"Selamat malam, selamat datang di Galaxy store!"
Ardhan langsung masuk ke barisan antrian di depan meja Alea. Alea yang menyadari itu, seketika merasa gugup.
Selain di penuhi rasa penasaran tentang siapa gadis yang berjabat tangan dengan Ardhan, Alea juga bingung menenangkan jantungnya yang selalu berdetak lebih kencang setiap berdekatan dengan Ardhan.
Deg!
Jantung Alea semakin berdetak saat Ardhan sudah berada di depannya. Dan betapa we z beruntungnya di belakang Ardhan tidak ada yang sedang mengantri.
"Rokok 1!" ucap Ardhan.
"Seperti biasa, Bang?" tanya Alea dengan ekspresi datar.
"Iya!" jawab Ardhan.
Alea berbalik menghadap rak rokok atau yang biasa di sebut backwall cabinet. Alea mengambil satu rokok yang selalu di beli Ardhan, dan kembali menghadap Ardhan.
"Ada lagi, Bang?" tanya Alea yangs sedari tadi berusaha menutupi detak jantungnya yang tak beraturan.
"Ada!" jawab Ardhan.
"Apa?"
"Kenapa wajahmu masam?" tanya Ardhan yang berbanding terbalik dengan maksud Alea.
Reflek Alea memegang pipinya dengan menggunakan telapak tangannya.
"Ah! tidak apa - apa kok, Bang!" jawab Alea. "Beda ya?" tanya Alea.
"Sedikit!" jawab Ardhan.
Alea meringis, merasa malu dengan pertanyaan Ardhan.
"Kok kamu masuk sore sih?" tanya Ardhan. "Bukankah kemarin masuk pagi?"
"Gantiin Bang Zacky, Bang!" jawab Alea. "Jadi nambah apa lagi nih?" tanya Alea.
"Itu aja!" jawab Ardhan.
"Ok!" Alea segera menscan rokok Ardhan. "22 ribu, Bang!" ucap Alea.
Ardhan memberikan uang 25 ribu.
"Bang! kali ini terima kembaliannya!" ucap Alea sebelum Ardhan menolak kembalian.
"Aku tidak suka menerima kembalian dari gadis cantik seperti mu!" ucap Ardhan spontan.
Seketika wajah Alea memerah dengan menahan senyum di bibirnya. Merasa malu dan senang dengan ucapan Ardhan. Untuk pertama kalinya Ardhan bicara di luar kewajaran percakapan mereka yang selalu monoton.
"Berarti kalau Bang Ardhan belanja di tempat lain juga gitu? kalau jual cantik Abang nolak kembaliannya?" tanya Alea.
"Cuma kamu aja kasir paling cantik yang pernah aku temui!" ucap Ardhan.
Alea semakin salah tingkah dengan gombalan Ardhan.
"Jangan gombal deh, Bang! antri tuh!" ucap Alea.
Ardhan tersenyum melihat wajah Alea yang merah merona. Jantung Alea semakin tidak karuan. Pasalnya baru kali ini Ardhan tersenyum semanis itu di depannya.
Oh Tuhan, senyumnya!
Batin Alea serasa di penuhi taburan bunga mawar.
"Ya udah, thanks!" ucap Ardhan sembari berjalan ke arah pintu Galaxy.
"Iya, Bang!" jawab Alea.
Hati Alea berbunga - bunga melihat punggung Ardhan yang terlihat begitu menawan. Jika saja tidak ada orang di ruangan itu, Alea pasti sudah melompat kegirangan.
Alea masih mencuri - curi pandang pada Ardhan saat melayani pembeli. Tapi wajah merah merona itu kembali berubah menjadi merah padam saat mendapati gadis yang bersama Dimas itu ternyata masih menunggu Ardhan kembali dari Galaxy store.
Alea membuang nafas beratnya. Dan memilih fokus pada para pembeli yang sedang mengantri.
Beberapa saat kemudian, Alea yang sebenarnya di landa rasa penasaran apakah Ardhan masih bersama Dimas dan gadis yang tak di kenalnya itu, membuat Alea menoleh ke arah Dimas dan temannya.
Ternyata Bang Ardhan tidak terlalu menanggapi gadis itu! Baguslah!
Batin Alea saat melihat Ardhan yang berjalan menaiki tangga.
# # # # # #
Di sisi lain Ibukota . . .
"Fahry, kamu belum juga punya pacar?" tanya Echa yang berjalan di samping Fahry.
"Belum!" jawab Fahry menoleh sekilas Echa.
"Aku dengar dari Tiara, kamu sedang dekat teman kerja kamu?" tanya Echa sembari mengedarkan pandangan matanya di taman kota itu.
"Kamu masih berhubungan dengan Tiara? istrinya Randi?"
"Kadang - kadang sih!" jawab Echa.
Fahry mengangguk pelan. "Hanya sebentar, karena gadis itu sepertinya keras kepala!"
"Keras kepala bagaimana?"
"Di suruh berhijab nggak mau!" ucap Fahry. "Nggak seperti kamu yang selalu berhijab kalau keluar!"
"Aku berhijab kalau keluar aja, kalau di rumah mah enggak!" jawab Echa. "Kalau kerja juga enggak, karena emang dilarang berhijab di sana!"
"Yang penting mau belajar istiqomah!" ucap Fahry. "Lah dia! dimana aja nggak pernah berhijab!"
"Kami tipe orang yang sangat mempermasalahkan hijab ya?" tanya Alea yang akhirnya duduk di kursi taman kota.
"Ya mau bagaimana lagi, ibu aku juga berhijab! ibu bilang calon istri ku harus berhijab!" jawab Fahry ikut duduk di samping Echa.
"Oh!" Echa mengangguk paham.
Bagaimana kalau dia tau, aku berhijab kalau lagu sama dia aja! Kalau sama yang lain enggak!
Ucap Echa dalam hati.
Ah! bodoh amat, lagi pula belum tentu kami akan berhubungan lebih dari sekarang.
Lanjut Echa.
Seorang pedagang minuman keliling menghampiri Fahry dan Echa, untuk menawarkan minuman dingin dan panas yang dijualnya.
"Aku yang dingin buk, satu!" ucap Echa.
"Ok mbak, ini!" Ibu penjual itu menyerahkan satu botol minuman dingin.
"Mas nya?" tanya sang penjual pada Fahry.
"Sama!" ucap Fahry.
"Yang ini 7 ribu, yang itu 8 ribu!" ucap ibu itu setelah menyerahkan minumannya pada Fahry.
Fahry mengeluarkan uang sepuluh ribu dari saku celananya, dan menyerahkan uang itu pada penjual. Yang mana hanya cukup untuk membayar minumannya dan hanya kembali 3 ribu rupiah.
Echa yang melihat itu seketika di buat melotot. Dia pikir akan di bayari Fahry semuanya.
Kan cuma minuman!
Batin Echa, dengan cepat Echa mengeluarkan uang sepuluh ribu juga.
Akhirnya sang penjual memberi kembalian pada masing - masing. Echa di buat tercengang dengan itu semua.
Ternyata dia masih pelit seperti dulu! waktu nongkrong di cafe aja aku bayarin! eh sekarang malah sekarang bayar sendiri - sendiri! pelitnya mendarah daging atau bagaimana sih!
Ucap Echa dalam hati, sambil meneguk minuman miliknya.
Kayaknya gadis yang di dekati Fahry ogah deh sama Fahry, soalnya pelit! ganteng sih tapi ....
Echa menyebikkan bibirnya malas.
"Fahry!" panggil seseorang dari arah samping.
"Eza!" ucap Fahry saat melihat Eza dan pacarnya tengah berjalan ke arahnya.
"Siapa nih?" tanya Eza menunjuk Echa.
"Oh! kenalin, namanya Echa!"
"Eza!" ucap Eza mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Echa!"
"Ini pacar ku, Dhea!"
"Dhea!" ucap pacar Fahry menerima uluran tangan Echa.
"Echa!"
"Jadi gitu, Ry!" ucap Eza dengan senyum misterius.
"Apanya?" tanya Fahry bingung.
"Ya gitulah! hehe!" Eza tergelak. "Eh, duluan ya!" ucap Eza sembari kembali menggenggam tangan Dhea.
"Iya!" jawab Fahry cuek.
Eza berlalu dari kursi taman yang di tempati Fahry dan Echa.
Sedang Echa menatap genggaman tangan Eza pada Dhea yang terlihat begitu tulus dan menunjukkan kepemilikan.
Kapan ya punya pacar seromantis itu!
Batin Echa.
"Kenapa ngliatin mereka?" tanya Fahry.
"Hah! mereka terlihat cocok!" ucap Echa.
"Sayang banget tuh, Eza nggak ngajari pacarnya berhijab!" celetuk Fahry.
"Mungkin butuh proses!" jawab Echa.
"Padahal mereka berencana akan bertunangan!"
"Biarlah, itu urusan mereka!" ucap Echa.
"Iya sih!" jawab Fahry. "Kalau menurut kamu, kita cocok nggak?" tanya Fahry.
"Kita?" tanya Echa.
"Iya!" jawab Fahry.
"Emmm.. nggak tau deh! hehe!" Echa tergelak, karena ada ragu di hatinya.
Fahry menyebikkan bibirnya. "Nggak usah buru - buru juga sih!" ucap Fahry.
"Iya! buru - buru itu tidak baik!" ucap Echa.
"Hemm!" Fahry mengangguk.
.
.
.
.
•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√
...Gimana nih, Fahry - Echa lanjut nggak ya?...
...Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya ya kakak 🤩🤩...
...Jika tidak keberatan, mohon follow Author ya kak 🙏🤭...
...Happy reading 🌹🌹🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Atoen Bumz Bums
cm 8rb ga mau bayarin
klo aq suruh kelaut z tu cowok
2022-09-12
1
Mega Ackerman
Semangaat kakak
2022-03-26
1
Yukity
mampir lagi Thor...
semangaat🆙😍
2022-02-09
1