Hari ini adalah hari terakhir study tour. Esok para siswa SMAN 1 akan kembali ke Jakarta. Banyak pelajaran dan kenangan berharga yang mereka dapat di penghujung masa putih abu-abu tersebut.
Kenangan yang akan mereka selalu ingat sampai akhir hayat. Apalagi bila sudah menyangkut tentang orang yang terkasih dan tercinta. Seperti Giselle ini, gadis itu sedari tadi hanya mengulum senyum sambil memandangi gelang yang melingkar di tangannya.
Debaran dada itu masih sama, sama seperti saat pertama kali bertemu dengan Gala. Siswa tampan yang sudah dia kejar-kejar selama dua tahun ini. Dan sekarang tanpa dipinta, lelaki tampan itu justru mendekat.
Benar apa kata pepatah. Seperti kupu-kupu yang memiliki sayap yang indah. Jika kita kejar, maka kupu-kupu tersebut akan semakin terbang menghindar. Namun, jika kita biarkan, dia akan mendekat, bahkan hinggap.
Asyik dengan lamunannya, tiba-tiba Giselle dikagetkan dengan sebuah toyoran di kepalanya, siapa lagi pelakunya kalau bukan sang sahabat, Lili.
"Kamu dari tadi cuma senyam-senyum, senyam-senyum terus. Kapan selesainya itu barang-barang kamu?" gerutu Lili, kini mereka tengah membereskan barang-barang, tetapi sampai dia sendiri selesai, Giselle justru masih terus tersenyum sambil menatap gelang pemberian Gala.
Ya, gadis itu bercerita bahwa dia pun membeli barang couple bersama future husbandnya yaitu Gala. Tapi tidak begini juga, setiap saat gunanya memandangi gelang terus.
"Nggak cape apa?" gerutu Lili lagi, karena Giselle sama sekali belum merespon. Hingga dia mendengar sebuah kekehan, kekehan yang membuat Lili merinding.
"Abisnya lucu, Gala jadi gemesin gitu, Li. Kalo Anjas gimana? Gemesin nggak? Ah pasti lebih gemesin Galanya Giselle dong." Giselle menyikut lengan Lili keras, menggoda sahabatnya itu.
Wajah Lili tiba-tiba merona, mengingat Anjas dia jadi ingin berjingkrak-jingkrak sekarang. Nah kan, kalau sudah sendirinya yang mengingat kekasih pujaan justru lebih heboh.
Dan akhirnya, Lili membantu Giselle untuk membereskan barang-barangnya, sementara tiga teman lainnya sudah pamit tidur lebih dulu. Kini tinggal dua gadis remaja itu yang masih terjaga.
"Sel, kamu tahu nggak? Tadi kata anak-anak Arumi gosipin kamu," ucap Lili memulai obrolan, mereka sudah puas membahas future husband yang selalu mereka idam-idamkan, kini giliran untuk menggibah.
"Gosipin apa?" tanya Giselle yang sama sekali tidak tahu masalah Arumi yang menjelek-jelekkan namanya.
"Dia jelek-jelekin aku? Kan aku emang udah jelek, apanya lagi yang mau dijelekin?" sambung Giselle asal menebak, yang membuat Lili jadi terkekeh, lalu menabok paha gadis itu.
"Iya biar kamu tambah jelek." Kekeh Lili, "tapi beneran deh, Sel. Dia gosipin kalo kamu tuh godain Gala, makanya Gala mau sama kamu. Gitu sih yang aku denger dari anak-anak. Iihh cantik-cantik mulutnya jahat yah." Tutur Lili panjang lebar sambil bergidik ngeri.
Di luar dugaan, Giselle justru mengulum senyum menanggapi cerita Lili, dia sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan seperti itu, rasanya lucu jika dia harus marah sekarang.
"Udah lah, Li. Ngapain kita ngurusin omongan orang, toh mereka juga bisa menilai aku seperti apa. Aku sekolah di sini nggak sehari dua hari, hampir tiga tahun, dan kita semua sudah mau lulus. Orang yang kenal sama aku pasti tahu aku gimana. Nggak perlu aku jelasin panjang lebar."
Mendengar itu, Lili menatap Giselle bangga, lalu dia ikut tersenyum pula, Lili merasa perpisahan itu semakin nyata, ada di depan matanya. Dan akhirnya dia memeluk Giselle lebih dulu, sahabat baiknya yang tidak akan pernah dia lupakan untuk seumur hidup.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah apel pagi dilaksanakan untuk keberangkatan mereka kembali ke Jakarta. Para siswa SMAN 1 pun digiring untuk masuk ke dalam bus masing-masing.
Para penanggung jawab mengabsen setiap siswa yang sudah naik, memastikan tidak satu orang pun yang tertinggal.
Sama seperti saat berangkat ke kota ini, Giselle diberi kesempatan kembali untuk duduk dengan Gala.
Setelah membaca doa bersama yang dipimpin oleh Bu Maryani, akhirnya bus mulai melandas, menjauh dari wisma menuju Jakarta dengan membawa sejuta kenangan yang sudah tercipta di kota hujan ini.
Dua remaja itu mendadak kikuk, ingin memulai pembicaraan tetapi mereka seolah tak memiliki bahan. Sedari tadi mereka hanya bisa saling memandang lalu terkekeh tanpa alasan. Tapi seperti itu saja rasanya mampu membuat mereka bahagia.
Hingga akhirnya Gala memutuskan untuk mengambil ponsel yang dia simpan di tas kecilnya, lengkap dengan sebuah headset. Dia mulai menyalakan musik, satu earphone dia pasang di telinga sebelah kiri, lalu yang satunya lagi dia ulurkan ke depan Giselle.
"Kita dengerin sama-sama," ucap Gala dengan tersenyum manis ke arah Giselle, gadis itu tampak sedikit ragu, dan Gala dengan inisiatifnya menyelipkan rambut Giselle ke belakang telinga, dan memasangkan satu earphone yang tersisa di telinga kanan Giselle.
Gadis itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya menerima perlakuan manis dari Gala. Pipinya tidak bisa untuk tidak merona, dengan lengkungan senyum yang terbentuk begitu sempurna.
Rasanya Giselle benar-benar tak mampu untuk berpaling dari lelaki itu. Tidak! Dia tidak akan mampu.
Satu lagu dengan judul "Kisah kasih di sekolah" menjadi pilihan Gala. Dia ikut bernyanyi dengan suara pelan, tetapi terasa begitu merdu di telinga Giselle.
"Kisah-kasih di sekolah, dengan si dia, tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah..." Gala dan Giselle bernyanyi bersama saat tiba di sebuah penggalan lagu yang menurut mereka sangat pas untuk cerita mereka saat ini.
Dan semuanya akan mereka kenang hingga akhir nanti, untuk seumur hidup.
Tak hanya mendengarkan musik bersama, keduanya semakin hanyut dengan obrolan yang tiba-tiba tercipta. Giselle mulai bertanya apa tujuan Gala setelah lulus sekolah.
Sama halnya dengan gadis itu, Gala pun berniat untuk kuliah, untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
"Memangnya Gala mau kuliah di mana?" tanya Giselle penasaran, dia berharap setelah lulus sekolah, dia masih bisa satu universitas dengan lelaki itu.
"Aku punya banyak pilihan, semuanya menurutku bagus, jadi aku belum memutuskan universitas yang mana," ujar Gala apa adanya, dia memang sudah menulis daftar universitas terbaik yang ada di Jakarta, dan dia masih sulit untuk menentukan pilihan.
Dan hal itu membuat Giselle sedikit kecewa. Namun, tak ingin menunjukkannya di depan Gala gadis itu justru tersenyum sumringah. "Bagus, Giselle doakan semoga Gala diterima ya di universitas yang Gala impikan." ujarnya tulus.
Dan dijawab anggukan oleh Gala. "Aku juga mendoakan untuk kesuksesanmu. Semoga kita bisa sukses bersama." Ucap Gala sungguh-sungguh, bahkan dia menggenggam tangan Giselle erat untuk menunjukkan kesungguhannya.
Dan sepanjang jalan kenangan itu, keduanya terus bertukar cerita tentang banyak hal, tentang rencana-rencana mereka setelah lulus SMA, serta masa depan yang mereka idamkan akan membiru cerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
Masa² sekolah Abu abu or biru and merah memang indaah dan punya kenangan manis tersendiri yang nggak akan bisa terlupakan, tergantikan. Akan tersimpan rapi nan indah dalam memori kita. untuk dijadikan kisah klasik abadi. 💌💌💟💟💟
2023-10-24
1
sherly
lagi legend
2023-05-04
0
Putri Cikal
paati mereka berpisah lama ya ketika udah lulus sekolah,dan ketemu pas nanti dewasa
2023-04-18
0