan kekarnya di pengang erat oleh mamak Atto saat mengejen. Manik tajamnya menatap kearah lain, sambil melafalkan do'a demi keselamatan si ibu dan bayinya. Sedangkan Atto, berdiri sambil membacakan doa sesuai kepercayaanya kepada tuhan, agar bisa menyelamatkan ibu juga calon adiknya.

Aurra memberi intruksi agar menahan mengejan, sambil sesekali mengintukai untuk menarik napas. Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum (otot di antara v*gina dan anus) untuk merenggang, sehingga kemudian Anda akan melahirkan dengan perlahan.

Kemudian ketika sudah ďirasa cukup sesuai posisi si bayi, Aurra mengintripsi si ibu untuk mengejen kuat kembali. Membiarkan bayi merah itu keluar dengan berlahan. Dengan sigap dan tangan gemetar Aurra menggendongnya, membiarkan darah merah yang menyelimuti tubuh bayi itu mengotori jilbab panjangnya. Ucapan hamdalah terus ia panjatkan menyambut kelahiran bayi mungil tersebut.

Oeeekk

Oeeekk

"Subhanallah, bayinya sudah lahir." Ucapnya bergetar menahan tagis.

Lega dan bahagia saja rasanya mungkin tidak cukup untuk mengungkapkan rasa haru setelah berhasil proses persalinan bayi ini dengan normal. Peristiwa meneganggan sekaligus menakjubkan ini tentu membuat aurra meneteskan air matanya, terharu.

Semua itu tak luput dari manik Van'ar tentunya, namun perjuangan Aurra dan si ibu belum selesai. Kini tinggal berusaha untuk mengeluarkan plasenta.

Plasenta adalah organ yang melindungi dan menjaga kehidupan bayi selama berada di dalam kandungan. Dalam kondisi ini, rahim masih terus berkontraksi sehingga memicu plasenta untuk keluar melalui v*gina. Seingat Aurra ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan plasenta dari dalam rahim.

Pertama, dengan melibatkan tindakan guna mempercepat prosesnya. Anda akan di suntikkan obat, sehingga tidak perlu mengejan dan berusaha lebih keras. Di sini, obat yang akan merangsang munculnya kontraksi, kemudian kita tinggal menarik plasenta keluar secara perlahan. Namun berhubung ini sangat darurat, yang dapat di lakukan adalah opsi kedua. Yaitu berlangsung secara alami atau tanpa tindakan medis. Proses ini di lakukan supaya si ibu berusaha terus mengejan, sehingga plasenta lama-lama akan memisahkan diri dari dinding rahim. Terakhir, plasenta keluar sendirinya melalui vag*na.

"Ayo mama, tinggal plasentanya yang belum keluar." Ujar Aurra engintrupsi sambil menyemangati mama Atto lewat manik hazel teduhnya.

Setelah dengan perjuangan luar biasa dan penuh haru biru, mama Atto dan bayi dapat melewati persalinan dengan selamat. Ibu maupun bayinya dalam keadaan sehat. Plasentanya pun sudah keluar setelah beberapa saat. Tali pusar si bayi pun sudah dipotong dengan gunting dari satu set alat bedah yang Aurra bawa daŕi ranselnya.

Kini mamak Atto melakukan kontak antar kulit (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi sambil terus mengucap syukur menyambut kelahiran sang putri. Ya, bayi yang baru saja lahir itu berjenis kelamin perempuan. Lahir di usia kandungan matang, dalam artian sudah waktunya. Deñgan berat badan dan suhu tubuh normal dan tidak ada yang perlu di khawatirkan. Si ibu juga tidak terlalu banyak kehilangan darah, dengan segera Atto dan Van'ar memberi dirinya satu gelad teh manis hangat.

Oeeekk

Oeeekk

Tangis kecil bayi kecil itu kembali terdengar seperti saat pertama kali lahir ke dunia. Aurra terisak kecil,ia sungguh tidak menyangka. Dengan tanganya sendiri, ia telah membantu proses persalinan seorang ibu.

"Terimakasih ibu dokter, karena ibu dokter putri saya lahir dengan selamat." Kata mama Atto, yang langsung diangguki kecil oleh Aurra.

Gadis itu tersedu sedu, sungguh besar pengorbanan wanita ketika melahirkan seorang nyawa baru kedunia. Bertaruh di antara hidup dan mati, demi kelahiran sang buah hati.

Grep

"Ssstt, kamu hebat. Kamu menyelamatkan dua nyawa sekaligus Aurra."

Percayalah, sekuat apapun menolak Aurra tak dapat mengelak. Pelukan pria tinggi jangkung ini menenangkah hatinya, menetralkan gemuruh hebat di dalam hatinya. Aurra butuh ini, butuh pelukan hangat yang memberinya support ketika baru saja melewati peristiwa menakjubkan sekaligus menegangkan di dalam hidupnya.

"Jangan menangis, aku bangga kamu bisa seperti ini." Suara bass pria itu kembali mengalun, dengan usapan kecil mampir di pucuk hijabnya. Sungguh, Aurra masih saja gemetaran saat ini. Tak percaya dengan apa yang baru saja ia lalui.

"Bapakk..." Teriakan semangat Atto membuat keduanya beralih.

Seorang pria yang datang dengan tergesa gesa membuat mereka terkejut.

"Atto, adikumu sudah lahir?"

Tanya penuh syukur, sambil berlari menghampiri istri dan anaknya.

Datangnya ayah Atto ternyata bersama dengan seorang bidan dan warga lainya.

Aurra tersenyum senang nan lega, si kecil kembali di periksa oleh bidan setempat. Setidaknya perjuanganya tidak sia sia, saat semua orang berterimakasih kepadanya. Biarlah waktu mengingat,dan sejarah mencatat. Hari ini Aurra Putri Haidan, S.Ked yang juga bergelar Magister of republick healt (M.P.H) sebagai dokter bedah umum membantu seseorang yang ternyata jauh berbeda dengan jobdesk-nya.

Namun perkataan seseorang kembali menghangatkan hatinya yang sempat didera ketaķutan luar biasa juga keraguan.

"You are strong grils, and I fround of you Aurra."

**

To Be Continue

Holla guysss😄😄

Update lagi nihhh,hayooo gimana menurut kalian???

Ini buanyak banget lohhh, jadi tolong vote dan like ya supaya aku makin semangat nulisnya. Jangan lupa komentar juga. Maaf kalau masih banyak typo🙏🙏

Ok, selamat menjalankan ibadah puasa dan see you next part.

Sukabumi 29 April 2020

09.15

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

bikin aku mewek Thor tapi bahagia banget

2021-11-22

2

Septy Cweet

Septy Cweet

uluuuhhh.....uluhhh van'ar

2020-10-11

4

Anisa Fitria

Anisa Fitria

kesemsem van'ar

2020-09-13

2

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh
2 Prolog
3 BSJ 01 : (Bukan) Pertemuan Pertama
4 BS 02 : Pria Berbaret
5 BSJ 03 : Keluarga Radityan
6 BSJ 04 : Calon Mantu
7 BSJ 05 : Ķeputusan
8 BSJ 06 : Ada yang Pecah, tapi Bukan Kaca
9 BSJ 07 : Kabar dari Negri Jiran
10 BSJ 08 : Kekecewaan Putri Radityan
11 BSJ 09 : Pembohon
12 BSJ 10 : Gadis Bercadar
13 BSJ 11 : Memperbaiki
14 BSJ 12 : Melepaskan
15 BSJ 13 : Mengejar
16 BSJ 14 : Kabar sang Kapten
17 BSJ 15 : Aye Aye Kapten
18 BSJ 16 : Waktu
19 BSJ 17 : Sigap, Siap, Sedia membantu
20 BSJ 18 : Rasa yang hadir
21 BSJ 19 : Pulang Membawa Risalah Hati
22 BSJ 20 : Datang untuk mengambil
23 BSJ 21 : Memilih Pergi
24 BSJ 22: Kacau
25 BSJ 23 : R U M I T
26 BSJ 24 : Datangnya Putra Yang Lain
27 BSJ 25 : Permintaan Terakhir
28 BSJ 26 : Budak Cinta
29 BSJ 27. Menaklukan Hati
30 BSJ 28 : Jawaban Dari Pemilik Hati
31 BSJ 29 : falling In Love With Capten
32 BSJ 30 : MISS YOU FROM 2.958 mdpl
33 BSJ 31 : Awal Kehancuran
34 BSJ 32 : Bom Waktu
35 BSJ 33 : And, BOOM
36 BSJ 34 : Seni Adalah Ledakkan
37 BSJ 35 : Puing Puing Reruntuhan
38 BSJ 36 : Tak Semudah Itu, Bambang
39 BUKAN UPDATE!!
40 BSJ 37 : Ikrar Janji Suci
41 BSJ 38 : Pedang Pora Wedding
42 BSJ 39 : GG Bersaudara
43 BSJ 40 : Sweeth Couple VanRa
44 BSJ 41 : Kejutan Kecil VanRa
45 BSJ 42 : Kota Kembang Berjuta Rasa
46 BSJ 43 : Harapan dan Bunga Mimpi
47 BSJ 44 : Ada Yang Tersembunyi
48 BSJ 45 : Comback, Again
49 BSJ 46 : Gawat, Darurat
50 BSJ 47 : Alasan Kepulangan
51 BSJ 48 : Lantunan Merdu Sang Biglear
52 BSJ 49 : Kepossesivan Sang Binglear
53 BSJ 50: Ditampar Oleh Fakta
54 BSJ 51 : Jangan Cemburu, Mas Mas Sùami
55 BSJ 52 : Tidak Ada Habisnya
56 BSJ 53 : Stalker
57 BSJ 54 : Bumu Rindu Ayamu
58 BSJ 55 : Everytime (VanRa Part)
59 BSJ 56 : Kejutan Anniversary Bikin Ngeri
60 BSJ 57 : Diatas Langit, Masih Ada Langit
61 BSJ 58 : Terjebak
62 BSJ 59 : Cerita Karma is Real
63 BSJ 60 : Ayamu Pengen Dimanja
64 BSJ 61 : Friendzone
65 BSJ 62: 4 Bulanan Bumu
66 BSJ 63 : Anzar Sudah Taken???
67 BSJ 64 : USG
68 BSJ 65 : Adanya Prioritas
69 BSJ 66 : Kamu Berarti
70 BSJ 67 : Datangnya Cinta Masalalu
71 BSJ 68 : Pelakor dan Pembinor
72 BSJ 69 : Dimana Kau Berada, Kekasih Hati???
73 BSJ 70 : Awal Kepergian
74 BSJ 71 : Pergi yang Membawa Duka
75 BSJ 72 : Jatuhnya Batasan Rindu
76 BSJ 73 : Dari Sang Biglear
77 BSJ 74 : Ikatan
78 BSJ 75 : Paham yang Salah')
79 BSJ 76 : Pulang
80 BSJ 77 : Janggal
81 BSJ 78 : Misteri Senyuman
82 BSJ 79 : Overall
83 BSJ 80 : Kupu Kupu malam
84 BSJ 81 : Ari-ri Ari
85 BSJ 82 : Habis Gelap
86 BSJ 83 : Triple Dating
87 BSJ 84 : Ci Bungsu Kecewa
88 BSJ 85 : Bunga Cinta
89 BSJ 86 : Wedding Day
90 BSJ 87 : Bintang Lain
91 BSJ 88 : Manten Cembukur
92 BSJ 89 : Para Jomblo
93 BSJ 90 : Honeymoon Minimalis
94 BSJ 91 : Honeymoon Sungguhan
95 BSJ 92 : The Cute Couple
96 BSJ 93 : Ayah Siaga
97 BSJ 94 : Selamat datang Arsyad & Arra
98 BSJ 95 : Lentera Jannah
99 BSJ 96 : Ribetnya Pernikahan Aisyah ini
100 BSJ 97 : (Epilog) Quality Time
101 BONUS VISUAL + CUAP CUAP AUTHOR!!
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pengenalan tokoh
2
Prolog
3
BSJ 01 : (Bukan) Pertemuan Pertama
4
BS 02 : Pria Berbaret
5
BSJ 03 : Keluarga Radityan
6
BSJ 04 : Calon Mantu
7
BSJ 05 : Ķeputusan
8
BSJ 06 : Ada yang Pecah, tapi Bukan Kaca
9
BSJ 07 : Kabar dari Negri Jiran
10
BSJ 08 : Kekecewaan Putri Radityan
11
BSJ 09 : Pembohon
12
BSJ 10 : Gadis Bercadar
13
BSJ 11 : Memperbaiki
14
BSJ 12 : Melepaskan
15
BSJ 13 : Mengejar
16
BSJ 14 : Kabar sang Kapten
17
BSJ 15 : Aye Aye Kapten
18
BSJ 16 : Waktu
19
BSJ 17 : Sigap, Siap, Sedia membantu
20
BSJ 18 : Rasa yang hadir
21
BSJ 19 : Pulang Membawa Risalah Hati
22
BSJ 20 : Datang untuk mengambil
23
BSJ 21 : Memilih Pergi
24
BSJ 22: Kacau
25
BSJ 23 : R U M I T
26
BSJ 24 : Datangnya Putra Yang Lain
27
BSJ 25 : Permintaan Terakhir
28
BSJ 26 : Budak Cinta
29
BSJ 27. Menaklukan Hati
30
BSJ 28 : Jawaban Dari Pemilik Hati
31
BSJ 29 : falling In Love With Capten
32
BSJ 30 : MISS YOU FROM 2.958 mdpl
33
BSJ 31 : Awal Kehancuran
34
BSJ 32 : Bom Waktu
35
BSJ 33 : And, BOOM
36
BSJ 34 : Seni Adalah Ledakkan
37
BSJ 35 : Puing Puing Reruntuhan
38
BSJ 36 : Tak Semudah Itu, Bambang
39
BUKAN UPDATE!!
40
BSJ 37 : Ikrar Janji Suci
41
BSJ 38 : Pedang Pora Wedding
42
BSJ 39 : GG Bersaudara
43
BSJ 40 : Sweeth Couple VanRa
44
BSJ 41 : Kejutan Kecil VanRa
45
BSJ 42 : Kota Kembang Berjuta Rasa
46
BSJ 43 : Harapan dan Bunga Mimpi
47
BSJ 44 : Ada Yang Tersembunyi
48
BSJ 45 : Comback, Again
49
BSJ 46 : Gawat, Darurat
50
BSJ 47 : Alasan Kepulangan
51
BSJ 48 : Lantunan Merdu Sang Biglear
52
BSJ 49 : Kepossesivan Sang Binglear
53
BSJ 50: Ditampar Oleh Fakta
54
BSJ 51 : Jangan Cemburu, Mas Mas Sùami
55
BSJ 52 : Tidak Ada Habisnya
56
BSJ 53 : Stalker
57
BSJ 54 : Bumu Rindu Ayamu
58
BSJ 55 : Everytime (VanRa Part)
59
BSJ 56 : Kejutan Anniversary Bikin Ngeri
60
BSJ 57 : Diatas Langit, Masih Ada Langit
61
BSJ 58 : Terjebak
62
BSJ 59 : Cerita Karma is Real
63
BSJ 60 : Ayamu Pengen Dimanja
64
BSJ 61 : Friendzone
65
BSJ 62: 4 Bulanan Bumu
66
BSJ 63 : Anzar Sudah Taken???
67
BSJ 64 : USG
68
BSJ 65 : Adanya Prioritas
69
BSJ 66 : Kamu Berarti
70
BSJ 67 : Datangnya Cinta Masalalu
71
BSJ 68 : Pelakor dan Pembinor
72
BSJ 69 : Dimana Kau Berada, Kekasih Hati???
73
BSJ 70 : Awal Kepergian
74
BSJ 71 : Pergi yang Membawa Duka
75
BSJ 72 : Jatuhnya Batasan Rindu
76
BSJ 73 : Dari Sang Biglear
77
BSJ 74 : Ikatan
78
BSJ 75 : Paham yang Salah')
79
BSJ 76 : Pulang
80
BSJ 77 : Janggal
81
BSJ 78 : Misteri Senyuman
82
BSJ 79 : Overall
83
BSJ 80 : Kupu Kupu malam
84
BSJ 81 : Ari-ri Ari
85
BSJ 82 : Habis Gelap
86
BSJ 83 : Triple Dating
87
BSJ 84 : Ci Bungsu Kecewa
88
BSJ 85 : Bunga Cinta
89
BSJ 86 : Wedding Day
90
BSJ 87 : Bintang Lain
91
BSJ 88 : Manten Cembukur
92
BSJ 89 : Para Jomblo
93
BSJ 90 : Honeymoon Minimalis
94
BSJ 91 : Honeymoon Sungguhan
95
BSJ 92 : The Cute Couple
96
BSJ 93 : Ayah Siaga
97
BSJ 94 : Selamat datang Arsyad & Arra
98
BSJ 95 : Lentera Jannah
99
BSJ 96 : Ribetnya Pernikahan Aisyah ini
100
BSJ 97 : (Epilog) Quality Time
101
BONUS VISUAL + CUAP CUAP AUTHOR!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!