Episode 17# Cemburu?

Setelah beberapa saat mereka di area food court, Alea mengajak Ardhan untuk kembali berkeliling. Sampai akhirnya Alea berhenti di gerai aksesoris yang menjual aksesoris wanita dengan di dominasi warna pink.

"Abang tunggu sini aja, ya!" ucap Alea meminta Ardhan untuk menunggunya di pagar pembatas. "Aku mau lihat - lihat di dalam!" ucap Alea menunjuk gerai aksesoris.

"Ok!" jawab Ardhan.

Alea masuk ke dalam gerai itu, dan langsung asyik memilih - milih aksesoris yang dia inginkan.

Sedangkan Ardhan, menyandarkan kedua sikunya di pagar besi menatap keramaian di lantai dasar.

Setelah beberapa menit, Ardhan menoleh Alea yang tampak masih bingung memilih pernak - pernik. Ardhan mengeluarkan ponselnya dan langsung berselancar dengan ponselnya.

"Bang Ardhan!" gumam seorang gadis yang tak sengaja mendongak dan melihat Ardhan sibuk memainkan ponselnya sendirian.

Dengan cepat gadis yang tak lain adalah Leony menaiki eskalator. Meninggalkan teman - temannya yang di buat bingung dengan langkah spontan Leony.

"Bang Ardhan!" pekik Leony setelah sampai di samping Ardhan.

Seketika Ardhan menoleh ke arah samping dimana terdengar seseorang memanggil namanya.

"Leony!" gumam Ardhan.

"Bang Ardhan ngapain di sini?" tanya Leony yang langsung ikut berdiri di samping Ardhan dengan memegang pagar besi.

"Jalan - jalan aja!" jawab Ardhan santai.

"Sendiri?" tanya Leony.

"Nggak!" jawab Ardhan.

"Sama siapa?"

Ardhan menghela nafas lalu berbalik menghadap gerai dimana terlihat Alea tengah membayar di meja kasir.

"Dia!" jawab Ardhan menunjuk Alea dengan gerakan dagunya dan tatapan matanya.

"Gadis itu?" tanya Leony.

"Iya!"

"Pacar Bang Ardhan?" tanya Leony dengan nada menghardik.

"Iya!" jawab Ardhan santai.

Jantung Leony seketika bergemuruh, mendapati Ardhan sudah punya kekasih. Pantas saja Ardhan selalu berusaha menghindar. Ternyata Ardhan sudah punya incaran.

"Sudah berapa lama?" tanya Leony.

"Sejak malam, saat kita baru keluar!" jawab Ardhan jujur sambil melihat Alea yang mulai berjalan keluar gerai.

Alea yang melihat Ardhan tengah bicara dengan seorang gadis, langsung di hinggapi rasa cemburu. Tapi Alea sungguh pandai menutupi rasa cemburunya. Dia berjalan dengan santai ke arah Ardhan.

Semakin dekat jarak mereka, membuat pada akhirnya tatapan mata Alea bertemu dengan tatapan mata Leony.

"Sudah selesai?" tanya Ardhan lembut.

"Sudah, Bang!" jawab Alea sembari berdiri mendekati Ardhan. Seolah menunjukan dialah gadis yang bersama Ardhan saat ini.

Jelas Alea melihat tatapan mata kecewa pada gadis yang tak di kenalnya itu. Tapi Alea tidak mau ambil pusing. Dia hanya perlu berdiri sedekat mungkin dengan Ardhan.

"Kenalin, namanya Leony!" ucap Ardhan menunjuk Leony. "Temannya Dimas!" lanjut Ardhan.

"Alea!" ucap Alea mengulurkan tangannya pada Leony.

"Leony!" ucap Leony menyambut tangan Alea.

"Kita keluar sekarang?" tawar Ardhan.

"Iya!" jawab Alea menoleh Ardhan yang selalu menatapnya dengan teduh.

"Kami duluan ya!" ucap Ardhan pada Leony yang diam terpaku melihat Ardhan dan Alea.

"Eh! iya!" jawab Leony tersenyum kikuk.

Dengan sengaja Alea meletakkan telapak tangannya di lengan kiri Ardhan dan berjalan beriringan meninggalkan Leony.

Sementara Leony menatap keduanya yang memang tidak terlihat romantis, tapi terlihat saling mengerti dan melengkapi.

Mereka cocok sih! tapi kenapa Dimas tidak bilang kalau Bang Ardhan sudah punya pacar?

Tanya Leony dalam hati.

Sedangkan Alea dan Ardhan kini sudah sampai di tempat parkir. Ardhan melihat Alea yang hanya membawa kantong aksesoris kecil.

"Kenapa cuma beli itu?" tanya Ardhan.

"Cuma butuh ini!" jawab Alea.

"Emang itu apa?"

"Hanya ikat rambut dan hena untuk kuku kaki ku!" jawab Alea.

"Kamu tidak sudah belanja?" tanya Ardhan sembari memberikan helm pada Alea.

"Aku suka! tapi aku lebih suka belanja seperlunya saja!" jawab Alea jujur.

"Oh!" Ardhan mengangguk. "Kamu nggak lapar?"

"Belum sih!"

"Ini udah jam 8 loh! kok belum laper sih?"

"Kan tadi makan ayam fillet! nanti aja makan di taman agak maleman, gimana?" tawar Alea.

"Boleh! terserah kamu sajalah!"

"Abang udah lapar?" tanya Alea.

"Belum, sayang!" jawab Ardhan menatap mata Alea.

"Hihihi!" Alea kembali tergelak di panggil sayang oleh Ardhan.

Mereka meninggalkan area parkir mall dan langsung menuju taman kota. Ardhan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Untuk bisa menikmati lampu malam di tengah kota. Juga ramainya kendaraan di malam minggu. Tentu saja di dominasi oleh para mida - mudi dan klub motor yang berkonvoi dengan tertib.

Sampai akhirnya hampir jam sembilan malam, barulah mereka sampai di taman kota. Ardhan memarkirkan motornya di tempat parkir.

Suasana taman kota di malam minggu masih begitu ramai. Bahkan masih banyak anak balita yang bermain di area playground.

"Yaa ampuun .... baru kali ini Alea kesini pas malam minggu!" ucap Alea melihat keramaian taman kota di malam minggu.

"Masa?" tanya Ardhan.

"Iya! Abang sering kesini?" tanya Alea.

"Kadang sih sama anak - anak, nongkrong doang!"

"Anak cewek?" tanya Alea seperti menelusuri sesuatu.

"Cowok lah! kan anak bengkel cowok semua!" jawab Ardhan. "Adminnya doang yang cewek, itupun sudah bersuami!"

"Hehe! kirain ama cewek yang tadi!" sindir Alea.

Ardhan menarik nafasnya panjang. Karena memang pernah datang ke taman itu bersama Leony. Tapi saat pagi dan bukan malam minggu, bahkan tanpa sesuatu yangs pesial.

"Aku baru kali ini malam minggu ke sini bersama seorang gadis!" ucap Ardhan.

"Beneran?" hardik Alea.

"Iya, kamu nggak percaya?"

"Eghm!" Alea berdehem tidak mau menjawab pertanyaan Ardhan. "Cewek yang tadi siapa sih, Bang?" tanya Alea dengan tatapan menyelidik.

"Hahaha!" Ardhan tertawa melihat ekspresi Alea. "Kamu cemburu?" tanya Ardhan.

"Bukan begitu!"

"Bilang aja iya!" ucap Ardhan mencubit pipi Alea.

"Abang!" pekik Alea.

"Cemburu nggak?" tanya Ardhan sambil terus berjalan menyusuri jalan setapak yang di kelilingi lampu warna - warni.

"Apaan sih, Bang! cuma nanya!" elak Alea.

"Iya kan? cemburu kan?" goda Ardhan.

"Abisnya, cewek itu kayaknya suka sama kamu! aku pernah liat dia salaman sama kamu di depan bengkel malam itu!" ucap Alea menyebikkan bibirnya.

"Ooh..." Ardhan mengangguk. "Jadi sebenarnya kamu sudah memperhatikan aku sejak lama?" tanya Ardhan dengan senyuman jahil.

"Abang juga kan?" hardik Alea.

"Hahaha!" Ardhan terkekeh.

"Eh! Abang kalo senyum terus ketawa lebih tampan loh! kenapa dulu jarang sekali ketawa sih?" tanya Alea.

"Kalo nggak ya ngapain aku ketawa!" jawab Ardhan.

"Senyum ramah sama aku aja nggak pernah!"

"Ya udah aku kasih senyum yang banyak sekarang!" ucap Ardhan yang langsung mengangkat kedua sudut bibirnya menghadap Alea.

"Kalau di paksa gitu ya jelek!" ucap Alea menimpuk pipi Ardhan pelan.

"Heheh!" Ardhan kembali tersenyum.

"Duduk yuk, Bang!" ajak Alea.

"Iya!"

Mereka duduk di salah satu kursi taman yang menganggur. Menghadap area tengah taman yang di penuhi anak - anak bermain scooter, juga mainan yang lainnya.

"Aku lihat di ig kamu, semua kakak mu ada nama ayah mu!" ucap Ardhan. "Kenapa namamu tidak?" tanya Ardhan.

"Aku juga tidak tau kenapa nama ku berbeda!" jawab Alea mengangkat kedua pundaknya.

"Tapi kamu anak kandung mereka kan?" tanya Ardhan.

"Kalau Alea bukan anak kandung mereka, Abang nggak mau sama Alea?" tanya Alea menoleh Ardhan.

.

.

.

.

•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√

**Kelanjutannya di next episode! tungguin yaa 🤩🤩🤩

Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya...

Happy reading 🌹🌹🌹**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***