Tuan Muda Amro tampak sedikit lega. Setelah berusaha dengan sangat keras akhirnya keadaan perusahaan Salazar sudah lumayan membaik. Beberapa investor yang kemarin sempat menarik investasinya berhasil dia yakinkan. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dia dan Reyn telah berusaha dengan sangat keras. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Beruntung sekali dia mempunyai Reyn yang bisa di andalkan.
Satu demi satu permasalahan coba dia atasi sebaik mungkin. Demi mempersempit tentang penyelidikan terhadap kematian sang ayah tercinta, Tuan Muda Mario mengerahkan segalanya. Termasuk salah satunya adalah membawa Delia. Setelah dia berhasil membawa Delia, saat itu juga dia melepaskan Mario. Sesuai dengan janjinya pada mantan asisten sang mama. Tuan Muda Amro juga menyuruh Mario untuk menangkap Sera bagaimanapun caranya. Meski begitu gerak- gerik Mario tetap berada dalam pengawasannya.
Sebenarnya semua permasalahan awalnya bersumber dari dirinya. Hubungannya dengan mantan tunangannya yang bernama Risna, yang memicu terjadinya gelombang besar menghantam keluarga juga bisnis Salazar.
Risna adalah seorang gadis yang mengaku yatim piatu dan datang dari luar kota. Awalnya perempuan cantik itu melamar pekerjaan sebagai staf di perusahaan Salazar. Risna yang pandai, cantik, humble akhirnya membuat seorang Amro Salazar bertekuk lutut. Amro Salazar begitu bucin dengan stafnya tersebut.
Gayung bersambut, wanita yang sangat pintar berdandan itu menerima cintanya. Tidak menunda lama kemudian mereka bertunangan. Risna hanya didampingi kawan-kawannya saat pesta pertunangan. Risna mengaku sudah tak punya siapa siapa, dan bodohnya keluarga Salazar tidak ada yang mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Mereka semua tertipu wajah polos seorang Risna, sang gadis desa.
****!!
Amro mengumpat dengan sangat keras. Dia merasa menjadi pria paling bodoh sedunia. Dibohongi bertahun-tahun oleh wajah cantik Risna yang nyatanya adalah seorang transgender. Amro tentu saja merasa sangat terpukul dengan kenyataan itu. Tentunya berita itupun berpengaruh pada saham di perusahaan. Banyak klien yang mundur, karena selentingan berita bahwa dirinya seorang gay. Di negara ini tentunya penyimpangan seksual selalu menjadi topik hangat, apalagi jika yang melakukannya adalah artis atau pengusaha yang terkenal. Sudah barang tentu seluruh kota akan mengetahuinya.
Kalian akan membayar apa yang kalian lakukan pada keluargaku. Batin Tuan Muda Amro. Tangan pria itu mengepal, sebelum akhirnya menyapu bersih barang-barang di atas meja kerjanya.
"Maaf Tuan Muda, ada yang ingin bertemu dengan Tuan."
Lamunannya terhenti ketika Reyn yang masuk secara tiba-tiba ke ruangannya. Tuan Muda. Amro berusaha menetralkan nafasnya yang memburu.
"Siapa Reyn?" Tanyanya. Pria itu merasa tidak punya janji dengan siapapun.
"Nona Delia, Tuan. Dia berpesan ada hal yang sangat penting yang ingin disampaikan secara langsung pada Anda," jawab Reyn gamblang.
"Suruh dia masuk!" titahnya.
"Baik, Tuan."
Reyn segera keluar dan tidak berselang lama telah masuk kembali diikuti oleh Delia.
"Tinggalkan kami berdua Reyn!"
Reyn mengangguk, kemudian keluar dan menutup pintu dengan rapat.
"Ada apa kamu datang menemui ku? Apalagi rencana yang kau buat kali ini?"
Pertanyaan bernada dingin dan datar itu langsung menyambut Delia yang baru saja mendaratkan pantatnya di depan pria kulkas tersebut.
Delia mengepalkan tangannya kuat - kuat.
Jika bukan karena ingin segera lepas dari keluarga Salazar, dia tidak akan menekan amarahnya sampai ke titik dasar. Malas rasanya harus berurusan dengan Tuan Muda Amro Salazar yang sangat menyebalkan.
"Sebenarnya apa yang akan saya sampaikan ini terlalu sensitif. Namun, dengan menyembunyikan fakta yang ada pun akan memperburuk keadaan," ucap Delia. Gadis itu sengaja berteka-teki dengan Tuan Muda Amro.
"Katakan saja terus terang, waktuku terlalu berharga untuk menanggapi basa basimu yang tidak penting itu!"
"Anda harus melihat rekaman CCTV yang ada di mansion, Tuan."
Tuan Muda Amro mengerutkan keningnya. Mencoba mencari kebohongan lewat ekspresi wajah Delia. Namun, dia tidak menemukan perubahan ekspresi yang aneh. Justru ketenangan Delia yang menarik perhatiannya. Pria itu merasa bahwa gadis itu mengatakan hal yang sebenarnya. Akhirnya Tuan Muda Amro pun memberikan kesempatan pada Delia untuk berbicara.
Delia menceritakan beberapa hal yang mencurigakan yang terjadi di mansion. Memberikan pendapatnya tentang beberapa kemungkinan yang terjadi. Setelah ketegangan yang terjadi, adu argumen yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, akhirnya Tuan Muda Amro memilih memantau semua yang terjadi di mansion lewat laptopnya. Betapa terkejutnya pria itu, begitu menemukan beberapa kejanggalan. Segera dia memanggil Reyn untuk masuk ke ruangannya. Melihat rekaman CCTV yang menurut Delia adalah sebuah bukti.
"Reyn, kita harus pulang. Jangan dulu memberitahu Mama. Delia benar, ada orang dalam yang bermain-main dengan keluarga Salazar."
Mereka bertiga keluar dari ruangan Amro. Sampai di lobi mereka berpisah, karena Delia membawa mobil milik Reyn. Ya, tidak ada orang yang tahu bahwa Delia sudah mahir membawa mobil, meskipun usianya masih sangat muda namun dia sangat terlatih dan cerdik.
"Kau yang menyetir Reyn, kita akan pulang bersama!" Reyn menatap tuannya sedikit takut-takut.
"Kamu pikir aku seorang gay?" bisik Tuan Muda Amro di telinga Reyn. Dia tentu tahu maksud tatapan Reyn kepadanya. Reyn pasti berpikir kenapa dirinya tidak memilih bersama Delia saja.
Reyn pun buru-buru mengambil kunci mobil dari tangan Tuan Muda Amro. Tidak ingin membuat drama menjadi lebih panjang, karena ada hal yang lebih penting yang seharusnya segera mereka lakukan.
"Apa pendapatmu tentang Delia, Reyn?" tanya Tuan Muda Amro.
Pertanyaan yang membuat Reyn terkejut dan mengerem mendadak saat mendengarnya. Sejak kapan Tuannya itu mengurusi hidup orang lain, bahkan meminta pendapat kepadanya tentang orang lain. Untung saja Reyn tidak punya penyakit jantung, bisa pingsan dia mendengar pertanyaan sang bos yang menurutnya sangat aneh tersebut.
"Apa kamu ingin membunuhku?" Bentak Tuan Muda Amro.
"Aku hanya bertanya karena sering melihatmu mencuri pandang ke arah Delia," lanjutnya dengan nada kesal.
"Maaf Tuan, Nona Delia memang sangat cantik, baik lagi," jawab Reyn memuji Delia.
Reyn tidak tahu saja dia sedang menyiramkan bensin sekaligus melempar korek api. Tuan Muda Amro mengeraskan rahangnya. Sorot matanya menjadi lebih tajam. Mendelik kesal karena Reyn berani memuji Delia secara terang-terangan di depannya. Reyn melirik ke arah sang bos. Tiba-tiba dia merasa suasana di dalam mobil menjadi panas dan sesak.
"Jalan!"
Reyn kembali fokus ke jalan. Sambil menggerutu dalam hati. Bilang saja suka tuan, aku juga tidak akan melarang. Kita akan bersaing secara sehat untuk mendapatkan Nona Delia. Saya tidak takut jika bersaing dengan anda! Batin Reyn penuh semangat
"Jangan mengumpat ku Reyn!"
Reyn diam saja. Tuannya sekarang seperti ahli nujum. Bisa menebak pikirannya. Lebih baik aku diam saja, pura pura tidak mendengar perkataannya. Kelakuan Tuan Muda Amro sekarang terlihat aneh, kadang dia melihat tuannya senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Jangan-jangan memang sudah gejala gila ya, karena banyaknya masalah yang dihadapi. Pikiran Reyn semakin ngawur saja.
Tak berapa lama mobil mereka sudah memasuki halaman mansion Salazar. Ternyata mobil Reyn yang dibawa Delia pun sudah berada di sana. Bergegas dua pria tampan itu turun, mereka sudah tidak sabar untuk menuntaskan kecurigaan mereka pada seseorang. Wajah dingin dan datar keduanya pun terlihat dua kali lipat dinginnya. Membuat siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.
Keduanya berjalan dengan gagahnya memasuki mansion, tetapi wajah Tuan Muda mereka terlihat sangat serius. Hal itu membuat para pelayan menyingkir dengan sendirinya.
Sungguh mereka semua tidak mau berurusan dengan orang-orang berkuasa seperti mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments