"Bang Ardhan serius?" tanya Alea yang masih tak percaya dengan ucapan Ardhan.
"Tentu saja!" jawab Ardhan yakin. "Kamu mau?"
Alea menunduk dengan menggigit bibir bawahnya. Sungguh dia tidak menyangka akan berada di posisi seperti ini di malam yang tak terduga ini.
Alea sangat senang karena cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Tapi dia juga takut jika hanya akan menjadi permainan Ardhan. Apalagi Ardhan dan Fahry berteman, dan setiap hari bertemu.
"Alea?" panggil Ardhan lirih.
"Ah!" Alea kembali melihat wajah Ardhan yang menunggu jawaban darinya.
"Mau kah kamu menjalin hubungan dengan ku?" tanya Ardhan.
"Tapi Bang Ardhan tidak main - main dengan Alea kan?" tanya Alea memastikan Ardhan bersungguh - sungguh dengannya.
"Tidak!"
"Lalu bagaimana hubungan Bang Ardhan dengan Bang Fahry?"
"Itu akan menjadi urusan ku!" jawab Ardhan tegas.
"Kalau begitu Alea mau!" jawab Alea malu - malu.
Spontan Ardhan tersenyum puas. Karena ungkapan hatinya tidak di tolak.
"Terima kasih!" ucap Ardhan.
Mereka kembali menikmati kentang goreng dan minuman masing - masing dengan malu - malu. Karena status mereka yang berubah dalam waktu sekejap. Bahkan tanpa terencana oleh Ardhan maupun Alea.
Jam setengah sepuluh malam, mereka meninggalkan area Cafetaria. Ardhan kembali membonceng Alea di motornya.
"Ada yang ingin kamu beli?" tanya Ardhan.
"Tidak ada, Bang!" jawab Alea, "langsung pulang aja!" ucap Alea.
"Ok!" jawab Ardhan yang langsung melajukan motornya ke kost Alea yang tak jauh dari Cafetaria.
"Terima kasih, Bang!" ucap Alea saat turun dari motor Ardhan.
"Sama - sama!" jawab Ardhan. "Tidur yang nyenyak! jangan memikirkan apa yang tadi aku ceritakan! aku bersungguh - sungguh dengan mu!" ucap Ardhan.
"Iya, Bang!" jawab Alea dengan senyum manisnya.
"Aku pulang dulu!" ucap Ardhan.
"Iya! hati - hati!" ucap Alea.
"Deket doang!" jawab Ardhan.
"Tetep aja harus hati - hati!" ucap Alea.
"Yaa baiklah!" jawab Ardhan pasrah.
"Good night!" ucap Alea.
"Night!" jawab Ardhan kembali menyalakan mesin motornya dan berlalu dari kost an Alea.
Alea berjalan masuk ke kost, setelah Ardhan tak lagi terlihat. Hatinya di penuhi bunga - bunga yang bertebaran. Sungguh tak menyangka kini dia punya seorang kekasih.
Jreet!
Alea menutup pintu dengan suka cita dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
"Oh! bahagianya aku malam ini! kejutan yang luar biasa!" ucap Alea menatap langit - langit kamar kostnya.
"Nggak sabar buat ketemu Bang Ardhan besok pagi!" gumam Alea dengan senyuman yang merekah. "Aa! selalu suka dengan wajah tampannya itu!"
"Selamat malam pacar ku!" ucap Alea, seolah tengah berhadapan dengan Ardhan. "Aaa.... lucu sekali!" seru Alea yang masih tidak percaya dengan status barunya.
# # # # # #
Sedangkan Ardhan memarkirkan motornya di garasi. Lalu berjalan menaiki tangga dengan membawa 3 box martabak.
"Kemana aja Dhan, baru pulang?" tanya Zaka saat melihat kepala Ardhan mulai muncul dari arah tangga.
"Beli ini!" jawab Ardhan mengangkat kantong kresek berisi tiga box martabak.
"Wah! mantap nih!" sahut Dimas.
Ardhan meletakkan semua di atas meja balkon. Lalu duduk di samping Zaka sambil membuka sepatunya.
Dan dengan cepat, Dimas, Diki, Leo dan yang lainnya membuka box itu. Karena semua masih pada berkumpul di balkon. Kecuali Fahry dan Randi, karena pulang ke kampung halaman masing - masing.
"Tumben beli banyak?" tanya Zaka.
"Emangnya kenapa?" tanya Ardhan.
"Beli sama Alea?" tanya Zaka lagi.
"Nggaklah!" jawab Ardhan. "Biar kita nongkrong nggak garing!" jawab Ardhan.
Sementara Zaka melihat gurat yang tak biasanya dari wajah Ardhan.
"Sepertinya ada yang kau sembunyikan, Dhan?" bisik Zaka.
"Apa?" tanya Ardhan tanpa menoleh Zaka.
"Kau cukup lama menghilang, apa kau mengajak Alea jalan - jalan dulu?" hardik Zaka.
"Hanya nongkrong di Cafetaria!" jawab Zaka lirih. Hanya Zaka dan Ardhan yang bisa mendengar percakapan mereka. Karena mereka duduk di kursi, sedang yang lainnya duduk melingkar di dipan kosong.
"Sebatas nongkrong?" hardik Zaka.
"Iya!" jawab Ardhan sambil melepas jaket kulitnya.
"Yakin hanya nongkrong?" tanya Zaka mengintrogasi.
"Emang mau apa lagi?" tanya Ardhan sembari mengeluarkan rokok dari saku celananya.
"Wajah mu tidak seperti biasanya!" ucap Zaka.
Ardhan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Lalu melirik Zaka yang masih menatapnya dengan tatapan menyelidik. Ardhan tergelak tanpa suara sambil mengusap hidungnya, seolah ingin menutupi sesuatu dari Zaka.
"Jangan kamu pikir aku tidak tau, Dhan!" ucap Zaka lirih.
"Tau apa?"
"Aku dan Randi sudah mengamati gerak - gerik mu akhir - akhir ini!"
"Ha?" Ardhan tampak sedikit shock.
"Aku sengaja menyuruh Alea menghubungi mu, aku juga sengaja mengatur supaya kalian bisa pergi bersama!" ucap Zaka.
"Wah! parah kalian!" ucap Ardhan.
"Selama ini aku dan Randi sudah membuat rencana supaya Alea bisa jatuh ke tangan mu, bukan ke tangan Fahry. Tapi kalian sama - sama malu mengakui kan?" ucap Zaka. "Mumpung kemarin ada kesempatan, jadi aku dan mengaturnya!"
Ardhan membuang pandangannya dari wajah Zaka. Dia menghela nafas panjang, karena tidak menyadari, sahabat terdekatnya ternyata begitu memperhatikan dirinya.
"Thanks!" ucap Ardhan memukul pelan lengan Zaka.
"Untuk?" tanya Zaka.
"Untuk rencana kalian!" jawab Zaka.
"Jadi?" hardik Zaka.
"Jadi apa?" tanya Ardhan pura - pura bodoh.
"Ck! jadi bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Kau mau aku teriak pada mereka!"
"Hahah! santai dong, bro!" ucap Ardhan.
"Woy! ngomongin apa sih! bisik - bisik aja dari tadi!" seru Yoga.
"Anak kecil tidak perlu tau!" ucap Ardhan.
"Ck! orang dewasa memang menyebalkan!" ucap Yoga.
Ardhan dan Zaka tergelak kecil, lalu kembali pada obrolan rahasia mereka.
"Cepat jelaskan padaku!"
"Apa yang harus aku jelaskan!" jawab Ardhan.
"Jadi apa kalian sudah berpacaran?" tanya Zaka.
"Rahasia!" jawab Ardhan.
"Ck! kau ingin genggaman ku mendarat di pipimu?" ucap Zaka kesal.
"Hahaha! kenapa kau ini sangat sensitif!"
"Kau terlalu bertele - tele!"
"Ya begitulah!" jawab Ardhan kemudian.
"Jadian?" bisik Zaka.
"Iya!" jawab Ardhan sembari mengangkat jari telunjuknya di depan bibirnya.
"Wih! selamat ya!" ucap Zaka mengulurkan tangan.
"Nggak usah salaman juga!" ucap Ardhan menyingkirkan tangan Zaka. "Ntar yang lain kepo!"
"Kenapa di sembunyikan?"
"Bukan di sembunyikan, nanti akan ada waktunya untuk mereka semua tau!" jawab Ardhan. "Aku belum bicara dengan Alea tentang hal itu!"
"Hemm! baiklah!" ucap Zaka pasrah.
Akhirnya anak ini punya pacar!
Batin Zaka.
"Kau sendiri kapan?" tanya Ardhan.
"Aku masih menunggu!"
"Menunggu yang tidak pasti?"
"Iya! hahah!" Zaka tergelak.
"Sebaiknya lupakan!" ucap Ardhan. "Cari yang baru! ingat umurmu!"
"Kau benar!"
Malam itu menjadi malam yang indah untuk Ardhan dan Alea. Cinta dalam diam mereka pada akhirnya terbalas.
Perasaan yang sudah lama tidak di rasakan Ardhan kembali tumbuh di hatinya. Begitu juga Alea yang pernah patah hati oleh cinta pertamanya dua tahun yang lalu.
.
.
.
.
•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√•√
Selamat ya Ardhan dan Alea 🥳🥳🥳
Jangan lupa tinggalkan like, komentar juga favorit kan novel Author ini ya... 🤩🤩🤩
Happy reading 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Santai Dyah
hadir
2022-01-15
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Alea udh ama Ardhan
Ry kan punya pasangan
Sendal aja ada pasangannya
3 Cogan dan Ry mampir
2022-01-13
1
Hiatus
uwu syekali km😍🤗
2022-01-12
1