Pagi harinya, Alea terbangun dari tidur panjangnya. Jam sudah menunjukkan setengah lima pagi. Alea langsung mandi dan mengerjakan sholat, sekaligus memakai seragam kerjanya.
Setengah enam, Alea sudah melajukan motornya menuju minimarket tempatnya bekerja. Jarak kost Alea dan minimarket hanya 5 menit menggunakan motor.
Galaxy store buka sejak jam eman pagi sampai jam sepuluh malam. Memiliki lima orang karyawan.
Mata Alea menangkap pemandangan yang menurutnya tak biasa saat akan memasuki halaman depan minimarket.
Seorang montir tengah duduk di tangga paling bawah menuju mess yang ada di atas bengkel. Tangga mess berada di luar pintu harmonika bengkel. Karena pagar depan hanya pagar besi tanpa di penutup, membuat keberadaan montir itu jelas terlihat oleh Alea.
Montir itu tengah asyik dengan ponselnya dan sebatang rokok di sela - sela jarinya. Dia hanya mengenakan Boxer hitam, dan kaos oblong berwarna biru terang.
Laki - laki itu jarang sekali mengajak ku bicara! bahkan sampai sekarang aku belum tau siapa namanya!
Gumam Alea, sembari memarkir motornya lalu membuka pintu harmonika minimarket tempatnya bekerja, bersamaan seorang temannya datang.
"Rajin amat Alea!" ucap Ibram.
"Eh! iya dong!" jawab Alea sembari mendorong pintu harmonika itu.
Lalu Ibram membantu mendorong sisi lainnya.
Mereka bersamaan membuka masuk ke dalam toko setelah Alea membuka pintu kaca minimarket itu. Mereka bersama - sama membersihkan minimarket itu, sebelum banyak pengunjung datang.
"Kamu nggak bawa sarapan, Alea?" tanya Ibram setelah berberes.
"Nggak mas!" jawab Alea.
"Aku mau beli, nitip nggak?" tanya Ibram.
"Iya deh!" jawab Alea mengambil uang di dalam tasnya. "Pecel aja, Mas!" ucap Alea menyerahkan uang 20 ribu.
"Lauknya?" tanya Ibram sembari mengambil kunci motor di dalam tas ranselnya.
"Emm.. daging aja lah!"
"Ok!" jawab Ibram lalu berlalu dari dalam toko itu.
Itulah aktivitas keseharian Alea di minimarket itu. Bersama empat rekan lainnya, yang mana semua adalah laki - laki.
Fokus Alea yang tengah sibuk melayani pembeli karena tengah berjaga sendiri, di alihkan oleh seorang laki - laki berpakaian montir yang datang mendekati area Galaxy store.
Sesekali mata Alea ke arah montir itu lalu kembali menscan barang belanjaan customer. Jantung Alea tiba - tiba berdebar saat montir itu membuka pintu kaca minimarket. Entah apa yang terjadi.
"Selamat pagi, selamat datang di Galaxy store!" sapa Alea sambil memasukkan belanjaan customer ke dalam kantong.
"Totalnya Rp. 124.500 Bu!" ucap Alea pada customer di depannya.
"Ini Neng uangnya! ambil aja kembaliannya!" ucap ibu - ibu itu menyerahkan uang 130 ribu.
"Terima kasih banyak, Bu! selama datang kembali!" ucap Alea mengatupkan kedua tangannya, lalu memasukkan pembayaran pada mesin komputernya.
Mata Alea langsung mencari keberadaan montir itu lagi. Tampak sang montir tengah mengambil minuman vitamin C 1000 dan juga sudah ada sebungkus kacang di tangan kirinya. Alea tampak jelas terlihat tengah mencuri - curi pandang pada laki - laki itu.
Siapa sebenarnya dia? kenapa dia tidak pernah terlihat mendekatiku? padahal hampir semua montir yang rata - rata belum menikah itu selalu berusaha mendekati ku!
Ucap Alea dalam hati.
Jantung Alea kembali bergemuruh saat lirikan matanya menangkap montir itu berjalan ke arah meja kasir.
Kenapa pula jantung ini!
Batin Alea heran dengan jantungnya.
Laki - laki yang bekerja sebagai montir di AutoGalaxy itu meletakkan belanjaannya di atas meja kasir.
"Berapa, mbak?" tanya laki - laki itu.
"Bentar Bang!" jawab Alea sambil menscan satu persatu barang itu. "27 ribu, Bang!" ucap Alea.
Tampak laki - laki itu mengeluarkan uang dari dompetnya. Dan menyerahkan pada Alea uang tiga puluh ribu.
Alea menerima uang tiga puluh ribu itu. Dan memasukkan pada sistem pembayarannya.
"Kembaliannya, Bang!"
"Ambil aja!" ucap montir itu sambil meraih kacang dan minuman nya tanpa mau di kantongi.
"Terima kasih, Bang!" ucap Alea.
"Hemm!" jawab laki - laki itu sembari berlalu dari minimarket itu.
Ya Tuhan, ada ya cowok secuek itu sama aku? Kalau yang lain pasti sudah ngajak ngobrol panjang kali lebar!
Ucap Alea dalam hati, sambil menatap punggung montir itu.
Tak berapa lama Ibram datang dengan dua bungkus sarapan untuk mereka.
"Mas Ibram?" panggil Alea pada Ibram setelah mereka menghabiskan sarapan mereka secara bergantian.
"Apa?" jawab Ibram menoleh pada Alea yang abru keluar dari gudang.
"Jumlah montir di situ berapa sih?"
"Kepo kamu!"
"Nanya aja!"
"Ada yang kamu suka?" tanya Ibram.
"Nggak ada, cuma sampai sekarang aku belum hafal - hafal nama mereka!"
"Oh! kalau nggak salah ada 14 orang! dan cuma satu yang sudah menikah!"
"Oh ya?" pekik Alea.
"Iya!" jawab Ibram santai.
"Yang mana?"
"Namanya Randi!"
"Randi?" gumam Alea berfikir.
"Randi itu yang mana?"
"Dia anak yang nggak banyak omong! istrinya di kampung, dia tinggal di mess itu!"
Jangan - jangan montir yang tadi!
Ucap Alea dalam hati.
Tapi masa iya, jantung ku bergetar oleh laki - laki beristri!
Lanjutnya meras jijik jika itu benar adanya.
"Yang mana sih, Mas?"
"Dia jarang kesini sih!" jawab Ibram. "Emang yang kamu tau namanya berapa?"
"Emm..." Alea tampak berfikir. "Yang aku hafal cuma 7 deh kayaknya!"
"Dikit amat!"
"Emang kamu hafal semua?" tanya Alea.
"Hafal lah! aku sering nongkrong sama mereka di warkop perempatan!"
"Oh!" Alea mengangguk.
Kalau aku tanya soal montir yang tadi pasti di kira aku suka!
Batin Alea, membatalkan niatnya untuk bertanya soal montir yang tak banyak bicara padanya uang tinggal di mess itu.
"Kalau ada yang kamu suka! ngomong aja! aku akan bantu comblangin!" ucap Ibram. "Asal jangan suka sama Randi!"
"Ya nggak mungkin lah aku suka sama laki - laki beristri!" sahut Alea.
"Haha!" Ibram tergelak. "BTW gimana sama si Fahry?"
"Fahry?" gumam Alea. "Kamu tau, semalam dia tiba - tiba ngirim nasi bebek ke kost aku! terus dia marah - marah karena aku keluar pakai baju tidur!" cerita Alea. "Kan aneh! siapa juga yang nyuruh dia datang!"
"Hahahahah!" Ibram tertawa dengan cerita Alea. "Dia itu niat banget deketin kamu, tapi dia itu terlalu berambisi sampai lupa cara dekati cewek dengan baik!"
"Tau tuh!"
"Eh, dari mana dia tau tempat kost kamu?"
"Dia pernah lewat situ pas aku keluar dari kost untuk beli makan!" jawab Alea.
"Ngapain dia ke gang sempit?"
"Katanya sih dari rumah Bang Eza! Aku emang sering lihat Bang Eza lewat situ!"
"Oh!" Ibram mengangguk paham. "Terus kamu suka nggak sama dia?"
"Sebenarnya aku tau niat baik, ingin melihat aku menjadi perempuan soleha! tapi caranya itu loh kayak maksa banget!"
"Ya aku tau tidak kurang tepat!" ucap Ibram, "tapu intinya kalau dia nembak kamu terima nggak?"
Spontan Alea melirik Ibram yang bertanya dengan santainya.
"Nggak tau ah! males mikirin itu anak!" jawab Alea.
"Yaelah! iya tinggal bilang iya, nggak tinggal bilang nggak! anak orang jangan di gantung!"
"Kalau dia udah nembak dan nggak aku jawab - jawab baru itu namannya menggantung! ini kan dia nggak ngomong apa - apa!"
"Eh, aku dengar, Bagas juga suka sama kamu!" ucap Ibram. "Banyak banget yang deketin kamu!"
"Bagas?" tanya Alea. "Dua hari lalu dia juga ajak aku makan pas aku pulang kerja!" jawab Alea, "terus aku juga pernah makan malam sama Yoga di warung nasi bebek!"
"Wih! gila kau Alea!" seru Ibram dengan nada tinggi, sampai seorang pengunjung menoleh padanya.
"Pelan - pelan woy!" sahut Alea.
"Kamu mau aja di ajak makan sana - sini!"
"Eh kan aku jomblo! bebas dong! lagian cuma makan terus pulang!"
Ibram menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Sebaiknya segera pilih salah satu! sebelum penilaian mereka sama kamu berubah!" tutur Ibram.
"Berubah gimana?"
"Ya ngira kamu cewek gampangan!"
Alea menyebikkan bibirnya, memikirkan penuturan Ibram yang kini sibuk melayani pembeli.
Kalau boleh saran, coba deh sekali aja Abang montir yang tadi ngajakin aku makan!
Ucap Alea dalam hati sambil mendisplay snack ke dalam gondola.
***Boro - boro ngajak makan, ngajak ngobrol nggak pernah!
Jangan - jangan benar lagi dia yang namanya Randi***!
Batin Alea.
.
.
.
.
Happy reading kawan 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments