Part 19
______
Pagi menyapa dengan hangatnya mentari, William sedang duduk di belakang teras rumah sambil membersihan pedang kesayangan miliknya.
Wanita yang di tolong William berjalan ke arahnya sambil menyapa, “Pagi.” dengan senyum manis terpancar.
Tanpa menoleh sama sekali William langsung menjawab, “Apa sekarang kamu sudah merasa baik-baik saja.” Dengan tangan yang meletakan pedang yang sudah terlihat mengkilap di atas meja.
Wanita itu menggelengkan kepalanya, “Tidak. Karena tidak tersalurkan.” Sahut wanita tersebut.
William menolehkan wajahnya menatap wanita yang sedang berdiri di sampingnya, “Oh.” Jawab singkat William yang sepertinya tidak peduli.
William berdiri di samping wanita tersebut, “Aku tidak bisa membiarkan kamu tinggal di rumahku, jadi hari ini juga kamu akan aku antarkan pulang ke rumah. Cepat ikut aku menuju mobil.” Ucap William melangkahkan kaki kanannya.
“Tunggu.” Wanita itu menahan tangan William, “Apa kamu sama sekali tidak tertarik denganku, apa kurangnya aku di matamu.” Tanya wanita itu secara langsung.
William tertawa geli, “Hahaha! Baru kali ini aku mendengar perkataan yang tanpa basa-basi.” William menolehkan wajahnya mendekati wajah wanita tersebut, “Berulang kali aku katakan jika aku tidak tertarik dengan wanita seperti kalian…”
Wanita tersebut langsung merangkul tangan William, “Tapi aku merasa aku telah jatuh hati kepada kamu, tidak bisakah aku membalas kebaikan kamu dengan menjadikan kamu sebagai kekasih hatiku. Aku bisa melakukan apa pun demi kamu, aku lihat kamu tinggal sendiri dan aku lihat kamu sangat kesepian. Biarkan aku menemani hari-hari kamu yang terasa sepi.”
William melepaskan tangan wanita tersebut, “Apa begitu cara kamu berterimakasih pada seseorang yang telah menyelamatkan kamu! sangat murah.” William melangkah 3 langkah ke depan, “Jangan banyak bicara lagi, karena banyak wanita seperti kamu yang memaksakan dirinya untuk berbuat lebih. Tapi sayangnya aku tidak suka.”
Wajah wanita tersebut memerah menahan malu, “Apa aku terlihat seperti wanita yang di sebutkan pria ini.” Gumamnya pelan.
Wanita tersebut menolehkan wajahnya menatap lurus dari belakang tubuh William yang terus melangkah ke depan.
“Aku tidak ingin pulang ke rumah, jika aku pulang ke rumah mungkin hal serupa akan terjadi lagi pada diriku.” Ucap wanita tersebut dengan wajah yang terlihat cemas.
William yang sudah berada jauh dari wanita tersebut menghentikan langkah kakinya, “Siapa yang melakukan perbuatan itu pada kamu.” tanya William yang sedikit menolehkan wajahnya.
Wanita tersebut berjalan menuju William yang tengah terhenti, “Ayahku. Dari aku berusia 17 tahun aku sudah di perbudak seperti itu, tapi kali ini aku mohon jangan pulangkan aku. Sebab aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama.”
Wanita tersebut menggenggam tangan William dengan kedua mata yang sudah mulai membasah, “Aku mohon. Biarkan aku hidup seperti layaknya manusia biasa, aku akan bekerja di rumah kamu tanpa di beri upah aku juga akan rela. Asal kamu tidak memulangkan aku ke rumah.”
William menatap wajah wanita itu dengan sangat serius.
Apakah aku harus percaya dengan wanita seperti dia.
Karena, begitu banyak penipu wanita seperti dia yang ingin bersamaku.
Aku tidak boleh keliru.
Aku harus memulangkan wanita ini, sebelum ia membuat kekacauan lagi.
Gumam William di dalam hati sambil melepaskan tangan wanita tersebut.
“Jika kamu tidak ingin pulang, kamu harus memilih tempat yang lain. Aku tidak bisa menerima kamu, jadi sebaiknya kamu harus pergi meninggalkan rumah ini.” Tegas Wiliam.
Wanita tersebut menundukkan sedikit pandangannya, “Kalau begitu antarkan aku ke pusat kota tepatnya warung Rameyon.” Pinta wanita tersebut berjalan duluan di depan William.
3 jam kemudian.
William yang sedang mengantarkan wanita tersebut ke pusat kota menghentikan mobilnya tepat di sebua warung Rameyon.
William menatap wanita yang sedang duduk sejajar dengan kursi bangku kemudi.
“Tempat ini lumayan bagus.”
Wanita tersebut tersenyum, “Ia. Karena pemiliknya adalah seorang pria yang sudah lama menyukai aku. Jadi sebaiknya aku memutuskan tinggal di sini.” Sahut wanita tersebut sambil membuka pintu mobil William.
Ekspresi wajah William berubah menjadi datar, “Kalau begitu cepat turun.” Ketus William.
Wanita tersebut turun dari mobil dan berdiri sambil melambaikan tangannya, “Terimakasih tuan.” Ucap wanita tersebut.
Saat wanita tersebut berdiri di depan sebuah warung Rameyon, keluar seorang pria yang berusia 40 tahun dari dalam warung tersebut. Pria yang berusia 40 tahun mencium pipi kanan dan kiri wanita yang diantarkan William.
William mengerutkan dahinya dengan tangan yang menaikkan kaca mobil penuh. Setelah itu ia melajukan mobilnya meninggalkan wanita tersebut di depan warung Rameyon.
Sepanjang perjalanan William mengerutkan dahinya, “Dasar penipu, wajahnya terlihat sedih dan sangat polos. Tidak di sangka ternyata pacarnya lebih jelek dari pria tadi malam.” Gumam kesal dari William yang terus melajukan mobilnya dengan sangat kencang menuju rumah.
Di tengah perjalan William di hadang oleh seorang wanita tua yang sedikit bongkok. William mengerem mendadak.
Cciiiittt!!!
William menatap lurus ke arah Nenek yang tengah menghadang mobil William.
“Apa lagi ini, sepertinya aku sangat terkenal belakangan ini.” Gumam William sambil membuka pintu mobilnya. William berjalan mendekati nenek tersebut.
“Ada yang bisa saya bantu Nek?” tanya William dengan nada yang sedikit sopan.
Nenek tersebut menatap wajah William, “Cucu. Tolong selamatkan cucuku.” Pinta nenek tersebut dengan kedua mata yang berlinang air mata.
William menatap tajam nenek yang sedang berdiri di hadapannya dari atas sampai bawah, “Nenek tahu siapa aku bukan? Apa Nenek akan membayar ku.” Tanya William dengan wajah yang serius.
Nenek tua dengan tubuh yang bungku menganggukan kepalanya, “Ia. Asal cucuku selamat.” Sahut Nenek tersebut.
William memegang tangan Nenek tersebut, “Sekarang cucu Nenek berada di mana?”
Nenek tersebut menunjuk ke arah bukit, “Di sana. Dia sedang berada di sana.”
William membulatkan kedua bola matanya, “Bukit terlarang.” Gumamnya pelan kemudian menatap nenek itu kembali, “Apa Nenek tidak salah.” Tanyanya.
Nenek tersebut menggelengkan kepalanya, “Tidak.”
William memegang bahu nenek tersebut, “Kalau begitu, mari kita ke sana.” William mengajak Nenek tersebut masuk ke dalam mobilnya.
William terus melajukan mobilnya selama 3 jam perjalanan menuju “Bukit Terlarang.” Saat William hendak masuk ke dalam bukit, tiba-tiba William harus berhenti di karenakan jalan menuju ke sana di tutup oleh pagar yang terlihat tua dan berkarat dengan rumput liar yang menghiasi pagar tersebut.
William membuka sabuk pengaman, “Nenek kamu tunggulah di sini, karena jalan untuk masuk ke dalam “Bukit Terlarang cukup melelahkan dan terlihat berbahaya untuk usia seperti kamu.” ucap William sambil membuka pintu mobilnya.
Nenek tersebut ikut keluar dengan kedua mata yang terlihat sembab, “Tolong temui cucuku .” ucap Nenek tersebut dengan nada yang sedikit serak.
William menolehkan wajahnya menatap ke arah Nenek tersebut sambil menganggukan kepalanya.
William pun terus berjalan masuk kedalam “Bukit Terlarang.”
Hampir 1 jam William berjalan , namun William tidak melihat ada tanda-tanda suara anak kecil yang telah masuk ke dalam hutan tersebut.
William memegang dahinya, “Bodoh. Pakai lupa segala lagi bertanya kepada wanita tua itu siapa nama cucunya yang hilang.” Dengan tangan yang terus memukul pelan dahinya.
Saat William mendadak menjadi orang bodoh, tiba-tiba ia mencium sesuatu.
William mengendus, “Bau nya seperti monster Mapinguari.” Gumam William pelan.
...👇🏻👇🏻...
...Apa itu Mapinguari? Mapinguari adalah sejenis hewan yang sangat buas yang menyerupai kukang besar dengan berbau busuk yang khas yang keluar dari tubuhnya. Monster ini juga memiliki tinggi kurang lebih 2 meter saat ia berdiri dengan kedua kakinya, sedangkan kulitnya di lindungi oleh bulu yang amat lebat. Monster ini biasanya terdapat di hutan Amazon, tapi kalau di selipkan di dalam cerita ini tidak masalahkan....
...🤗...
William terus berlari ke arah bau yang tercium sangat menyengat.
Tap!
Tap!
William mengentikan langkah kakinya melihat ke arah anak yang berusia sekitar 12 tahun yang sedang terkulai lemas di atas batu besar.
William segera berlari menuju anak tersebut. William menghentikan langkah kakinya di depan sebuah batu besar, ia melompat ke atas dan langsung menggendong tubuh anak kecil yang berusia 12 tahun.
Kemudian William terus berlari, namun langkah harus terhenti.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
lanjut 😍
2022-01-18
0
Yen Lamour
Wiliam trnyata berhati lembut ya🥰
2022-01-17
0