Aku Pelakor?
Aleandra Zavanya, gadis sederhana yang kala itu berusia 20 tahun. Dia bekerja di salah satu minimarket di kota yang menjadi Ibukota provinsi. Dia berasal dari kota kecil di provinsi yang sama.
Dan tepat di sebrang minimarket itu terdapat sebuah bengkel mobil yang cukup besar. Alea, yang bekerja sebagai kasir bisa melihat dengan jelas ramainya bengkel itu.
Bengkel AutoGalaxy cukup terkenal di kota itu. Bahkan banyak pengunjung dari luar kota memilih untuk memperbaiki ataupun memodifikasi mobil mereka di bengkel itu.
Pagi itu, setelah membersihkan minimarket yang dia jaga. Dia berdiri di balik meja kasir, bersandar pada dinding kaca di sampingnya. Pandangannya menatap seluk beluk bengkel mobil itu.
Keadaan minimarket saat di jam kerja pagi tidak terlalu ramai, karena memang tidak berada di tempat ramai. Justru 35% pengunjung minimarket itu adalah pengunjung bengkel yang menunggu mobil mereka di perbaiki.
Mata Alea menangkap seorang laki - laki berpakaian montir terlihat menyebrangi jalan, setelah berhasil menyebrang, laki - laki itu semakin terlihat jelas akan memasuki minimarket.
"Selamat pagi, selamat datang di Galaxy store!" sapa Alea pada laki - laki itu.
Karena sudah kewajibannya sebagai kasir untuk menyapa setiap orang yang masuk ke minimarket yang bernama Galaxy store. Ya! pemilik Galaxy store dan AutoGalaxy adalah orang yang sama.
Dan pramuniaga Galaxy store tetap di wajibkan untuk menyapa karyawan AutoGalaxy jika mereka masuk ke Galaxy store.
"Pagi Neng!" ucap laki - laki itu yang langsung berjalan ke arah showcase. Dan langsung mengambil dua botol air mineral dingin.
"Ini aja Neng Alea!" ucap laki - laki itu.
Semua montir yang bekerja di bengkel itu tau nama Alea, karena Alea adalah satu - satunya karyawan perempuan di minimarket itu.
"Ok, Bang!" jawab Alea yang langsung menari botol untuk di scan.
"Neng Alea nanti pulang jam berapa?" tanya laki - laki itu.
"Jam dua, Bang!" jawab Alea.
"Nggak lembur?"
"Nggak, Bang!"
"Nanti malem makan malam sama Abang yuk!" ajak laki - laki itu.
"Hah? makan malam?" tanya Alea sambil mengambil kantong plastik.
"Eh nggak usah plastik!" ucap laki - laki itu menghentikan aksi Alea. "Iya makan malam!"
Alea menyerahkan dua botol air mineral itu, sembari berfikir. Mengingat bukan hanya satu montir itu yang sering mengajaknya jalan, tapi selalu menolak kalau yang mengajaknya terlihat laki - laki kurang baik.
"Emm.. aku pikir - pikir dulu deh!" jawab Alea.
"Ya udah, nanti aku chat ya!" ucap laki - laki itu menyerahkan uang 13 ribu. Karena sudah hafal harga air mineral ukuran besar itu.
"Ok, Bang Fahry!" jawab Alea. "Terima kasih!" ucap Alea mengangkat uang yang di tinggalkan laki - laki bernama Fahry itu.
"Iya!" sahut Fahry sambil membuka pintu kaca.
Alea menatap punggung Fahry yang mulai berjalan meninggalkan minimarketnya, dan kembali masuk ke bengkel besar itu.
Fahry adalah laki - laki yang jelas terlihat menonjol berusaha mendekati Alea. Banyak di antara montir bengkel itu yang mendekati Alea. Dan Fahry adalah yang paling berambisi di antara yang lainnya.
Tapi Alea tidak terlalu suka, karena terlalu banyak menuntut dan posesif. Salah satunya melarang Alea bicara dengan teman - temannya terlalu lama. Karena mayoritas anak bengkel adalah laki - laki.
Sebenarnya dia laki - laki yang baik menurutku, dia bahkan pernah mengirim ku makan malam saat aku jaga di shift dua, dia juga terlihat rajin beribadah.
Tapi kenapa teman - temannya tidak menyukainya. Ada yang bilang pelit, ada yang bilang perhitungan. Ada yang bilang tidak mau membantu pekerjaan temannya yang belum kelar.
Yang membuat aku tidak nyaman dengannya hanya satu, terlalu posesif dan banyak ngatur. Gak boleh ini gak boleh itu, harus berhijab, harus belajar tajwid biar ngajinya bagus. Padahal bukan pacar, tapi banyak sekali menuntut ku.
Aku bukan tidak mau berhijab, aku juga ingin suatu hari nanti pun menjadi istri soleha dan berhijab. Tapi untuk sekarang aku belum siap.
Aku memang tidak terlalu pandai mengaji tapi aku bisa mengaji. Tapi haruskah memaksa ku untuk belajar tajwid. Kalau dia suami ku, mungkin aku akan menurut.
Ucap Alea dalam hati sambil memandangi jalanan di depan yang tidak terlalu ramai, karena bukan jalan utama.
Lamunan Alea di buyarkan oleh beberapa rombongan motor yang berhenti tepat di depan minimarketnya. Mereka beramai - ramai masuk ke dalam minimarket.
Kondisi minimarket menjadi ramai seketika. Untung satu temannya yang satu shift sudah keluar dari gudang karena membereskan gudang.
Beberapa saat berlalu, toko kembali sepi. Menyisakan dua pengunjung yang sedang memilih barang belanjaan dan dua pramuniaganya.
"Alea, nanti kan malam minggu! kamu gak keluar?"
"Kemana?"
"Jalan - jalan, double date gitu yuk!"
"Double date?" tanya Alea mengerutkan keningnya, "siapa yang harus aku gandeng? gandeng motor!" seru Alea.
"Hahaha!" gelak laki - laki yang berusia tiga tahun di atasnya. "Kamu sih gak punya pacar!"
"Gak ada yang cocok!"
"Gak ada yang cocok atau masih trauma?"
"Dua - dua nya sih!" jawab Alea memanyunkan bibirnya.
"Kalo sama aku cocok nggak?"
"Sama mas ibram?" tanya Alea.
"Iya!"
"Mas kan sudah punya pacar!"
"Ya mungkin saja kamu mau jadi yang kedua!"
"Enak aja!" sahut Alea. "Ogah!"
Saat awal - awal masuk kerja, Alea memang sempat naksir dengan Ibram. Tapi saat dia tau Ibram sudah punya pacar, dia kecewa. Tapi dia tak ada niat untuk membuat Ibram menyukainya. Atau istilahnya, tidak mau merebut Ibram dari kekasihnya.
Dan setelah lima bulan sejak awal pertemanan, kini hubungan Ibram dan Alea seperti hubungan adik dan kakak. Mereka sangat dekat walau tidak ada hubungan darah maupun cinta. Mereka sering bertukar motor, bahkan tau sandi ponsel masing - masing. Alea juga sudah mengenal baik kekasih Ibram.
Jam pulang kerja bagi Alea yang shift pagi sudah tiba. Alea keluar dari minimarket bersamaan dengan Ibram, karena mereka satu shift.
"Mas Ibram langsung pulang?" tanya Naomi saat mereka sudah duduk di atas motor masing - masing.
"Ya iyalah!"
"Naomi juga sudah pulang?"
Naomi nama kekasih Ibram yang berusia sama dengan Alea, dia bekerja di salah satu kantor pegadaian swasta.
"Belum lah! dia kan pulangnya jam empat sore!"
"Eh, iya! ini kan baru setengah tiga!"
"Memangnya kenapa?"
"Mau ajak jalan! aku bosen banget di kost!"
"Mau ke mana?"
"Ke mall gitu!"
"Ngapain?"
"Pengen jajan aja!"
"Sama aku aja yuk sekarang!"
"Nggak enak ah! entar di kira kita selingkuh!"
"Yaelah, aku telfon Naomi dulu!" ucap Ibram mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor kekasihnya.
"Halo, Sayang?" suara Naomi jelas terdengar karena loud speaker.
"Sayang, aku mau ke mall sama Alea boleh nggak?"
"Ngapain?" tanya Naomi.
Alea langsung tidak enak mendengar percakapan itu.
"Jalan - jalan aja! nanti kamu pulang kerja langsung ke mall aja, kan deket!"
"Oh, iya deh! nanti aku telfon kalau sudah sampai mall!" ucap Naomi.
"Oke Sayangku, bye!"
"Bye!" jawab Naomi.
"Tuh, boleh kan!" ucap Ibram pada Alea.
"Hemm! ya udah deh ayo!"
Mereka berangkat ke mall dengan menaiki motor masing - masing. Sampai di sebuah mall besar yang ada di kota itu. Mereka memarkirkan motor berdampingan agar mudah di cari nanti.
Alea dan Ibram berjalan beriringan memasuki mall melalui pintu yang ada di parkiran. Pintu yang langsung menuju lantai satu mall itu.
"Kamu mau jajan apa sih, sampai masuk mall segala?"
"Hanya ayam fillet!"
"Ya Tuhan, pinggir jalan banyak kali!" ucap Ibram.
"Tapi yang paling enak di mall ini!" ucap Alea.
"Masa sih?"
"Iya, mas!" kekeh Alea.
Mereka langsung menuju lantai paling atas sebagai lantai food court. Di mana hanya ada penjual makanan di lantai itu. Dan beberapa tempat permainan anak - anak balita.
Alea dan Ibram langsung menuju stand ayam fillet langganannya. Alea langsung memesan dua porsi ayam fillet dengan rasa yang sama. Mereka menunggu sambil memesan ice cup juga tahu crispy favorit Ibram. Karena antrian ayam fillet cukup membosankan.
"Emangnya kamu sanggup menghabiskan dua itu?" tanya Ibram setelah mengambil pesanan ayam fillet.
"Tidak!" Alea menggeleng cepat.
"Lalu? kau membelikan aku?" tanya Ibram yang langsung mencoba merebut paper bag ayam fillet.
"Enak aja!" seru Alea menjauhkan ayam fillet dari jangkauan Ibram. "Ini untuk Naomi!" lanjut Alea.
"Kan aku pacarnya, boleh dong aku makan!"
"Nggak boleh!" jawab Alea cepat. "Tunggu sampai Naomi datang! 5 menit lagi dia keluar kantor kan?"
"Iya!" jawab Ibram yang kesal karena tidak di bagi ayam fillet.
"Halo, by?" ucap Ibram mengangkat telfon.
"Kamu di mana? aku sudah masuk mall!"
"Kita ada di food court, by! langsung naik aja!" jawab Ibram.
"Oke, Sayang!"
Naomi mengakhiri panggilan telfon nya dan langsung naik ke atas. Menuju lantai food court yang di penuhi para penjual.
"Naomi!" panggil Alea saat melihat Naomi menoleh kanan kiri untuk mencari keberadaannya.
"Hai!" Naomi melambaikan tangan dan langsung berjalan mendekati meja Ibram dan Alea.
"Sore by!" sapa Ibram yang langsung menarik kursi untuk Naomi duduk di sampingnya.
"Sora, Ayang!" jawab Naomi sambil duduk di kursi depan Alea itu.
"Ck! kalian ini! bikin iri saja!"
"Mangkanya cari pacar!" ucap Naomi dengan tergelak.
"Hehehe!" Alea menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Kami saja akan menikah!"
"Oh ya?" pekik Alea.
"Satu bulan lagi kami bertunangan!" sahut Ibram.
"Serius?"
"Iya, Alea!" jawab Naomi. "Lalu tiga bulan kemudian kami menikah!"
"Yaahh aku kapan?" ucap Naomi meletakkan kedua tangannya di bawah dagu dan menyangganya di atas meja.
"Semoga cepet nemu yang cocok deh!" ucap Naomi.
"Aamiin!" jawab Alea yang tidak yakin.
.
.
.
.
.
•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√
Kali ini Author akan mengangkat sebuah kisah nyata yang di tambahi sedikit bumbu penyedap... hehe
Nanti kalo pengen nangis, nangis aja! jangan di tahan... hihihi
Jangan lupa tinggalkan dukungannya ya Kakak reader...
Selamat membaca🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Chandra Dollores
nyantai di sini sambil nunggu Sang Mafia
2022-05-30
1
Mega Ackerman
based on the true story
2022-03-19
1
Follow ig : tinatina3627
mampir like and favorite kak
2022-03-05
1