Part 20
______
William yang terus berlari dengan tangan yang menggendong anak lelaki yang berusia 12 tahun terpaksa harus menghentikan langkah kakinya.
William membulatkan kedua bola matanya, “Mapinguari.” Gumamnya sambil meletakkan anak tersebut di bawah pohon yang cukup besar.
...Kurang lebih Ilustrasi Mapinguari. 🤗...
Monster yang bernama Mapinguari menjulurkan lidahnya dengan mulut yang lebar terletak di bagian perutnya yang besar dengan gigi tajam yang sangat kuat.
Mapinguari berlari cepat mendekati William dengan cakar-cakar yang amat tajam, tebal dan kuat di layangkan ke kanan dan ke kiri.
William hanya mengelak, ia terus mundur belakang dengan tangan yang memegang pedang sedangkan kedua bola mata William tengah berubah menjadi hitam tanpa menyisahkan warna putih.
William menatap pergerakan Mapinguari yang terus menyerangnya dengan sangat cepat.
“Aku harus bisa melumpuhkannya, satu-satunya kelemahan Monster ini hanya terletak berada di kepalanya. Aku harus cepat bergerak sebelum ia merubah siang menjadi sangat gelap.” Gumam William sambil berlari dengan tangan yang menyimpan pedang di balik tubuhnya.
William menekan ujung kaki kanannya.
“Hiaaaakkhh!”
William melayang ke atas menuju titik kelemahan Mapinguari yaitu bagian kepalanya.
William menancapkan pedang tepat di atas kepala Mapinguari.
"Jluub!!"
“Srruuuaakkhh!”
Saat pedang telah masuk ke dalam kulit kepala Mapinguari, tiba-tiba langit yang terang menjadi gelap.
William membulatkan kedua bola matanya yang berubah menjadi hitam pekat.
Aku harus cepat menuntaskannya.
Gumam William dalam hati yang terus berusaha.
Mapinguari berusaha meraih William yang telah tergantung dengan tangan yang memegang pedang yang masih tertinggal di atas kepala Mapinguari.
“Huuuakkhh!”
Terdengar suara Monster yang sedang berteriak dengan lidah yang panjang menjulur dari mulut besarnya dan tubuh yang terus bergoyang ke kanan dan ke kiri.
William mengerutkan dahinya, “Jangan banyak bergerak, agar tidak terlalu lebar luka yang akan kamu peroleh.” Ucap William yang menekan pedangnya.
William terus menyerang Mapinguari dalam 2 jam lamanya. Setelah itu William melompat turun dengan wajah serta seluruh tubuh yang terkena cipratan darah Mapinguari.
Dengan nafas yang terlihat letih dan berat William berdiri menatap Mapinguari dengan wajah yang sudah terbelah mejadi 2 bagian.
Baaamm!
Mapinguari tumbang ke belakang dengan lidah yang panjang.
Dengan tubuh yang di lumuri darah, William berbalik badan berjalan mendekati anak kecil yang berusia 12 tahun.
“Seharusnya kamu tidak boleh mencari kekacauan duluan di “Bukit Terlarang.” Gumam William pelan sambil menggendong bocah berusia 12 tahun yang masih pingsan.
Setelah Monster Mapinguari mati, hutan yang tadinya gelap ini berubah menjadi terang kembali.
William terus berjalan keluar dari “Bukit Terlarang” tersebut dengan kedua bola mata yang berubah kembali normal.
Nenek tua tersebut berlari mengejar William yang sedang menggendong cucunya, “Cucuku.” Ucap Nenek tua tersebut memegang cucu yang sedang di dalam gendongan William.
Bocah yang berusia 12 tahun tersebut sadarkan diri sambil memberontak memukul bidang dada kekar William.
“Lepaskan aku monster jelek.”
William melepaskan bocah yang berusia 12 tahun dari gendongannya.
“Baiklah.”
Bocah tersebut jatuh di atas tanah dengan posisi bokong yang menyentuh tanah.
“Sakit.” keluh anak yang berusia 12 tahun dengan tangan yang memegang bokongnya.
William mengulurkan tangannya ke arah Nenek tua tersebut, “Aku tidak meminta upah yang lebih, apa yang kamu punya cukup berikan sedikit kepadaku.”
Wanita tua tersebut mengeluarkan sebuah anting-anting jika di bilang namanya, " Artemis Diamond."
...Ilustrasi, Artemis Diamond. 🤗...
William tercengang, “Apakah kamu yakin memberikan aku sepasang anting-anting seperti ini.”
Nenek tua tersebut tersenyum, “Ambilah. Dan berikan kepada gadis yang kau suka.” Nenek tua tersebut merangkul cucunya, “Aku tahu. Gadis itu sangat spesial di hati kamu, jangan terus menyembunyikan perasaan kamu. Sebelum ia menghilang dari hadapan kamu untuk selamanya.” Ucap nenek tua tersebut dengan bibir yang tersenyum memandang wajah William.
William tertegun.
Gadis mana yang spesial di hatiku.
Aku rasa tidak ada gadis yang spesial.
Kecuali gadis yang sangat menyebalkan yang sangat membuat aku cemas.
Siapa lagi orangnya kalau bukan Dinda Arista.
Walau pun sudah di kirim sangat jauh, tapi hati ini tetap cemas.
Gumam William di dalam hati dengan kedua mata yang menatap ke arah sepasang anting-anting yang sangat indah dan berkilau.
Saat William di dalam mobil, ia baru sadar kemana perginya nenek yang bersama cucu yang berusia 12 tahun. William melihat ke kanan dan ke kiri dari dalam mobil miliknya, “Kemana nenek tadi ya?”
Setelah berpikir keras dengan dahi yang mengerut, William memutuskan untuk kembali pulang. William menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya dengan sangat kencang meninggalkan “Bukit Terlarang.”
Saat William sampai di persimpangan jalan yang terdapat sebuah Desa kecil, William di stop oleh seorang pria yang sekitar umur 50 tahun.
William terpaksa menghentikan laju mobilnya dengan alis kanan yang menaik, “Apa pria lanjut usia ini tidak melihat seluruh tubuh ku yang sedang dilumuri darah dan bauk yang tak sedap.” Gumam William pelan sambil turun dari mobil miliknya berjalan mendekati pria tersebut.
“Ada apa?” tanya William dengan wajah yang cukup serius.
Pria tersebut menatap William sangat dekat, “Apa kamu baru saja keluar dari “Bukit Terlarang.” Tanya pria tersebut dengan wajah yang sangat serius.
William menganggukan kepalanya, “Ia.” Jawab singkat William.
Pria yang berusia 50 tahun tersebut bertanya kembali dengan wajah yang amat dekat, “Apa kamu tahu penghuni apa saja yang berada di dalam “Bukit Terlarang.” Tanya pria yang berusia 50 tahun dengan wajah yang kembali menatap William dengan sangat dekat.
William berbalik badan, “Sudah. Jika kamu tidak ada pertanyaan lagi, bolehkan aku permisi pulang tuan.” Ucap William yang terlihat kurang enak di dengar.
Pria yang berusia 50 tahun menganggukan kepalanya, sambil memberi jalan untuk mobil William.
William terus berjalan sambil menggelengkan kepalanya, “Pertanyaan bodoh macam apa itu.”
William membuka pintu mobilnya, memasang sabuk pengaman setelah itu menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya melewati pria yang masih berdiri menatap kepergian William.
Sepanjang perjalanan William mengerutkan dahinya dengan kedua mata yang fokus menatap ke arah jalan.
“Aku yakin, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik “Bukit Terlarang.” William menganggukan kepalanya dengan wajah yang terlihat amat serius.
William terus melajukan mobilnya sangat kencang, dari hari yang tadinya siang kini berubah menjadi sore dengan matahari yang mulai turun sedikit.
>>>>>>
...Kediaman William....
...❇️❇️...
Tes!
Tes!
Suara air menetes dari kran di dalam bak mandi dengan air yang berubah menjadi merah.
William yang sedang berendam sambil memejamkan kedua matanya menyandarkan tubuhnya di dalam bak mandi dengan kedua dengkul kaki yang terlihat dari permukaan air hangat.
William membuka kedua bola matanya, ia berdiri dengan tubuh yang tanpa memakai busana sama sekali keluar dari dalam bak mandi.
William berjalan mengambil handuk yang sudah tergantung.
“Rumah ini terasa sunyi tanpa suara gadis menyebalkan itu.”
Gumam William sambil membalut kan handuk di tubuhnya.
...Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
hadir 😍
2022-01-19
0
Yen Lamour
Klw gtu bawa arista balik krmh, wiliam😊
2022-01-18
0
Ana Yulia
menyebalkan tapi bikin rindu. Lanjut Wiliam, Semangat author 😘
2022-01-18
0