Part 03
______
“Paman! Paman!” terdengar suara teriakan Arista dari depan pintu ruang baca William.
William spontan bangkit dari kursinya, “Arista!” ucapnya berjalan dengan langkah cepat membuka pintu ruang baca.
William mengerutkan dahi menatap wajah Arista yang sedang berdiri di depan pintu ruang baca miliknya, “Kenapa kamu berteriak.” Ketus William menatap tajam wajah Arista.
Arista memalingkan wajahnya.
Aku bilang tidak ya?
Jika di depan ada wanita yang menyebalkan dan sok cantik sedang menunggunya.
Gumam Arista di dalam hati kemudian tersenyum menatap wajah William.
Arista berbalik badan, “Tidak ada Paman, aku pikir Paman sudah pergi tanpa memberitahu ‘ku.” Arista melangkahkan kedua kakinya berjalan dengan wajah yang masih menoleh ke arah William.
William mengerutkan dahinya memandang seseorang yang berada di belakang Arista sambil berkata, “Rossa!” dengan ekspresi wajah terlihat sedang terkejut.
Arista menghentikan langkah kakinya menatap ke arah di mana nama yang di sebutkan William. Arista menatap tajam wanita tersebut, “Kenapa kamu ke sini, aku sudah bilang jika kamu tunggu di bawah.” Terdengar suara yang kesal terlontar dari bibir Arista.
Wanita tersebut mengulurkan tangan kanannya dan di letakkan di atas kepala Arista, “Arista. Kamu kenapa selalu marah seperti ini ketika berjumpa dengan ‘ku, sudah 3 tahun kita tidak berjumpa sekarang kamu sudah tumbuh menjadi gadis remaja.” Dengan nada yang begitu lembut sambil memandang wajah Arista.
Arista menepis tangan Rossa, “Jangan sok akrab, sampai kapan pun aku tidak ingin berkenalan dengan kamu.” ketus Arista dengan wajah kesal melangkahkan kedua kakinya berjalan meninggalkan Rossa dan William.
William berteriak, “Dinda Arista.” Panggilnya namun Arista tidak mau mendengarkan panggilan William.
Arista terus berlari tanpa melihat kebelakang sama sekali.
Rossa melangkahkan kedua kakinya berjalan mendekati William, “Semakin lama kamu semakin tampan.” Dengan tangan yang memegang dagu William.
William menepis tangan Rossa, “Lama tidak bertemu, bagaimana dengan keadaan kamu Rossa.” Ucap William mengalihkan pembicaraan.
Rossa merangkul tangan William, “Keadaan aku baik-baik saja, aku ke sini hanya ingin melihat seorang pria yang tidak pernah membalas perasaanku.” Dengan wajah yang menatap sangat dekat ke wajah William.
William memegang dagu Rossa, “Mau kamu apa! Bukannya kamu tahu, jika aku tidak suka dengan wanita seperti kamu. Jadi jangan coba-coba merayuku dengan seribu tipu daya yang kamu miliki.” William mendekatkan bibirnya di telinga Rossa, “Aku tahu kamu siapa, jadi aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan wanita seperti kamu.” ucap William sambil melepaskan Rossa.
Rossa tersenyum, “Tidak masalah. Tapi aku suka dengan manusia seperti monster yang gagah dan berani seperti kamu.” dengan tangan yang menjalar ke bidang dada lebar dan kekar William.
William menarik tangan Rossa dan menggenggam erat, “Sekarang mau kamu apa?” dengan tatapan tajam menatap wajah Rossa.
Rossa menurunkan pandangannya menatap ke bibir William yang begitu seksi yang berwarna merah muda. “Aku ke sini ingin mengatakan jika salah satu dari keluarga Vampir ternyata masih ada beberapa yang masih hidup, mereka juga sedang bersembunyi di suatu tempat dan sedang mempersiapkan suatu pertempuran hebat.”
Rossa mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan bibirnya dan bibir William tidak memiliki jarak 1 inchi pun, “Bukannya gadis itu adalah salah satu dari anaknya Raja Vampir dan ibunya adalah seorang selir yang setengah manusia dan setengah vampir.”
William mendorong tubuh Rossa, “Kamu mungkin salah menilai seseorang, dia bukanlah anak dari hubungan Raja Vampir dan wanita yang kamu ucapkan tadi.” William melangkahkan kakinya dengan wajah yang berusaha tenang.
Rossa mengejar William, “Tidak perlu berbohong kepadaku, bukannya aku dan kamu adalah teman yang sangat akrab saat masih kecil.” Rossa merangkul tangan William sambil berjalan.
William menolehkan wajahnya, “Karena kau terus mengejar ku makanya kita menjadi akrab.” Jawab singkat William.
Rossa dan Wiliam melangkahkan kedua kakinya berjalan meninggalkan ruang baca.
Langkah kaki William dan Rossa terhenti tepat di ruang tamu dengan kedua mata sama-sama menatap wajah Arista yang sedang menatap ke datangan mereka.
Arista berdiri mendekati William, “Apa Paman ingin menikah dengan wanita ini.” Dengan jari telunjuk mengarah ke wajah Rossa.
William memegang tangan Arista, “Itu pembahasan yang tidak penting, kamu kenapa masih di sini. Kenapa kamu tidak berlatih pedang.” Tanya William dengan tatapan yang datar menatap wajah Arista.
Arista berbalik badan, “Tidak mau.” Dengan kedua tangan yang di lipat dan di letakkan di dadanya.
William memegang bahu Arista, “Kamu ini sudah berumur 17 tahun, dan sudah seharusnya melatih diri kamu sendiri untuk menjaga diri kamu sendiri.” Terdengar suara dengan nada tinggi terlontar dari bibir William.
Arista berbalik badan, “Tidak mau. Kenapa aku harus melatih diriku menjadi wanita yang hebat dalam bertarung, apa gunanya Paman di sisiku.” Dengan kedua mata yang mulai berlinang air mata menatap wajah William.
William menarik nafas dan mencoba menahan amarahnya, “Arista. Sebagai Paman kamu, aku meminta kamu harus berjuang menjadi wanita yang tangguh dan kuat. Aku tidak tahu sampai kapan bisa menjaga kamu, aku selalu berharap jika suatu saat terjadi hal buruk kepadaku kamu akan datang menolongku. Jadi belajarlah untuk menjadi penolongku dan yang paling penting untuk diri kamu sendiri.” ucap William dengan sangat tenang.
Arista memeluk William, “Tidak ada yang boleh menyakiti Paman dan tidak ada yang boleh merampas Paman dari Arista. Arista berjanji akan menjadi wanita yang kuat dan tangguh supaya bisa menjaga Paman.”
Arista mengarahkan jari telunjuknya ke arah Rossa, “Arista akan berlatih pedang jika wanita ini sudah pulang.” Dengan suara datar dan dahi yang di tekuk menatap wajah Rossa.
Rossa tersenyum, “Arista yang imut dan cantik. Aku bisa mengajarkan kamu berlatih pedang, jika kamu mau mari kita berlatih bersama di halaman belakang.”
Rossa berbalik badan, “Jika kamu tidak yakin aku akan mengajukan syarat kepada kamu. Selama aku berada di kota ini, aku akan mengajarkan kamu hingga kamu bisa. Atau jika kamu kalah bagaimana kalau aku menjadi istri dari Paman kamu yang tampan ini.” dengan tangan yang memegang dagu William.
Arista menepis tangan Rossa, “Jangan pernah kamu menggoda dan memegang dagu Paman William.” Tegas Arista dengan dahi yang mengerut menatap bagian tubuh Rossa yang membelakangi Arista.
William memegang tangan Arista, “Sudah cukup basa-basi kalian, tidak ada satu orang pun dari kalian berdua bisa memiliki diriku.” William menolehkan wajah menatap wajah Arista, “Dan kamu Arista, kamu harus benar-benar berlatih sekarang dan jangan pernah bermain-main dengan ucapanku.” William menarik tangan Arista berjalan menuju halaman belakang.
...Di halaman belakang....
...✨✨...
Sudah berdiri Arista, Rossa di sebuah tempat khusus berlatih pedang.
William duduk di sebuah kursi sambil menatap Arista dan Rossa dengan masing-masing tangan yang sedang memegang sebuah pedang yang begitu sangat mengkilap ketika cahaya matahari dan lampu memantul ke arah pedang tersebut.
William menatap Rossa.
Wanita ini kenapa dia bisa tahu jika Arista adalah anak dari Raja Vampir.
Kenapa aku tidak bisa mengetahui hal penting.
Kenapa Rossa bisa secepat itu mengetahui suatu hal yang telah lama aku sembunyikan.
Batin William dengan tangan yang memegang dagunya sediri.
William turun dari kursinya dengan tangan yang memegang baju baja pelindung buat Arista.
William menatap wajah Arista, “Sebaiknya kamu pakai ini, walau pun ini hanya sebuah latihan tapi kita tidak tahu ada yang terluka atau tidak di antara kalian.” Ucap William dengan tangan yang memasangkan baju baja di badan mungil Arista.
Rossa yang sedang berdiri dengan tangan yang memegang pedang yang menancap ke tanah menaikkan sudut bibir atasnya, “Apa aku terlihat akan melukai gadis kecil kamu William.”
William yang sedang mengeratkan baju baja tersenyum menjawab dengan santainya.
“Aku tidak berkata seperti itu, tapi aku takut jika Arista terluka dan menambah beban di hidupku.”
Arista menatap wajah suram William.
Baru saja hati ini akan berbunga-bunga dan seperti akan meledak.
Ternyata semua yang dilakukannya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Gumam Arista di dalam hati.
Bersambung...
...Ilustrasi wajah Arista. ☺...
...Ilustrasi wajah William. 😉...
...Ilustrasi wajah Rossa. 😀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
~~N..M~~~
tampannya.
2022-12-08
0
N. Mudhayati
cakep2 bgt visual nya, cocok sama wajah dg karakter dlm ceritanya 👍👍👍
2022-03-11
2
Elwi Chloe
visualnya keren
lanjut ka
2022-01-29
1