Sepanjang pagi terjadi aksi saling diam antara Ardhan dan Fahry. Tak sedikitpun terlibat pembicaraan, bahkan percakapan singkat pun tak keluar dari mulut keduanya.
Di sisi lain, sesekali Dimas melirik Ardhan dengan penuh pertanyaan. Rasa penasaran akan proses pendekatan Ardhan dan Alea. Mengingat dia mendekatkan Ardhan pada Leony, tapi kenapa jadinya sama Alea bahkan tanpa sepengetahuannya.
Para montir memegang mobil masing - masing. Hanya beberapa mobil saja yang di tangani dua montir sekaligus akibat kerusakan cukup parah.
Ardhan tengah menyervis sendirian di stand yang menjadi tempatnya. Ardhan tampak sibuk dan tidak perduli dengan tatapan Dimas.
Zaka dan Randi selaku sahabat yang dari awal mendukung Ardhan dan Alea, tampak mengamati pergerakan Ardhan dan Fahry.
Sedang sebagian dari mereka tampak cuek dengan perselisihan dingin yang terjadi. Mereka fokus pada pekerjaan.
Jam istirahat tiba . . .
Ardhan, Zaka dan Fahry memutuskan untuk makan siang di warung sebelah, begitu juga dengan yang lain. Mereka duduk bertiga dengan Ardhan di tengah. Dan lagi - lagi tak ada Fahry di warung itu.
"Kau tak saling sapa dengan Fahry?" tanya Zaka lirih.
"Aku sih biasa saja! tapi sepertinya dia menghindar!" jawab Ardhan.
"Bang Ardhan!" panggil Dimas yang tiba - tiba muncul dan menggeser Randi yang duduk di samping Ardhan.
"Hemm?" tanya Ardhan menoleh sekilas, lalu menerima uluran makan siang dari penjual.
"Buk, aku pecel lele satu, es teh manis satu!" ucap Dimas pada ibu pemilik warung.
"Iya!" jawab ibu penjual.
"Bang, sejak kapan kamu sama Alea?" tanya Dimas.
"Dua minggu" jawab Ardhan sambil memakan makanannya.
"Kenapa tidak ada yang tau!" sindir Dimas.
"Sorry, aku tidak tau cara memberi tahu kalian!" jawab Ardhan asal.
"Ck!" Dimas berdecih. "Pantas saja Bang Ardhan menolak Leony! ternyata Abang sudah mendekati Alea!"
"Memangnya kamu tidak curiga saat Ardhan pulang membawa martabak banyak!" sahut Zaka.
"Oh! jadi waktu itu!" ucap Dimas.
Semua tampak hening, saat Dimas menerima nasi pesanannya. Dimas mulai menyantap makan siangnya. Masih banyak pertanyaan yang di lontarkan pada Ardhan.
"Abang tau, Fahry tidak bisa mengontrol emosinya saat aku tanya apa dia tau kalau Bang Ardhan dan Alea berpacaran"
"Memangnya kenapa?"
"Tentu saja dia kesal, Bang!" jawab Dimas. "Abang bayangin aja, dia mendekati Alea tidak sebentar, tapi Alea tidak luluh juga! sedangkan Abang, bagai lewat jalan tikus! tak ada yang tau tiba - tiba dapat!" jelas Dimas. "Dia pikir, kalian sudah PDKT sejak Fahry mendekati Alea!"
Ardhan mendengarkan dengan jeli apa yang di ceritakan Dimas. Tanpa berkata sepatah katapun, Ardhan berdiri dan langsung membayar makan siangnya.
Ardhan menepuk pundak Dimas, lalu berlalu dari kursi panjang yang dia tempati bersama Dimas, Zaka dan Randi. Ardhan keluar dari warung sederhana dan memilih untuk duduk di kursi bawah pohon sambil menyalakan rokoknya.
Ketiga laki - laki berpakaian montir yang dia tinggalkan menatap gerak - gerik Ardhan. Kemudian saling pandang satu sama lain.
Ardhan duduk sendiri dengan menikmati rokoknya. Sesungguhnya dia yakin akan perasaannya. Apapun yang akan terjadi antara dirinya dan Fahry dia tidak akan mundur dari hubungannya dengan Alea.
Ting!
Ardhan mengeluarkan ponsel dari saku bajunya setelah mendengar pesan masuk.
Alea : Abang sudah istirahat?
Ardhan : Iya! sudah makan siang?
Alea : Entar beli sekalian berangkat!
Ardhan : Nggak laper?
Alea : Sedikit! Abang sudah makan siang?
Ardhan : Sudah, Ayank!
Alea : Hahaha! Abang tau nggak? Alea suka malu - malu gimana gitu kalau Abang panggil Ayank! hahaha
Ardhan : Hahah! malu gimana? malu tapi suka?
Alea : Heheheh ya gitulah Abang!
Ardhan : Kamu mau di panggil apa?
Alea : Apa aja asal yang artinya baik dan sopan.
Ardhan : By?
Alea : By? maksudnya?
Ardhan : Baby?
Alea : Bayi?
Ardhan : Haha! suka suka kamu lah apa artinya.
Alea : Hihihi!
Ardhan : Udah dulu ya? waktu istirahat sudah habis. Hati - hati berangkat kerja!
Alea : Ok Aa'! Selamat bekerja!
Ardhan : Ok, Baby!
Ardhan tergelak dengan sebutan Aa' dari Alea. Ardhan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku dan kembali ke bengkel bersama dengan yang lainnya.
# # # # # #
Jam istirahat berakhir, semua kembali dengan aktivitas di bengkel. Sesekali Ardhan menoleh Fahry yang tampak sangat cuek dengannya. Akhirnya mereka saling cuek dan fokus dengan pekerjaan masing - masing.
Jam setengah dua, Alea memarkirkan motornya di depan Galaxy store. Tanpa di sadari Alea, kehadirannya menarik perhatian para montir.
Dan saat itu, sifat dingin Ardhan muncul. Dia tau jika teman - temannya tengah memperhatikan gerak geriknya dan pergerakan Alea. Ardhan tak sedikitpun menoleh keluar. Berpura - pura tidak tau dan cuek akan keberadaan Alea.
Sedang Fahry terlihat memicingkan matanya melihat Ardhan yang seolah tidak peduli dengan kedatangan Alea.
Kau bisa melihatnya kapanpun kau mau! pantas saja kau cuek!
Batin Fahry.
# # # # # #
Selepas maghrib, Ardhan bersama yang lainnya bersantai di balkon mess. Tak ada percakapan sama sekali antara Ardhan dan Fahry. Bahkan mereka duduk berjarak.
Ardhan selalu bersama sahabat terbaiknya, Zaka dan Randi. Sedang Fahry sebenarnya tak punya sahabat baik, karena sebagian dari mereka memang tidak menyukai sifat Fahry yang perhitungan.
Sampai waktu menunjukan jam sepuluh malam. Balkon masih ramai oleh mereka, bahkan beberapa lainnya sudah pulang dari menghabiskan waktu makan malam mereka bersama pacar mereka.
Ardhan beranjak dari duduknya dan berjalan ke dalam lorong mess, dan masuk ke kamarnya. Mengambil jaket dan kunci motornya.
Ardhan kembali keluar, tentu saja itu mengundang perhatian dari mereka semua. Selama dua minggu ini Ardhan memang sering keluar, dan baru hari ini mereka mendapat jawaban, jika Ardhan pergi bersama Alea.
"Pergi dulu!" pamit Ardhan pada Zaka dan Randi.
"Yaa!" jawab Zaka dan Randi bersamaan dengan senyuman lucu melihat Ardhan.
Fahry melempar buah catur yang dia dapat dengan kasar. Tentu saja semua tau dan menyadari hal itu. Tapi semua tampak tak menanggapi.
Zaka beranjak dari duduknya, mendekat pada pagar besi balkon, menatap Ardhan yang mengeluarkan motornya, bersamaan dengan Alea yang keluar dari Galaxy store bersama Rafa. Kemudian beberapa lainnya ikut berdiri dan melihat apa yang akan di lakukan Ardhan.
Rafa terlihat mengunci pintu Galaxy store, dan juga mengunci pintu besinya. Kemudian mereka mengeluarkan menaiki motor masing - masing. Ardhan menunggu di sebrang jalan.
Motor Alea dan Ardhan sudah berhadapan, dengan kode mereka sama - sama melajukan motor masing - masing ke arah yang sama. Namun sebelumnya mata Alea sempat mendongak ke arah balkon mess anak bengkel.
Alea melihat ada sekitar enam anak mess yang tengah memandanginya. Tentu saja membuat Alea tiba - tiba grogi. Namun Alea memilih melajukan motornya di ikuti Ardhan.
"Ooh! begitu ternyata!" ucap Yoga dengan gelak tawanya.
"Aku yang muda saja kesulitan mendekati Alea!" sahut Arka.
"Iya!" ucap Yoga.
# # # # # #
Alea memasukkan motornya ke dalam parkiran kostnya. Dan langsung kembali keluar menemui Ardhan yang menunggu di tepi jalan.
"Mau makan apa?" tanya Ardhan.
"Nasi bebek aja yuk, Bang!" jawab Alea.
"Boleh! ayo!"
Alea naik ke motor Ardhan dan langsung melajukan motornya ke warung nasi bebek yang menjadi langganannya.
.
.
.
.
•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√
...Happy reading kakak 🌹🌹🌹...
...Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semangat Kk
3 Cogan dan Ry mampir
2022-01-22
1
Hiatus
next kk. semangat up🤗
2022-01-22
1