Part 16
_______
Ke 5 orang yang sedang berdiri tertawa lebar, “Hahaha!” terdengar suara tertawa secara bersamaan.
Arista berjalan mendekati mereka yang sedang berdiri sebanyak 5 orang.
Saat Arista berjalan mendekati mereka dan berhenti tepat di tengah seorang pemuda yang kemungkinan ketua dari mereka. Semua para murid berbisik satu sama lain.
“Gawat. Anak murid itu telah menentang tuan muda.”
“Ia. Habislah gadis itu di buat mereka berlima nanti.”
Ucap para murid yang berada di dalam halaman sekolah.
Arista menaikkan alis kanannya.
Dia pikir mereka siapa.
Kenapa aku harus takut.
Aku akan mengacaukan tempat ini.
Gumam Arista di dalam hati dengan pandangan yang menatap ke arah pemuda yang memakai sebuah kalung berlambang bintang berwarna biru muda.
Pemuda yang memakai kalung berwarna bintang tersenyum licik, “Kamu tadi bilang, umur kamu lebih tua dari kami. Coba kamu sebutkan berapa umur kamu.” tantang pemuda tersebut.
Dengan wajah yang terlihat pede dan sombong Arista menjawab, “Umur aku 17 tahun.”
Pemuda dan yang lainnya tertawa gelik, “Hahaha! 17 tahun.” Pemuda yang memakai kalung mendekatkan wajahnya menatap ke Arista, “Baru menetas semalam sore. Jika belum tahu tentang umur siswa di sini sebaiknya kamu jangan banyak bicara.” Dengan jari tengah di letakkan di dahi Arista dan menekan kuat.
Arista menepis tangan pemuda tersebut, “Emang berapa umur kamu! Dan jangan sentuh 1 inchi dari kulitku.” Ucap Arista dengan wajah yang terlihat kesal.
Pemuda tersebut melipat kedua tangannya dan di letakkan di dada. “Aku tuan muda yang memiliki sekolah “There Never Was.” yang berusia 20 tahun dan yang lain juga seperti itu.”
Arista berbalik badan dengan kedua tangan yang di letakkan di atas bahu belakangnya.
“Kalau begitu kalian siswa abadi, yang terus mencari kemampuan tapi tidak tamat-tamat. Kalau begitu aku permisi ke kelas dahulu, sebab tidak ada gunanya berbicara omong kosong dengan siswa abadi.” Ucap Arista yang terlihat senang dengan kaki kanan yang melangkah ke depan.
...Di dalam kelas....
...😊...
Guru Esme sedang berdiri di depan kelas dengan kaca mata yang melekat.
...Ilustrasi Esme.☺...
“Murid-muridku yang terlihat segar dan rupawan, hari ini kita akan kedatangan teman baru. Kalau begitu akan saya panggilkan, Dinda Arista.” Ucap Esme memanggil Arista.
Arista yang berdiri di depan pintu berjalan masuk ke dalam kelas dan menghentikan langkah kakinya dengan kedua tangan yang memegang tas yang di letakkan di depannya.
Arista membungkuk sedikit, “Selamat pagi teman-teman, aku adalah Dinda Arista! Panggil saja saya Arista.” Dengan senyum yang merekah di bibirnya.
Esme merangkul Arista, “Kalau begitu kamu silahkan duduk di pojok bangku nomor 2 dari belakang.” Ucap Esme mengarahkan tangan kanannya ke arah bangku yang kosong.
Arista membulatkan kedua bola matanya melihat di deretan paling belakang tengah duduk seorang murid yang di temui Arista saat di lingkungan sekolah tadi.
“Tengik. Kenapa aku bisa satu kelas dengan mereka.” Gumam Arista pelan sambil melempar senyum kepada Esme.
Esme menolehkan wajahnya, “Kamu bicara apa Arista.” Tanya Esme bertanya kepada Arista.
Arista melambaikan tangannya, “Tidak Esme. Kalau begitu aku segera ke sana saja.”
Arista melangkahkan kedua kakinya dengan wajah yang terlihat canggung dan duduk di bangku yang telah di tunjuk oleh Esme.
Arista duduk tepat di belakang pemuda yang memakai kalung bintang berwarna biru muda.
“Kalau aku jadi kamu, mungkin aku tidak mau masuk ke dalam satu kelas bersama orang yang tidak aku sukai.”
Ketus pemuda tersebut dengan tubuh yang disandarkan di badan bangku.
Arista mengerutkan dahi dengan tangan yang menggenggam erat pena yang berada di dalam genggamannya.
Sabar Arista.
Mereka hanya lumut kecil yang perlu di singkirkan.
Gumam Arista di dalam hati kemudian berbalik madan menolehkan wajah.
“Kalau aku jadi kamu, mungkin aku akan pindah dari kelas ini. Sebab aku tidak suka melihat ada siswa baru yang gayanya sungguh menjengkelkan.” Sahut Arista membalas ucapan pemuda tersebut.
Pemuda tersebut menarik baju kerah sekolah Arista dari belakang, hingga membuat tubuh Arista condong ke depan dengan kedua dada yang terpampang jelas.
Arista menjadi kesal.
“Esme. Lihat pemuda yang ada di belakang aku, dia memaksaku untuk membuka baju seragam sekolah disini.” Dengan kedua mata yang berlinang air mata dan tangan yang menyilang menutup 2 gunung kembar miliknya. “Aku sungguh takut Esme.” Terdengar suara cemas dari bibir Arista.
Esme berjalan mendekati bangku Arista dan pemuda tersebut. Esme menundukkan sedikit tubuhnya, “Ellard. Kamu tidak boleh seperti itu, kamu harus berteman dengan Arista…”
Ellard memotong pembicaraan Esme, “Tapi aku tidak suka dengan gadis ini, dia banyak sok tahu tentang peraturan di sini dan dia sangat menyebalkan.”
Esme tersenyum, “Supaya kamu tidak merasa sebal dengan kehadiran Dinda Arista, saya sebagai wali kelas kalian memerintahkan agar kamu menjaga dan memberitahu Arista peraturan apa saja yang tidak boleh di langgar di sini.” Esme berbalik badan dengan wajah yang tersenyum melangkahkan kedua kakinya berjalan menuju meja guru yang berada di depan kelas.
Saat Esme menerangkan tentang pelajaran sekolah, Ellard menundukkan sedikit tubuhnya mendekati bangku Arista. “Awas kamu ya?” ancam Ellard.
Arista menolehkan wajahnya dengan mata kanan yang menyipit, “Baik. Akan aku tunggu.” Jawabnya dengan senyum lebar yang terpancar.
Ellard tercengang.
Baru kali ini ada seorang gadis yang tidak takut dengan ancaman ku.
Sungguh mengesankan.
Kalau begitu aku akan bermain sedikit saat pelajaran sekolah usai.
Gumam Ellard di dalam hati sambil menaikkan alisnya.
4 kawan Ellard yang lainnya menatap satu sama lain.
“Apa gadis itu sudah bosan hidup, berani sekali ia menatap dan berbicara kepada tuan muda Ellard tanpa merasa takut sama sekali.” Ucap seorang pria bernama Sebastian salah satu teman Ellard.
Gadis yang bermata biru tersenyum licik, “Aku akan membuat dia tidak betah. Lihat saja nanti” sambung salah satu dari ke 4 teman Ellard.
Krrriinngg!
Krriiinnggg!!
Bel berbunyi, tandanya pelajaran sekolah telah usai.
Arista berdiri dengan tangan yang memegang tas jinjing yang terletak di atas mejanya.
Sedangkan Ellard dan ke-4 teman yang lainnya menghadang meja Arista. Dengan wajah yang terlihat angkuh, Ellard duduk di atas meja Arista.
Ellard memperkenalkan satu persatu temannya.
“Perkenalkan mereka berempat adalah temanku, ada Robert, Sebastian, Mulan, dan yang terakhir Diana.”
Arista mengulurkan tangannya, “Hai. Nama aku Dinda Arista, aku pikir kalian sombong dan tidak baik hati. Ternyata aku keliru, kalau begitu aku boleh pamit pulang dulu. Soalnya aku sangat mengantuk.” Arista berusaha keluar dari sekeliling teman-teman Ellard.
Ellard menahan tangan Arista, “Kamu pikir semudah itu kamu ingin keluar dari kami.” Dengan senyum licik yang terpancar.
Arista panik, “Tapi aku tidak berbuat apa-apa, jadi aku boleh segera pulang.” dengan senyum panik yang terpancar dari bibirnya.
Ellard melompat turun dari meja Arista, “Buat gadis ini tahu siapa yang sedang di lawannya.” Perintah Ellard kepada 4 teman yang lainnya.
Ellard meninggalkan ruangan kelas dengan posisi Arista yang sedang di kepung oleh 4 teman Ellard yang lainnya.
Diana menarik rambut Arista dari belakang, “Dari awal aku berjumpa dengan kamu, aku sudah sangat ingin melakukan hal seperti ini. Kamu kira kamu sangat cantik, yang tercantik di sini hanya aku, dan kamu jangan pernah mencari perhatian Ellard dengan berlagak sok cantik.”
Arista menepis tangan Diana, “Kasar sekali perbuatan kamu, kamu wanita atau bukan?” tanya Arista yang berusaha tenang.
Sedangkan Mulan mendorong tubuh Arista dari belakang hingga membuatnya jatuh ke lantai, “Aku serahkan gadis ini kepada ke 2 pria tangguh seperti kalian.” Ucap Mulan sambil berbalik badan.
Mulan dan Diana tertawa keji meninggalkan Arista yang berada di dalam kelas bersama 2 teman Ellard yaitu, Robert dan Sebastian.
Robert memegang kedua tangan Arista dari belakang, sedangkan Sebastian berjongkok dengan tangan yang berusaha menyelinap masuk ke dalam rok sekolah Arista.
Arista menekuk dahinya.
Beraninya mereka ingin berbuat cabul kepadaku.
Gumam Arista di dalam hati.
Arista menatap tajam ke arah Sebastian, “Monster sampah.” Ucapnya kemudian berusaha lepas dari Robert dan Sebastian.
...Bersambung........
...Sedikit Ilustrasi dari 5 orang yang paling sedang menantang Arista....
...Sehat selalu buat para pencinta NovelToon. 😍...
...Ilustrasi Diana. 😊...
...Ilustrasi Mulan. ☺...
...Ilustrasi Ellard. 😍...
...Ilustrasi Robert. 😊...
...Ilustrasi Sebastian.☺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Baik kak. 🤗
2022-01-17
0
Ana Yulia
next kk
2022-01-17
0
Yen Lamour
Arista keren😍😍😍+🌹
2022-01-16
0