Di depan toilet.

Part 05

_____

William, Rossa dan Arista sedang duduk di dalam sebuah Restoran sambil menikmati makanan yang telah tersaji di atas meja mereka.

William menatap wajah Rossa dengan mata yang bermain seolah-olah memberi suatu isyarat. Sedangkan Arista masih menikmati santap makan malam dan tak menghiraukan apa pun.

William berdiri, “Aku permisi ke toilet dulu.” Ucapnya sambil melangkahkan kedua kakinya berjalan meninggalkan meja.

Arista menatap kepergian William, saat Arista melihat William sudah masuk ke dalam lorong kamar mandi. Arista meletakkan garpu dan sendok yang sedang ia pegang kemudian berkata, “Kenapa kamu terus mendekati Paman William, apa tidak ada pria lain yang harus kamu dekati.”

Rossa berdiri, “William bukan hanya seorang manusia yang sangat tampan. Di balik wajah yang tampan tersimpan kekuatan monster yang sangat menakutkan, tangan yang kekar dan tak berdaya itu telah merenggut banyak para makhluk dari Klan lain yang berada di dalam dunia ini.”

Rossa berbalik badan, “Kamu masih terlalu muda untuk mengetahui dunia yang penuh dengan teka-teki ini. Aku cuman mau kasih tahu kamu, aku berharap kamu jangan pernah ikut campur di dalam urusan kami. Kalau tidak aku tidak akan membiarkan kamu hidup bersamanya lagi.” Rossa melangkahkan kedua kakinya berjalan meninggalkan Arista yang masih duduk di meja.

Arista menggenggam erat sebuah sendok yang terletak di samping tangan kanannya, “Wanita sialan, aku tidak akan membiarkan kamu merebut Paman William dari hidupku.” Gumam Arista dengan wajah yang terlihat suram.

...Di depan Toilet....

...✨✨...

William memepetkan tubuh Rossa di dinding dengan tangan yang memegang tangan Rossa. William menatap serius wajah Rossa, “Kamu wanita yang sangat pintar dalam segala hal, bagaimana bisa aku kalah informasi tentang dunia luar dari wanita seperti kamu.”

Rossa mendekatkan wajahnya di telinga William, “ Karena kamu selalu mengurusi gadis kecil yang tinggal di rumah kamu. Jika kamu ikut denganku, aku akan memberikan beberapa informasi yang jelas tentang apa yang tidak kamu ketahui. Dan satu lagi, jika kamu bersedia menemani aku tidur di ranjang aku akan memberikan hal yang mungkin tidak akan kamu ketahui selain diriku.” Dengan tangan yang menjalar masuk ke dalam baju William.

William menahan tangan Rossa yang mulai bereaksi, “Kamu tidak bisa mengambil keuntungan seperti itu dariku. Aku tidak terbiasa tidur dengan wanita seperti kamu.” William menatap tajam wajah Rossa.

Rossa meletakkan jari telunjuknya di bibir bawah William, “Kamu jangan terlalu mahal, jika ingin mengetahui sesuatu yang jelas kamu harus mengorbankan sedikit tentang harga diri kamu. Aku akan pastikan setelah kita menyatu di dalam satu ranjang, aku akan memberikan informasi dari mana aku bisa mengetahui semuanya.”

William menepis tangan Rossa, “Ular tetaplah ular. Kenapa aku harus percaya dengan manusia ular seperti kamu, sepertinya pertemuan kita tidak ada artinya.” William berjalan menjauh dari Rossa.

Rossa memegang tangan William, “Baiklah jika kamu tidak mau tahu tentang sesuatu hal yang tidak kamu ketahui, aku tidak akan memaksa. Keputusanku satu, jika kau ingin mengetahui apa yang sudah aku ketahui dari mulai dari mana jika beberapa Vampir masih hidup dan sedang berlatih mempersiapkan perang untuk membalas kematian Raja Vampir. Dan bagaimana aku tahu jika Arista itu adalah anak dari Raja Vampir….”

Saat Rossa berkata seperti itu wajah William langsung berubah menggenggam erat tangan Rossa, “Aku sudah katakan jika Dinda Arista itu bukanlah anak dari Raja Vampir, berapa kali aku ucapkan agar kau mengerti.” William mendekatkan wajahnya dengan kedua warna bola mata yang berubah menjadi merah, “Jika aku mendengar perkataan itu lagi, kamu akan aku habisin untuk selamanya.” William menghempaskan tangan Rossa kemudian berbalik badan meninggalkan Rossa yang sedang membesarkan kedua bola matanya menatap kepergian William.

Rossa menaikkan alis kanannya, “Dari ekspresi yang di tunjukkan William, sepertinya aku benar, jika gadis itu adalah keturunan satu-satunya dari darah Raja Vampir.” Gumam Rossa dengan kedua tangan yang dilipat dan diletakkan di dadanya.

William berjalan terus mendekati meja dengan ekspresi wajah yang terlihat suram.

Arista berdiri, “Paman kamu kenapa?” tanya Arista dengan wajah yang sedikit cemas.

William menarik nafas pendek, “Huft! Tidak apa.” William menatap wajah Arista, “Apa kamu suka dengan makanan di sini?” tanya William berusaha mengalihkan suasana.

Arista menganggukan kepalanya dengan bibir yang tersenyum manis.

Tap!

Tap!

Tap!

Rossa berjalan mendekati mereka, “Cuaca sepertinya tidak terlalu bagus, angin di luar sangat kencang. Sebaiknya kita pulang saja.” Ucap Rossa sambil mengambil tas yang terletak di atas meja.

William berdiri, “Baiklah. Aku juga hari ini sangat letih.” William berjalan dengan tangan yang memegang Arista, “Mari kita pulang.” Dengan kaki kanan melangkah duluan dan tangan menarik tangan Arista yang masih duduk di sebuah kursi Restoran.

Arista yang sedang ikut berjalan dengan tangan yang di genggam William menjulurkan lidahnya dengan tangan yang di letakkan di bawah kelopak mata seperti sedang mengejek Rossa.

Rossa hanya tersenyum dengan kepala yang di gelengkan dan kaki mengikuti langkah William.

Rossa menyeimbangkan langkah kakinya dengan William, “Sepertinya akan ada badai hujan, jika itu terjadi aku tidak keberatan kalian tidur di rumahku.” Ucap Rossa dengan tutur kata yang sangat manis dan mata yang menatap wajah William dengan tatapan tajam.

William tidak menghiraukan ucapan Rossa. Saat sedang berada di tempat parkir mobil, William hanya bergerak dengan tangan yang membuka masing-masing pintu mobil yang akan di naikin Arista dan Rossa.

...Di perjalanan pulang....

...✨✨...

William, Rossa dan Arista hanya diam satu sama lain di dalam mobil.

Arista menatap ke arah luar dari balik kaca jendela mobil.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Paman dan Rossa.

Akibat makanan yang terlalu nikmat aku jadi tidak bisa mengikuti Paman tadi.

Batinnya dengan wajah yang di tempelkan di bagian pintu kaca mobil sambil menatap setetes air hujan yang turun.

Arista membuat kedua bola matanya dengan wajah yang menempel di kaca mobil dengan kedua telapak tangan yang di tempelnya di samping kanan kiri bagian wajah Arista.

“Indah sekali.”

Ucap Arista dengan memandangi rintik hujan yang semakin deras turun di membasahi bumi.

Rossa tersenyum dengan tangan yang memegang tangan William, “Aku tidak keberatan jika kamu dan Arista menginap satu malam di rumahku.” Ucapnya dengan senyum licik yang terpancar.

William menatap Arista dari tengah kaca bagian dalam mobil. Ia melihat wajah Arista yang sedang terpanah menatap hujan yang turun amat deras pada saat itu.

“Apa kamu tidak keberatan jika kita menginap satu malam di rumah Rossa.” Tanya William dengan kedua mata yang beralih pandang menatap lurus ke arah depan yang dimana hujan membasahi kaca depan bagian mobil.

Arista mencondongkan tubuhnya dengan wajah yang menatap wajah Rossa yang kala itu sedang tersenyum dengan senyuman penuh makna terpendam.

“Tidak.” Jawab Arista singkat.

William menolehkan wajahnya, “Tapi cuaca kali ini sangat buruk, tidak mungkin kita bisa berjalan pulang dengan hujan badai seperti ini.” Ucapan William terlihat tegas.

Arista mengalihkan pandangannya, “Aku takut jika tidur sendiri di dalam kamar wanita ini, aku juga takut jika dia sedang memasang perangkap dan membunuhku nantinya. Apa Paman mau jika terjadi sesuatu hal buruk menimpa diriku.” Tanya Arista dengan nada yang sedikit cemas.

William memandang wajah Arista dari kaca tengah dalam mobil, “Jika itu terjadi pada kamu, aku tidak akan tinggal diam.” Sahut santai William.

...30 menit kemudian....

...✨✨...

William memutar arah setir kemudi mobilnya masuk ke dalam halaman rumah Rossa.

William melepaskan jaket yang sedang di kenakan olehnya, kemudian keluar berlari kecil membuka pintu mobil Arista.

“Cepat berlindung di balik jaket ini, dan ikuti aku sampai masuk ke dalam teras Rossa.” Dengan suara yang bergetar menahan dinginnya hujan badai yang sedang menerjang tubuh William dengan baju serta celana yang sudah basah.

Saat William dan Arista berlari menuju teras rumah Rossa. Kilatan petir menyambar.

Jdeerrr!!!!!

Arista yang sedang berlari bersama William, spontan memeluk dengan kedua mata yang terpejam.

“Takut.” Ucapnya dengan suara yang terdengar begitu ketakutan.

William dan Arista mempercepat langkah kakinya dan berhenti di depan teras Rossa. William berbalik badan, “Kamu tunggu di sini,karena kau akan menjemput Rossa.” William berlari menuju mobil.

William membuka pintu mobil dengan kedua tangan yang menjujung ke atas sambil memegang erat sebuah jaket yang tahan air.

“Cepat keluar, karena sepertinya hujan badai ini akan semakin kuat.” Ucap William dengan tangan yang sudah gemetar menahan dinginnya tiupan angin dan cipratan air hujan yang begitu sangat deras.

Sepanjang berlari menuju teras Rossa memalingkan wajahnya menatap wajah William.

Malam ini sangat cocok untuk tidur dan menikmati aroma tubuh kamu dalam satu ranjang.

Batin Rossa.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Yukity

Yukity

mampir di sini Thor seamngaat🆙😍

2022-03-10

0

Ana Yulia

Ana Yulia

hadir thor, semangat 🔥💪

2022-01-20

0

Pe_na

Pe_na

next... 🥰🥰😘😘

2022-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 17 Tahun kemudian.
2 7 tahun yang lalu.
3 Kamu harus berlatih pedang.
4 Tidak boleh.
5 Di depan toilet.
6 Di dalam kamar.
7 Pria berjubah hitam.
8 Mimpi.
9 10.000 tahun silam.
10 Berbicara sambil mempraktekkan.
11 Gerhana Bulan.
12 Bersekolah kembali.
13 Suara kodok.
14 Aku suka menggoda pria tampan.
15 Iblis Jelek dan Mutan Jelek.
16 Siswa abadi.
17 Kenapa orang yang jatuh cinta terlihat bodoh.
18 Adegannya agak sedikit panas.
19 Apa itu Mapinguari
20 Artemis Diamond
21 Hari ke-4 di sekolah.
22 Tepian danau?
23 Isi kotak Misterius.
24 Mencari jati diri.
25 Werewolf dan Spider-hybrid human.
26 Mitos.
27 Wanita buas.
28 Succubus.
29 Berdansa.
30 Tidak mungkin Pamanku hadir.
31 Batang coklat.
32 William menggoda Esme.
33 Sebenarnya aku sangat rindu.
34 Aku berharap ini bukan rasa cinta.
35 Pria tua berjenggot putih.
36 Yang aku cari kenyamanan dan kesetiaan.
37 omong kosong.
38 Diana iri.
39 Sudah marahnya?
40 Tidak pernah aku lepaskan.
41 Harus keluar dari mimpi buruk.
42 Besar dan tangguh. (Panas)
43 Ruang Guru.
44 Cintaku membutakan mata dan hatiku.
45 Mantra menuju rumah Esme
46 Pria bernama Absurd
47 Menuju Gunung tua.
48 Pertanyaan aneh Esme.
49 Keseriusan Esme.
50 Medusa
51 Mengambil Mata air suci dan Lilith.
52 Tidak mungkin sekuat itu?
53 Kedipan mata Abel.
54 Berjuang latihan demi Paman.
55 Apa tidak ada gaya lain? (Panas)
56 Insiden beli Minyak Wangi.
57 Berhenti mengikutiku.
58 Menjelang malam Valentine.
59 Part 57. Camping (Bisikan Abel)
60 Menyatakan Cinta. (Camp.terakhir)
61 Apa kamu tidak punya sopan santun?
62 Aku sudah tak membutuhkan kamu.
63 3 bulan kemudian (H1 ujian kenaikan kelas)
64 Ujian praktek (H2)
65 Tolong jangan usir saya.
66 Kelinci putih bermata merah.
67 Ujian praktek terakhir.
68 Pembagian rapot.
69 Wanita tanpa wujud
70 Kamu siapa?
71 wanita itu siapa?
72 Lebih baik diam, jika wanita sedang marah
73 Aku cemburu
74 Part 74. Lembut tapi tidak bergerak
75 Part 75. Kenapa kalian datang?
76 Part 76. Terlilit ekor Ular merah
77 Part 77. Mengambil kontrak
78 Part 78. Maaf aku terlambat
79 Part 79. Ocehan Esme
80 Part 80. Black Hand dan sekawanan Siluman Domba
81 Part 81. Memikirkan Arista
82 Bab 82. Aku sudah lama menyukai kamu
83 Bab 83. Apakah Kau Iblis muda itu?
84 Bab 84. Pilih melayaniku atau Mati?!
85 Bab 85. Melawan siluman Ratu Gagak
86 Bab 86. Jatuh ke tempat yang salah
87 Bab 87.
88 Bab 88.
89 Bab 89. Menerobos masuk ke Kastil
90 Bab 90. Jangan pernah mencoba melawanku!
91 Bab 91.
92 Bab 92
93 Bab 93.
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96. Raja Iblis sesungguhnya melawan Raja Iblis Palsu
97 Bab 97. Berarti Paman menyukai Arista?
98 Bab 98. Memikirkan
99 Bab 99.
100 Bab 100. Di sela lamunan William
101 Bab 101
102 Bab 102. Hewan Fantasi
103 Bab 103. Gadis Vampire lain selain Arista
104 Bab 104. ELF
105 Bab 105. Petuah Dari Bangsa Elf Mengatakan
106 106. Grace
107 Bab 107. Menonton pertikaian Ellard dan ketua hewan Fantasi
108 Bab 108. Menuju Desa Berkabut
109 Bab 109. Shera
110 Bab 110. Arista dan Shera
111 Bab 111. Ulah Shera
Episodes

Updated 111 Episodes

1
17 Tahun kemudian.
2
7 tahun yang lalu.
3
Kamu harus berlatih pedang.
4
Tidak boleh.
5
Di depan toilet.
6
Di dalam kamar.
7
Pria berjubah hitam.
8
Mimpi.
9
10.000 tahun silam.
10
Berbicara sambil mempraktekkan.
11
Gerhana Bulan.
12
Bersekolah kembali.
13
Suara kodok.
14
Aku suka menggoda pria tampan.
15
Iblis Jelek dan Mutan Jelek.
16
Siswa abadi.
17
Kenapa orang yang jatuh cinta terlihat bodoh.
18
Adegannya agak sedikit panas.
19
Apa itu Mapinguari
20
Artemis Diamond
21
Hari ke-4 di sekolah.
22
Tepian danau?
23
Isi kotak Misterius.
24
Mencari jati diri.
25
Werewolf dan Spider-hybrid human.
26
Mitos.
27
Wanita buas.
28
Succubus.
29
Berdansa.
30
Tidak mungkin Pamanku hadir.
31
Batang coklat.
32
William menggoda Esme.
33
Sebenarnya aku sangat rindu.
34
Aku berharap ini bukan rasa cinta.
35
Pria tua berjenggot putih.
36
Yang aku cari kenyamanan dan kesetiaan.
37
omong kosong.
38
Diana iri.
39
Sudah marahnya?
40
Tidak pernah aku lepaskan.
41
Harus keluar dari mimpi buruk.
42
Besar dan tangguh. (Panas)
43
Ruang Guru.
44
Cintaku membutakan mata dan hatiku.
45
Mantra menuju rumah Esme
46
Pria bernama Absurd
47
Menuju Gunung tua.
48
Pertanyaan aneh Esme.
49
Keseriusan Esme.
50
Medusa
51
Mengambil Mata air suci dan Lilith.
52
Tidak mungkin sekuat itu?
53
Kedipan mata Abel.
54
Berjuang latihan demi Paman.
55
Apa tidak ada gaya lain? (Panas)
56
Insiden beli Minyak Wangi.
57
Berhenti mengikutiku.
58
Menjelang malam Valentine.
59
Part 57. Camping (Bisikan Abel)
60
Menyatakan Cinta. (Camp.terakhir)
61
Apa kamu tidak punya sopan santun?
62
Aku sudah tak membutuhkan kamu.
63
3 bulan kemudian (H1 ujian kenaikan kelas)
64
Ujian praktek (H2)
65
Tolong jangan usir saya.
66
Kelinci putih bermata merah.
67
Ujian praktek terakhir.
68
Pembagian rapot.
69
Wanita tanpa wujud
70
Kamu siapa?
71
wanita itu siapa?
72
Lebih baik diam, jika wanita sedang marah
73
Aku cemburu
74
Part 74. Lembut tapi tidak bergerak
75
Part 75. Kenapa kalian datang?
76
Part 76. Terlilit ekor Ular merah
77
Part 77. Mengambil kontrak
78
Part 78. Maaf aku terlambat
79
Part 79. Ocehan Esme
80
Part 80. Black Hand dan sekawanan Siluman Domba
81
Part 81. Memikirkan Arista
82
Bab 82. Aku sudah lama menyukai kamu
83
Bab 83. Apakah Kau Iblis muda itu?
84
Bab 84. Pilih melayaniku atau Mati?!
85
Bab 85. Melawan siluman Ratu Gagak
86
Bab 86. Jatuh ke tempat yang salah
87
Bab 87.
88
Bab 88.
89
Bab 89. Menerobos masuk ke Kastil
90
Bab 90. Jangan pernah mencoba melawanku!
91
Bab 91.
92
Bab 92
93
Bab 93.
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96. Raja Iblis sesungguhnya melawan Raja Iblis Palsu
97
Bab 97. Berarti Paman menyukai Arista?
98
Bab 98. Memikirkan
99
Bab 99.
100
Bab 100. Di sela lamunan William
101
Bab 101
102
Bab 102. Hewan Fantasi
103
Bab 103. Gadis Vampire lain selain Arista
104
Bab 104. ELF
105
Bab 105. Petuah Dari Bangsa Elf Mengatakan
106
106. Grace
107
Bab 107. Menonton pertikaian Ellard dan ketua hewan Fantasi
108
Bab 108. Menuju Desa Berkabut
109
Bab 109. Shera
110
Bab 110. Arista dan Shera
111
Bab 111. Ulah Shera

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!