Part 18
_______
...Kembali ke William....
...🤫...
William yang sedang duduk di bar menyemburkan minuman bir dari mulutnya.
“Byuuuurrr!!”
Kenapa aku tiba-tiba seperti ini bersin, siapa yang berani menjelekkan ku.
Gumam William di dalam hati sambil menghapus jejak semburan minuman yang menetes di dagunya.
Tak!
Tak!
Terdengar suara langkah kaki wanita berhenti di belakang bangku William.
Wanita itu menyalip tangannya dari belakang tubuh William menjalar sampai ke bidang dada kekar yang berada di depan.
“Hai! Pemuda tampan, bolehkan aku ikut minum dengan kamu di sini?” tanya wanita tersebut yang menyandarkan dua gunung tak terlampaui miliknya melekat di bagian bahu belakang William.
William menarik tangan wanita tersebut dan meletakkannya di atas pangkuan William.
Wanita tersebut menatap wajah William, “Akhh! Kamu kasar sekali, apa kamu tidak bisa bermain lembut kepadaku.” Ucap wanita tersebut dengan wajah yang memerah dan sedikit kacau.
William tertegun menatap wajah wanita tersebut.
Wanginya seperti aku kenal.
Kenapa wanita ini meminum obat perangsang.
Tidak.
Aku tidak boleh mendekati wanita ini, jika dia terus bersamaku.
Tamatlah malam pertamaku nantinya.
Gumam William sambil menurunkan wanita yang berada di atas pangkuannya.
Wanita tersebut menarik tangan William dengan wajah yang kian memerah.
“Jangan lepaskan aku dan jangan biarkan aku melakukannya dengan pria yang tidak aku sukai.” Keluh wanita tersebut sambil menunjuk ke 4 orang pria yang sedang bertanya kepada setiap pengunjung Bar.
William pun menatap arah kedatangan mereka yang menuju kursi duduk William.
4 pemuda dengan satu pria yang berbadan besar dengan kepala yang botak terselip rokok di dalam bibirnya berdiri dengan tangan memegang tangan wanita tersebut.
“Kenapa kamu lari dariku, apa aku terlihat kurang memuaskan kamu hingga kamu meminta pertolongan kepada pria yang tidak punya hasrat seperti dia.” Umpat pria tersebut.
William berdiri dengan tangan yang memegang tangan pria yang memegang tangan wanita tersebut.
“Ia. Kamu memang benar kalau aku tidak akan mempunyai hasrat dengan wanita seperti mereka.” William mendekatkan wajahnya, “Tapi hasratku jauh lebih tinggi hanya kepada satu orang saja yang tak akan mungkin aku bagi kepada siapapun. Dan satu lagi, mungkin punyaku lebih besar, tangguh dan perkasa dari pada punya kamu yang beraninya hanya memakai obat supaya terlihat lebih menggoda.” Ucap William sambil menghempaskan tangan lelaki tersebut dan memeluk wanita yang sudah terlihat tidak bisa menahannya lagi.
Pria yang berkepala botak menyemburkan 1 batang rokok yang berada di dalam mulutnya, “Cih! Berani sekali kamu menyepelekan aku seperti itu, apa kamu ingin mati.” Bentak pria tersebut.
Dengan tangan yang menggendong wanita yang masi terpengaruh obat perangsang, William berbalik badan.
“Aku tidak pernah berkata bohong. Lihat aja ke bawah, sesuatu telah menegang dengan cara yang praktis. Namun sayang tempat pembuangannya harus aku amankan.”
William melangkahkan kakinya berjalan meninggalkan pria dengan 3 orang anak buah yang sangat menyeramkan.
Pria tersebut berteriak, “Berhenti. Lepaskan wanita itu atau kamu akan menerima akibat dari ulah kamu yang ikut campur dengan urusanku.”
William menoleh sedikit, “Baiklah. Aku menerima tantangan kalian.” Sahut William yang menurunkan wanita tersebut.
Ke-4 pria tersebut berjalan mendekati William, pria botak yang tinggi tegap memberi aba-aba.
“Beri dia pelajaran.”
Ke-3 anak buahnya menyerang William.
“Hiiiaaahhh!”
Teriak ke-3 anak buah pria itu dengan tangan yang masing-masing memegang sebuah pisau kecil.
William terkepung dengan anak buah 1 depan sedang menghadang, 2 belakang.
William hanya tersenyum, “Permainan bodoh, jika mau serang ya serang saja tidak perlu mengepung aku segala.” Ucap William dengan nada yang tinggi dan sedikit menyepelekan.
Ke-2 anak buah yang sedang berdiri di belakang Wiliam berlari dengan pisau yang berada di masing-masing tangan mereka.
“Rasakan ini pemuda yang sombong.”
Upat ke-2 pemuda yang berada di belakang melayangkan pisau yang berada di tangan kanan mereka.
Dengan secepat kilat William melayangkan tubuhnya melambung ke atas dengan ke dua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana miliknya.
William mendarat tepat di belakang ke-2 anak buah tersebut. Tanpa basa-basi William langsung menerjang dengan kedua kakinya dengan sangat kuat bagian dada ke-2 anak buah tersebut.
Buukkk!!!!!
Baaaakk!!!!!
Terdengar suara yang tunjangan yang amat kuat merobohkan ke-2 anak buah tersebut.
Kemudian William melanjutkannya kembali memberi pelajaran tanpa ampun kepada bos dan ke-3 anak buahnya kembali.
“Berulang kali aku katakan kepada pria seperti kau. Hargai seorang wanita.”
Terdengar ucapan yang terlihat seperti amarah yang meledak di dalam hati.
Baaam!!
Pplllaakk!
William menerjang tanpa ampun tanpa menggunakan kedua tangannya.
Ke-4 pria yang menginginkan wanita tersebut bertumpuk dengan rapih dengan hiasan lebat serta darah yang mengalir dari mulut mereka.
William berjalan menggendong wanita tersebut yang masih terpengaruh oleh obat yang di berikan oleh pria botak.
“Aku akan membawa kamu.”
William melangkahkan kedua kakinya meninggalkan bar dengan ke-4 pria yang sudah babak belur.
Datanglah seorang ria yang berusia 40 tahun dengan brewok yang menghiasi dagunya mendekati ke-4 pria yang tidak sadarkan diri akibat di beri pelajaran oleh William.
Prok!
Prok!
Pria tersebut melambungkan kedua tangannya ke atas sambil tepuk tangan seperti memberi kode kepada seseorang. Cukup 2 kali memberikan sebuah kode pria itu berdiri sambil menatap ke-4 pria yang malang.
“Kalian telah menghancurkan Bar tempatku, tidak bisakah kalian sopan sedikit saat tuan William sedang minum dan beristirahat di sini. Sekarang kalian akan menyadari jika kalian harus menghargai wanita, ingat itu pesan tuan William.”
Ucap pria yang berusia 40 tahun kepada ke-4 pria yang tidak sadarkan diri.
Tak lama kemudian datanglah ke-3 orang pria dengan tubuh kekar berdiri di samping pria yang berusia 40 tahun.
“Ada apa bos.”
Tanya mereka bertiga secara serentak.
Pria yang berusia 40 tahun berbalik badan, “Bersihkan remahan yang tidak berguna ini.” Sahut pria yang berusia 40 tahun sambil melangkahkan kedua kakinya berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan kecil yang berada di ujung dekat lemari jejeran bir dan anggur.
...Kediaman William....
...😏...
William membawa gadis itu masuk ke dalam kamar tamu, “Aku tidak bisa membiarkan kamu pergi ke jalanan seperti ini, karena bakal ada banyak keuntungan yang akan di dapatkan oleh kamu.” ucap William merebahkan wanita tersebut di atas ranjang kamar tamu.
Wanita itu merintih, “Aku sudah tidak tahan lagi, bisakah kamu melakukan itu kepadaku.” Pinta wanita tersebut dengan tangan yang merayap di bidang dada kekar milik William.
William memegang tangan wanita tersebut, “Aku bukan tempat untuk pelampiasan, jadi kamu harus bertahan untuk diri kamu sendiri.” Ucap William berdiri sambil berbalik badan.
Wanita tersebut turun dari ranjang sambil membuka semua pakaian yang ia kenakan.
“Aku tidak tahan lagi cepatlah.” Ucap wanita tersebut yang mengulurkan lidahnya hingga menyentuh jenjang leher William.
William berbalik badan, “Apa yang kamu lakukan.” Bentak William yang menatap tubuh wanita yang tanpa sehelai benang pun terselip di bagian tubuhnya.
Wanita tersebut berjongkok dan berusaha membuka pengait tali pinggang William.
“Aku bilang aku sudah tidak tahan lagi.”
Sahut wanita tersebut dengan kedua mata yang terlihat sangat menyedihkan dengan wajah yang sangat merah.
William menggendong tubuh wanita tersebut berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar mandi. Langkah kaki William terhenti tepat di sebuah bak mandi yang sudah berisikan air hangat.
Bbyuurr!
William menceburkan wanita tersebut ke dalam bak mandi yang sudah berisikan air hangat.
“Aku tidak akan mengotori tanganku atau yang lain hanya untuk menawarkan obat yang telah kamu minum. Kamu lakukan sendiri, 2 jam atau 3 jam lagi aku akan datang menjemputmu.”
William melangkahkan kedua kakinya meninggalkan kamar mandi dengan wanita yang masih terpengaruh obat perangsang.
William yang sedang berdiri di luar kamar mandi memegang jantungnya.
“Apa wanita itu sudah gila, dia berusaha merebut keuntungan dariku. Apa dia pikir aku ini bodoh, bisa merelakan apa yang selama ini aku pendam dan tetap utuh selama 27 tahun.” Gumam William dengan wajah yan terlihat panik.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Rii_S
👍
2022-01-17
2