Part 15
_____
William membulatkan kedua bola matanya menatap wanita yang telah berubah menjadi seorang pria dengan jubah besar dan penutup jubah yang menutupi kepalanya sedangkan tangan kanan memegang tongkat panjang yang di ujung tongkat dihiasi Kristal merah.
“Iblis.”
Gumam William dengan kedua bola mata yang menatap tajam.
Pria yang memakai jubah dengan tangan kanan yang memegang tongkat panjang yang di hiasi Kristal mendekati William.
“Hai, William. Aku Martinus, senang bisa bertemu langsung dengan kamu.” ucap Martinus dengan nada yang sedikit menggema.
William menaikkan sudut bibir atasnya, “Kenapa repot-repot menemuiku secara langsung, bukannya selama ini kamu selalu menyuruh Monster yang lemah untuk menjumpai dan menghabisi nyawaku.” William berbalik badan, “Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni Iblis seperti kamu.” ketus William.
Dengan secepat kilat Martinus berpindah tempat dan berdiri di hadapan William, “Dimana gadis yang kau pungut saat ia berusia 10 tahun! Aku rasa sekarang sudah cukup untuk mengambil dia kembali, karena dia sudah berusia 17 tahun saat ini.” Tanya Martinus dengan suara khas yang di milikinya.
William berjalan dengan sudut bahu miliknya menyenggol sudut bahu Martinus, “Aku sudah bilang berkali-kali, jika aku tidak mengenal gadis yang selalu kalian pertanyakan kepadaku.” William menoleh sedikit dengan pandangan tajam menatap wajah Martinus.
Martinus tersenyum licik, tanpa aba-aba ia mendorong tubuh William tanpa menyentuh.
William terpental 7 meter dari mobilnya dengan tangan yang memegang dada kirinya.
Lumayan juga.
Apakah ini beneran Iblis yang menghabisi nyawa Rossa.
Gumam William di dalam hati dengan wajah yang menyengir ia berdiri.
“Ini sudah malam, apa tidak bisa kau bertanya bagus-bagus. Kasar sekali kau Iblis jelek.” Ucap William sambil melangkahkan kedua kakinya berjalan kembali ke arah parkir mobil miliknya.
Tanpa menyentuh tanah, Martinus melayang mendekati William, “Tidak perlu menghinaku, sekarang cepat katakan dimana gadis itu.” bentak Martinus yang mengeluarkan kekuatannya kembali.
Namun kali ini William menangkis serangan dari Martinus dengan kedua telapak tangannya yang mengulur ke depan, sedangkan kaki kanan menahan di depan dan kaki kiri menahan sedikit di belakang.
“Kamu pikir kamu bisa mengelabuhi aku lagi, kali ini aku tidak akan kalah dengan iblis seperti kamu.” ucap William sambil menahan serangan mendadak dari Martinus.
Martinus melayangkan tongkatnya, “Hiaaakkhh!” teriak Martinus yang serentak dengan arah tongkat yang di ayunkan nya mendekati tubuh William.
Seperti ninja yang sedang berlatih, William mengelak dengan tangan yang mengambil pisau belati yang sudah selalu di sembunyikannya di balik baju belakang untuk melawan iblis.
“Sudah cukup basa-basi dari mulutmu.”
Ucap William dengan nada yang sedikit tinggi dengan kedua bola mata yang berubah menjadi warna hitam pekat tanpa menyisahkan sedikit warna putih.
William bergerak cepat mengayunkan pisau belati yang ia pegang, hingga Martinus di buat tercengang.
William seperti gasingan, memutar 'kan sedikit tubuhnya dengan tangan yang memegang pisau belati ia menggoreskan sedikit luka di bagian lengan Martinus.
Ssrrrkkkk!
Terdengar suara pisau belati yang menembus jubah dan membakar kulit Martinus.
Rasa sakit apa ini.
Pisau apa yang di pegang oleh pria ini.
Tidak.
Dia bukan pria biasa, dia adalah seorang Mutan.
Ia.
Kenapa ada Mutan yang memiliki energi yang sangat mengerikan seperti ini.
Tidak.
Aku keliru, dia hanya Mutan biasa yang tak mungkin kalah dengan Iblis sepertiku.
Aku tidak boleh kalah dengan Mutan sepertinya.
Gumam Martinus yang masih terpaku menatap kekuatan yang tersembunyi dari William dengan tangan kanan yang memegang lengan tangan kiri yang terluka.
Martinus tertawa, “Hahaha! Hanya segitu saja kemampuanmu.” Ucap Martinus seperti menantang.
William yang sedang berdiri tegak tersenyum picik, “Jika kau mengizinkan aku untuk mengeluarkan semua kemampuan yang aku miliki, maka akan aku buat. Dari perkataan kamu yang seperti itu, maka aku akan mengirimkan kamu langsung bertemu dengan istri kamu di alam Neraka.” sahut William yang tak mengenal rasa takut.
Martinus mengerutkan dahinya, “Kurang ajar kau Mutan jelek.” Dengan tangan yang mengarahkan tongkat panjang yang dihiasi Kristal mengarah ke arah Martinus.
Sssttt!
William mengelak dengan alis kanan yang menaik, “Masih terus berlanjut ternyata, kalau begitu baiklah.” William berjalan cepat dengan tangan kanan yang memegang pisau belati.
Ssssrrrkkk!!!
Baaamm!
Swwiiisshhhh!!
Terdengar suara perkelahian yang tiada habisnya dari mereka berdua hingga 3 jam berlangsung.
William berdiri dengan tubuh yang goyang. Terlihat dari sudut bibir bawah, dahi, lengan kiri yang mengeluarkan cairan berwarna merah. Bukan itu saja baju Martinus dan William juga acak-acakan.
William dan Martinus yang terlihat letih berhadapan dengan nafas yang besar dan masing-masing tangan memegang luka yang di dapatkan dari hasil perkelahian mereka.
Martinus tersenyum jahat, “Lumayan juga. Lain kali aku akan membawa gadis itu.” ucap Martinus dengan tubuh yang memutar kemudian pergi bersama angin yang berhembus.
William menyilangkan kedua tangannya menahan angin yang begitu kuat yang di keluarkan dari Martinus.
“Apa-apain.” Gumam Wiliam sambil menahan hembusan angin yang kuat.
Hembusan angin pun menghilang bersama hilangnya Martinus.
William menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian mendongakkan wajahnya menatap langit yang gelap.
“Berulang kali aku katakan jika aku tidak menyembunyikan gadis yang kalian maksud. Dan apa hebatnya gadis itu sehingga banyak yang mencarinya, kalaupun ada mungkin dia hanya bisa menyusahkan saja.” Teriak William di jalan yang sepi dengan tubuh yang penuh dengan luka.
Dengan tubuh yang sempoyongan, tangan kanan yang memegang perut kanan dan wajah yang sangat berantakan. William melangkahkan kedua kakinya berjalan menuju mobil.
William masuk ke dalam mobil, ia menyandarkan tubuhnya di badan kursi mengemudi mobil dengan kedua mata yang terpejam.
“Kalau kemampuanku cuman segini, aku tidak akan mampu menjaga Arista. Mulai sekarang aku harus berlatih dengan sungguh-sungguh.” Gumam William dengan wajah yang tidak karuan dan wajah mengalir cairan berwarna merah.
“Sakit sekali tubuh ini.” Gumam William sambil membuka kedua matanya dan tangan kanan menghidupkan mesin mobil dan melajukan nya dengan sangat kencang menuju rumah.
...Di sekolah “There Never Was.”...
...🏰...
Jika di dunia manusia sudah malam, sedangkan di dunia monster masih pagi. Dinda Arista mengambil baju sekolah yang telah di sediakan oleh pihak sekolah, di gantung rapih di dalam lemari baju.
“Kemana gadis yang berkepang 2 yang mempunyai suara seperti kodok ya?” gumam Arista pelan sambil memakai baju.
Setelah memakai baju, Arista berjalan keluar dari mes khusus wanita.
Tap!
Tap!!
Tap!
Arista terus melangkahkan kedua kakinya hingga masuk kedalam lingkungan sekolah.
Semua mata terpanah melihat Arista yang sedang berdiri dengan kancing baju atas tidak terkancing rapih.
Arista tersenyum menatap para murid yang sedang tersenyum menatap kedatangannya.
“Selamat pagi semua.” Sapa Arista dengan senyuman manis dengan tangan kanan yang melambai.
Saat Arista menyapa manis para murid yang lain, datang dari arah belakang seperti sekelompok siswa yang terpopuler di sekolah tersebut.
Dengan 2 pria dan 3 cewek.
“Aku belum pernah melihat kamu di sini! Apa kamu anak baru, jika kamu anak baru seharusnya kamu sudah paham peraturan di sekolah ini.”
Ucap pria yang kemungkinan ia adalah ketua dari salah satu 5 orang yang sedang berdiri di belakangnya.
Arista berbalik badan dengan wajah yang tersenyum.
“Ia. Aku anak baru di sini, tapi aku cuman mau kasih tahu kepada kalian semua jika aku lebih tua dari kalian. Dan kalian harus menghormati aku.” sahut Arista yang membanggakan diri sendiri.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ana Yulia
lanjut thor, semangat 🔥
2022-01-15
1