Waktu seolah berjalan sangat lamban bagi kedua raga yang tengah sama-sama merasakan debaran yang tak biasa. Seolah pagi itu tak kunjung menyapa, fajar dengan sengaja tak ingin muncul, seperti tengah menggoda kedua anak manusia itu.
Sedari tadi Giselle tidur dengan sangat tidak tenang, dia sudah membolak-balikkan tubuhnya kesana-kemari, tetapi kedua netra itu tak mau tertutup juga, hingga semalaman dia terus terjaga.
"Cih, aku udah kaya lagi goreng tempe, balik ke sana, balik ke sini tapi nggak mateng-mateng," gerutu gadis itu mencebik. Tapi tak lama dari itu, bibirnya melengkung mengulum senyum, saat mengingat wajah sang pujaan berada tepat di pelupuk matanya.
Seolah Gala pun tengah tersenyum padanya pula. Giselle berjingkrak kegirangan, mengahasilkan guncangan, merasa tak sabar untuk bertemu lelaki tampan itu, si ketua OSIS yang galak, future husbandnya.
Lili yang merasakan getaran di sampingnya pun dengan terpaksa ikut terbangun, dia menyipitkan matanya, dan menatap ke arah Giselle yang terlihat belum mengantuk sama sekali, wajahnya terlihat segar bugar.
"Sel, kamu nggak tidur?" tanyanya dengan suara parau khas orang baru bangun tidur. Dia sedikit mengucek matanya yang terhalang kotoran mata, alias belek.
"Aku nggak bisa tidur, Li," ungkap Giselle apa adanya. Memang sedari tadi dia tak bisa memejamkan kelopak matanya itu. Padahal dia sudah beberapa kali menguap.
"Kenapa? Besok kita masih ada kegiatan lho, nanti kamu sudah dibangunin lagi," gerutu Lili, pasalnya kini mereka sudah dibebani sebagai penanggung jawab kelas, pastilah harus ini dan itu. Kalau tidak, pasti kena hukum.
"Nggak tahu, Li. Kebayang wajah Gala terus," sahutnya setengah berbisik dan cekikikan.
Mendengar itu, Lili hanya menarik sudut bibirnya ke atas, kalau sudah menyangkut lelaki itu, pastilah Giselle ini selalu berlebihan, hingga akhirnya dia lebih memilih untuk tidur kembali, dia membelakangi Giselle.
"Terus saja mengkhayal, tapi jangan berisik, kalau mau tertawa dalam hati saja," Lili mewanti-wanti, sambil menutup telinganya dengan bantal.
Tetapi seolah tak peduli dengan ucapan Lili, Giselle hanya terkekeh, lalu kembali membayangkan hari-harinya bersama Gala. Sama halnya dengan gadis itu, Gala pun kini tengah tersenyum menatap langit-langit kamarnya, di sana dia melihat wajah Giselle yang menggemaskan.
Wajah yang kerap menatapnya tak suka, penuh cinta, kadang pula menjengkelkan, ah pokoknya Gala suka wajah itu.
"Ah, aku pasti sudah gila!" Gala tertawa sendiri, lalu memeluk guling sangat erat, seperti tengah memeluk tubuh gadis yang membuat jantungnya berdebar-debar itu.
Dia membalikkan tubuhnya ke samping, dan dia dibuat terkejut saat Anjas sudah menatapnya dengan mata yang melotot. Senyum Gala langsung pudar. "Kamu memang gila." Cetusnya lalu tanpa apapun lagi dia berbalik, tak ingin melihat wajah Gala, sedari tadi satu makhluk di sampingnya itu menganggu tidurnya.
Giselle, Gala? Sama saja.
Hingga pagi akhirnya menyapa dunia. Tak merasa mengantuk sedikitpun, Giselle segera bergegas untuk membersihkan diri. Dia mengaca cukup lama, untuk memastikan penampilannya sempurna, dan sedap dipandang oleh Gala.
Para siswa SMAN 1 itu kembali makan bersama di kantin yang sudah disediakan, seperti sudah janjian Gala dan Giselle memilih tempat duduk yang sama.
Membuat semua orang menatap mereka dengan seksama, tidak biasanya Gala membiarkan Giselle dekat-dekat dengannya, tetapi hari ini, semua orang dikejutkan dengan pemandangan yang tak biasa.
Dan semua rasa penasaran mereka, langsung dijawab oleh Giselle, di sana gadis itu kembali mengumumkan pada semua orang, bahwa dirinya dan Gala sudah berbaikan. Tetapi mereka masih backstreet, alias hubungan diam-diam, karena masih terhalang oleh restu orang tua.
Dan anehnya, kini Gala membenarkan hal itu, dia tidak membantah apapun ucapan Giselle. Meski di antara keduanya, belum ada yang mengungkapkan kata cinta. Hanya sekedar kamu future husbandku, dan aku future wifemu.
"Emang bener Gala?" Pertanyaan salah satu siswi, yang langsung dijawab anggukan kepala oleh lelaki itu.
Membuat bibir Giselle tak berhenti melengkung sempurna . Dia sangat senang, Gala sungguh-sungguh mau menerimanya, bahkan lelaki itu berjanji akan membantunya untuk mendapatkan nilai yang bagus saat ujian nanti.
Dan semua itu, membuat gadis yang duduk tak jauh dari kedua sejoli itu merasa kepanasan dan sangat kesal setengah mati. Hatinya terasa terbakar melihat semuanya, dia pikir selama ini Gala hanya memberikan harapan palsu untuknya, memainkan perasaannya.
Arumi tidak terima, dia benci melihat pemandangan pagi ini, sangat benci.
Sementara Gala dan Giselle tidak peduli dengan tatapan-tatapan aneh itu, mereka kembali berbagi cerita dan tawa. Sama seperti Anjas dan Lili yang terlihat semakin dekat pula.
Aku juga nggak mau kalah. Batin Anjas bersorak-sorai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua siswa SMAN 1 kembali digiring ke SMAN 1 Bogor, hari ini kegiatan mereka adalah membuat kerajinan batik. Dengan tangan terbuka, para siswa SMAN 1 Bogor yang terpilih siap mengajari mereka semua.
"Gala, kita belajar batiknya sama-sama yuk?" ajak Arumi antusias, tetapi seolah malas meladeni gadis itu, Gala menunjuk ke arah Giselle.
"Aku udah janji mau buat batik bareng Giselle," ujar Gala memberi alasan, padahal dia dan Giselle tidak memiliki janji apapun.
Sebelum Arumi kembali bersuara, Gala buru-buru melangkah ke arah gadis yang tengah berdiri dengan Lili, mencari posisi.
Lagi-lagi Arumi meremat tangannya kuat, Roby dan Usman yang melihat itu hanya saling pandang lalu menggeleng, mereka tidak mau ikut campur pada soal perasaan.
Dan di lapangan sekolah yang terbilang sangat luas itu, para siswa duduk dengan kain dan canting di tangan mereka masing-masing. Gala benar-benar mewarnai kain putih itu, dengan motif rumitnya bersama Giselle.
"Begini, Sel. Yang itu salah," ucap Gala memperlihatkan hasilnya pada Giselle.
Giselle tersenyum kecil. "Oh iya, punya kamu bagus. Punya aku jelek."
"Ayo dicoba lagi, aku ajarin." Gala memegangi tangan Giselle yang menggenggam canting, lalu kembali membuat motif yang sama, seperti contoh di depan sana.
Jantung Giselle kembali dibuat berdisko ria atas sikap Gala itu, ah dia ingin berjingkrak, dan mengumumkan pada seluruh siswa SMAN 1 Bogor, bahwa Gala ada calon suami masa depannya.
"Bagaimana? Bagus kan?" tanya Gala dengan senyum mengembang.
Giselle manggut-manggut, Gala memang selalu bisa semuanya. Mereka berdua kembali melukis batik bersama, hingga kain putih itu benar-benar penuh, tersisa di ujungnya saja.
Di sana, tiba-tiba Giselle memiliki ide, dia menuliskan nama Gala di ujung kain tersebut. "Ayo, Gala tulis nama Giselle." titahnya setelah selesai.
Tanpa banyak bertanya, Gala langsung mengikuti apa kata Giselle, dia menuliskan nama gadis itu di sana, hingga kedua nama itu berdampingan.
Keduanya saling memandang dan mengulum senyum.
"Ini artinya punya Gala sama Giselle," ucap Gadis itu sambil nyengir kuda, menunjukkan sederet giginya yang tersusun rapih.
Gala yang selalu gemas dengan Giselle, lagi-lagi mengusak puncak gadis itu.
Gemasnya future wifeku. Gumamnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eti Alifa
ihh jd pingin muda lg🤭
2024-04-18
1
Qiang yu
tolong ini terlalu lucu
2024-03-26
1
Nana Maryani
oh my ... dejavu thor masa manis SMA ... syuukkaakkk ceritanya luv thor
2024-03-01
0