3. Perjanjian

Delia tidak lagi memperdulikan kedua orang asing tersebut. Tidak peduli seberapa ingin Amro menjelaskannya pada Delia, tapi gadis itu malah memilih menghampiri pamannya. Meneliti setiap luka di wajah sang paman, sesekali wajahnya meringis seakan ikut merasakan sakitnya.

"Ada apa sebenarnya paman?"

Delia bertanya dengan hati-hati. Delia cukup tau dengan situasi yang sangat tidak menguntungkan untuk dirinya dan sang paman. Dia tak ingin gegabah mengambil tindakan yang akan memperkeruh suasana. Karena baginya sedikit saja dia salah melangkah, semua akan semakin runyam.

Tak ada jawaban dari sang paman. Hanya ada lenguhan kecil. Lirikan mata sang paman yang mengarah kepada Tuan Amro cukup menjadi jawaban keingintahuan Delia.

Delia berbalik, duduk di kursi yang tadi ditempatinya. Gadis itu terlihat sudah bisa menguasai keadaan. Dia bertanya dengan nada tenang pada Amro Salazar.

"Beri saya satu alasan kenapa Tuan Amro melakukan itu pada paman saya!" titah Delia.

Nadanya terdengar dingin dan datar. Sorot mata lembut Delia berubah menjadi tajam menyelidik. Tuan Amro bisa mengetahui bahwa ada kemarahan terpendam yang sedang ditahan oleh gadis di depannya itu.

"Apa pamanmu tidak mau mengakui kecurangannya? dasar pecundang!"

Delia berusaha menyembunyikan rasa keterkejutannya. Sungguh dia tidak tau kalau Tuan Amro bisa terlihat sangat marah. Tetapi di sini dia juga tidak akan ikut menyalahkan sang paman, sebelum benar-benar mengerti duduk permasalahan yang terjadi.

"Saya tidak butuh cerita paman saya, yang saya butuhkan adalah jawaban tepat anda tentang permasalahan ini," ucap Delia tenang.

"Akan aku ceritakan, asal kamu mau bekerja sama denganku. Tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang nanti kamu terima."

Delia menelan ludahnya. Tentu saja dia merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hubungan Tuan Amro dengan pamannya, kondisi pamannya, juga ancaman dari Tuan Amro. Kalau dia pergi maka dia tidak akan bertemu lagi dengan ibunya. Sungguh Delia sangat bingung menentukan sikapnya saat ini. Namun, dia harus segera membuat keputusan.

"Baiklah, saya terima syaratnya," jawab Delia tegas.

Tidak ada lagi kesan bahwa dirinya adalah anak SMA yang masih imut-imut. Dia sudah merubah ekspresinya yang ceria dan lucu, berganti menjadi serius.

Menyadari keseriusan Delia, Tuan Amro menyuruh Reyn untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya.

#flashback on

Mario adalah orang kepercayaan keluarga Salazar. Sejak umur dua puluh delapan tahun, Mario sudah mengikuti keluarga Salazar menjadi Asisten Nyonya Dainy Salazar. Keluarga Salazar memberikan fasilitas yang banyak untuk Mario. Dari mobil, rumah, gaji besar belum lagi bonus yang sangat besar, apabila pekerjaannya membuat puas sang nyonya besar di keluarga Salazar itu.

Tak pernah ada yang tahu tentang kehidupan pribadi Mario. Bahkan Nyonya Dainy pun tidak tahu meskipun setiap hari bersamanya. Setelah Mario menikah pada usia 34 tahun, semua yang Sera sembunyikan rapat-rapat akhirnya terbongkar. Mario menikah dengan Seranita, wanita berparas cantik yang ternyata adalah seorang janda. Seranita sendiri adalah Ibu dari mantan tunangan Amro Salazar yang bernama Risna.

Seranita berniat untuk balas dendam pada keluarga Salazar. Hal itu dilakukannya demi sang anak yang dipermalukan di depan umum. Anaknya diblacklist dari semua perusahaan. Tak ada yang tahu fakta tentang Seranita termasuk Mario sendiri. Mario baru mengetahui Seranita ibu dari Risna setelah melihat foto di dompet istrinya.

"Sera, apa-apaan ini? Kenapa ada foto Risna di sini? Kamu tahu kalau keluarga Salazar sangat membenci Risna wanita tidak tahu diri itu!" tanya Mario pada sang istri.

Sera terdiam, mencoba meloloskan diri dari situasi yang mencekiknya karena Mario pasti akan sangat penasaran dan mencari tahu sendiri. Percuma saja merayu Mario karena Mario pasti tidak akan tinggal diam, kalau mengetahui bahwa Risna adalah anak kandungnya.

"Kamu salah faham sayang, itu bukan foto Risna,mungkin hanya mirip saja," elak Seranita.

"Aku tahu kamu berbohong Sera, tatap aku!" sentak Mario. Perdebatan sengit pun terjadi malam itu. Sera tidak mau mengaku,

sementara Mario yakin seratus persen bahwa itu foto Risna.

Brak !!

Mario membanting pintu rumahnya dengan sangat keras.

"Aku akan mencari tahu sendiri Sera. Ingat jika kamu berbohong kepadaku, maka kamu akan tahu seperti apa hukuman yang akan kamu terima."

Sera bergidik ngeri. Dia pura pura menangis. Tapi Mario sudah tidak peduli dan langsung tancap gas dengan mobilnya. Pikirannya hanya satu, apa hubungan Sera dengan Risna. Risna adalah wanita ular yang sudah membuat keluarga Salazar dihantam badai.

Perusahaan yang hampir kolaps, fisik dan mental Nyonya Dainy yang terganggu. Amro Salazar yang berubah menjadi monster kejam menyeramkan, juga Robert Salazar yang langsung jatuh terkena serangan jantung. Sungguh sial, kenapa Sera menyimpan fotonya dengan Risna. Mario mengumpat dalam hati sepanjang jalan.

****!! umpat Mario.

Mario sudah pernah berjanji untuk setia pada keluarga Salazar, tetapi sekarang istrinya bahkan berhubungan dengan penghianat keluarga Salazar.

Sungguh suatu kesialan dalam hidup Mario.

Selama dua tahun sejak kejadian itu, Mario tetap menjadi asisten Nyonya Dainy, walaupun dia sudah tahu siapa Sera tapi Mario memilih bungkam.

Hubungannya dengan Sera pun menjadi dingin. Mario sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Sera memilih menjadi koki di salah satu restoran langganan Salazar.

Hingga suatu pagi Robert Salazar ditemukan tak bernyawa di kamar tidurnya. Setelah dilakukan pemeriksaan Robert tewas di racun. Menurut hasil otopsi, Tuan Robert meninggal karena diracun. Dan orang yang terakhir mengantarkan makanan ke kamarnya adalah Sera.

Sera melarikan diri, dan Mario dihukum oleh Amro Salazar.

flashback off

Delia mematung tak percaya. Menatap pamannya dan Reyn yang menjelaskan secara detail. Meskipun tidak percaya, tetapi pamannya Mario tetaplah bersalah. Tentu saja karena Mario menyembunyikan fakta yang sesungguhnya tentang Sera.

Hanya sekejap Delia menampakan wajah kagetnya, setelahnya dia mengulas senyum tipis menatap tajam pada Amro.

"Kenapa anda tidak membunuh pamanku, Tuan Amro?"

Hening. Tak ada yang menjawab. Sungguh pertanyaan yang sangat berani dari Delia.

Reyn melotot tak percaya. Gadis ini benar benar cari mati saja. Amro pun dibuat terheran heran, tapi sejurus kemudian dia menjawab dengan sangat dingin dan langsung menusuk dalam hati Delia.

"Pamanmu menawarkan kesepakatan, dan kamu adalah jaminannya. Menurutku itu lebih bagus daripada langsung membunuhnya.

Dan jika pamanmu tidak bisa menyelesaikan tanggung jawabnya, maka kematian adalah hal yang pantas untuk kalian berdua."

Delia terpaku. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk tersenyum dan bernegosiasi di sini. Mario telah membawa dirinya ke dalam lingkaran permainan nyawa. Salah sedikit saja nyawanya akan melayang dan Delia yakin keluarga Salazar tidak akan melepaskannya ataupun sang paman.

"Beri saya waktu berbicara dengan paman saya," pinta Delia.

Amro mengangguk dan memberi kode pada Reyn untuk membawa Mario mendekat.

Delia tidak menangis meskipun dirinya ingin sekali menangis.Setelah ini hidupnya tidak mungkin tenang karena berhubungan dengan keluarga Salazar. Delia juga tidak ingin membuat keluarganya dalam bahaya. Delia cukup tau seberapa berpengaruhnya keluarga Salazar.

"Paman,apa yang kau inginkan sebenarnya?"

Pamannya diam tak menjawab. Hanya menatap sendu ke arah Delia. Delia paham akan maksud pamannya yang ingin berbicara berdua.

"Kami butuh waktu berdua saja."

Tuan Amro menatap Reyn dan memberinya isyarat untuk keluar. Tuan Amro dan Reyn kemudian keluar dari pondok.

"Ada apa sebenarnya paman?" tanya Delia sepeninggal dua orang tersebut.

"Paman butuh bantuanmu,Delia. Hanya kamu harapan paman satu satunya."

"Apa yang bisa aku lakukan paman?"

"Ikutlah dengan Tuan Amro dan Reyn. Tinggallah di mansion Salazar. Paman aku memancing Sera agar keluar dari persembunyiannya."

"Apa itu akan berhasil paman?" Delia meragukan rencana Mario.

"Percaya pada paman. Paman akan menjemputmu kalau semua sudah selesai."

Delia mengangguk.

"Aku percaya padamu paman."

"Maafkan paman karena kamu harus ikut menanggung apa yang tidak seharusnya kamu tanggung."

"Jangan sungkan Paman, aku akan berusaha menyelesaikan semuanya," sahut Delia penuh keyakinan.

"Kita akan buat mereka menyadari, siapa yang mereka remehkan ini. Aku percaya paman tidak bersalah dalam hal ini," lanjut gadis itu.

"Terima kasih, Del. Kamu harapan paman satu-satunya untuk menyelidiki kasus kematian Tuan Robert. Buktikan bahwa paman memang tidak bersalah," kata Mario penuh harap.

"Itu pasti paman."

Terpopuler

Comments

The Lucky

The Lucky

ini pamannya ngumpanin Delia?

2023-06-11

0

Cinta Febrian

Cinta Febrian

Lanjutttt Thor, SEMANGAT 😊💪

2021-12-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!