Part 10
_________
William yang masih berada di dalam lemari yang tersembunyi tertawa, “Hahaha! Masih saja percaya dengan mitos yang kuno, mana ada Vampir berhubungan dan melahirkan sebuah anak dari seorang wanita penyihir.” William berbalik badan dengan senyum yang masih terukir di bibirnya mengingat perkataan pria paruh baya tersebut.
Pria paruh baya mengerutkan dahinya, “Jika kamu tidak percaya dengan omong kosong, maka suatu saat jika kamu melihat kelebihan yang tidak biasa kamu lihat dari gadis tersebut baru kamu akan percaya dengan perkataanku.” Ucap pria paruh baya dengan nada yang sedikit serius.
Ia menolehkan wajahnya dengan ekspresi serius, “Apa yang harus aku tutupin dan aku lihat. Berulang kali aku katakan, aku tidak pernah menyembunyikan seorang anak hasil dari hubungan Raja Vampir dan wanita yang kau sebutkan tadi.” William mengulurkan tangannya membuka pintu lemari tersebut.
William terus melangkahkan kedua kakinya berjalan pergi meninggalkan toko yang terlihat aneh dan unik tersebut.
Pria paruh baya tersebut menatap kepergian William yang meninggalkan dia yang masih berada di dalam lemari tersebut.
“Aku serius.”
Gumam pria paruh baya dengan kedua mata yang terlihat begitu sangat serius.
William berjalan terus keluar dengan langkah cepat menuju mobil yang terparkir tak jauh dari toko tersebut. Saat William hendak membuka pintu mobilnya, ia teralihkan oleh sebuah jajaran barang yang berada di pinggiran sudut kota.
William menatap ke sebuah baju yang terpajang di pinggiran toko yang lurus dari tempat ia memarkirkan mobil miliknya. Ia memutar arah kakinya melangkah menuju sebuah jajaran baju yang berada di pinggiran sudut kota tersebut.
William menghentikan langkah kakinya berdiri di sebuah jajaran baju yang tersusun rapih di sebuah rak dengan tangan kanan yang memegang sebuah baju terusan wanita dengan panjang sebatas lutut.
Wanita yang menjaga jualan tersenyum mendekati William, “Baju ini cocok buat gadis remaja yang tuan sukai, dan baju ini tidak ada di jual di mana pun.” Ucap wanita yang kira-kira berusia 45 tahun.
William mengambil baju tersebut, “Bungkus 1 baju ini buat saya beserta kalung yang terpajang di sebelah sana.” Ucap William dengan nada sedikit datar dengan jari telunjuk yang mengarah ke arah sebuah kalung yang berukir seperti bunga mawar.
Wanita tersebut mengerutkan keningnya, “Itu kalung sangat mahal tuan, itu adalah peninggalan dari salah satu selir Raja Vampir.” Ucap wanita tersebut dengan wajah yang terlihat sangat serius.
William memegang bahu wanita tersebut sambil tertawa, “Hahaha!” kemudian menolehkan wajahnya menatap ke wanita penjual baju, “Apa kamu ingin membohongiku, apa kamu tidak tahu siapa aku. Berikan kalung itu dengan harga murah atau aku akan memberitahu ke semua orang kalau kamu adalah pedagang yang selalu menipu banyak orang.” Ucap William dengan kedua mata yang menatap tajam serta ekspresi wajah yang terlihat sangat mengerikan.
Wanita tersebut menjadi gugup dan takut, “Baik! Aku mohon kamu jangan berkata apa pun kepada orang lain, sebagai imbalannya aku juga akan memberikan gelang yang sama dengan kalung tersebut. Asal kamu tidak menyebarkan berita palsu.” Sahut wanita tersebut dengan suara yang gemetar.
Wanita tersebut memberikan apa yang di minta oleh William, dengan wajah yang masih tersimpan ketakutan yang mendalam.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, William berjalan pergi meninggalkan wanita tersebut melangkahkan kedua kakinya dengan tangan kanan yang sedang memegang barang belanjaan.
...Di dalam mobil....
...🚘...
Matahari mulai turun sedikit dari peredaran Bumi. William terus melajukan mobilnya dengan sangat cepat sambil menatap matahari sore yang terlihat sangat merah.
Dengan tangan yang fokus mengemudikan mobilnya William berkata sendiri, “Aku harus segera sampai sebelum matahari terbenam. Entah kenapa setelah mengingat perkataan mereka hati ini menjadi was-was. Mulai dari sekarang, aku harus lebih waspada terhadap semua orang dan aku harus menyembunyikan Arista dengan sangat hati-hati.”
Di tengah perjalanan sedikit lagi sampai di kediaman miliknya. Dengan kecepatan yang amat tinggi, William terpaksa mengerem mendadak.
Cciiiittt!!
Hingga membuat William memutar arah setir kemudinya ke kanan dan ke kiri.
Jantung William berdetak kencang dengan wajah yang terlihat syok, “Ular yang sangat besar menggeliat tanpa batas.” Gumam William sambil menatap seekor ular yang berjarak 1 meter melintas di depan mobilnya.
Hampir 30 menit lamanya ia memandangi ular yang tidak kunjung berakhir. William menggerutu dengan wajah yang terlihat suram, “Aku yakin kalau kau ular siluman, berani sekali kau menghalangi jalanku.” Gumam William kemudian membuka pintu mobilnya berjalan keluar mendekati ular yang sedang berjalan melata di atas aspal.
William menundukkan sebagian tubuhnya dengan tangan yang memegang bagian tubuh ular tersebut, “Cepat jalan, atau akan aku jalankan mobil ini hingga menyentuh badanmu.” ucap William dengan tangan yang menarik bagian tubuh tersebut.
>>>>>>>>>
1 jam kemudian.
William telah melajukan mobilnya dan hampir sampai ke kediaman rumahnya. William membelokkan setir kemudinya masuk ke dalam sebuah halaman rumah yang terlihat besar dengan rumah bergaya klasik modern.
Saat William menghentikan mobilnya tepat di depan pintu rumah. Pintu rumah tersebut terbuka.
“Paman!”
Terdengar suara Arista yang menyambut kedatangan William dengan berlari mendekati William yang masih berdiri di samping mobilnya.
William tersenyum dengan tangan yang memegang bungkusan belanjaan, “Apa kamu sudah berlatih saat aku pergi ke kota.” Tanya William sambil menutup pintu mobil utama.
Arista menganggukan kepalanya, “Sudah.” Sahutnya dengan singkat dengan kedua mata yang menatap tangan William yang sedang memegang barang belanjaan.
William mengulurkan barang belanjaan tersebut, “Ambillah.” Ucapnya singkat.
Dengan wajah yang terlihat senang Arista mengambil barang tersebut, “Apa ini Paman.” Tanya Arista dengan kedua bola mata yang menatap wajah William.
William berjalan pelan mendekati bagasi mobil miliknya, “Itu barang buat kamu.” sahutnya kemudian membuka bagasi mobil dan tangan mengambil sebuah pedang dan pisau belati miliknya yang di ambil dari toko antik dan terlihat misterius tersebut.
...Di dalam rumah....
...🏚...
William dan Arista yang sedang duduk di ruang tamu melihat satu sama lain. Wajah William terlihat sedang mencemaskan sesuatu dengan tubuh yang di sandarkan di badan sofa ruang tamu.
Arista yang sedang menjajal barang belanjaan yang di berikan oleh William tersenyum manis dengan tangan kanan memandang 1 kalung dan 1 gelang yang sangat indah.
Arista berjalan dan duduk di samping William dengan tangan kanan yang memegang paha William, “Apa yang sedang Paman pikirkan.” Tanyanya sambil membuyarkan lamunan William.
William pun memegang tangan Arista, “Apa kamu tahu saat ini kamu telah membuyarkan pikiranku, bukan itu saja! Posisi tangan kamu ini sangat pas untuk meningkatkan sesuatu yang belum pernah kamu ketahui.” Ucap William dengan tangan yang membenarkan kembali posisi tangan Arista.
Arista tertegun.
“Paman bicara apa? Bisa tidak Paman mengatakan hal yang tidak aku ketahui sambil mempraktekkannya.”
Sahut Arista dengan wajah yang sangat polos memandang wajah William.
William mengerutkan dahinya menatap wajah Arista yang masih terlihat polos.
Bagaimana caranya supaya gadis ini mengerti tentang maksud dari perkataanku.
Minta aku buat mempraktekkannya segala lagi.
Telan ludah.
Elus dada.
Ingat dia hanya anak kecil yang pikirannya belum berkembang.
Gumam William di dalam hati dengan ekspresi wajah terlihat menahan malu.
William berdiri, “Sudah malam saatnya kamu harus tidur.” Ucap William saat menolehkan wajahnya.
Arista memegang tangan Wiliam, “Bukannya malam ini adalah malam Bulan purnama Paman? Tapi kenapa tidak ada yang terjadi hal apa pun yang menimpa diriku.” Tanya Arista dengan tatapan yang sangat imut.
William memegang tangan Arista, “Ayo kita ke kamar kamu, dan kamu tida boleh berkeliaran di sini sebelum kamu berubah.” Ucap William sambil menarik tangan Arista.
...Di dalam kamar....
...❇️...
William berdiri di samping jendela kamar Arista dengan jeruji besi yang berbahan perak telah melapisi setiap cela yang terdapat di dalam kamar Arista.
William menatap ke arah luar memandang sebuah bulan yang langit dengan bulan yang hampir penuh.
“Sedikit lagi.”
5 menit kemudian.
Terdengar suara Arista berteriak.
“Akkkhh!” dengan jari-jari kuku yang berubah menjadi panjang dengan warna yang hitam.
William berbalik badan, “Arista.” Ucap William dengan wajah yang terlihat sedikit cemas.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Duwi Hariani
mmpir kk thor 👍💪
salam dari terjebak cinta janda muda🙏
2022-02-09
0
Yen Lamour
Brubah jd apa ya? Hmmm…
Next kak👍👍
2022-01-13
1
Yen Lamour
😂😂😂😂 polos sekali kamu
2022-01-13
0