"Gala, sepertinya kamu salah orang, aku Giselle bukan Arumi," ucap Giselle, saat ini ia dan Gala mulai berjalan pelan-pelan berlindung dibawah payung yang sama dari hujan yang turun.
Mereka menuju ke penginapan di depan sana. Penginapan mereka bukanlah hotel, Melainkan wisma. Bangunannya bukan menjulang tinggi ke atas, namun kumpulan rumah-rumah yang memiliki banyak kamar. Siswa studi tour memang biasa menginap di wisma ini.
Giselle pun melirik sekilas dan buru-buru kembali melihat ke arah jalan. Sudah terbiasa membentengi diri dari Gala membuatnya tidak ingin terlalu banyak berharap. Tahu nanti saat jatuh rasanya akan sakit sekali. Giselle pun memutuskan untuk terus melindungi hatinya.
Mungkin saja Gala mengira jika dia adalah Arumi, karena itulah Gala menariknya masuk ke dalam payung ini.
"Aku tahu," jawab Gala, ia menoleh ke arah Giselle hingga membuat jarak tatapan diantara keduanya begitu dekat.
Bukan hanya Giselle, namun Gala pun merasakan jantungnya berdebar dengan tak biasa. Debar ini hanya Gala rasa saat ia menatap kedua netra Giselle.
Anggaplah dia bodoh, tapi sesuatu yang dikira sangat dibencinya namun ternyata ia begitu menyukai hal itu. Gala kira selama dua tahun ini dia merasa risih dengan keberadaan Giselle disekitarnya, namun nyatanya hanya 1 minggu Giselle hilang dia merasa ada sesuatu yang kurang.
Ternyata Gala tidak ingin Giselle menjauh, ternyata dia ingin melewati masa SMA ini selalu dengan Giselle. Seperti yang selalu Giselle ucapkan, bahwa dia adalah my future husband Giselle, maka Gala pun ingin Giselle lah my future wife ya.
Meskipun kini mereka tidak menjalin hubungan apa-apa.
"Aku sangat tahu yang mana Giselle, bahkan ditengah-tengah ribuan orang aku pasti bisa tahu dengan cepat yang mana yang namanya Giselle," timpal Gala dengan senyumnya yang entah, sebuah jawaban ambigu yang buat Giselle bingung sendiri.
Otaknya belum secerdas itu untuk bisa paham dengan cepat, ia butuh waktu untuk riset.
Ucapan Gala terlalu banyak mengandung bualan. Giselle tahu Gala hanya menggoda rasa cintanya, meledek, tapi Giselle tidak mau terpengaruh lagi dengan cinta-cintaan. Cinta yang buat dia bucin, bodoh selama dua tahun ini. Membuatnya sampai lupa dengan tujuan yang sesungguhnya.
Tentang kehidupan selanjutnya yang harus Giselle jalani. Untuk bisa masuk ke perguruan tinggi impian dan bisa bekerja dengan layak.
Sampai di penginapan Giselle langsung ninggalin Gala gitu aja dan masuk ke kamarnya.
Gala tentu tersentak melihat perubahan Giselle itu. Sesaat dia pun mematung di pinggir teras penginapan.
"Gala, cepat keringkan badanmu, jangan sampai kamu sakit," ucap ibu Maryani dan berhasil membuyarkan lamunan Gala. Saat bersama Giselle tadi, Gala sengaja memberikan payungnya banyak pada Giselle hingga kini sebelah bahunya basah kuyup.
"Iya Bu," jawab Gala patuh, setelahnya ia menuju ke kamarnya sendiri.
Hari ini mereka hanya akan beristirahat di Wisma, besok baru mulai kunjungan di SMAN 1 Bogor, rencananya SMAN 1 Bogor akan mengadakan pentas seni budaya untuk menyambut kedatangan mereka.
Malam hari, seluruh murid pun berkumpul di kantin wisma, tempatnya yang luas hingga mampu menampung semua siswa ini. Para PJ di wajibkan mengabsen setiap anggotanya. Tiap kelas terdiri dari 25 siswa, dari kelas A sampai E berarti total keseluruhan kelas 3 adalah 125 murid dan semuanya ikut dalam studi tour ini. Ditambah 5 guru pendamping.
Saat semua anggota dinyatakan lengkap, makan malam pun di laksanakan.
Kini mereka duduk sesuai kelasnya masing-masing, tidak diacak seperti saat naik Bus.
Dalam acara makan malam bersama itu, Gala terus menatap Giselle diujung sana. Melihat Giselle yang terus tertawa dengan teman-temannya meski mulutnya penuh dengan makanan.
Giselle nampak tidak peduli dengan kebersamaan mereka di bawah payung tadi sore. Kini Giselle malah terlihat tidak memperdulikan akan hal itu.
"Gala, makan nasi mu," ucap Arumi yang sedari tadi berada di dekat Gala. Arumi ikut duduk bersama Gala, Anjas, Usman dan Robby. Memposisikan diri seolah dia adalah bagian dari keempat siswa populer di sekolah ini.
Gala tidak menanggapi ucapan Arumi, namun ia tetap memakan makan malamnya.
Selesai makan malam kembali ada pengumuman penting. Seluruh peserta dilarang keluar dari Wisma, apalagi sampai memiliki jadwal sendiri diluar jadwal yang di tentukan.
Malam ini seluruh peserta harus istirahat, mengingat besok semua kegiatan akan dimulai.
Semua murid menjawab patuh peringatan gurunya itu, dengan perlahan mereka pun mulai kembali ke kamar masing-masing.
Hubungan Gala dan Giselle kembali terasa dingin.
Giselle mencoba baik-baik saja, namun Gala jelas sekali tidak terima nya.
"Giselle, Lili, malam ini bapak akan awasi kalian, jadi jangan coba-coba kabur," ucap pak Basuki, wali kelas kelas 3 E.
"Ya Allah pak Bas, kita mau kabur kemana sih? mana berani perawan keluar malem-malem begini." Lili yang menjawab, sebagian temannya pun tergelak mendengar jawaban Lili itu. Pun Giselle yang terkekeh.
"Ya awas saja kalau berani kabur."
"Kalau ayang Anjas yang ajak kabur sih aku mau-mau aja," jawab Lili pula dan makin tergelak lah tawa semua orang.
Anjas yang namanya disebut-sebut pun mengukir senyum tipis, tetap diam dan terlihat cool.
Malah yang gusar Gala, ia jadi rindu saat Giselle dengan tak tahu malunya selalu mengatakan cinta kepadanya. Tapi kini Giselle hanya diam saja.
Bahkan melirik ke arahnya pun tidak.
Awas saja kamu ya, sudah membuatku seperti ini lalu mengacuhkan ku begitu saja, umpat Gala di dalam hati.
tatapannya berubah dingin, tanda ia sangat kesal.
Malam itu tidak ada pembicaraan apapun diantara Giselle dan Gala. Sehabis makan malam semua murid benar-benar kembali ke kamarnya masing-masing.
Sampai akhirnya Gala menemukan jalan ninja untuk bisa bertemu dengan Giselle. Dia mengumpulkan semua PJ dan mengevaluasi hari pertama ini. Siapa yang bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan siapa yang lalai.
Giselle mencebik, mengenai siapa yang lalai tentulah dia orangnya. Karena belum apa-apa Giselle sudah melupakan salah satu kewajiban mereka untuk membawa payung.
"Iya iya maaf, besok aku tidak akan teledor lagi," ucap Giselle pada semua teman-temannya, Gala yang mendengar suara itu pun mengulum senyumnya.
Suara yang selalu ingin dia dengar setiap hari, suara Giselle tertawa, suara Giselle mengeluh dan marah, juga suara Giselle yang terus manja-manja dengannya.
Hukuman kecil diberikan untuk Giselle yang lalai.
Membuat kata sambutan untuk dibacakan Gala besok. Para guru yang ada di sana pun terkekeh mendengar hukuman itu, jelas-jelas Gala bisa melakukannya tanpa ada catatan, namun ia tetap meminta Giselle untuk membuatnya.
Disaat semua PJ sudah kembali ke kamarnya masing-masing, Gala dan Giselle masih disini, duduk berdampingan di ruangan rapat dengan para guru yang tak jauh dari mereka.
"Aku tidak pernah membuat kata sambutan seperti ini, mana aku tau," keluh Giselle.
"Tanya gugel." Pak Basuki yang menjawab dan Giselle makin mencebikkan bibirnya hingga seperti anak itik.
Bahkan semua guru seolah mendukung hukuman yang dia terima ini.
Sementara Gala hanya terus tersenyum, seraya memperhatikan wajah Giselle lekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
, aaaaaaaaaa
baperrrr
mau dong ditatapim babang lekat2...
😍😍😍
2024-01-15
1
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
wadidaaw sak ae lu bocah kulkas 😍😍😍
2023-12-21
0
Ida Ulfiana
dasar gala jd ngingetin masa2 dulu aja
2023-11-30
0